8 Tabel 2. Kualitas lindi TPA sampah Bantar Gebang
Parameter Konsentrasi mgl
Biochemical Oxygen Demand BOD 4.500
- 13.000
Chemical Oxygen Demand COD 11.000
- 22.000
Padatan Tersuspensi 550
- 2.000
Padatan Terlarut 11.000
- 14.450
PH 6,5
- 7,6
Kesadahan CaCO
3
3.100 -
5.200 Kalsium
650 -
900 Magnesium
450 -
650 Phosphor
2,6 -
3,0 NH
3
-N 700
- 2.000
Kjehldal-NNO
3 -
N 600
- 1.750
Sulfat 110
- 700
Clorida 3.000
- 5.000
Natrium 1.150
- 1.400
Kalium 950
- 970
Kadmium 0,045
- 0,009
Crom 0,23
- 0,4
Sumber : Widyatmoko dan Sintorini, 2002
Tabel 3. Hasil pengukuran kualitas lindi TPA sampah Galuga di Bogor
Parameter Satuan
Stasiun Pengamatan Baku
Mutu Kolam
Lindi 1 Kolam
Lindi 2 Sawah
Fisika
1. Kekeruhan NTU
0,05 0,95
0,62 -
2. Warna Pt.Co
62 48
23 -
3. Padatan Tersuspensi mgl
250 1980
1990 400
4. Odourbau Visual
bau tb
tb -
Kimia
1. pH -
7,67 6,50
8,83 5 – 9
2. COD mgl
880,23 628,80
670,72 100
3. BOD
5
mgl 305
260 255
12 4. Nitrit NO
2 -
N mgl
0,004 0,004
0,004 -
5. Nitrat NO
3
-N mgl
0,068 0,033
0,014 20
6. Mangan Mn mgl
0,016 0,008
0,015 -
7. Tembaga Cu mgl
0,053 0,097
0,091 0,2
8. Kadmium Cd mgl
0,032 0,057
0,050 0,01
9. Timah Hitam Pb mgl
0,015 0,009
0,011 1
10. Sulfat SO
4
mgl 13,597
12,217 9,344
-
Mikrobiologi
1. E. coli MPN100
ml 35.000
40.000 20.000
10.000
Sumber : DKP Kota Bogor 2003 Baku mutu air kelas IV berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
9 Hubungan antara komposisi beberapa bahan pencemar dalam air limbah
domestik dengan tingkat pencemaran disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan klasifikasi tingkat pencemaran seperti yang terdapat pada tabel tersebut dan apabila BOD dan
COD yang dijadikan acuannya, maka TPA sampah Galuga di Bogor termasuk TPA sampah dengan tingkat pencemaran berat.
Tabel 4. Klasifikasi tingkat pencemaran dari limbah domestik berdasarkan beberapa parameter kualitas air
Parameter Tingkat Pencemaran
Berat Sedang
Ringan
1. Padatan total mgliter 1.000
500 200
2. Bahan padatan terendapkan mlliter 12
8 4
3. BOD mgliter 300
200 100
4. COD mgliter 800
600 400
5. Nitrogen total mgliter 85
50 25
6. Amonia nitrogen mgliter 30
30 15
Sumber : Rump dan Krist 1992 dalam Effendi, 2003
Beberapa bahan pencemar yang terdapat dalam lindi seperti BOD, COD, bahan anorganik dan bakteri patogen.
2.2.1 BOD dan COD
BOD dan COD merupakan indikator keberadaan bahan organik dalam lindi dan kedua parameter ini merupakan komponen terbesar dalam lindi Qasim, 1994.
Menurut Manik 2007, BOD merupakan banyaknya oksigen yang diperlukan oleh bakteri untuk menguraikan atau mengoksidasikan bahan organik dalam 1 liter air
limbah selama pemeraman 5 x 24 jam pada suhu 20
o
C. COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oksidator untuk mengoksidasi bahanzat organik dalam 1
liter air limbah. Nilai COD biasanya lebih tinggi dari nilai BOD karena bahan yang stabil tidak terurai dalam uji BOD dapat dioksidasi dalam uji COD.
Keberadaan bahan organik yang tinggi dalam lingkungan perairan dapat menimbulkan masalah berupa bau, warna dan rasa. Dalam suasana anaerobik
kekurangan oksigen, degradasi bahan organik dapat menghasilkan gas-gas NH
3
, H
2
S dan CH
4
yang menyebabkan bau Samorn et al., 2002.
