akan dibahas mengenai jenis penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data dan yang
terakhir teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik
dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu Azwar, 2007:7. Sedangkan menurut Sukmadinata 2010:90 penelitian
deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa
manusi. Jadi simpulan dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang memiliki tujuan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada secara sistematik
dan akurat. Maka secara sederhana deskriptif adalah penelitian yang memiliki tujuan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada secara sistematik
dan akurat. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan survey.
Penelitan survey adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok Singarimbun,
2008:3. Penelitian survey ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi.
Hasil penelitian ini disajikan secara deskriptif untuk memberikan gambaran tentang hasil penelitian yang diperoleh. Jenis penelitian deskriptif
dalam penelitian ini sejalan dengan tujuan penelitian, yang ingin mendapatkan informasi mengenai faktor penyebab Prokrastinasi Akademik Penyusunan Skripsi
Pada Mahasiswa FakultasIlmuPendidikan UNNESAngkatanTahun 2009.
3.2 Variabel Penelitian
Arikunto berpendapat bahwa variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Arikunto, 2006:118. Sedangkan
menurut Sugiyono 2013:60 variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya. Dan menurut Hatch dan Farhady 1981, dalam Sugiyono, 2013:60 variabel adalah
atribut seseorang atau proyek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Berdasarkan pendapat para ahli
dapat dimengerti bahwa variabel adalah fokus dari suatu penelitian dan merupakan faktor yang berperan dalam peristiwa yang akan diteliti.
3.2.1 Identifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal. Menurut Hadari Nawawi dan Martini Hadari 1992
:45, variabel tunggal adalah “...variabel yang hanya mengungkapkan variabel untuk dideskripsikan unsur atau faktor-faktor
didalam setiap gejala yang termasuk variabel tersebut, penelitian seperti ini disebut variabel tunggal.
..”Jadi variabel dalam penelitian ini adalah “faktor
penyebab Prokrastinasi Akademik Penyusunan Skripsi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES Angkatan Tahun 2009
”. 3.2.2
Devinisi Operasional Variabel
Prokrastinasi akademik adalah suatu perilaku penundaan pada tugas-tugas akademik yang dapat menimbulkan banyak dampak negatif bagi pelakunya yang
dilakukan secara sadar dan lebih memilih mengerjakan hal-hal lain yang dirasa lebih menyenangkan dan prokrastinator melakukan prokrastinasi bukan sebagai
bentuk penghindaran atau tidak mau tahu dengan tugas yang dihadapi tetapi sebagai bentuk self defense mechanism untuk menghindari perasaan tidak
menyenangkan yang disebabkan oleh tugas yang harus diselesaikanya Sedangkan mahasiswa FakultasIlmuPendidikan UNNESAngkatanTahun 2009 adalah
mahasiswa yang masa studinya sudah lebih dari 8 semester dan belum menyelesaikan tugas Skripsinya. Jadi faktor penyebab Prokrastinasi Akademik
Penyusunan Skripsi
Pada Mahasiswa
FakultasIlmuPendidikan UNNESAngkatanTahun 2009 adalah faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa
FakultasIlmuPendidikan UNNESAngkatanTahun 2009 yang masa studinya sudah lebih dari 8 semester dan melakukan prokrastinasi akademik penyusunan Skripsi
sehingga waktu lulus dari universitas menjadi lebih lama. Prokrastinasi disebabkan oleh faktor internal dan eksternal, terdapat 18
faktor internal yang menyebabkan prokrastinasi yaitu: 1 Rendahnya motivasi; 2 Pemimpi dreamer; 3Penentang defender; 4 Pembuat onar crisis
makaer; 5 Penyibuk; 6 Kecemasan; 7 Pendekatan yang lemah terhadap tugas poor task aproach; 8 Tidak asertif; 9 Permusuhan terhadap orang
lainhostility with other; 10 Stres; 11 Ketidaksukaan terhadap tugas; 12 Takut gagal; 13 Manajemen waktu; 14 Menyukai bekerja dibawah tekanan
enjoy working under preasure; 15 Melakukan hal lain yang lebih menyenangkan; 16 Pencelaan terhadap diri sendiri self-depreciation; 17
Toleransi yang rendah terhadap ketidaknyamanan low discomfort tolerance; 18 Perfectionism; 19 Keadaan kesehatan; 20 Cacat tubuh yang diderita.
Sedangkan faktor eksternal yang menjadi faktor penyebab prokrastinasi terdiri atas: 1 Gaya pengasuhan orang tua; 2 Dosen pembimbing; 3 Rumitnya
birokrasi; 4 Lamanya layanan administrasi; 5 Lingkungan belajar.
