5 Masalah menejemen waktu Masalah dalam menejemen waktu dan kesalahan dalam memperkirakan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas menjadikan individu melakukan prokrastinasi.
6 Faktor lingkungan Faktor lingkungan seperti misalnya tempat belajar memiliki memiliki
pengaruh yang kuat terhadap motivasi untuk memuli tugas. 7 Menikmati bekerja dibawah tekanan
Menyukai bekerja dibawah tekanan mendekati waktu akhir penyelesaian tugas yang telah ditentukan.
8 Selalu menuruti keinginan hati mengerjakan hal lain yang lebih menyenangkan
Individu yang selalu mengikuti keinginan hatinya ini sering kali dengan mudahnya berpindah-pindah dari satu tugas ke tugas yang lain dalam rangka
mengejar kesenangan sesaat yang diberikan, dan masalah adalah urusan belakangan.
2.2.5.2 Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat diluar diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor tersebut adalah:
a Gaya pengasuhan orang tua Pendidikan dan karakter pada anak terbentuk dari hubungan serta
intensitas komunikasi dalam keluarga. Gaya pengasuhan orang tua yang
kurang tepat dapat mempengaruhi kondisi psikologis anak yang berujung pada perilaku yang kurang tepat. Salah satu gaya pengasuhan yang sering
berpengaruh adalah otoriter. Hasil penelitian Ferrari 1995:14 menemukan bahwa tingkat pengasuhan otoriter ayah menyebabkan munculnya
kecenderungan perilaku prokrastinasi. Pengasuhan yang otoriter membentuk pribadi yang cenderung tertutup sehingga menjadi kurang mandiri serta
kreatif dalam menyelesaikan tugas, hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh orang tua. Dengan kondisi yang demikian, inisiatif untuk berkembang
aktif menjadi terhambat. Secara umum kita mengenal 3 macam gaya pengasuhan orang tua yaitu
gaya pengasuhan otoriter, gaya pengasuhan permisif, dan gaya pengasuhan demokratis. Orang tua yang mempunyai gaya otoriter cenderung memberi
dukungan rendah, tetapi mempunyai ekspektasi yang tinggi terhadap anak. Orang tua otoriter cenderung memfokuskan pada kesalahan anak, anak dari
keluarga otoriter biasanya tidak belajar untuk berpikir mandiri. Sedangkan orang tua yang mempunyai gaya pengasuhan permisif cenderung memberi
dukungan tinggi, tetapi mempunyai ekspektasi yang rendah terhadap anak.Anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan permisif cenderung
kurang bertanggung jawab, agresif, menuruti impuls seksual, egois dan suka menuntut. Dan yang terakhir, orang tua yang mempunyai gaya demokratis
memberi dukungan tinggi dan mempunyai ekspektasi yang tinggi terhadap anak.Orang tua demokratis juga tegas, disiplin, dan konsisten dalam mentaati
aturan yang mereka terapkan.
b Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan yang mempengaruhi prokrastinasi pada diri
individu mencakup lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan tempat belajar. Prokrastinasi akademik lebih banyak dilakukan pada lingkungan yang
rendah pengawasan dari pada lingkungan yang penuh pengawasan. Pergaulan siswa pun turut mempengaruhinya. Lingkungan rendah pengawasan yang
dimaksud adalah tidak adanya kontrol dari pihak lain dalam melakukan aktivitas, sehingga individu akan terbiasa dengan keadaan yang bebas dalam
artian hanya melakukan hal – hal yang disukai saja, tanpa memperhatikan
adanya tanggung jawab terhadap tugas. Berbeda dengan lingkungan yang rendah pengawasan, lingkungan
yang penuh pengawasan bukan berarti lingkungan yang otoriter, membetuk individu untuk bertindak sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan dan
lingkungan sebagai kontrol menjadi pembatas agar individu tidak melakukan hal-hal yang tidak perlu, sehingga dapat menekan terjadinya prokrastinasi.
Selain faktor pola asuh orang tua dan lingkungan, lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah juga sangat berperan terhadap timbulnya perilaku
prokrastinasi akademik. Stelle 2007 juga mengemukakan bahwa faktor lingkungan seperti
misalnya tempat belajar memiliki memiliki pengaruh yang kuat terhadap motivasi untuk memulai tugas.Sependapat dengan Stelle, Bernard dalam
Catrunada dan Puspitawati: 2008: 6-9 juga mengemukakan bahwa tidak teraturnya lingkungan Enviromental Disorganization memiliki andil dalam
munculnya perilaku prokrastinasi pada diri individu. Bernard menjelaskan, tidak teraturnya lingkungan bisa berbentuk interupsi gangguan dari orang
lain, kurangnya privasi, kertas yang bertebaran dimana-mana, dan alat-alat yang dibutuhkan dalam tugas yang akan diselesaikan tidak tersedia.
