Analisis Struktur Industri HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Analisis Struktur Industri

4.3.1 Analisis Konsentrasi

Struktur pasar merupakan elemen strategis yang relatif permanen dari lingkungan perusahaan yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dan kinerja di dalam pasar Koch, 1997. Struktur pasar merupakan hal penting karena dapat diketahui perilaku dan kinerja industri. Elemen struktur pasar adalah pangsa pasar market share, konsentrasi concentration, dan hambatan barrier Jaya 2001, dalam Kuncoro. Konsentrasi industri dapat dimaknai sebagai ukuran yang relatif yang mengukur derajat penguasaan pasar oleh beberapa perusahaan dalam suatu industri yang berada dalam pasar. Tujuan dari pengukuran konsentrasi adalah untuk mengetahui ciri-ciri struktur pasar dalam suatu variabel dalam industri. Semakin tinggi konsentrasi yang dimiliki oleh suatu industri, maka struktur pasarnya cenderung akan berbentuk oligopoli atau monopoli.Prasetyo P.Eko, 2009:50. Berdasarkan pada Tabel 4.1 dapat dilihat rasio konsentrasi 4 perusahaan kepemilikan modal industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2005-2009. Dari hasil perhitungan konsentrasi dengan menggunakan rasio konsentrasi CR 4 industri pengolahan di Jawa Tengah diketahui besarnya konsentrasi penanaman modal pada perusahaan industri terus mengalami perubahan dari tahun 2005- 2009. Rata-rata konsentrasi industri dengan penghitungan rasio konsentrasi 4 perusahaan dapat dilihat pada tahun 2005 sebesar 83,29 persen, sedangkan di tahun 2006 rata-rata konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah sebesar 82,23 persen menguasai pangsa pasar. Tahun 2007 rata-rata konsentrasi industri pengolahan mencapai 80,89 persen menguasai pangsa pasar di Jawa Tengah,sedangkan tahun 2008 yaitu sebesar 82,59 persen dan konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2009 berdasarkan penanaman modal pada perusahaan menunjukkan struktur pasar oligopoli ketat dengan rata-rata 81,90 persen. Adapun industri-industri pengolahan yang mengalami peningkatan kepemilikan modal di Jawa Tengah pada tahun 2005-2009 yaitu industri kimia,dan barang-barang dari kimia; industri dari karet dan barang-barang dari karet. Sedangkan jenis industri lainnya masih mengalami perubahan yang tidak begitu besar. Konsentrasi industri lebih didominasi oleh furniture industri dan pengolahan lainnya dengan konsentrasi sebesar 94,79 persen yang kemudian diikuti oleh industri barang galian bukan logam dengan konsentrasi sebesar 92,72 persen yang kemudian diikuti oleh industri kayu dan barang kayu dengan konsentrasi sebesar 86,41 persen. Selain itu, industri lainnya seperti industri alat angkutan kendaraan roda empat atau lebih dengan konsentrasi 83,33 persen, industri dari kertas dan barang dari kertas dengan konsentrasi sebesar 84,61 persen, diikuti dengan industri lainnya seperti industri tekstil, industri karet dan barang dari karet, dan industri barang dari logam, sedangkan untuk industri makanan dan minuman merupakan industri yang paling sedikit dalam penyerapan penanaman modal nya yang hanya mampu mencapai 69 persen. Banyaknya penanaman modal pada perusahaan industri pengolahan di Jawa Tengah lebih dominan berasal dari investasi asing yang kemudian diikuti berasal dari investasi dalam negeri. umber Sumber : Data Penelitian, diolah Tabel 4.1 Rasio Konsentrasi CR 4 Sektor Industri dari segi Investasi Tahun 2005-2009,ISIC 5 Digit persen ISIC Nama Industri 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata 15 Industri Makanan dan Minuman 69,37 72,11 70,38 70,57 69 70,28 16 Industri Tembakau - - - - - - 17 Industri Tekstil 84,63 84,59 79,67 79,91 88 83,36 18 Industri Pakaian Jadi - - - - - - 19 Industri Kulit dan Barang dari Kulit - 88,63 81,81 84 - - 20 Industri Kayu, Barang dari Kayu 86,41 83,51 76,61 77,27 78,62 80,48 21 Industri Kertas, Barang dari Kertas 84,61 82,53 85,71 84,9 87,5 85,05 22 Industri Penerbitan, Percetakan - - - - - - 23 Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi - - - - - - 24 Industri Kimia dan Barang- Barang dari Kimia 73,33 76,66 76,62 76,54 75,94 75,81 25 Industrii Karet dan Barang- Barang dari Karet 87,3 87,5 89,15 93,29 84,24 88,29 26 Industri Barang Galian Bukan Logam 92,72 85,92 92,93 93,29 93,86 91,74 27 Industri Logam Dasar - 82,92 77,27 88,23 82,6 - 28 Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin 81,94 76 78,20 77,92 74,64 77,74 29 Industri Mesin Perlengkapannya 77,77 71,42 65,51 69,23 73,07 71,4 30 Industri Mesin dan Peralaatan Kantor - - - - - - 31 Industri Mesin Listrik dan Lainnya - - - - - - 32 Serta Perlengkapannya - - - - - - 33 Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - - - - 34 kendaraan Bermotor - - - - - - 35 Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih 83,33 82,14 84,21 84,21 - - 36 Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya 94,79 95,1 93,54 94,4 93,49 94,26 37 Daur ulang - - - - - - Rata-rata Industri Pengolahan CR 4 83,29 82,23 80,89 82,59 81,90 - Kepemilikan modal pada industri makanan dan minuman dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mencapai rata-rata yaitu 70,28 persen. Hal ini berarti rata-rata penanaman modal pada industri makanan dan minuman di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 jika dibandingkan dengan rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2009 masih berada di bawah nilai konsentrasi rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah yang hanya selisih 11,62 persen yaitu 81,90 persen. Untuk industri tekstil serta penanaman modal nya yaitu sampai dengan tahun 2009 telah mencapai angka rata-rata 83,36 persen penanaman modal investasi di Jawa Tengah, hal ini berarti jika dibandingkan dengan rata-rata konsentrasi industri di Jawa Tengah pada tahun 2009 yaitu berada diatas angka rata-rata konsentrasi untuk penanaman modal industri pengolahan di Jawa Tengah yang mencapai angka 81,90 persen. Selain industri tekstil, jenis industri lain yang berada diatas nilai rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang mencapai angka 81,90 persen adalah industri kertas dan barang dari kertas dengan nilai rata-rata 85,05 persen, industri karet dan barang dari karet dengan nilai rata- rata 88,29 persen, industri barang galian bukan logam dengan nilai rata-rata 91,74 persen, dan industri furnitur dan industri pengolahan lainnya yang mencapai nilai rata-rata 94,26 persen. Sedangkan adapun beberapa jenis industri yang berada di bawah nilai rata-rata industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri kimia dan barang-barang dari kimia yang mencapai angka rata-rata 75,81 persen, industri barang-barang dari logam kecuali mesin yaitu dengan rata-rata mencapai angka 77,74 persen, serta industri mesin dan perlengkapan nya yang mencapai rata-rata 71,4 persen. Konsentrasi penanaman modal pada perusahaan industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2007 berdasarkan penghitungan rasio konsentrasi menunjukkan struktur pasar oligopoli ketat dengan rata-rata 80,89 persen. