mengarang, belajar untuk menghadapi ujian, tugas membaca,tugas administrasi, menghadiri pertemuan dan kinerja akademik secarakeseluruhan.
2.2.4 Teori perkembangan prokrastinasi akademik
Ada beberapa teori yang digunakan oleh para ahli dalam menjelaskan perilaku prokrastinasi. Masing-masing teori yang dijelaskan oleh para ahli ini
menjelaskan bagaimana perilaku prokrastinasi dapat muncul pada diri individu.
2.2.4.1 Psikodinamik
Penganut psikodinamik beranggapan bahwa pengalaman masa kanak- kanak akan mempengaruhi perkembangan proses kognitif seseorang ketika
dewasa, terutama trauma. Orang yang mengalami trauma akan suatu tugas tertentu cenderung akan melakukan prokrastinasi jika dihadapkan pada tugas
yang sama. Menurut Freud ferrari, 1995; gufron, 2011: 160 berkaitan dengan
penghindaran dalam tugas mengatakan bahwa seseorang yang dihadapkan pada tugas yang mengancam ego pada alam bawah sadar akan menimbulkan
ketakutan dan kecemasan. Prokrastinasi yang dilakukan merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri dari individu yang bersangkutan. Individu yang
bersangkutan akan secara tidak sadar melakukan prokrastinasi untuk menghindari penilaian yang dirasa mengancam keberadaan ego atau harga
dirinya.
2.2.4.2 Behavioristik
Penganut psikologi
behavioristik beranggapan
bahwa perilaku
prokrastinasi akademik muncul akibat proses pembelajaran. Seseorang melakukan prokrastinasi akademik karena ia pernah mendapatkan punishment
atas perilaku tersebut. Seseorang yang pernah merasakan sukses dalam melakukan tugas sekolah dengan melakukan penundaan, cenderung akan
mengulangi lagi perbuatanya. Sukses yang pernah dia rasakan akan dijadikan reward untuk mengulangi lagi perilaku yang sama dimasa yang akan datang.
Menurut McCown dan Johnson ibid; gufron, 2010: 161 adanya reward yang lebih menyenangkan dari objek yang di prokrastinasi dapat memunculkan
perilaku prokrastinasi akademik. Selain itu rendahnya resiko yang didapat dari tugas yang di prokrastinasi juga menyebabkan individu cenderung untuk
melakukan prokrastinasi. Prokrastinasi akademik juga dapat muncul pada kondisi lingkungan
tertentu. Kondisi yang menimbuilkan stimulus tertentu bisa menjadi reinforcement bagi munculnya perilaku prokrastinasi. Kondisi yang lenient atau
rendah dalam pengawasan akan mendorong seseorang untuk melakukan prokrastinasi akademik karena tidak adanya pengawasan akan mendorong
seseorang untuk berperilaku tidak tepat waktu.
2.2.4.3 Kognitif dan behavior-kognitif