15 dapat menyebabkan kematian. Kematian juga dapat disebabkan oleh adanya zat
beracun yang terdapat dalam lindi. Selain menyebabkan kematian ikan-ikan dan bakteri-bakteri, polutan yang terdapat dalam lindi juga dapat menyebabkan kerusakan
pada tanaman dan tumbuhan air. Kematian bakteri dapat menyebabkan proses penjernihan sendiri self purification menjadi terhambat. Akibat selanjutnya adalah
air limbah akan sulit untuk diuraikan Sugiharto, 1987.
2.3.3 Gangguan terhadap Keindahan dan Kenyamanan
Bau dapat disebabkan oleh hidrogen sulfida yang dihasilkan dari proses pembusukan bahan organik secara anaerobik, sedangkan gangguan warna dan rasa
dapat disebabkan oleh senyawa organik Effendi, 2003. Beberapa bau lainnya yang berasal dari sampah adalah sebagai berikut.
Tabel 8. Katagori bau pada sampah
Senyawa Formula
Kualitas Bau
Amin CH
3
NH
2
CH
3 3
N amis
Amoniak NH
3
amoniak Diamin
NH
2
CH
2 5
NH
2
daging busuk Hydrogen Sulfida
H
2
S telur busuk
Organik Sulfida CH
3 2
S.CH
3
SCH
3
kubis busuk Mercaptan
CH
3
SH.CH
3
CH
2 3
SH bau seperti musang
Skatole C
8
H
5
NHCH
3
tinja
Moncieff, 1987 dalam Tso et al., 1990
2.3.4 Gangguan terhadap Benda
Kerusakan pada benda dapat disebabkan oleh keberadaan gas karbondioksida dalam air limbah karena gas ini bersifat korosif, dapat mempercepat proses terjadinya
karat pada benda yang terbuat dari besi yang akhirnya dapat menimbulkan kebocoran. Selain itu, keberadaan lemak pada air limbah juga dapat menimbulkan masalah karena
pada suhu tinggi berbentuk cair, namun dalam suhu normal akan menggumpal pada saluran pipa-pipa Sugiharto, 1987.
2.4 Pengolahan Air Limbah
Pengolahan air limbah bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersuspensi terapung, menurunkan bahan organik biodegradable serta mengurangi organisme
patogen. Pengolahan dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan Manik, 2005. Setiap metode pengolahan limbah menghasilkan efluen
dengan kualitas tertentu. Untuk menentukan efektivitas dari suatu metode pengolahan limbah cair didasarkan pada kualitas efluen yang diinginkan.
16 Mara dan Cairncross 1994 mengemukakan bahwa sistem pengolahan air
limbah yang ideal harus memenuhi kriteria-kriteria berikut ini : 1. Kesehatan.
Sistem harus mempunyai kemampuan bakterisida yang tinggi terhadap mikroorganisme patogen.
2. Guna ulang. Sistem harus menghasilkan produk yang aman untuk digunakan kembali, terutama
dalam akuakultur dan agrikultur. 3. Ekologis.
Apabila tidak digunakan lagi, maka limbah cair yang dibuang ke lingkungan agar dijaga tidak melebihi kemampuan alam untuk pemurnian diri sendiri.
4. Kenyamanan. Bau yang ditimbulkan harus di bawah batas ambang yang diperkenankan.
5. Kultural. 6. Metode yang dipilih dalam pengumpulan, pengolahan dan penggunaan kembali
harus dapat diterima oleh budaya masyarakat setempat. 7. Operasional.
Ketrampilan yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem pengolahan harus dapat disediakan secara lokal dengan hanya sedikit tambahan latihan.
8. Biaya. Menurut Subiyanto 2000, dalam pengelolaan air limbah, tidak ada aturan yang
pasti mengenai jenis pengolahan yang harus mendahului dibanding jenis pengolahan lainnya. Semuanya tergantung pada keadaan khusus dalam setiap kasus dan tujuan
pengolahan. Informasi yang dibutuhkan sebelum memilih instalasi pengolahan
limbah adalah : 1 informasi tentang kualitas dan kuantitas limbah, dan 2 informasi tentang baku mutu.
Penghilangan polutan dari air limbah dapat dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya melalui pemberian udara aerasi ke dalam air limbah maupun melalui
proses penyaringan menggunakan zeolit. Siregar 2005 mengemukakan bahwa pengolahan aerasi bertujuan untuk membersihkan zat-zat organikmentransformasi
zat-zat organik menjadi bentuk yang kurang berbahaya. Perubahan zat-zat organik yang terlarut menjadi zat-zat partikulta koloni bakteri dapat dihilangkan dengan
tahapan proses selanjutnya, biasanya melalui sedimentasi atau filtrasi. Oleh karena