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2007 kepemilikan modal industri pengolahan berdasarkan ISIC 5 digit mencapai 80,98 persen. Konsentrasi industri lebih didominasi oleh industri furnitur dan industri pengolahan lainnya yaitu dengan rata-rata 93,54 persen, yang kemudian diikuti oleh industri barang galian bukan logam dengan konsentrasi sebesar 92,93 selain itu industri karet dan barang dari karet dengan konsentrasi sebesar 89,15 persen. Industri lainnya seperti industri kertas dan barang dari kertas yaitu sebesar 85,71 persen, industri alat angkutan kendaraan roda empat atau lebih dengan konsentrasi 84,21 persen, sedangkan untuk industri makanan dan minuman merupakan industri yang paling sedikit dalam penyerapan penanaman modal nya yang hanya mampu mencapai 70,38 persen. Status penanaman modal industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2007 didominasi modal berstatus non-fasilitas diikuti PMDN dan PMA. Status penanaman modal dari tahun 2007-2009 terus mengalami peningkatan. Penanaman modal pada perusahaan di sektor industri pengolahan di tahun 2008 yaitu dengan rata-rata mencapai 82,59 persen, dibandingkan dengan penanaman modal di tahun 2009 telah mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen untuk konsentrasi pada penanaman modal. Hal ini merupakan pemulihan perekonomian setelah dari adanya krisis keuangan yang juga berdampak pada aktivitas perekonomian di Jawa Tengah di sektor industri. Industri barang galian bukan logam merupakan industri yang memberikan sumbangan terbesar dalam penanaman modal di sektor industri yaitu sebesar 93,29 persen di tahun 2008. Sama hal nya dengan tahun 2009, industri makanan dan minuman pada tahun 2008 juga merupakan industri yang berkontribusi paling sedikit dalam hal penanaman modal nya yaitu sebesar 70,57 persen. Tabel 4.2 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR 4 Sektor Industri dari segi Investasi Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit persen ISIC Nama Industri 2006 2007 2008 2009 15 Industri Makanan dan Minuman 3,94 -2,39 0,26 -2,22 16 Industri Tembakau - - - - 17 Industri Tekstil -0,04 -5,81629 0,301243 10,12 18 Industri Pakaian Jadi - - - - 19 Industri Kulit dan Barang dari Kulit - - - - 20 Industri Kayu, Barang dari Kayu -3,35 -8,26 0,86 1,74 21 Industri Kertas, Barang dari Kertas -2,45 3,85 -0,94 3,06 22 Industri Penerbitan, Percetakan - - - - 23 Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi - - - - 24 Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia 4,54 -0,05 -0,10 -0,78 25 Industrii Karet dan Barang-Barang dari Karet 0,22 1,88 4,64 -9,70 26 Industri Barang Galian Bukan Logam -7,33 8,15 0,38 0,61 27 Industri Logam Dasar - - - - 28 Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin -7,24 2,89 -0,35 -4,20 29 Industri Mesin Perlengkapannya -8,16 -8,27 5,67 5,54 30 Industri Mesin dan Peralaatan Kantor - - - - 31 Industri Mesin Listrik dan Lainnya - - - - 32 Serta Perlengkapannya - - - - 33 Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - - 34 kendaraan Bermotor - - - - 35 Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih - - - - 36 Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya 0,32 -1,64 0,91 -0,96 37 Daur ulang - - - - Sumber : Data Penelitian, diolah Selama lima tahun sejak tahun 2005-2009, perkembangan pertumbuhan investasi dengan menggunakan penghitungan rasio konsentrasi 4 perusahaan CR 4 pada industri-industri di Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 yang menggambarkan bagaimana perkembangan pertumbuhan investasi rasio konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah. Adapun selama masa perkembangan nya industri makanan dan minuman mengalami penurunan, pada Tabel 4.2 pertumbuhan konsentrasi investasi tahun 2006 mencapai angka 3,94 persen, sedangkan pada tahun 2007 mengalami pertumbuhan -2,39 persen, pertumbuhan investasi industri makanan dan minuman di tahun 2008 yaitu sebesar 0,26 persen, dan di tahun 2009 investasi industri makanan dan minuman bertumbuh sebesar -2,22 persen. Pertumbuhan konsentrasi investasi pada industri tekstil sampai dengan tahun 2009 mencapai angka 10,12 persen, industri kayu dan barang dari kayu sampai dengan tahun 2009 mengalami pertumbuhan investasi sebesar 1,74 persen, selain itu, perkembangan industri kertas dan barang dari kertas juga mengalami pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 3,06 persen. Pertumbuhan investasi industri-industri yang mengalami pertumbuhan yang negatif di Jawa Tengah selama tahun 2005-2009 antara lain industri kimia dan barang-barang kimia yaitu -0,78 persen, industri karet dan barang dari karet yaitu -9,7 persen, industri barang-barang dari logam kecuali mesin yaitu - 4,20 persen, dan industri furnitur dan pengolahan lainnya yang mencapai pertumbuhan -0,96 persen. Sedangkan industri-industri yang mengalami pertumbuhan yang positif di Jawa Tengah mengenai penanaman modal nya selama tahun 2005-2009 yaitu industri kertas dan barang dari kertas yaitu 3,06 persen, industri barang galian bukan logam yaitu sebesar 0,61 persen, dan industri mesin dan perlengkapannya dengan angka 5,54 persen. Dari hasil nilai CR 4 pada Tabel 4.3, menunjukkan bahwa sumbangan tenaga kerja industri pengolahan di Jawa Tengah pada tahun 2005-2009 berfluktuasi. Penggunaan tenaga kerja industri pengolahan terbagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja prduksi dan tenaga kerja lainnya. Dalam hal ketenagakerjaan yang terbagi menjadi dua dimungkinkan karena adanya spesialisasi pekerjaan atau spesialisasi tenaga kerja yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dari perusahaan tersebut. Penggunaan tenaga kerja dari tahun ke tahun terus mengalami perubahan. Tidak jauh berbeda dengan rasio konsentrasi pada kepemilikan modal yang berstruktur oligopoli, rasio konsentrasi industri pengolahan pada tenaga kerja juga masih berstruktur oligopoli. Tahun 2005 konsentrasi tenaga kerja untuk industri pengolahan di Jawa Tengah rata-rata nya sebesar 85,82 persen, sedangkan di tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 1,43 persen yaitu menjadi 84,39 persen untuk rata-rata konsentrasi tenaga kerja industri pengolahan. Tahun 2007-2008, konsentrasi tenaga kerja untuk industri pengolahan di Jawa Tengah mengalami kenaikan yaitu dari 83,04 persen menjadi 86,78 persen dan untuk tahun 2009 rata-rata konsentrasi tenaga kerja industri