Model Pembelajaran Numbered Heads Togeteher NHT Pembelajaran Kontekstual CTL

1.3 Penegasan Istilah

Istilah yang perlu ditegaskan dalam penelitian ini adalah:

1.3.1 Model Pembelajaran Numbered Heads Togeteher NHT

Menurut Huda 2013, Numbered Heads Together pada dasarnya merupakan varian dari diskusi kelompok. Teknis pelaksanaannya hampir sama dengan diskusi kelompok. Pertama-tama, guru meminta siswa untuk duduk berkelompok-kelompok. Masing-masing anggota diberi nomor. Setelah selesai, guru memanggil nomor anggota untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru tidak memberitahukan nomor berapa yang akan berpresentasi selanjutnya. Pemanggilan secara acak ini akan memastikan semua siswa benar-benar terlibat dalam diskusi tersebut. Penerapan model Numbered Heads Together pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pada awal pertemuan guru menyampaikan materi pengantar sebagai bekal siswa pertemuan pertama, dilanjutkan dengan pembentukkan kelompok. Pertemuan berikutnya masing- masing kelompok melakukan pengujian bahan berbahaya pada makanan boraks, formalin, dan pewarna tekstil. Pada akhir pertemuan setiap kelompok melaporkan hasil pengujian bahan makanan diwakili satu orang siswa yang ditunjuk secara acak oleh guru tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Pertemuan ketiga, guru mendemonstrasikan kandungan zat berbahaya dalam asap rokok menggunakan alat peraga. Siswa melakukan pengujian terhadap zat berbahaya yang terkandung dalam asap rokok. Pada akhir pertemuan setiap kelompok melaporkan hasil pengujian zat berbahaya dalam asap rokok diwakili satu orang siswa yang ditunjuk secara acak oleh guru tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Setiap siswa dalam kelompok dituntut untuk memahami apa yang akan disampaikan kelompoknya. Setelah penyampaian laporan, beberapa pertanyaan disampaikan oleh guru kepada anggota kelompok yang lain. Siswa diminta untuk mencatat hasil pengujian dan meuliskannya dalam bentuk laporan kelompok.

1.3.2 Pembelajaran Kontekstual CTL

Pembelajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam-sekolah dan luar-sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan. Pembelajaran kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, siswa, dan tenaga kerja. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya Nurhadi Senduk, 2003. Menurut Gita 2007 “Pada pembelajaran CTL guru tidak mengharuskan siswa menghapal fakta-fakta tetapi guru hendaknya mendorong siswa untuk mengkontruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri. Melalui CTL siswa diharapkan belajar melalui „mengalami‟ bukan „menghapal‟.” Pada penelitian ini, pembelajaran kontekstual diterapkan dalam pembelajaran sebagai berikut: Pertemuan pertama siswa membentuk kelompok kemudian guru menyodorkan masalah mengenai bahan berbahaya pada makanan boraks, formalin, dan pewarna tekstil dan bahan berbahaya pada rokok melalui LDS yang kemudian dibahas bersama siswa pada akhir pertemuan untuk menentukan langkah pemecahan masalah. Pada awal pertemuan kedua, guru memperagakan cara menguji keberadaan bahan berbahaya yaitu boraks, formalin, dan pewarna sistetis pada makanan, dilanjutkan dengan pengujian bahan makanan yang dibawa oleh siswa. Pada akhir pertemuan setiap kelompok menyampaikan hasil pengujian kelompoknya, diiringi diskusi dan tanya jawab dengan kelompok lain yang dipandu guru, dilanjutkan pembahasan LDS untuk pertemuan berikutnya. Pertemuan ketiga guru terlebih dahulu memperagakan cara mendeteksi bahan berbahaya yang terdapat dalam asap rokok diikuti oleh siswa. Pada pertemuan terakhir guru meminta siswa untuk menyampaikan apa saja yang dipelajarinya pada pertemuan sebelumnya dan mencatat hal-hal penting. Penilaian terhadap hasil belajar didasarkan pada nilai posttest, nilai tugas inventarisasi bahan aditif dan adiktif psikotropika, dan nilai laporan kelompok.

1.3.3 Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

The Effectiveness of Numbered Heads Together Technique (NHT) Toward Students’ Reading Ability on Descriptive Text A Quasi Experimental Study at the Second Grade of SMPN 2 Tangerang Selatan in Academic Year 2013/2014

1 9 128

Peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode numbered heads together di SMP Nusantara plus Ciputat

1 6 201

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8