Potensi Lindi menjadi Pupuk Cair

30 Tabel 15. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman Jenis Unsur Hara Simbol Bentuk yang Diserap oleh Tanaman Kation + Anion - Nitrogen N NH 4 + NO3 - Fosfor P - H 2 PO 4 - , HPO 4 2- Kalium K K + - Kalsium Ca Ca 2+ - Magnesium Mg Mg 2+ - Sulfur S - SO 4 2- Mangan Mn Mn 2+ - Boron B - BO 3 2- Molibdenum Mo - MoO 4 2- Tembaga Cu Cu 2+ atau Cu 3+ - Seng Zn Zn 2+ - Besi Fe Fe 2+ atau Fe 3+ - Sumber : Novizan 2005 Tabel 16. Kisaran zat hara yang terdapat pada lindi Komponen Hara Pohland dan Harper 1985 Lisk dalam Young et al., 1995 Widyatmoko dan Sintorini 2002 Nitrat mgl 0 - 9,8 0,20 - 4,9 600 - 1.750 Fosfor mgl 0 - 234 0,02 - 3,4 2,6 - 3,0 Kalium mgl 0,16 - 3.370 20 - 50 950 - 970 Kalsium mgl 5 - 4.080 165 - 1.150 650 - 900 Magnesium mgl 115 - 600 12 - 480 450 - 650 Sulfur mgl 0 - 1.850 55 - 456 110 - 700 Mangan mgl 0,05 - 1.400 0,32 - 26,5 tidak diteliti Boron mgl 0 - 0,413 tidak diteliti tidak diteliti Tembaga mgl 0 - 9,9 0,01 - 0,15 tidak diteliti Seng mgl 0 - 1.000 0,05 - 0,95 tidak diteliti Besi mgl 0 - 42.000 0,09 - 380 tidak diteliti 31 Tabel 17. Nama beberapa pupuk cair, sumber, komposisi dan cara pemberiannya Nama Dagang Sumber Komposisi Cara Pemberian Mukti Sari Asri MSA Hasil fermentasi limbah alam, limbah ternak serta limbah tanaman. N 5 PO 4 2.250 ppm K 250 ppm Ca 1.000 ppm Mg 10 ppm Sedikit unsure Na, Fe, Cu, Mn,. Cl, B, Zn, Al dan S - Disiramkan ke media tanam. - Dosis 20 – 40 mlm 2 setiap 15 hari. Super Natural Nutrition SNN Hasil fermentasi limbah hewan, tanaman dan alam. Ntotal 20 Ptotal 15 Ktotal 20 Organik padat 25 Organik cair 6 Air 12 - Disiramkan ke media tanam. - Dosis 2 sdtliter setiap 2,5 - 3 bulan sekali. Bayfolan Larutan unsur hara. pupuk anorganik N 11 P 8 K 6 Fe, Mg, B, Cu, Zn, Co, Mo - Disemprotkan ke daun. - Dosis 2 mll air 2 – 4 liter pupukha Orgasol Fermentasi dari bahan organik. N 8 P 2 K 5,8 Zat organik 31 Air 45 - Disemprotkan ke daun. - Dosis 4 mlliter air. - Digunakan untuk anggrek Sumber : Lingga dan Marsono 2005 Jika ditinjau dari kuantitasnya, ada hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit seperti halnya logam mikro, tetapi ada juga hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang lebih banyak seperti halnya hara N, P dan K. Oleh karenanya, untuk menjadikan lindi menjadi pupuk cair perlu memperhatikan hal-hal tersebut. Menurut Hakim 1986, jumlah unsur hara mikro yang umum diberikan dalam bentuk pupuk daun seperti pada tabel berikut. Tabel 18. Konsentrasi umum larutan hara mikro untuk penyemprotan daun Senyawa Hara Tanaman Konsentrasi Seng sulfat 0,2 Tembaga sulfat 0,2 Mangan sulfat 0,2 Besi sulfat 0,2 Borax 0,1 Asam molybdate 0,05 Sumber : Hakim 1986 32 Unsur hara mikro Cu, Mn, Zn dan Fe umumnya sering berada dalam kekurangan sebagai akibat pertanaman yang intensif yang hanya dipupuk berat dengan hara makro Lingga dan Marsono, 2005. Hardjowigeno 2010 mengemukakan bahwa unsur tersebut dapat berubah kelarutannya sebagai akibat berubahnya pH, sifat oksidasi atau reduksi. Apabila lindi akan dijadikan pupuk cair, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian, yakni: 1 jumlah unsur yang dibutuhkan tanaman yang harus ada dalam pupuk, dan 2 jumlah unsur ikutan yang tidak diinginkan yang ada dalam pupuk cair yang dihasilkan. Persyaratan teknis minimal yang harus dipenuhi apabila lindi akan dijadikan pupuk cair sebagai berikut. Tabel 19. Persyaratan teknis minimal pupuk cair Pupuk Organik Cair Pupuk Anorganik Cair Parameter Persyaratan Parameter Pupuk Tunggal Pupuk Majemuk C-organik ≥ 6 Ntotal ≥ 20 Total N, P2O5 dan K2O ≥ 10 CN ratio - P 2 O 5 8 Bahan Ikutan - K 2 O 15 Kadar Air - Zn - 0,25 Logam Berat As Hg Pb Cd 10 ppm 1 ppm 50 ppm 10 ppm B - 0,125 pH 4 - 8 Cu 1 0,25 - - Mn - 0,25 - - Mo - 0,001 - - Co - 0,0005 - - Biuret - 1 Sumber: Keputusan Menteri Pertanian No.09KptsTP.26012003

