Pupuk dan Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA

37 Berdasarkan cara aplikasinya, pupuk dibedakan menjadi pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk akar adalah semua jenis pupuk yang diberikan lewat akar dengan maksud memperbaiki keadaan fisik, kimia dan biologi tanah supaya tumbuhan yang ditanam di atasnya tumbuh subur dan memberi hasil maksimal; sedangkan pupuk daun adalah pupuk yang diberikan ke tanaman dengan cara disemprotkan ke daun dan umumnya mengandung unsur hara mikro. Pemberian pupuk daun diharapkan dapat mengatasi kekurangan hara tersebut yang sering dialami pada tanaman dan menghindari tanah dari kerusakan. Kelebihan dari pemakaian pupuk daun adalah penyerapan haranya berjalan lebih cepat dibanding dengan pemberian yang dilakukan lewat akar. Dengan pemberian pupuk lewat daun diharapkan tanaman akan lebih cepat menumbuhkan tunas dan tidak merusak tanah. Oleh karenanya, pemupukan lewat daun dipandang lebih berhasil guna dibanding pemupukan lewat akar Lingga dan Marsono, 2005. Berdasarkan bentuknya, pupuk ada yang berwujud cair dan padat. Bentuk padat dapat berupa kristal halus sampai berupa tepung, sedangkan pupuk yang berbentuk cair pemakaiannya cukup diencerkan saja hingga konsentrasi yang dianjurkan. Berdasarkan bahan bakunya, pupuk dapat dibedakan menjadi pupuk yang diramu dari zat kimia bahan anorganik dan ada pula yang bahannya diambil dari bahan organik. Pupuk berbahan organik merupakan hasil pelapukan tumbuhan atau hewan. Berdasarkan kadar haranya, pupuk dapat dibedakan menjadi pupuk yang berkadar hara makro atau mikro Lingga dan Masono, 2005. Beberapa contoh dari pupuk daun cair yang beredar di pasaran, komposisi, aplikasi dan manfaatnya seperti yang terdapat pada Tabel 20. 38 Tabel 20. Beberapa contoh pupuk daun cair yang beredar di pasaran, komposisi, aplikasi dan manfaatnya Nama Dagang Kandungan Unsur Kepekatan Larutan Keterangan Asri N, P, K, Mg, S, Fe, Zn, Cu, Mn, B, Mo, Co, Cl, Ca, Vitamin 2 mll air - Pupuk anorganik makro dan mikro - Bentuk cair - Memperbesar buah - Memperbesar kerontokan - Diaplikasikan 7 – 10 hari sekali setelah muncul bunga BASF Foliar B N 11 P 8 K 6 Fe, Mg, B, Cu, Zn, Co, Mo 2 mll air 2 – 4 liter pupukha - Pupuk anorganik makro dan mikro - Bentuk cair - Untuk pertumbuhan vegetatif Biolan N 9 – 17,2 P 2 O 5 9,5 – 18,2 K 2 O 9,7 – 11,5 S 1,9 – 2,2 Ca 0,7 – 0,8 Cu 210 – 230 ppm Zn 210 – 243 ppm Fe 52 – 67 ppm B 95 – 107 ppm Mn 40 – 95 ppm Mo 5 – 37 ppm 3 mll air - Pupuk anorganik makro dan mikro - Berbentuk cair - Mudah larut dalam air dan mudah diserap akar - Meningkatkan hasil serta mutu panen - Mempercepat Pertumbuhan tunas daun dan bunga - Meningkatkan daya tahan serangan hama - Memperkokoh batang - Dapat dicampur dengan pestisida Sumber : Lingga dan Marsono 2005

2.8.3 Dasar dalam Melakukan Pemupukan

Dalam melakukan pemupukan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni Hardjowigeno, 2010, yaitu: 1. Tanaman yang akan dipupuk. Sifat-sifat tanaman yang perlu diperhatikan dalam pemupukan meliputi : a penggunaan unsur hara oleh tanaman, dan b sifat-sifat akar. 2. Jenis tanah yang akan dipupuk. Kandungan unsur hara, kemasaman dan kemampuan dalam memfiksasi unsur hara yang diberikan pada masing-masing jenis tanah berbeda-beda sehingga kebutuhan pupuk untuk setiap jenis tanah juga berbeda. 39 3. Jenis pupuk yang digunakan. Tiap-tiap jenis pupuk mempunyai kandungan unsur hara, reaksi fisiologis, kelarutan, kecepatan bekerja yang berbeda-beda sehingga jumlah dan jenis pupuk yang diberikan serta cara dan waktu pemberiannya berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman atau jenis tanah. 4. Jumlah pupuk yang diberikan. Jumlah pupuk yang diberikan berhubungan dengan kebutuhan tanaman akan unsur hara, kandungan unsur hara yang ada dalam tanah, serta kadar unsur hara yang terdapat dalam pupuk. 5. Waktu pemupukan Pupuk yang bekerjanya cepat diberikan setelah tanam dan diberikan sedikit demi sedikit dalam 2 atau 3 kali pemupukan karena pupuk ini mudah tercuci, sedangkan pupuk yang bekerjanya lambat diberikan sebelum tanam dan sekaligus. Untuk tanaman yang telah lama tumbuh diberikan setiap akan mulai kegiatan maksimum pertumbuhan. 6. Cara penempatan pupuk Pentingnya cara penempatan pupuk adalah agar dapat diambil tanaman lebih efisien, tidak merusak biji yang ditanam atau akar tanaman dan dalam penyediaan tenaga kerja menjadi lebih ekonomis.

