Perkembangan budidaya padi sawah Pengaruh tanaman padi terhadap emisi CH

c. Daun

Daun tanaman padi terdiri dari pelepah, helaian, lidah dan telinga daun. Pertambahan panjang daun bersamaan dengan pertambahan jumlah daun. Pada helaian dan pelepah daun terdapat ruang udara yang besar. Ruang udara pada pelepah daun berhubungan dengan stomata dan ruang udara yang terdapat pada batang dan akar Yoshida, 1981. Pertumbuhan tanaman padi umumnya sigmoid, jika jumlah anakan maksimum telah tercapai, daun-daun dibagian lebih bawah mulai mati.

2. Fase pertumbuhan

Ada tiga fase pertumbuhan tanaman padi, yaitu fase vegetatif aktif, generatif dan pemasakan. Fase vegetatif aktif dimulai dari perkecambahan sampai inisiasi primordia malai, fase reproduktif dimulai dari inisiasi primordia malai sampai rampak, dan fase pemasakan dimulai dari rampak sampai masak Yoshida, 1981.

C. Tanaman Padi pada Persawahan di Indonesia

1. Perkembangan budidaya padi sawah

Indonesia merupakan negara dengan sektor ekonomi utama di bidang pertanian. Sekitar 51 penduduk Indonesia bermatapencaharian sebagai tani padi sawah. Luas sawah dan produksi padi di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Luas sawah dan produksi padi di Indonesia Tahun Luas sawah ha Rataan hasil tha Produksi t Peningkatan produksi 2002 11.521.166 4,469 51.489.694 2,04 2003 11.488.034 4,538 52.137.604 1,26 2004 11.922.974 4,536 54.088.468 3,74 2005 11.839.060 4,574 54.151.097 0,12 Sumber : Biro Pusat Statistik 2006 Dengan semakin bertambahnya penduduk Indonesia, maka kebutuhan pangan akan meningkat, dan diperlukan peningkatan produksi tanaman padi sebagai kebutuhan pangan pokok penduduk Indonesia yang ramah lingkungan.

2. Pengaruh tanaman padi terhadap emisi CH

4 Sifat fisiologis dan morfologis suatu varietas mempengaruhi besarnya emisi CH 4 . Selain itu, tiap varietas mempunyai umur dan aktivitas akar yang berbeda yang erat kaitannya dengan volume emisi CH 4 . Penggunaan varietas yang tepat diharapkan dapat menekan emisi CH 4 . Ada beberapa aspek yang perlu mendapat pertimbangan dalam menentukan pilihan, misalnya potensi hasil, umur tanaman, ketahanan terhadap hama dan penyakit, mutu beras, selera konsumen, dan kondisi ekosistem Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2006. Ciherang adalah hasil persilangan antara varietas IR64 dengan varietasgalur lain. Sebagian sifat IR64 juga dimiliki oleh Ciherang, termasuk hasil dan mutu berasnya yang tinggi. Varietas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ciherang. Varietas ini merupakan salah satu varietas dengan emisi CH 4 rendah, dengan produksi padi tinggi Wihardjaka, 2006. Berikut adalah karakteristik varietas padi Ciherang Lesmana et al., 2004: • Asal persilangan: IR18349-53-1-3-1-3IR19661-131-3-1IR19661-131-3-1IR64IR64 • Umur tanaman : 116-125 hari • Bentuk tanaman : tegak • Tinggi tanaman : 107-115 cm • Anakan produktif : 14-17 batang • Warna kaki : hijau • Warna batang : hijau • Warna daun telinga : putih • Warna lidah daun : putih • Warna daun : hijau • Muka daun : kasar pada sebelah bawah • Posisi daun : tegak • Daun bendera : tegak • Bentuk gabah : panjang ramping • Warna gabah : kuning bersih • Kerontokan : sedang • Kerebahan : sedang • Tekstur nasi : pulen • Kadar amilosa : 23 • Bobot 1000 butir : 27-28 gram • Potensi hasil : 5-8.5 tonha • Ketahanan terhadap hama : tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 • Ketahanan terhadap penyakit : tahan terhadap bakteri hawar daun HDB strain III dan IV • Anjuran tanam : cocok ditanam pada musim hujan dan kemarau dengan ketinggian dibawah 500m dpl • Dilepas tahun : 2000

3. Pengelolaan tanaman terpadu