di Jawa Tengah sebesar 82,96 persen. Rasio konsentrasi tenaga kerja dengan menggunakan analisis CR 4 pada industri makanan dan minuman dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mencapai rata-rata yaitu 70,98 persen. Hal ini berarti rata-rata penanaman modal pada industri makanan dan minuman di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 jika dibandingkan dengan rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2009 masih berada di bawah nilai konsentrasi rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah yang hanya selisih 11,98 persen yaitu 82,96 persen. Untuk industri tekstil serta penanaman modal nya yaitu sampai dengan tahun 2009 telah mencapai angka rata-rata 81,76 persen konsentrasi tenaga kerja di Jawa Tengah, hal ini berarti jika dibandingkan dengan rata-rata konsentrasi industri di Jawa Tengah pada tahun 2009 yaitu berada 1,2 persen dibawah angka rata-rata konsentrasi untuk penanaman modal industri pengolahan di Jawa Tengah yang mencapai angka 82,96 persen. Selain industri tekstil, jenis industri lain yang berada dibawah nilai rata- rata industri pengolahan di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang mencapai angka 82,96 persen adalah industri barang galian bukan logam dengan nilai rata-rata 76,33 persen, industri barang-barang dari logam kecuali mesin dengan nilai rata-rata 78,75 persen, dan industri mesin dan perlengkapan nya dengan nilai rata-rata 76,94 persen, sedangkan adapun beberapa jenis industri yang berada diatas nilai rata-rata industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri kayu dan barang dari kayu yang mencapai angka rata-rata 85,19 persen, industri kertas dan barang dari kertas yaitu dengan rata-rata mencapai angka 84,49 persen, serta industri kimia dan barang dari kimia yang mencapai rata-rata 88,83 persen, industri karet dan barang dari karet dengan nilai rata-rata 88 persen, industri furnitur dan barang pengolahan lainnya yaitu mencapai nilai rata-rata 95,23 persen umber Sumber : Data Penelitian, diolah Tabel 4.3 Rasio Konsentrasi CR 4 Sektor dai segi Tenaga Kerja Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit persen ISIC Nama Industri 2005 2006 2007 2008 2009 Rata- rata 15 Industri Makanan dan Minuman 76,58 74,59 67,72 68,17 67,85 70,98 16 Industri Tembakau - - - - - - 17 Industri Tekstil 86,6 82,67 79,58 80,84 79,13 81,76 18 Industri Pakaian Jadi - - - - - - 19 Industri Kulit dan Barang dari Kulit - 92,17 90,16 91,37 - - 20 Industri Kayu, Barang dari Kayu 87,58 86,64 89,21 87,82 74,7 85,19 21 Industri Kertas, Barang dari Kertas 81,74 76,37 77,92 90,29 96,17 84,49 22 Industri Penerbitan, Percetakan - - - - - - 23 Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi - - - - - - 24 Industri Kimia dan Barang- Barang dari Kimia 88,96 91,23 83,64 92,41 87,92 88,83 25 Industrii Karet dan Barang- Barang dari Karet 89,83 84,09 85,86 92,41 87,82 88,00 26 Industri Barang Galian Bukan Logam 81,93 70,76 76,75 76,94 75,28 76,33 27 Industri Logam Dasar - 97,06 95,74 98,13 93,19 - 28 Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin 74,7 77,94 73,99 88,58 78,57 78,75 29 Industri Mesin Perlengkapannya 85,11 77,56 74,68 71,45 75,92 76,94 30 Industri Mesin dan Peralaatan Kantor - - - - - - 31 Industri Mesin Listrik dan Lainnya - - - - - - 32 Serta Perlengkapannya - - - - - - 33 Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - - - - 34 kendaraan Bermotor - - - - - - 35 Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih 95,97 91,97 88,79 94,48 - - 36 Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya 95,07 94,12 95,54 95,36 96,06 95,23 37 Daur ulang - - - - - - Rata-rata Industri Pengolahan CR 4 85,82 84,39 83,04 86,78 82,96 - Industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah industri alat angkutan kendaraan roda empat atau lebih yaitu sebesar 95,97 persen, industri lainnya yang menyerap banyak tenaga kerja yaitu furnitur dan pengolahan lainnya yaitu sebesar 95,07 persen, kemudian industri karet dan barang dari karet yang menyerap tenaga kerja sebesar 89,83 persen. Diantara banyak nya industri yang banyak menyerap tenaga kerja, masih ada industri yang juga hanya sedikit menyerap tenaga kerja pada tahun 2005, yaitu industri barang dari logam kecuali mesin yaitu hanya sebesar 74,7 persen, kemudian industri makanan dan minuman yang hanya menyerap sebesar 76,58 persen tenaga kerja yang ada bekerja pada industri besar dan sedang di Jawa Tengah. Pada tahun 2007 tenaga kerja industri pengolahan di Jawa Tengah adalah sebesar 83,04 persen. Sub sektor industri logam dasar mendominasi penyerapan tenaga kerja sebesar 95,74 persen. Penggunaan tenaga kerja yang lebih banyak pada sub sektor ini diakibatkan karena industri logam dasar adalah industri yang membutuhkan tenaga yang besar dalam proses produksinya. Dibandingkan dengan penggunaan tenaga kerja industri logam di tahun 2008, pada tahun 2007 penggunaan tenaga kerja industri ini mengalami kenaikan sebesar 8,96 persen yaitu mencapai 86,78 persen. Sedangkan untuk kontribusi tenaga kerja pada sektor industri pada tahun 2008 rata-rata mencapai 86,78 persen. Sumbangan tenaga kerja terbesar diberikan oleh industri alat angkutan kendaraan roda empat atau lebih yaitu sebesar 94,48 persen terhadap industri manufaktur di Jawa Tengah. Industri makanan dan minuman pada tahun 2008 justru industri yang lebih sedikit menyerap tenaga kerja jika dibandingkan dengan industri pengolahan lainnya yang ada di Jawa Tengah, yaitu menguasai hanya 68,17 persen pasar di Jawa Tengah. Tabel 4.4 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR 4 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit persen ISIC Nama Industri 2006 2007 2008 2009 15 Industri Makanan dan Minuman -2,59 -9,21 0,66 -0,46 16 Industri Tembakau - - - - 17 Industri Tekstil -4,53 -3,73 1,58 - 2,11529 18 Industri Pakaian Jadi - - - - 19 Industri Kulit dan Barang dari Kulit - - - - 20 Industri Kayu, Barang dari Kayu -1,07 2,96 -1,55 -14,93 21 Industri Kertas, Barang dari Kertas -6,56 2,02 15,87 6,51 22 Industri Penerbitan, Percetakan - - - - 23 Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi - - - - 24 Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia 2,55 -8,31 10,48 -4,85 25 Industrii Karet dan Barang-Barang dari Karet -6,38 2,10 7,62 -4,96 26 Industri Barang Galian Bukan Logam -13,63 8,46 0,24 -2,15 27 Industri Logam Dasar - - - - 28 Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin 4,33 -5,06 19,718 -11,30 29 Industri Mesin Perlengkapannya -8,87 -3,71 -4,32 6,25 30 Industri Mesin dan Peralaatan Kantor - - - - 31 Industri Mesin Listrik dan Lainnya - - - - 32 Serta Perlengkapannya - - - - 33 Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - - 34 kendaraan