10
2.2.2 Bahan Anorganik
Bahan anorganik yang terdapat dalam lindi dapat berupa kation dan anion. Kation atau anion tersebut dapat bergunatidak berguna sebagai hara tanaman. Zat
hara yang terdapat dalam lindi, selain berasal dari hasil pembilasan bahan sampah yang berasal dari industri, juga dapat berasal dari proses pelapukan bahan sampah
yang mudah urai jaringan tanaman maupun hewan karena di dalam jaringan tanaman dan hewan juga terdapat unsur yang diambil dari tanah dan akan kembali ke
lingkungan melalui proses perombakan jaringan tanaman atau hewan tersebut. Menurut Hakim et al. 1986, sekitar 0,5 atau hingga 6 jaringan tanaman berupa
unsur yang diambil dari tanah. Tabel 5. Unsur hara yang berasal dari tanaman dan sumbernya
Unsur Makro Unsur Mikro
Dari udara dan air Dari Tanah
Dari tanah
C N
Mn H
P Cu
O K
Zn -
Ca Mo
- Mg
B -
S Cl
- -
Fe
Sumber : Hakim et al. 1986
Logam berat dapat berada di TPA sampah karena bahan tersebut diperlukan untuk mendukung aktivitas kehidupan manusia seperti untuk membuat peralatan.
Keberadaannya di lingkungan harus dihindari karena apabila logam berat masuk ke dalam rantai makanan dalam kadar tertentu dapat mengganggu kesehatan. Diana
1992 mendapatkan dari hasil penelitiannya bahwa pada lumpur air sampah yang terdapat di TPA sampah Bantar Gebang didapati kandungan logam berat, seperti
disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Kandungan logam berat dalam lumpur TPA sampah Bantar Gebang
No. Parameter
Statiun Pengamatan
1 2
7 1.
Fe mgl 10,83
10474,72 20,26
2. Pb mgl
ttd 17,087
0,015 3.
Cr mgl 0,009
4,976 0,015
4. Cu mgl
0,00025 20,072
0,00945 5.
Cd mgl 0,0034
0,301 0,003
Sumber : Diana 1992
11 Beberapa logam yang sering dijumpai dalam lindi adalah Cu, Zn, Mn, Fe yang
merupakan hara mikro essensial dan Pb, Cd, Cr yang merupakan hara mikro non essensial bagi tanaman. Logam-logam tersebut dapat mengendap pada pH tertentu
atau setelah mengalami oksidasi. Logam-logam tersebut juga dapat membentuk zat yang mudah mengendap bila berikatan dengan bahan lain. Beberapa kegunaan dan
akibat yang ditimbulkan oleh logam tersebut pada lingkungan dan manusia sebagai berikut :
1. Tembaga Cu Tembaga banyak digunakan pada pabrik yang memproduksi alat-alat listrik, gelas
dan zat warna yang biasanya bercampur dengan logam lain sebagai alloy. Selain itu, tembaga juga banyak digunakan untuk bidang pertanian yakni sebagai
campuran untuk fungisida dan moluskisida. Logam ini dapat menyebabkan gastro enteritis, shock dan kematian Darmono, 2001.
2. Seng Zn Seng banyak digunakan dalam produksi logam campuran, misalnya : perunggu,
loyang dan kuningan. Logam ini dapat menyebabkan pembentukan tulang yang abnormal Darmono, 1995.
3. Mangan Mn Mangan biasa digunakan dalam industri baterai. Akibat yang ditimbulkannnya
dapat mempengaruhi metabolisme pembentukan Hb Darmono,1995. 4. Besi Fe
Besi banyak digunakan dalam industri bahan celupan dan tekstil Eckenfelder, 1989. Logam ini dapat menyebabkan gangguan mental Darmono, 2001.
5. Timbal Pb Timbal banyak digunakan untuk aki, baterai, produksi logam, kimia, listrik,
pigmen dan cat, sedangkan akibat yang ditimbulkannya, diantaranya dapat menghambat sistem pembentukan Hb Darmono, 2001.
6. Kadmium Cd Kadmium banyak digunakan untuk pelapis logam, catpigmen, pembuatan PVC
atau plastik, juga untuk pembuatan bateraiaki; sedangkan akibat yang dapat ditimbulkannya yaitu menyebabkan keracunan pada manusia dan kerapuhan
tulang Darmono, 2001.
12 7. Crom Cr
Crom banyak digunakan sebagai bahan pelapis pada bermacam-macam peralatan. logam ini dapat menyebabkan kanker paru-paru Palar, 2004.
2.2.3 Bakteri Patogen
Bakteri patogen yang biasanya disebarkan melalui air limbah adalah bakteri yang menyebabkan penyakit diare, disentri, kolera, atau tifus Perpamsi-ITB, 1989.
