keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit-demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam
kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Penelitian terdahulu dengan menggunakan pembelajaran kontekstual
menunjukkan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa, diantaranya hasil penelitian Gita 2007
, menunjukkan bahwa: “Implementasi pendekatan kontekstual melalui pembelajaran kooperatif berbantuan LKS dapat meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas V SD 3 Sambangan. Hal ini dapat dilihat dari terjadinya peningkatan skor rata-rata kelas dari 6,29 pada siklus I menjadi
7,45 pada siklus II. Meskipun ketuntasan belajar belum memenuhi tuntutan kurikulum yaitu minimal 85 tetapi ketuntasan belajar siswa juga meningkat dari
52,94 pada siklus I menjadi 79,41 pada siklus II. Rerata tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan adalah 43,29 yang tergolong sangat
positif.”
2.1.4 Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Sardiman dalam Winarno 2012, menyatakan
bahwa hasil belajar merupakan hasil pencapaian dari tujuan belajar. Hasil belajar menurut Sudjana 2000: “Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia memperoleh pengalaman belajar .”
Sistem penilaian pembelajaran kontekstual adalah authentic assesment. Ciri-ciri authentic assesment adalah penilaian harus mengukur semua aspek
pembelajaran yang meliputi proses, kinerja, dan produk; dilakukan selama dan sesudah pembelajaran dilaksanakan; menggunakan berbagai cara dan sumber; tes
hanya salah satu alat pengumpulan datanilai; tugas yang diberikan kepada siswa
harus mencerminkan bagian dari kehidupan nyata siswa; mereka harus dapat menceritakan pengalaman yang mereka lakukan sehari-hari; penilaian harus
menekankan kedalaman materi dan keahlian siswa, bukan keluasannya Nurhadi Senduk 2003. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran yang diterapkan pada
penelitian ini ditentukan dengan menggunakan nilai posttest, nilai tugas inventarisasi bahan aditif dan adiktif psikotropika, dan nilai laporan kelompok.
Namun demikian, untuk mengetahui efektifitas pembelajaran yang diterapkan dibandingkan dengan pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru, dilakukan uji
t terhadap hasil belajar posttest diantara keduanya. 2.1.5 Materi Bahan Kimia dalam Kehidupan
Materi bahan kimia dalam kehidupan merupakan materi IPA biologi kelas VIII SMP pada semester gasal. Materi ini memiliki KI: 3. Memahami dan
menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, terkait fenomena dan
kejadian tampak mata. 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat dan ranah
abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dari sudut pandang
teori. Materi ini mempunyai 2 Kompetensi Dasar yaitu 3.7. Mendeskripsikan zat
aditif alami dan buatan dalam makanan dan minuman segar dan dalam kemasan, dan zat adiktif-psikotropika serta pengaruhnya terhadap kesehatan; d
an 4.7. Menyajikan data, informasi, dan mengusulkan ide pemecahan masalah untuk
menghindari terjadinya penyalahgunaan zat aditif dalam makanan dan minuman serta zat adiktif-psikotropika. Materi yang dibahas meliputi: zat aditif alami, zat
aditif sintetisbuatan, zat adiktif-psikotropika, serta pengaruh zat aditif, adiktif, dan psikotropika pada kesehatan.
2.2 Kerangka Berpikir