2.8.4 Analisis Status Hara

Upaya untuk menilai efektivitas dari pupuk yang diberikan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dapat dilakukan dengan mengevaluasi hasil percobaan di rumah kaca. Percobaan menggunakan tanaman tertentu sebagai indikator. Pada percobaan rumah kaca, bahan pupuk ditambahkan menurut jenis dan jumlah seperti yang direncanakan. Pertumbuhan atau produksi tanaman yang ada dapat diketahui kekurangan dan kebutuhan akan unsur hara dari tanah dan tanaman tersebut Hardjowigeno, 2010. Menurut Nyakpa et al. 1985, salah satu keuntungan dari percobaan rumah kaca adalah mudah dalam melakukan pengulangan dan relatif murah. Kelemahannya terletak pada kondisi percobaan yang keadaan lingkungannya terkendalikan sehingga dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman indikator lebih baik. 40

III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium dan rumah kaca SEAMEO Biotrop, serta Laboratorium Kimia Fisik Institut Pertanian Bogor IPB, dari bulan Juli 2006 sampai April 2007. Lindi yang diteliti diambil pada saat musim kemarau dari bak pengumpul di instalasi pengolah limbah IPAL yang ada di tempat pembuangan akhir TPA sampah Gunung Galuga milik Pemda Kota Bogor dengan menggunakan kantong plastik berukuran 60 x 90 cm Gambar 7, untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium dan dimasukkan pada drum-drum plastik untuk dilakukan beberapa percobaan. Gambar 7. Kantong plastik berisi lindi yang akan diteliti

3.2 Tahapan Penelitian

Penelitian ini diawali dengan melakukan analisis pendahuluan pada lindi yang akan diolah, kemudian baru dilakukan beberapa percobaan. Ada tiga tahapan percobaan yang dilakukan, yakni: 1 pengolahan lindi melalui pemberian udara pada beberapa laju aerasi, dilanjutkan dengan melewatkan efluen yang memiliki kadar polutan terendah melalui zeolit pada 3 ukuran partikel yang berbeda, 2 pengolahan endapan hasil olahan aerasi yang mengandung hara mikro essensial Cu, Zn, Mn dan Fe paling tinggi untuk 41 dijadikan pupuk cair, dan 3 mengaplikasikan pupuk cair terpilih sebagai pupuk daun pada pertanaman cabai Capsicum annum. Skenario penelitian ini disajikan pada Gambar 8. Gambar 8. Tahapan penelitian Lindi yang menjadi penyebab bau busuk berasal dari NH 3 , H 2 S dan bahan organik terlarut: gangguan kesehatan akibat logam-logam terlarut, pencemaran badan-badan air dan tanaman yang ada di sekitar TPA sampah. Pengolahan aerasi untuk menurunkan polutan penyebab bau dan logam terlarut penerapan 4 laju aerasi: 0, 10, 30 dan 70 litermenit. Analisis kadar beberapa polutan yang masih tersisa pada efluen bagian atas Analisis kadar logam mikro pada efluen bagian bawah endapan Pemekatan logam mikro melalui Penambahan kapur - 4 jenis kapur - 11 dosis - Proses fisik Bahan pupuk cair terpilih Analisis - Nilai TDS, Ca dan Mn pada sentrat. - Kadar logam mikro essensial dan non essensial Rekomendasi Analisis kadar polutan yang masih tersisa dengan baku mutu Analisis kadar polutan yang masih tersisa pada efluen Penyaringan dan penjerapan polutan yang masih tersisa menggunakan zeolit ukuran partikel: 5 – 10, 10 – 20 dan 20 – 30 mesh Penambahan KMnO 4 - 4 dosis KMnO 4 - Penambahan kapur - Proses fisik Pengaplikasian pupuk cair dari lindi pada tanaman percobaan rumah kaca Analisis pertumbuhanproduksi tanaman dan analisis kadar logam berat pada buah Pengkayaan penambahan N, P, K 10 Pengolahan yang menghasilkan pupuk cair yang memberikan pertumbuhan dan produksi tanaman tertinggi dan aman bagi kesehatan manusia Pengolahan yang menghasilkan efluen rendah polutan