Upaya Mengendapkan Logam Mikro melalui Penambahan Kapur atau KMnO
33 Menurut Waluyo 2005, logam terlarut dapat mengendap melalui peningkatan
pH maupun proses oksidasi. Salah satu bahan yang dapat meningkatkan pH adalah kapur dan bahan yang dapat mengoksidasikan logam mikro adalam KMnO
4
. Asri 2009 mengemukakan bahwa tiap-tiap logam memiliki karakteristik pH optimum
presipitasi pengendapan tersendiri, yaitu pH pada saat logam tersebut memiliki kelarutan minimum. Oleh karena itu, pada limbah yang mengandung beragam logam,
presipitasi dapat dilakukan dengan perubahan pH sehingga pada pH tertentu logam yang diinginkan dapat mengendap.
Logam dalam keadaan terlarut umumnya dapat dipresipitasikan dalam bentuk hidroksidanya. Menurut Asrie 2009, logam besi membutuhkan alkalinitas dalam
bentuk ion hidroksidanya. Upaya untuk mempresipitasikan logam besi dapat dilakukan dengan menambahkan CaOH
2
agar besi dapat mengendap. Reaksi pengendapan besi sulfat digambarkan Asrie 2009 sebagai berikut:
2FeSO
4
.7H
2
O + 2CaOH
2
+ ½O
2
---- 2FeOH
3
+ 2CaSO
4
+ 13H
2
O Hasil penelitian Asrie 2009 didapatkan bahwa dalam upaya mengendapkan
logam mikro, penggunan CaOH
2
lebih cepat dibanding NaOH. Di samping itu biaya operasional dari penggunaan CaOH
2
juga relatif lebih murah dibanding NaOH. Praswati et al. 2001 dalam Asrie 2009 mengemukakan bahwa variabel pH 4,6
hingga pH 8 tidak berpengaruh secara siginifikan terhadap pengendapan logam Cu dan Fe. Hasil penelitiannya juga didapatkan bahwa penambahan CaOH
2
dengan waktu flokulasi 30 menit menyebabkan kelarutan crom Cr dan seng Zn secara
teoritis minimum, masing-masing pada pH 7,5 dan 10,2 dan menunjukkan kenaikan yang signifikan dalam konsentrasi di atas atau di bawah pH tersebut.
Besarnya removal Fe pada pH 8, 9, 10, 11 dan 12 berturut-turut sebesar 99,82, 99,91,
99,924 dan 99,927. Besarnya removal masing-masing logam berbeda-beda. Hal ini terjadi karena kelarutan masing-masing logam berbeda-beda. Oleh karena itu,
perlakuan pH untuk masing-masing logam tidak sama. Reaksi antara CaOH
2
dengan beberapa logam seperti yang digambarkan Asrie 2009 sebagai berikut. Cu
2+
CuOH
2
Ni
2+ +
CaOH
2
------ NiOH
2
+ Ca
2+
Zn
2+
ZnOH
2
Fe
2+
FeOH
2
34 Keefektifan dari suatu bahan pengendap baik kapur maupun bahan lainnya
seperti FeCl
3
dalam menurunkan bahan-bahan terlarut dapat ditunjukkan oleh nilai TDS yang terdapat air yang diolah. Nilai TDS semakin rendah berarti bahan
pengendap tersebut semakin efektif dalam menurunkan bahan terlarut Effendi, 2003. Pemberian FeCl
3
sebesar 1000 ppm mampu menyebabkan nilai TDS terendah Amuda, 2005. Oleh karenanya, pemberian bahan pengendap berupa kapur pada
dosis tersebut juga diharapkan dapat memaksimalkan pengendapan padatan terlarut dalam air limbah.
Selain melalui perubahan pH akibat penambahan kapur, pengendapan logam dalam air limbah juga dapat terjadi melalui proses oksidasi. Salah satu bahan
oksidator yang digunakan untuk mengendapkan logam mikro adalah KMnO
4
. Harjadi 1993 mengemukakan bahwa kalium permanganat KMnO
4
dapat bereaksi dengan cara yang berbeda-beda tergantung dari pH larutannya. Kekuatannya sebagai
oksidator juga berbeda-beda sesuai dengan reaksi yang terjadi pada pH yang berbeda. Reaksi yang bermacam-macam ini disebabkan oleh keragaman valensi mangan dari 1
sampai dengan 7. Menurut Waluyo 2005, pada proses pengolahan air bersih,
KMnO
4
selain dapat digunakan untuk mengendapkan logam terlarut, juga dapat digunakan untuk menghilangkan baurasa dan membunuh mikroorganisme yang tidak
diinginkan. Menurut Rismana 2002, penggunaan 0,02 KMnO
4
dapat membunuh mikroorganisme yang terdapat dalam air dengan daya aksi dalam hitungan detik
hingga menit. Upaya pengendapan logam mikro terlarut yang dilakukan dengan penambahan
bahan dapat dimaksimalkan dengan proses fisik menggunakan alat diantaranya alat kocok shaker dan sentrifuge agar bahan yang ditambahkan ke larutan dapat bereaksi
hingga logam mikro yang masih terlarut dapat membentuk endapan. Menurut Lahay 2004, alat kocok shaker digunakan untuk menghomogenkan 2 bahan yang
dicampurkan agar membentuk endapan; sedangkan sentrifuge, menurut Anonim 2009 digunakan untuk memisahkan zat dari cairannya dengan cara pemutaran
menggunakan kekuatan rotasi. Pemutaran dengan kecepatan tertentu dapat
menyebabkan zat-zat yang terlarut mengendap. Kecepatan putar 60 – 100 rpm selama 1 – 3 menit mampu mengoptimalkan pengendapan logam terlarut.
35