Bermotor - - - - 35 Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih - - - - 36 Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya -0,99 1,50 -0,18 0,73 37 Daur ulang - - - - Sumber : Data Penelitian, diolah Perkembangan pertumbuhan tenaga kerja dengan menggunakan penghitungan CR 4 pada industri-industri di Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.4 yang menggambarkan bagaimana perkembangan pertumbuhan tenaga kerja rasio konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah. Pertumbuhan konsentrasi tenaga kerja industri pengolahan yang terdapat di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang mengalami pertumbuhan yang positif antara lain industri kertas dan barang dari kertas yaitu bertumbuh sebesar 6,51 persen, industri mesin dan perlengkapannya yang tumbuh sebesar 6,25 persen, dan industri furnitur dan pengolahan lain nya yaitu tumbuh sebesar 0,73 persen. Sedanglan industri yang yang mengalami pertumbuhan yang negatif selama sampai denga tahun 2009 di Jawa Tengah yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri kayu dan barang dari kayu, industri kimia dan barang kimia, industri karet dan barang dari karet, industri galian bukan logam, dan barang-barang dari logam kecuali mesin. Berdasarkan pada Tabel 4.5 menunjukkan hasil perhitungan nilai CR 4 konsentrasi perusahaan nilai tambah industri di Jawa Tengah tahun 2005-2009. Industri pengolahan merupakan industri yang yang memberikan nilai tambah disetiap produksinya. Nilai tambah diperoleh dari pengurangan nilai output, biaya input. Berdasarkan pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai tambah industri pengolahan Jawa Tengah tahun 2005 mengalami perubahan sampai dengan tahun 2009. Tabel 4.5 Rasio Konsentrasi CR 4 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah Tahun 2005-2009, ISIC 5 Digit persen Sumber : Data Penelitian, diolah ISIC Nama Industri 2005 2006 2007 2008 2009 Rata- rata 15 Industri Makanan dan Minuman 71,45 76,75 70,58 81,99 81,5 76,45 16 Industri Tembakau - - - - - - 17 Industri Tekstil 88,25 83,95 84,73 92,41 82,05 86,27 18 Industri Pakaian Jadi - - - - - - 19 Industri Kulit dan Barang dari Kulit - 92,77 94,67 92,41 - - 20 Industri Kayu, Barang dari Kayu 89,82 86,42 92,70 92,47 78,28 87,93 21 Industri Kertas, Barang dari Kertas - 84,04 87,78 96,49 99,43 - 22 Industri Penerbitan, Percetakan - - - - - - 23 Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi - - - - - - 24 Industri Kimia dan Barang- Barang dari Kimia 94,34 82,7 83,41 81,77 77,73 83,99 25 Industrii Karet dan Barang- Barang dari Karet 89,74 86,44 87,64 91,75 90,47 89,20 26 Industri Barang Galian Bukan Logam 92,66 96,99 92,05 95,89 97,08 94,93 27 Industri Logam Dasar - 99,7 97,79 - 94,72 - 28 Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin 87,68 85,28 76,29 96,45 75,68 84,27 29 Industri Mesin Perlengkapannya 89,54 88,11 91,87 77,14 80,02 85,33 30 Industri Mesin dan Peralaatan Kantor - - - - - - 31 Industri Mesin Listrik dan Lainnya - - - - - - 32 Serta Perlengkapannya - - - - - - 33 Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - - - - 34 kendaraan Bermotor - - - - - - 35 Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih - 99,09 93,17 94,69 - - 36 Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya 96,14 95,82 92,87 94,97 94,96 94,95 37 Daur ulang - - - - - - Rata-rata Industri Pengolahan CR 4 88,84 89,08 88,11 90,70 86,53 - Adapun rata-rata konsentrasi terhadap banyaknya nilai tambah di perusahaan industri tahun 2005 adalah sebesar 88,84 persen, sedangkan rata- rata konsentrasi nilai tambah industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2006 adalah sebesar 89,08 persen, tahun 2007 rata-rata konsentrasi nilai tambah industri pengolahan di Jawa Tengah yaitu mengalami penurunan menjadi 88,11 persen dan di tahun 2008 rata-ratanya konsentrasi nilai tambah untuk industri pengolahan di Jawa Tengah mencapai 90,70 persen, dan mencapai 86,53 persen untuk rata-rata konsentrasi nilai tambah kontribusi nilai tambah terhadap industri pengolahan Jawa Tengah untuk tahun 2009. Rasio konsentrasi nilai tambah dengan menggunakan analisis CR 4 pada industri makanan dan minuman dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mencapai rata-rata yaitu 76,45 persen. Hal ini berarti rata-rata nilai tambah pada industri makanan dan minuman di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 jika dibandingkan dengan rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2009 masih berada di bawah nilai konsentrasi rata-rata industri pengolahan di Jawa Tengah yaitu 86,53 persen. Untuk industri tekstil serta nilai tambah nya yaitu sampai dengan tahun 2009 telah mencapai angka rata-rata 86,27 persen konsentrasi nilai tambah di Jawa Tengah, hal ini berarti jika dibandingkan dengan rata-rata konsentrasi industri di Jawa Tengah pada tahun 2009 yaitu berada 0,26 persen dibawah angka rata-rata konsentrasi nilai tambah industri pengolahan di Jawa Tengah. Selain industri tekstil, jenis industri lain yang berada dibawah nilai rata- rata industri pengolahan di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang mencapai angka 86,53 persen adalah industri kimia dan barang dari kimia dengan nilai rata-rata 83,99 persen, industri barang-barang dari logam kecuali mesin dengan nilai rata-rata 84,27 persen, dan industri mesin dan perlengkapan nya dengan nilai rata-rata 85,33 persen. Sedangkan adapun beberapa jenis industri yang berada diatas nilai rata- rata industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri kayu dan barang dari kayu yang mencapai angka rata-rata 87,93 persen, industri karet dan barang dari karet yaitu dengan rata-rata mencapai angka 89,20 persen, serta industri barang galian bukan logam yang mencapai rata-rata 94,93 persen, dan industri furnitur dan barang pengolahan lainnya yaitu mencapai nilai rata-rata 94,95 persen. Selain penanaman modal pada perusahaan dan tenaga kerja, nilai tambah juga memberikan sumbangan nya terhadap pertumbuhan industri pengolahan di Jawa Tengah. Sumbangan nilai tambah pada industri pengolahan di jawa Tengah yaitu sebesar 80,69 persen. Industri-industri yang turut berkontribusi nilai tambah pada sektor industri di Jawa Tengah antara lain industri kertas, barang dari kertas yang memberikan nilai tambah terbesar yaitu sebesar 99,43 persen. Selain itu industri lainnya adalah industri alat angkut, kendaraan roda empat atau lebih dan industri barang galian bukan logam yaitu mencapai 97,06 persen turut berkontribusi terhadap nilai tambah industri. Pada tahun 2007 nilai tambah industri pengolahan mencapai 88,11 persen yang mengalami kenaikan sekitar 3,13 persen di tahun 2008, dan mengalami penurunan sekitar 10,55 persen ditahun 