Bakteri-bakteri tersebut tumbuh dalam suasana yang cocok bagi dirinya yaitu usus manusia dan hewan berdarah panas. Oleh karena jumlah penderita dan pengidap
dibandingkan keseluruhan populasi yang ada sangat kecil, maka secara teknis penelusuran bakteri patogen secara langsung sangat sulit dilakukan karena
konsentrasinya yang rendah Santika, 1984. Oleh karena itu, untuk menduga keberadaan bakteri patogen dalam lindi diperlukan bakteri indikator untuk menduga
terdapatnya bakteri patogen ataupun tidak. Sebagai indikatornya digunakan bakteri E. coli. Pemilihan bakteri E. coli sebagai bakteri indikator didasarkan pada beberapa
hal, yaitu bakteri E. coli terdapat pada tinja dalam jumlah yang besar; E. coli hidup secara komensalisme dengan bakteri patogen; bakteri tersebut dapat dihitung dengan
mudah dan hasilnya dapat dipercaya; dan tidak dapat tumbuh di luar tubuh, kecuali di dalam media biakan bakteri.
Tabel 7. Organisme patogen yang sering ditemukan di sampah
Organisme Penyakit
Sumber
Bacillus anthracis Antrax
Sampah. Spora sulit ditangani. Ascaris spp
Cacing Nematoda Air buangan dan lumpur yang
digunakan untuk pupuk. Berbahaya bagi manusia.
Mycobacterium tuberculosis Tuberculosis
Air buangan dan limbah yang berasal dari Sanatorium.
Samonella paratyphi Demam Typhoid
Air buangan. Kadang-kadang bersifat endemik.
Shigella spp Bacillary dysentery
Air tercemar. Leptospira
icterohaemorhagiae Leptospirosis
Selokan Taenia spp
Cacing pita Air buangan.
Vibrio cholerae Kolera
Air buangan dan air yang tercemar. Entamoeba hystolytica
Disentri Air yang tercemar dan air yang
digunakan untuk pupuk.
Sumber : Hawkes, 1971 dalam Tso et al., 1990.
13
2.2.4 Total Dissolve Solid, Total Suspended Solid dan Padatan Mengendap
Air buangan seringkali mengandung padatan terlarut yang tidak dapat diidentifikasi secara visual dengan indera biasa. Selain itu, pada air buangan juga
mengandung bahan tersuspensi yang tetap melayang dalam air dan bahan yang mudah mengendap yang langsung dapat diidentifikasi secara visual dengan indera biasa.
Jumlah padatan terlarut dapat diindikasikan oleh nilai total Dissolve Solid TDS dan jumlah padatan tersuspensi dapat diindikasikan oleh nilai total padatan tersuspensi
Total Suspended Solid TSS. Keduanya dapat diukur dengan cara gravimetrik. Jumlah padatan mengendap dapat diukur dalam satuan mlvolume dengan
menggunakan tabung imhoff Santika, 1984. Bahan padatan terlarut dapat berupa bahan organik atau anorganik baik berupa
kation atau anion terlarut yang tidak tersaring dengan kertas saring milipore berukuran pori 0,45 µm Oram, 2010. Beberapa bahan anorganik yang merupakan
padatan terlarut yang mempengaruhi nilai TDS, seperti: Timbal Pb, Kadmium Cd, Kromium Cr, garam Magnesium maupun Kalsium Effendi, 2003. Tampilan air
yang memiliki TDS tinggi seringkali tidak merubah warna air. Air tetap kelihatan jernih, namun rasa menjadi berbeda. Nilai TDS yang tinggi dapat mengganggu biota
perairan seperti ikan, karena keberadaan bahan padatan terlarut dalam jumlah yang tinggi dapat menjadi racun bagi ikan. Oleh karenanya, analisis total padatan terlarut
sering digunakan sebagai uji indikator untuk menentukan kualitas umum dari air. Nilai total padatan terlarut mewakili jumlah ion yang terdapat dalam air Fardiaz,
1992. Padatan tersuspensi adalah bahan-bahan yang tertahan pada saringan milipore
dengan diameter pori 0,45 µm. Bahan-bahan tersebut terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad renik. Keberadaan bahan-bahan ini menyebabkan kekeruhan hingga
dapat menghambat laju fotosintesis fitoplankton yang merupakan produktivitas primer perairan yang selanjutnya dapat mengganggu keseluruhan rantai makanan Nasution,
2008. Padatan tersuspensi dapat mempengaruhi biota perairan melalui 2 cara. Pertama, padatan tersuspensi dapat menghalangi penetrasi cahaya ke dalam badan air.
Hal ini akan mengurangi pasokan oksigen terlarut dalam badan air. Kedua, padatan telarut yang tinggi dapat mengganggu biota perairan seperti ikan karena bahan ini
tersaring oleh insang Fardiaz, 1992.
14 Padatan mengendap merupakan bahan padatan yang dapat langsung mengendap
jika air tidak terganggu untuk beberapa saat. Bahan yang mudah mengendap ini terdiri dari partikel-partikel padatan yang mempunyai ukuran besar dan berat sehingga
dapat mengendap dengan sendirinya karena gravitasi. Padatan mengendap dapat menimbulkan pendangkalan pada badan-badan air yang selanjutnya dapat
berpengaruh pada berkurangnya fungsi badan air Nasution, 2008.