2.6 Upaya Mengendapkan Logam Mikro melalui Penambahan Kapur atau KMnO

4 maupun Proses Fisik Keberadaan logam mikro essensial di dalam lindi menunjukkan bahwa lindi mempunyai potensi untuk dijadikan bahan pupuk cair. Namun untuk mendapatkan jumlah logam yang lebih maksimal agar pupuk cair yang dihasilkan dapat lebih berdaya guna, perlu upaya melalui penambahan bahan yang mampu mengendapkan logam mikro agar logam mikro essensial yang masih terlarut dapat mengendap hingga akhirnya konsentrasinya menjadi lebih besar. 33 Menurut Waluyo 2005, logam terlarut dapat mengendap melalui peningkatan pH maupun proses oksidasi. Salah satu bahan yang dapat meningkatkan pH adalah kapur dan bahan yang dapat mengoksidasikan logam mikro adalam KMnO 4 . Asri 2009 mengemukakan bahwa tiap-tiap logam memiliki karakteristik pH optimum presipitasi pengendapan tersendiri, yaitu pH pada saat logam tersebut memiliki kelarutan minimum. Oleh karena itu, pada limbah yang mengandung beragam logam, presipitasi dapat dilakukan dengan perubahan pH sehingga pada pH tertentu logam yang diinginkan dapat mengendap. Logam dalam keadaan terlarut umumnya dapat dipresipitasikan dalam bentuk hidroksidanya. Menurut Asrie 2009, logam besi membutuhkan alkalinitas dalam bentuk ion hidroksidanya. Upaya untuk mempresipitasikan logam besi dapat dilakukan dengan menambahkan CaOH 2 agar besi dapat mengendap. Reaksi pengendapan besi sulfat digambarkan Asrie 2009 sebagai berikut: 2FeSO 4 .7H 2 O + 2CaOH 2 + ½O 2 ---- 2FeOH 3 + 2CaSO 4 + 13H 2 O Hasil penelitian Asrie 2009 didapatkan bahwa dalam upaya mengendapkan logam mikro, penggunan CaOH 2 lebih cepat dibanding NaOH. Di samping itu biaya operasional dari penggunaan CaOH 2 juga relatif lebih murah dibanding NaOH. Praswati et al. 2001 dalam Asrie 2009 mengemukakan bahwa variabel pH 4,6 hingga pH 8 tidak berpengaruh secara siginifikan terhadap pengendapan logam Cu dan Fe. Hasil penelitiannya juga didapatkan bahwa penambahan CaOH 2 dengan waktu flokulasi 30 menit menyebabkan kelarutan crom Cr dan seng Zn secara teoritis minimum, masing-masing pada pH 7,5 dan 10,2 dan menunjukkan kenaikan yang signifikan dalam konsentrasi di atas atau di bawah pH tersebut. Besarnya removal Fe pada pH 8, 9, 10, 11 dan 12 berturut-turut sebesar 99,82, 99,91, 99,924 dan 99,927. Besarnya removal masing-masing logam berbeda-beda. Hal ini terjadi karena kelarutan masing-masing logam berbeda-beda. Oleh karena itu, perlakuan pH untuk masing-masing logam tidak sama. Reaksi antara CaOH 2 dengan beberapa logam seperti yang digambarkan Asrie 2009 sebagai berikut. Cu 2+ CuOH 2 Ni 2+ + CaOH 2 ------ NiOH 2 + Ca 2+ Zn 2+ ZnOH 2 Fe 2+ FeOH 2