2009. Kontribusi industri logam dasar merupakan sub sektor industri yang mendominasi terhadap pertambahan nilai tambah bagi industri pengolahan di Jawa Tengah yaitu sebesar 97,07 persen. Kontribusi nilai tambah terkecil industri di Jawa Tengah tahun 2007 diberikan oleh industri makanan dan minuman yaitu hanya sebesar 70,58 persen. Tabel 4.6 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR 4 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit persen ISIC Nama Industri 2006 2007 2008 2009 15 Industri Makanan dan Minuman 7,41 -8,03 16,16 -0,59 16 Industri Tembakau - - - - 17 Industri Tekstil -4,87 0,92 9,06 -11,21 18 Industri Pakaian Jadi - - - - 19 Industri Kulit dan Barang dari Kulit - - - - 20 Industri Kayu, Barang dari Kayu -3,78 7,26 -0,24 -15,35 21 Industri Kertas, Barang dari Kertas - - - - 22 Industri Penerbitan, Percetakan - - - - 23 Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi - - - - 24 Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia -12,33 0,85 -1,96 -4,94 25 Industrii Karet dan Barang-Barang dari Karet -3,67 1,38 4,68 -1,39 26 Industri Barang Galian Bukan Logam 4,67 -5,09 4,17 1,24 27 Industri Logam Dasar - - - - 28 Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin -2,73 -10,54 26,42 -21,53 29 Industri Mesin Perlengkapannya -1,59 4,26 -16,03 3,73 30 Industri Mesin dan Peralaatan Kantor - - - - 31 Industri Mesin Listrik dan Lainnya - - - - 32 Serta Perlengkapannya - - - - 33 Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - - 34 kendaraan Bermotor - - - - 35 Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih - - - - 36 Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya -0,33 -3,07 2,26 -0,01 37 Daur ulang - - - - Sumber : Data Penelitian, diolah Perkembangan pertumbuhan nilai tambah dengan menggunakan penghitungan rasio konsentrasi 4 perusahaan CR 4 pada industri-industri di Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6 yang menggambarkan bagaimana perkembangan pertumbuhan nilai tambah rasio konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah. Pada perkembangan nya industri-industri di Jawa Tengah mengalami pertumbuhan yang positif dan negatif. Adapun industri-industri yang mengalami pertumbuhan yang positif pada nilai tambah nya antara lain industri barang galian bukan yaitu tumbuh sebesar 1,24 persen dan industri mesin dan perlengkapannya yaitu tumbuh sebesar 3,73 persen. Selain industri yang mengalami pertumbuhan nilai tambah yang positif, ada juga industri-industri yang mengalami pertumbuhan yang negatif sampai denga tahun 2009 di Jawa Tengah yaitu industri makanan dan minuman yaitu tumbuh sebesar -0,59 persen, industri tekstil yang tumbuh sebesar -11,21 persen, industri kayu dan barang dari kayu yang tumbuh -15,35 persen, industri kimia dan barang dari kimia yaitu tumbuh -4,94 persen, industri karet dan barang karet yang tumbuh sebesar -1,39 persen, industri barang-barang dari logam kecuali mesin yang tumbuh sebesar -21,53 persen, serta industri furnitur dan pengolahan lainnya yang tumbuh sebesar -0,011 persen. Selain penghitungan dengan menggunakan analisis rasio konsentrasi 4 perusahaan, untuk mengetahui struktur pasar dengan besarnya nilai konsentrasi industri, dapat diketahui juga melalui penghitungan rasio konsentrasi dengan 8 perusahaan terbesar dalam industri. Berdasarkan pada Tabel 4.7 dapat dilihat rasio konsentrasi 8 perusahaan kepemilikan modal industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2005-2009. Dari hasil perhitungan konsentrasi dengan menggunakan rasio konsentrasi CR 8 industri pengolahan di Jawa Tengah diketahui besarnya konsentrasi penanaman modal pada perusahaan industri terus mengalami perubahan dari tahun 2005- 2009. Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa rata-rata konsentrasi kepemilikan modal tahun 2005 mencapai 94,79 persen dan terus mengalami penurunan sampai dengan tahun 2009. Tahun 2006-2007 konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah mencapai rata-rata 92,86 persen dan 92,97 persen. Jika dibandingkan pada tahun 2007, telah terjadi kenaikan rasio konsentrasi industri pengolahan pada tahun 2008-2009 meskipun tidak terlalu besar yaitu sebesar 93,77 persen dan di tahun 2009 mencapai 94,24 persen. Tabel 4.7 Rasio Konsentrasi CR 8 Sektor Industri dari segi Investasi Tahun 2005-2009, ISIC 5digit persen ISIC Nama Industri 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata 15 Industri Makanan dan Minuman 86,53 88,33 88,75 88,29 88,61 88,10 16 Industri Tembakau - - - - - - 17 Industri Tekstil 95,57 94,1 94,09 91,81 93,97 93,90 18 Industri Pakaian Jadi - - - - - - 19 Industri Kulit dan Barang dari Kulit - - - - - - 20 Industri Kayu, Barang dari Kayu 95,95 94,28 93,36 93,46 92,72 93,95 21 Industri Kertas, Barang dari Kertas 98,18 - - - - - 22 Industri Penerbitan, Percetakan - - - - - - 23 Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi - - - - - - 24 Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia 91,95 90,12 90,10 91,48 91,39 91,00 25 Industrii Karet dan Barang-Barang dari Karet 94,92 95,81 96,04 94,82 97,4 95,79 26 Industri Barang Galian Bukan Logam 98,23 95,34 97,90 97,83 97,64 97,38 27 Industri Logam Dasar - - - - - - 28 Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin 97,36 91,01 93,90 95,23 94,87 94,47 29 Industri Mesin Perlengkapannya 90,62 88,37 86,48 93,33 93,33 90,42 30 Industri Mesin dan Peralaatan Kantor - - - - - - 31 Industri Mesin Listrik dan Lainnya - - - - - - 32 Serta Perlengkapannya - - - - - - 33 Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - - - - 34 kendaraan Bermotor - - - - - - 35 Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih - - 90,90 - - - 36 Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya 98,59 98,44 98,27 97,76 98,3 98,27 37 Daur ulang - - - - - - Rata-rata Industri Pengolahan CR 8 94,79 92,86 92,97 93,77 94,24 - Sumber : Data Penelitian, diolah Rasio konsentrasi CR 8 investasi sampai dengan tahun 2009 telah mencapai rata-rata 94,24 persen dari seluruh rata-rata industri yang ada di Jawa Tengah. Berdasarkan pada Tabel 4.7, adapun beberapa jenis industri yang telah mencapai diatas nilai rata-rata dari keseluruhan industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 antara lain industri karet dan barang dari karet, industri barang galian bukan logam, industri barang dari logam kecuali mesin, serta industri furnitur dan pengolahan lainnya. Selain itu, jenis industri yang masih berada di bawah nilai rata-rata keseluruhan nilai industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri kayu dan barang dari kayu, industri kimia dan barang dari kimia, serta industri mesin dan perlengkapan nya. Pada industri makanan dan minuman, kepemilikan penanaman modal