2.3 Pengaruh Lindi terhadap Lingkungan
Apabila lindi yang berasal dari TPA sampah masuk ke badan-badan air akan mengakibatkan pencemaran pada badan-badan air tersebut yang ditandai dengan
perubahan kualitas air sungai dan selanjutnya dapat mempengaruhi terhadap kehidupan masyarakat di sekitar TPA sampah yang memanfaatkan air yang sudah
tercemar untuk kehidupan sehari-harinya Garnasih, 2009. Beberapa gangguan akibat pencemaran yang disebabkan air limbah diuraikan di bawah ini.
2.3.1 Gangguan terhadap Kesehatan
Lindi dapat berfungsi sebagai pembawa penyakit karena di dalamnya sering didapatkan bakteri patogen yang berasal dari sampah Mulia, 2005. Menurut Dinas
Kesehatan Kota Bekasi 2000 dalam Suganda, 2003, jenis penyakit dengan frekuensi lebih tinggi yang ditemukan pada masyarakat di sekitar TPA sampah Bantar Gebang
adalah ISPA, kulit dan gastritis. Penyakit-penyakit tersebut dapat disebarluaskan melalui lindi yang telah terkontaminasi oleh bakteri patogen sebagai akibat lindi yang
masuk ke badan-badan air di sekitar TPA sampah belumkurang mendapatkan perlakuan yang memadai.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sumur milik penduduk yang berada di sekitar TPA Sampah Putri Cempo Surakarta mengandung jumlah E. coli di atas baku
mutu Wahjuni, 1996. Demikian halnya dengan sampel air yang diambil dari areal persawahan di sekitar TPA sampah milik Pemda Kota Bogor, juga mengandung
E. coli di atas baku mutu DKP Kota Bogor, 2003. Kenyataan ini menunjukkan bahwa lindi yang dialirkan ke lingkungan telah menjadi sumber penyebar penyakit
yang berasal dari sampah.
2.3.2 Gangguan terhadap Kehidupan Biotik
Zat pencemar yang ada di dalam lindi dapat menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut mengakibatkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan
oksigen akan terganggu, selanjutnya dapat mengurangi perkembangannya bahkan
15 dapat menyebabkan kematian. Kematian juga dapat disebabkan oleh adanya zat
beracun yang terdapat dalam lindi. Selain menyebabkan kematian ikan-ikan dan bakteri-bakteri, polutan yang terdapat dalam lindi juga dapat menyebabkan kerusakan
pada tanaman dan tumbuhan air. Kematian bakteri dapat menyebabkan proses penjernihan sendiri self purification menjadi terhambat. Akibat selanjutnya adalah
air limbah akan sulit untuk diuraikan Sugiharto, 1987.
2.3.3 Gangguan terhadap Keindahan dan Kenyamanan
Bau dapat disebabkan oleh hidrogen sulfida yang dihasilkan dari proses pembusukan bahan organik secara anaerobik, sedangkan gangguan warna dan rasa
dapat disebabkan oleh senyawa organik Effendi, 2003. Beberapa bau lainnya yang berasal dari sampah adalah sebagai berikut.
Tabel 8. Katagori bau pada sampah
Senyawa Formula
Kualitas Bau
Amin CH
3
NH
2
CH
3 3
N amis
Amoniak NH
3
amoniak Diamin
NH
2
CH
2 5
NH
2
daging busuk Hydrogen Sulfida
H
2
S telur busuk
Organik Sulfida CH
3 2
S.CH
3
SCH
3
kubis busuk Mercaptan
CH
3
SH.CH
3
CH
2 3
SH bau seperti musang
Skatole C
8
H
5
NHCH
3
tinja
Moncieff, 1987 dalam Tso et al., 1990
2.3.4 Gangguan terhadap Benda
Kerusakan pada benda dapat disebabkan oleh keberadaan gas karbondioksida dalam air limbah karena gas ini bersifat korosif, dapat mempercepat proses terjadinya
karat pada benda yang terbuat dari besi yang akhirnya dapat menimbulkan kebocoran. Selain itu, keberadaan lemak pada air limbah juga dapat menimbulkan masalah karena
pada suhu tinggi berbentuk cair, namun dalam suhu normal akan menggumpal pada saluran pipa-pipa Sugiharto, 1987.
2.4 Pengolahan Air Limbah
Pengolahan air limbah bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersuspensi terapung, menurunkan bahan organik biodegradable serta mengurangi organisme
patogen. Pengolahan dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan Manik, 2005. Setiap metode pengolahan limbah menghasilkan efluen
dengan kualitas tertentu. Untuk menentukan efektivitas dari suatu metode pengolahan limbah cair didasarkan pada kualitas efluen yang diinginkan.