pembangunannya sudah terserap. Akhirnya masalah tersebut dilimpahkan ke Bawasda Badan Pengawas Daerah. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
konflik BPD dengan Kepala Desa, khususnya dalam hal pelaksanaan APB- Desa.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti berminat dan sangat tertarik untuk melakukan penelitian di Desa Cangkring Kabupaten Grobogan
dengan mengambil judul
“Konflik Badan Permusyawaratan Desa dengan Kepala Desa Studi Kasus Desa Cangkring Kecamatan Tegowanu
Kabupaten Grobogan tahun 2001- 2006”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya konflik Badan
Permusyawaratan Desa dengan Kepala Desa di Desa Cangkring Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan tahun 2001-2006?
2. Bagaimana konflik Badan Permusyawaratan Desa dengan Kepala Desa
di Desa Cangkring Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan tahun 2001-2006 itu terjadi?
3. Bagaimana upaya-upaya Pemerintah Desa yang selama ini telah
dilakukan untuk menyelesaikan konflik Badan Permusyawaratan Desa dengan Kepala Desa di Desa Cangkring Kecamatan Tegowanu
Kabupaten Grobogan tahun 2001-2006?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini bertujuan sebagai berikut. 1.
Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya konflik Badan Permusyawaratan Desa dengan Kepala Desa di Desa Cangkring
Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan tahun 2001-2006. 2.
Untuk mengetahui konflik Badan Permusyawaratan Desa dengan Kepala Desa di Desa Cangkring Kecamatan Tegowanu Kabupaten
Grobogan tahun 2001-2006 itu terjadi. 3.
Untuk mengetahui upaya-upaya Pemerintah Desa yang selama ini telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik Badan Permusyawaratan Desa
dengan Kepala Desa di Desa Cangkring Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan tahun 2001-2006.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat selama kuliah di Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.
b. Bagi pembaca
Untuk menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan tupoksi Badan Permusyawaratan Desa dengan Kepala Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Sebagai media untuk mentransformasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dengan di lapangan guna menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan pengalaman. b.
Bagi masyarakat Sebagai masukan Pemerintah Kabupaten dalam merumuskan
dan menentukan kebijakan lebih lanjut mengenai tugas dan fungsi Badan Permusyawaratan Desa dan Kepala Desa agar dapat berfungsi
efektif dalam rangka demokratisasi desa. c.
Bagi pembaca Sebagai informasi bagi penelitian sejenis dan menjadi
rangsangan bagi penulis dan peneliti lainnya secara luas dan mendalam.
E. Batasan Istilah