3.3 Populasi dan sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kasimpulanya Sugiyono, 2013: 279. Menurut Arikunto populasi adalah keseluruhan subjek penelitian
Arikunto, 2006: 130. Sedangkan menurut Azwar populasi adalah kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian Azwar, 2003: 77.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah kelompok subjek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu menurut peneliti
untuk ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa
FakultasIlmuPendidikan UNNESAngkatanTahun
2009. Populasi
adalah
mahasiswa yang tidak menyelesaikan skripsinya tepat waktu dengan masa tempuh studi 8 semester. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 178
orang.Keseluruhan populasi tersebut tersebar di 6 Jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES. Adapun sebaranya adalah 23 orang Jurusan Teknologi
Pendidikan, 12 orang Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, 36 orang Jurusan Bimbingan dan Konseling, 37 orang Jurusan PGSD, 37 orang Jurusan Psikologi
dan 33 orang Jurusan PG PAUD.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi Sugiyono, 2013:297. Sedangkan Arikunto 2006:131 menyebutkan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Maka dapat disimpulkan, bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi objek penelitian.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling. Teknik cluster sampling diambil karena sebaran populasi yang luas
terdiri dari 6 jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES dimana masing-masing jurusan memiliki karakter yang berbeda dengan jurusan lainya.
Adapun pengambilan sampel dari masing-masing cluster dilakukan dengan cara sampling insidental, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipadang cocok sebagai sumber data. Jumlah sampel yang diambil dari populasi dihitung dengan
menggunakan rumus Slovin Husein, 2004:176:
Keterangan: N= Ukuran populasi
d = derajat kesalahan n= Ukuran sampel
Tabel 3.1
Jumlah Sampel Masing-Masing Jurusan Jurusan
Jumlah Populasi Jumlah Sampel
Teknologi Pendidikan 23 orang
4 orang Pendidikan Luar Sekolah
12 orang 2 orang
Bimbingan Konseling 36 orang
6 orang PGSD
41 orang 8 orang
Psikologi 37 orang
7 orang PGPAUD
33 orang 6 orang
Jumlah sampel 33 Orang
Roscoe 1982: 253 dalam Sugiyono, 2011: 90-91 memberikan saran tentang ukuran sampel untuk penelitian bahwa ukuran sampel yang layak dalam
penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah adalah sebanyak 33 orang dengan derajat kesalahan sebesar 5.
Pengambilan sampel ini sesuai dengan pendapat arikunto 2006: 134 yang menjelaskan bahwa dalam pengambilan sampel secara acak maka apabila subjek
kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-
15 atau 20-25 atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: 1 Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga , dan dana.
2 Sempit luasnya wilayan pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.
3 Besar kecilnya risiko yang ditanggung peneliti. Untuk penelitian yang risikonya besar, hasilnya akan lebih baik.
3.4 Instrumen Penelitian, Validitas dan Reliabilitas
3.4.1 Penyusunan instrumen
Untuk menyusun instrumen penelitian yang baik ada beberapa tahap yang harus dilalui. Menurut Arikunto 2006:166 prosedur yang ditempuh adalah
perencanaan, penulisan butir soal, penyuntingan, uji coba, analisis hasil, revisi dan instrumen jadi.
Bagan 3.1 Bagan Langkah-langkah Penyusunan Instrumen
Instrumen penelitian disusun mengacu pada teori yang digunakan. Kemudian dikembangkan menjadi kisi-kisi instrumen yang selanjutnya akan
disusun menjadi instrumen penelitian. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba pada instrumen yang bertujuan untuk mengetahui kevalidan instrumen
tersebut. Setelah dilakukan uji coba, kemudian dilakukan perbaikan pada Instrumen
Kisi-kisi instrumen
Teori
Instrumen Jadi Revisi
Uji Coba
instrumen sebelumnya. Hasil instrumen yang sudah direvisi instrumen jadi akan digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian.
Responden dapat memilih lima alternative jawaban yang terdiri dari jawaban sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai.
Setiap jenis respon mendapat nilai sesuai dengan arah pernyataan yang bersangkutan, yaitu:
Tabel 3.2
Penskoran Kategori Jawaban
Kategori Favorable
Unfavorable
sangat sesuai 5
1 Sesuai
4 2
Kurang sesuai 3
3 Tidak sesuai
2 4
Sangat tidak sesuai 1
5
3.4.2 Uji Coba Instrumen
Alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data tentang faktor penyebab prokrastinasi akademik penyusunan Skripsi pada mahasiswa FIP UNNES
angkatan tahun 2009 adalah dengan menggunakan angket. Sebelum angket digunakan maka terlebih dahulu dilakukan uji coba angket untuk mengukur
validitas dan reliabilitas sebuah instrument. Uji coba instrument diberikan kepada responden yang yang tidak menjadi populasi penelitian.
3.4.3 Validitas instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen Arikunto, 2006: 168. Instrumen dikatakan valid
jika mampu
mengukur apa
yang hendak
diukur. Rumus
yang digunakanadalahProduct Moment :
∑ ∑ ∑ √ ∑
∑ ∑
∑
Keterangan: x= X-
̅ y=
̅ X= skor rata-rata dari X
Y= skor rata-rata dari Y
3.4.4 Reliabilitas instrumen
Reliabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik
Arikunto, 2006:178. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar
sesuai dengan kenyataanya, maka berapakalipun pengambilan data dilakukan, hasilnya akan tetap sama. Dalam penelitian ini, pengukuran reliabilitasnya
dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 Arikunto, 2006:196.