Kenyataanya, ketidakteraturan lingkunganini disebabka oleh individu yang bersangkutan itu sendiri. Padahal banyaknya gangguan pada area kerja
menyulitkan seseorang untuk berkosentrasi sehingga pekerjaan tersebut tidak bisa selesai tepat pada waktunya.
Dalam penyusunanya, skripsi melibatkan banyak pihak dari lingkungan sekolah mahasiswa. Adapun pihak-pihak yang terkait dengan penyusunan
skripsi mahasiswa antara lain: 1 Dosen pembimbing
Pembimbingan skripsi dilakukan oleh dosen pembimbing yang telah ditetapkan oleh jurusan melalui SK yang diterbitkan oleh fakultas. Untuk
dapat melakukan ujian mahasiswa sedikitnya telah melakukan bimbingan sebanyak 8 kali dengan masing-masing dosen pembimbing untuk 2 orang
dosen pembimbing, atau 12 kali untuk mahasiswa dengan 1 orang dosen pembimbing.
2 Fasilitas kampus Hal-hal yang berkaitan dengan fasilitas kampus antara lain, fasilitas kelas,
perpustakaan dan ketersediaan buku-buku di perpustakaan, jaringan internet, dan layanan pengaksesan jurnal internasional.
3 Birokrasi kampus Birokrasi pada dasarnya merupaka suatu sistem yang menerapkan fungsi-
fungsi menejemen untuk mencapai output yang maksimal. Birokrasi kampus adalah suatu sistem pemerintahan yang terdapat pada instansi
kampus itu sendiri. 4 Pelayanan administrasi kampus
Pelayanan administrasi kampus adalah pelayanan yang berkaitan dengan administrasi atau berkas-berkas yang menunjang proses studi mahasiswa
di kampus yang bersangkutan. yang termasuk kedalam layanan administrasi kampus antara lain, penerbitan Kartu Rencana Studi, Kartu
Hasil Studi, surat-surat perizinan dan Surat Kerja. Merujuk pada penjelasan-penjelasan yang dikemukakan oleh Ghufron,
Friend, Spadin, Bernard dan Stelee tersebut di atasa, maka peneliti menyimpulkan bahwa faktor penyebab munculnya perilku prokrastinasi pada diri
individu dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Merujuk pada penjelasan para ahli terdapat 18 faktor internal yang
mempengaruhi perilaku prokrastinasi, yaitu: 1 Rendahnya motivasi; 2 Pemimpi; 3Penentang; 4 Pembuat onar; 5 Penyibuk; 6 Kecemasan; 7
Pendekatan yang lemah terhadap tugas; 8 Tidak asertif; 9 Permusuhan terhadap orang lain; 10 Stres; 11 Ketidaksukaan terhadap tugas; 12 Takut
gagal; 13 Manajemen waktu; 14 Menyukai bekerja dibawah tekanan; 15 Melakukan hal lain yang lebih menyenangkan; 16 Pencelaan terhadap diri
sendiri; 17 Toleransi yang rendah terhadap ketidaknyamanan 18
Perfectionism. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi faktor penyebab prokrastinasi adalah: 1 Gaya pengasuhan orang tua; 2 Dosen pembimbing; 3
Rumitnya birokrasi; 4 Lamanya layanan administrasi; 5 Lingkungan belajar.
36
BAB 3 METODE PENELITIAN
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci
yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional,empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengetahui dan mengamati cara-cara yang digunakan.
Sistematis artinya, proses yang digunakan dalm penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis Sugiyono, 2013:3
Penelitian ilmiah
merupakan suatu
usaha untuk
menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. Penelitian
merupakan serangkaian kegiatan ilmiah yang memiliki karakteristik kerja ilmiah yaitu kegiatan yang mempunyai tujuan, kegiatan yang dilakukan secara
sistematik, terkendali, objektif dan tahan uji Azwar, 2003:2 Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ilmiah adalah suatu penelitian
yang berdasarkan pada metode yang harus dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya dan berdasar dari teori-teori relevan yang ada. Oleh karena itu
diperlukan pemilihan serta penentuan metode penelitianyang tepat untuk mencapai tujuan penelitian. Berhubungan dengan hal diatas maka dalam bab ini