sejak tahun 2005-2009 mengalami kenaikan, untuk tahun 2005 kepemilikan modal pada jenis industri ini mencapai 86,53 persen, sedangkan untuk tahun selanjutnya yaitu tahun 2006 investasi industri makanan dan minuman meningkat menjadi 88,33 persen, tidak jauh berbeda di tahun 2007 mencapai angka 88,75 persen. Sedangkan investasi industri makanan minuman di tahun 2008 mencapai 88,29 persen dan di tahun 2009 mencapai angka 88,61 persen. Berbeda dengan industri makanan dan minuman, konsentrasi pada industri tekstil, industri kayu barang dari kayu, industri kimia dan barang dari kimia telah mengalami penurunan tingkat konsentrasi dari tahun 2005-2009. Konsentrasi pada industri tekstil pada tahun 2005 mencapai angka 95,57 persen, sedangkan untuk tahun 2006-2009 juga masih mengalami penurunan tingkat konsentrasi. Selain itu konsentrasi penanaman modalinvestasi untuk industri-industri lainnya di Jawa Tengah mengalami fluktuasi angka yang tidak begitu jauh dari tahun 2005-2009. Adapun konsentrasi industri karet dan barang-barang dari karet di Jawa Tengah pada tahun 2005-2009 mengalami kenaikan, tahun 2005 konsentrasi industri ini mencapai 94,92 persen, di tahun selanjutnya mengalami kenaikan sebesar 0,89 persen sehingga menjadi 95,81 persen di tahun 2006. Konsentrasi investasi untuk 8 perusahaan industri ini di tahun 2007 mencapai angka 96,04 persen, sedangkan konsentrasi investasi pada tahun 2008 mencapi 94,82 persen menurun sebesar 1,22 persen dari tahun sebelumnya. Untuk tahun 2009 konsentrasi pada industri jenis ini mencapai angka 97,4 persen. Konsentrasi investasi untuk industri galian bukan logam juga mengalami perubahan tingkat konsentrasi dari tahun 2005-2009. Di tahun 2005 tingkat konsentrasi investasi untuk jenis industri ini mencapai angka 98,23 persen. Sedangkan konsentrasi di tahun 2006 menurun menjadi 95,34 persen, tahun 2007 konsentrasi industri ini mengalami kenaikan 2,56 persen menjadi 97,90 persen pada penanaman modal nya. Untuk tahun 2008-2009 konsentrsi pada industri jenis ini mengalami perubahan angka yang tidak terlalu jauh berbeda yaitu pada tahun 2008 mencapai 97,83 persen dan tahun 2009 mnecapai angka 97,64 persen tingkat konsentrasi nya. Untuk industri furniture dan pengolahan lainnya, tingkat konsentrasi nya merupakan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan industri lainnya di tahun 2005 yaitu mencapai 98,59 persen tingkat konsentrasi pada penanaman kepemilikan modal di Jawa Tengah. Sedangkan perkembangan investasi industri furnitur dan pengolahan lainnya dari tahun 2005-2009 mengalami perubahan konsentrasi yang tidak terlalu jauh yaitu di tahun 2006 mencapai angka 98,44 persen, tahun 2007 mencapai 98,27 persen, di tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 97,76 persen. Perkembangan pertumbuhan investasi dengan menggunakan penghitungan rasio konsentrasi 8 perusahaan CR 8 pada industri-industri di Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.8 yang menggambarkan bagaimana perkembangan pertumbuhan investasi rasio konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah. Beberapa industri yang mengalami pertumbuhan yang positif di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri karet dan barang karet, serta industri furnitur dan pengolahan lain nya. Selain itu ada juga industri-industri di Jawa Tengah yang mengalami pertumbuhan yang negatif selama perkembangan nya sampai dengan tahun 2009, yaitu industri kayu dan barang kayu, industri kimia dan barang dari kimia, industri barang galian bukan logam, dan industri barang- barang dari logam kecuali mesin. Tabel 4.8 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR 8 Sektor Industri dari segi Investasi Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit persen ISIC Nama Industri 2006 2007 2008 2009 15 Industri Makanan dan Minuman 2,08 0,47 -0,51 0,36 16 Industri Tembakau - - - - 17 Industri Tekstil -1,53 -0,01 -2,42 2,35 18 Industri Pakaian Jadi - - - - 19 Industri Kulit dan Barang dari Kulit - - - - 20 Industri Kayu, Barang dari Kayu -1,74 -0,97 0,10 -0,79 21 Industri Kertas, Barang dari Kertas - - - - 22 Industri Penerbitan, Percetakan - - - - 23 Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi - - - - 24 Industri Kimia dan Barang- Barang dari Kimia -1,99 -0,02 1,53 -0,09 25 Industrii Karet dan Barang- Barang dari Karet 0,93 0,24 -1,27 2,72 26 Industri Barang Galian Bukan Logam -2,94 2,68 -0,07 -0,19 27 Industri Logam Dasar - - - - 28 Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin -6,52 3,17 1,41 -0,37 29 Industri Mesin Perlengkapannya -2,48 -2,13 7,92 30 Industri Mesin dan Peralaatan Kantor - - - - 31 Industri Mesin Listrik dan Lainnya - - - - 32 Serta Perlengkapannya - - - - 33 Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - - 34 kendaraan Bermotor - - - - 35 Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih - - - - 36 Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya -0,15 -0,17 -0,51 0,55 37 Daur ulang Sumber : Data Penelitian, diolah Tabel 4.9 Rasio Konsentrasi CR 8 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit persen ISIC Nama Industri 2005 2006 2007 2008 2009 Rata- rata 15 Industri Makanan dan Minuman 91,38 92,36 91,51 90,97 91,65 91,57 16 Industri Tembakau - - - - - - 17 Industri Tekstil 96,43 97,28 95,83 95,8 97,17 96,50 18 Industri Pakaian Jadi - - - - - - 19 Industri Kulit dan Barang dari Kulit - - - - - - 20 Industri Kayu, Barang dari Kayu 98,77 96,79 97,77 96,13 95,19 96,93 21 Industri Kertas, Barang dari Kertas 98,52 - - - - - 22 Industri Penerbitan, Percetakan - - - - - - 23 Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi - - - - - - 24 Industri Kimia dan Barang- Barang dari Kimia 96,86 95,26 95,90 96,35 95,58 95,99 25 Industrii Karet dan Barang- Barang dari Karet 96,89 96,92 98,60 98,29 98,97 97,93 26 Industri Barang Galian Bukan Logam 96,22 91,96 90,56 95,05 97,32 94,22 27 Industri Logam Dasar - - - - - - 28 Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin 94,39 93,02 91,29 96,18 92,23 93,42 29 Industri Mesin Perlengkapannya 94,43 92,06 90,86 91,23 94,63 92,64 30 Industri Mesin dan Peralaatan Kantor - - - - - - 31 Industri Mesin Listrik dan Lainnya - - - - - - 32 Serta Perlengkapannya - - - - - - 33 Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - - - - 34 kendaraan Bermotor - - - - - - 35 Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih - - 97,76 - - - 36 Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya 98,55 98,84 98,51 98,22 99,05 98,63 37 Daur ulang - - - - - - Rata-rata Industri Pengolahan CR 8 96,24 94,94 94,85 95,35 95,75 - Sumber : Data Penelitian, diolah Berdasarkan pada Tabel 4.9 yang menggambarkan mengenai rasio konsentrasi CR 8 tenaga kerja pada industri di Jawa