∑
Keterangan: r
11
= reliabilitasinstrumen k = banyaknya butir
∑ = jumlah varians butir
= varians total
3.5Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam kegiatan penelitian mempunyai tujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti. Data yang diperoleh
selanjutnya dijadikan dasar untuk membuat sebuah simpulan dari penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilaksanakan oleh peneliti
sendiri dengan menggunakan angket atau kuesioner sebagai alat pengumpul data.
Menurut Sugiyono 2013: 199 kuisioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi separangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Sedangkan menurut Arikunto 2006: 151 kuisioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Maka dapat disimpulakan bahwa
kuisioner atau angket adalah seperangkat pertanyaan ataupun pernyataan yang diberikan kepada responden untuk dijawab untuk mendapatkan data penelitian.
Ada beberapa kelebihan penggunaan kuisioner dalam penelitian, antara lain Arikunto, 2006: 152:
1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti. 2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden.
4. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab.
5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian untuk memperoleh suatu kesimpulan. Untuk menganalisis
data dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data deskriptif dengan prosentase.
Sudjana 1996:7, analisis deskriptif merupakan bagian dari statistik yang berusaha melukiskan dan menganalisis kelompok yang diberikan tanpa membuat
atau menarik kesimpulan tentang populasi atau kelompok yang lebih besar. Adapun tujuan menggunakan deskriptif adalah mendeskripsikan gambaran atau
lukisan secara sistematis, factual, dan akurat, mengenaio fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan fenomena yang diselidiki.
Untuk dapat mendeskripsikan hasil penelitian yang telah dilakukan diperlukan proses pengubahan dari data angka ke dalam kriteria-kriteria tertentu
agar lebih mudah dalam memahami data. Adapun kriteria yang ada dalam hasil penelitian ini dikelompokan menjadi lima kriteria yaitu sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah, dan sangat rendah.
Tabel 3.3 Kriteria Presentase
No KategoriJawaban
Persentase
1 Sangattinggi
85-100 2
Tinggi 69-84
3 Sedang
53-68 4
Rendah 36-52
5 Sangatrendah
20-35
Prosedur yang dilakukan dalam proses pengolahan data, seperti yang dijelaskan dalam Sudjana 2009: 77, yaitu:
1. Membersihkan data, artinya memeriksa kembali jawaban responden. 2. Membuat koding, memberikan tanda atau kode agar mudah memeriksa
jawaban. 3. Melakukan skoring atau pemberian angka dengan ketentutan untuk setiap
item terdapat option yang masing-masing mempunyai nilai berbeda. 4. Menggolongkan kategori jawaban dalam tabel-tabel.
5. Menjumlahkan setiap skor yang diperoleh oleh responden dalam setiap variable dan dalam setiap indikator yang ada dalam instrument.
6. Menentukan skor tertinggi maksimal yang diperoleh oleh responden. 7. Menentukan skor terendah minimal yang diperoleh oleh responden.
8. Menentukan range dari tiap kriteria dengan cara: Skor tertinggi-skor terendah=jumlah kelas kriteria
9. Setelah diketahui skor pada masing-masing kelaskategori, maka langkah selanjutnya adalah jumlah total skor yang dieproleh masing-masing
responden dibagi dengan jumlah skor seluruhnya.
10. Langkah terakhir adalah dengan memasukkan skor hitung yang diperoleh ke dalam kelaskategori yang sudah tersedia.
Rumus yang
digunakan untuk
memperoleh persentase
adalah Sutoyo, 2012:146 :
Keterangan: = persentasenilai yang diperoleh
mm = jumlahskor yang diberi M = jumlahskormaksimum
78
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian mengenai faktor penyebab prokrastinasi akademik penyusunan skripsi pada mahasiswa
Fakultas Ilmu Pendidikan Unnes angkatan tahun 2009 yang telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwafaktor internal yang penyebab
prokrastinasi akademik penyusunan skripsi yang termasuk dalam kategori tinggi, yaitu: 1 motivasi, 2 tidak asertif, 3 melakukan hal lain yang lebih
menyenangkan, 4 ketidaksukaan terhadap tugas, 5 pemimpi, 6 penentang, 7 penyibuk, 8 stres, 9 kecemasan, 10 menejemen waktu, 11 pembuat onar
crisis maker,11 takut gagal, 12 menyukai bekerja dibawah tekanan, 13 pencelaan terhadap diri sendiri dan 14 permusuhan terhadap orang lain. Adapun
faktor yang termasuk dalam ketegori sedang terdapat adalah, 1 toleransi yang rendah terhadap ketidaknyamanan, 2 pendekatan yang lemah terhadap tugas,
dan 3 perfectionisme. Sedangkan untuk faktor eksternal penyebab prokrastinasi akademik yang
termasuk dalam kategori tinggi adalah, 1masalah dosen pembimbing, 2 pola asuh, dan 3 rumitnya birokrasi. Sedangkan untuk masalah lingkungan belajar
dan lamanya layanan administrasi termasuk kedalam kategori sedang.