penduduk yang bertempat tinggal dalam suatu lingkungan dimana mereka saling mengenal. Dari sudut pandang ini, desa memiliki makna negatif dan
positif. Makna negatif seperti kebodohan dan keterbelakangan. Sedangkan makna positif antara lain seperti kebersamaan dan kejujuran.
Corak kehidupan di desa didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat. Masyarakat merupakan suatu gegeinschaft yang memiliki unsur
gotong royong yang kuat. Hal ini dapat dimengerti karena penduduk desa merupakan face to face group dimana mereka saling mengenal betul
seolah-olah mengenal dirinya sendiri Wasistiono dan M. Irwan Tahir, 2007:11-12.
2. Pemerintah Desa
Susunan Pemerintah Desa diatur dalam Pasal 202 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah junto Pasal 26
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Dalam ketentuan tersebut disebutkan bahwa Pemerintah Desa terdiri
dari Kepala Desa dan Perangkat Desa. Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan perangkat Desa lainnya. Perangkat Desa lainnya
terdiri atas: sekretariat desa, pelaksana teknis lapangan, unsur kewilayahan.
3. Pemerintahan Desa
Menurut Pasal 1 ayat 2 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa,
Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan Oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa.
Menurut Pasal 1 ayat 6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Pemerintahan Desa adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa merupakan subsistem dari
sistem penyelenggaraan
pemerintahan, sehingga
desa memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa
tidak terpisahkan
dari penyelenggaraan otonomi daerah. Pemerintahan Desa merupakan unit
terdepan dalam pelayanan kepada masyarakat serta tonggak strategis untuk keberhasilan
semua program.
Upaya untuk
memperkuat desa
pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan merupakan langkah mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan
otonomi daerah.
4. Sumber Pendapatan Desa
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa menjelaskan bahwa sumber pendapatan desa terdiri atas:
a. Pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa,
hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah.
b. Bagi hasil pajak daerah KabupatenKota paling sedikit 10 sepuluh
persen untuk desa dan dari retribusi kabupatenkota sebagian diperuntukkan bagi desa. Dari bagi hasil pajak daerah KabupatenKota
paling sedikit 10 diberikan langsung kepada desa. Dari retribusi KabupatenKota sebagian diperuntukkan bagi desa yang dialokasikan
secara proporsional. c.
Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh KabupatenKota. Dana dari KabupatenKota diberikan
langsung kepada desa untuk dikelola oleh Pemerintah Desa, dengan ketentuan 30 digunakan untuk biaya operasional pemerintah desa dan
BPD dan 70 digunakan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat. d.
Bantuan keuangan dari pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah KabupatenKota dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan. Bantuan dari Pemerintah diutamakan untuk tunjangan penghasilan Kepala Desa dan Perangkat Desa. Bantuan dari Provinsi
dan KabupatenKota digunakan untuk percepatan atau akselerasi pembangunan desa.
e. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. Yang
dimaksud dengan “sumbangan dari pihak ketiga” dapat berbentuk hadiah, donasi, wakaf dan atau lain-lain. Sumbangan serta pemberian
sumbangan dimaksud tidak mengurangi kewajiban pihak penyumbang. “Wakaf” dalam ketentuan ini adalah perbuatan hukum wakaf untuk
memisahkan dan menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan kesejahteraan umum menurut syariah.
C. Badan Permusyawaratan Desa BPD