Tengah selama tahun 2005-2009 diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata konsentrasi tenaga kerja industri yaitu sebesar 96,24 persen di tahun 2005 yang juga merupakan rata- rata tertinggi jika dibandingkan sampai pada tahun 2009 di Jawa Tengah. Sedangkan untuk rata-rata konsentrasi tenaga kerja untuk tahun 2006 yaitu sebesar 94,94 persen, 94,85 persen untuk tahun 2007, dan di tahun 2008 rasio konsentrasi tenaga kerja industri di Jawa Tengah mengalami kenaikan yaitu menjadi 95,35 persen dan di tahun 2009 mencapai 95,75 persen rata-rata rasio konsentrasi tenaga kerja industri di Jawa Tengah. Konsentrasi rasio tenaga kerja tahun 2005, industri kayu dan barang dari kayu merupakan salah satu industri yang memiliki rasio yang terkonsentrasi di tahun 2005 yaitu mencapai 98,77 persen. Selain itu, industri jenis ini merupakan salah satu industri yang perkembangan konsentrasinya mengalami penurunan selama tahun 2005-2009. Pada tahun 2006 berdasarkan pada Tabel 4.9 diatas terlihat bahwa industri ini mengalami penurunan sebesar 1,98 persen sehingga menjadi 96,79 persen. Di tahun 2007 konsentrasi tenaga kerja industri kayu dan barang dari kayu mencapai 97,77 persen, sedangkan pada tahun 2008 rasio konsnetrasi tenaga kerja untuk industri jenis ini yaitu sebesar 96,13 persen.konsentrasi industri ini juga terus mengalami perkembangan yang menurun sampai dengan tahun 2009, hal ini dapat terlihat bahwa pada tahun 2009 konsentrasi industri kayu dan barang dari kayu yaitu sebesar 95,19 persen. Selain pada industri kayu, industri furnitur dan pengolahan lainnya juga merupakan industri yang memiliki rasio konsentrasi yang tinggi jika dibandingkan dengan jenis-jenis industri lainnya yang ada di Jawa Tengah selama tahun 2005-2009. Pada tahun 2005 rasio konsentrasi tenaga kerja untuk industri jenis iniyaitu sebesar 98,55 persen. Tidak berbeda jauh dengan tahun berikutnya,ditahun 2006 konsentrasi tenaga kerja industri jenis ini mengalami kenaikan yaitu menjadi 98,84 persen, sedangkan pada tahun 2007 konsentrasi tenaga kerja industri ini yaitu sebesar 98,51 persen. Untuk konsentrasi tenaga kerja industri ini di tahun 2008 yaitu sebesar 98,22 persen, menurun sebesar 0,29 persen dari tahun sebelumnya. Konsentrasi tenaga kerja pada industri makanan dan minuman merupakan jenis industri yang memiliki rasio terkecil jika dibandingkan dengan rasio pada industri-industri lainnya yang ada di Jawa Tengah pada tahun 2005 yaitu hanya sebesar 91,38 persen. Untuk tahun 2006 rasio konsentrasi tenaga kerja pada industri ini mencapai angka 92,36 persen meningkat sebesar 0,98 persen dari tahun sebelumnya. Berbeda dengan tahun 2006, di tahun 2007 rasio konsentrasi tenaga kerja industri ini mencapai 91,51 persen. Hingga tahun 2008 rasio konsentrasinya terus menurun menjadi 90,97 persen dan di tahun 2009 rasio konsentrasi tenaga kerja pada industri makanan dan minuman meningkat kembali yaitu menjadi 91,65 persen. Selain itu untuk rasio konsentrasi tenaga kerja pada industri tekstil, industri kimia dan barang dari kimia, industri karet dan barang karet, serta industri barang galian bukan logam merupakan industri-industri yang memiliki tingkat konsentrasi yang sama di tahun 2005 yaitu sekitar 96 persen. Tabel 4.10 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR 8 Sektor Industri dari segi Tenaga Kerja Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit persen ISIC Nama Industri 2006 2007 2008 2009 15 Industri Makanan dan Minuman 1,07 -0,92 -0,59 0,74 16 Industri Tembakau - - - - 17 Industri Tekstil 0,88 -1,49 -0,03 1,43 18 Industri Pakaian Jadi - - - - 19 Industri Kulit dan Barang dari Kulit - - - - 20 Industri Kayu, Barang dari Kayu -2,00 1,01 -1,67 -0,97 21 Industri Kertas, Barang dari Kertas - - - - 22 Industri Penerbitan, Percetakan - - - - 23 Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi - - - - 24 Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia -1,65 0,67 0,46 -0,79 25 Industrii Karet dan Barang-Barang dari Karet 0,03 1,73 -0,31 0,69 26 Industri Barang Galian Bukan Logam -4,42 -1,52 4,95 2,38 27 Industri Logam Dasar - - - - 28 Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin -1,45 -1,85 5,35 -4,10 29 Industri Mesin Perlengkapannya -2,50 -1,30 0,40 3,72 30 Industri Mesin dan Peralaatan Kantor - - - - 31 Industri Mesin Listrik dan Lainnya - - - - 32 Serta Perlengkapannya - - - - 33 Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - - 34 kendaraan Bermotor - - - - 35 Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih - - - - 36 Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya 0,29 -0,33 -0,29 0,84 37 Daur ulang - - - - Sumber : Data Penelitian, diolah Perkembangan pertumbuhan tenaga kerja dengan menggunakan penghitungan rasio konsentrasi 8 perusahaan CR 8 pada industri-industri di Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.10 yang menggambarkan bagaimana perkembangan pertumbuhan tenaga kerja rasio konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah. Beberapa industri yang mengalami pertumbuhan tenaga kerja yang positif di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu industri makanan dan minuman yaitu sebesar 0,74 persen, industri tekstil yaitu tumbuh 1,43 persen, industri karet dan barang karet yaitu tumbuh 0,69 persen, industri barang galian bukan logam yaitu tumbuh sebesar 2,38 persen, industri mesin dan perlengkapan nya yaitu tumbuh 3,72 persen, serta industri furnitur dan industri pengolahan lain nya yang tumbuh sebesar 0,84 persen. Selain itu ada juga industri-industri di Jawa Tengah yang mengalami pertumbuhan yang negatif selama perkembangan nya sampai dengan tahun 2009, yaitu industri kayu dan barang kayu yang tumbuh -0,97 persen, industri kimia dan barang dari kimia yang tumbuh -0,79 persen, dan industri barang- barang dari logam kecuali mesin yang tumbuh sebesar -0,41 persen. Tabel 4.11 Rasio Konsentrasi CR 8 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit persen ISIC Nama Industri 2005 2006 2007 2008 2009 Rata- rata 15 Industri Makanan dan Minuman 93,99 92,73 90,71 94,17 94,39 93,19 16 Industri Tembakau - - - - - - 17 Industri Tekstil 98,59 99,18 96,99 97,15 98,33 98,04 18 Industri Pakaian Jadi - - - - - - 19 Industri Kulit dan Barang dari Kulit - - - - - - 20 Industri Kayu, Barang dari Kayu 99,26 98,16 98,46 98,89 98,13 98,58 21 Industri Kertas, Barang dari Kertas - - - - - - 22 Industri Penerbitan, Percetakan - - - - - - 23 Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi - - - - - - 24 Industri Kimia dan Barang- Barang dari Kimia 98,52 97,6 93,99 95,86 94,38 96,07 25 Industrii Karet dan Barang- Barang dari Karet 99,52 99,03 98,31 97,48 98,39 98,54 26 Industri Barang Galian Bukan Logam - 99,15 98,87 99,26 99,69 - 27 Industri Logam Dasar - - - - - - 28 Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin - 96,17 94,37 99,12 94,65 - 29 Industri Mesin Perlengkapannya - 96,25 98,62 95,89 97,58 - 30 Industri Mesin dan Peralaatan Kantor - - - - - - 31 Industri Mesin Listrik dan Lainnya - - - - - - 32 Serta Perlengkapannya - - - - - - 33 Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - - - - 34 kendaraan Bermotor - - - - - - 35 Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih - - 99,59 - - - 36 Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya 99,4 99,05 98,59 98,54 99,44 99,00 37 Daur ulang - - - - - - Rata-rata Industri Pengolahan CR 8 98,21 97,48 96,85 97,37 97,22 - Sumber : Data Penelitian, diolah Berdasarkan analisis CR 8 nilai tambah pada Tabel 4.11 yang dilakukan pada berbagai jenis industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2005-2009, diketahui bahwa rata-rata rasio konsentrasi nilai tambah industri di Jawa Tengah pada tahun 2005 sebesar 98,21 persen. Sedangkan di tahun 2006-2007 rasio konsentrasi nilai tambah industri di Jawa Tengah mengalami penurunan rata-rata tingkat rasio yaitu sebesar 97,48 persen untuk tahun 2006 dan sebesar 96,85 persen untuk rata-rata rasio tingkat konsentrasi untuk nilai tambah industri di Jawa Tengah.sedangkan di tahun 2008-2009 rata-rata tingkat konsentrasi nilai tambah industri di Jawa Tengah yaitu sekitar 97 persen. Industri karet dan barang dari karet merupakan salah satu industri yang memiliki tingkat rasio yang paling tinggi di tahun 2005 jika dibandingkan dengan industri yang ada di Jawa Tengah yaitu sebesar 99,52 persen. Ditahun 2008 rasio konsentrasi nilai tambah industri jenis ini mengalami penurunan yaitu hingga menjadi 97,48 persen. Tabel 4.12 Pertumbuhan Rasio Konsentrasi CR 8 Sektor Industri dari segi Nilai Tambah Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit persen ISIC Nama Industri 2006 2007 2008 2009 15 Industri Makanan dan Minuman -1,34 -2,17 3,81 0,23 16 Industri Tembakau - - - - 17 Industri Tekstil 0,59 -2,20 0,16 1,21 18 Industri Pakaian Jadi - - - - 19 Industri Kulit dan Barang dari Kulit - - - - 20 Industri Kayu, Barang dari Kayu -1,10 0,30 0,43 -0,76 21 Industri Kertas, Barang dari Kertas - - - - 22 Industri Penerbitan, Percetakan - - - - 23 Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi - - - - 24 Industri Kimia dan Barang-Barang dari Kimia -0,93 -3,69 1,98 -1,54 25 Industrii Karet dan Barang-Barang dari Karet -0,49 -0,72 -0,84 0,93 26 Industri Barang Galian Bukan Logam - -0,28 0,39 0,43 27 Industri Logam Dasar - - - - 28 Industri Barang -Barang dari Logam Kecuali Mesin - - - - 29 Industri Mesin Perlengkapannya - - - - 30 Industri Mesin dan Peralaatan Kantor - - - - 31 Industri Mesin Listrik dan Lainnya - - - - 32 Serta Perlengkapannya - - - - 33 Peralatan Navigasi,Peralatan optik,Jam, Lonceng - - - - 34 kendaraan Bermotor - - - - 35 Alat Angkutan selain kendaraan roda empat atau lebih - - - - 36 Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya -0,35 -0,46 -0,05 0,91 37 Daur ulang - - - - Sumber : Data Penelitian, diolah Perkembangan pertumbuhan nilai tambah dengan menggunakan penghitungan rasio konsentrasi 8 perusahaan CR 8 pada industri-industri di Jawa Tengah yang banyak mengalami peningkatan maupun penurunan dalam setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.12 yang menggambarkan bagaimana perkembangan pertumbuhan nilai tambah rasio konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah. Pertumbuhan konsentrasi nilai tambah industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yang mengalami pertumbuhan yang positif antara lain industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri karet dan barang dari karet, industri barang galian bukan logam, serta industri furnitur dan pengolahan lain nya. Selain itu, ada juga beberapa ijenis industri di Jawa Tengah yang mengalami pertumbuhan yang negatif selama masa perkembangan nya dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 yaitu industri kayu dan barang dari kayu yaitu tumbuh -0,76 persen, dan indsutri kimia dan barang dari kimia yaitu tumbuh -1,54 persen. Struktur industri manufaktur di Propinsi Jawa Tengah memiliki konsentrasi yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari tingkat rasio konsentrasi nya pada tabel-tabel yang telah digambarkan pada penelitian. Industri manufaktur di tahun 2009 dimana terdapat hampir sekitar 60 persen dari kelompok industri berdasarkan ISIC 5 digit yang memiliki tingkat konsentrasi diatas 75 persen. Artinya, industri pengolahan di Jawa Tengah dari masing-masing kelompok industri memiliki penanaman modal, tenaga kerja, dan nilai tambah yang dapat digolongkan ke dalam struktur pasar oligopoli. Tabel 4.13 Rata-rata Rasio Konsentrasi CR 4 Industri Pengolahan di Jawa Tengah Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit CR 4 2005 2006 2007 2008 2009 Investasi 83,29 82,23 80,89 82,59 81,90 Tenaga Kerja 85,82 84,39 83,04 86,78 82,96 Nilai Tambah 88,84 89,08 88,11 90,70 86,53 Sumber : Data Penelitian, diolah Berdasarkan pada Tabel 4.13 dapat dilihat nilai rata-rata konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2005-2009 dengan ISIC 5 digit, diketahui bahwa investasi di sektor industri di Jawa Tengah dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dengan menggunakan analisis CR 4 yaitu 81,90 persen, konsentrasi tenaga kerja sektor industri sampai dengan tahun 2009 mencapai 82,96 persen, dan konsentrasi nilai tambah di sektor industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu 86,53 persen. Hal ini berarti dari penghitungan CR 4 baik dalam penanaman modal, tenaga kerja, maupun nilai tambah pada sektor industri di Jawa Tengah sampai 2009 memiliki struktur pasar oligopoli tipe 2. Tabel 4.14 Rata-rata Rasio Konsentrasi CR 8 Industri Pengolahan di Jawa Tengah Tahun 2005-2009, ISIC 5 digit CR 8 2005 2006 2007 2008 2009 Investasi 94,79 92,86 92,97 93,77 94,24 Tenaga Kerja 96,24 94,94 94,85 95,35 95,75 Nilai Tambah 98,21 97,48 96,85 97,37 97,22 Sumber : Data Penelitian, diolah Berdasarkan pada Tabel 4.14 diketahui rata-rata konsentrasi industri pengolahan di Jawa Tengah tahun 2005-2009, ISIC 5 digit melalui penghitungan analisis CR8 bahwa besarnya konsentrasi investasi pada sektor industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu 94,24 persen, konsentrasi tenaga kerja sektor industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu mencapai 95,75 persen, dan konsentrasi nilai tambah di sektor industri di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009 yaitu 97,22 persen. Hal ini berarti sektor industri pengolahan di Jawa Tengah memiliki struktur pasar yang berbentuk oligopoli tipe 2.

4.4 Pembahasan