tersebut adalah nilai obligasi atau saham menurut persepsi pasar terhadap perusahaan yang bersangkutan.
4. Nilai Buku Book Value. Pada dasarnya nilai ini adalah nilai yang
ditetapkan menurut teknik akuntansi yang sudah di-standard-isir sudah dibuat baku dan dikalkulasi dari laporan keuangan terutama dari neraca
yang dipersiapkan perusahaan. Nilai buku utang biasanya hampir identik dengan nilai par atau nilai nominal. Nilai buku saham biasa dihitung
dengan cara membagi total seluruh ekuiti modal sendiri yang ada di neraca, dengan jumlah lembar saham yang beredar outstanding shares.
2.2.1. Metode Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan
Menurut Sunariyah 2000 dalam Andhika 2005, ada dua metode perhitungan indeks harga saham gabungan, yaitu Metode Rata-Rata Average
Method. Metode ini memasukkan jumlah seluruh harga saham dalam perhitungan indeks kemudian dibagi dengan suatu faktor pembagi tertentu. Rumus indeks
harga saham dengan metode rata-rata adalah : P
S
IHSG = IP
base
Dimana : IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan
P
S
= Harga Pasar Saham, dan IP
base
= Suatu Nilai Pembagi
IP
base
merupakan suatu faktor pembagi dimana faktor pembagi ini harus dapat beradaptasi terhadap perubahan harga saham teoritis, karena ada aksi emiten
seperti right issue, dividen saham, dan saham bonus.
2.1.2. Faktor-faktor Ekonomi yang mempengaruhi IHSG
Menurut Herlambang dkk 2001 dalam Andhika 2005, faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi pergerakan IHSG yaitu :
1. Peningkatan Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar meningkat menyebabkan suku bunga turun. Tingkat
suku bunga sangat menentukan besarnya nilai sekarang dari pendapatan dividen di masa yang akan datang Setyastuti, 2004. Penurunan suku bunga mendorong
investasi dan aktivitas ekonomi. Karena investasi dalam bentuk tabungan tidak mendatangkan keuntungan bagi investor maka investor menarik uangnya dari
bank dan mencari tempat lain yang lebih menguntungkan. Penurunan suku bunga perbankan menyebabkan investor memilih bursa
efek karena akan lebih jauh menguntungkan. Pada pasar saham terjadi peningkatan permintaan saham yang menyebabkan excess demand kelebihan
permintaan. Excess demand terjadi karena peningkatan permintaan sedangkan penawaran tetap. Kelebihan permintaan ini disebabkan karena investor menyerbu
pasar saham untuk investasi. Sehingga permintaan lebih banyak daripada
penawaran.
MS
1
MS
2
r
1
r
2
MS
1
MS
2
MD, MS
Gambar 2.2. Permintaan Uang dan Penawaran Uang
Sumber : Mishkin, 2001.
Gambar 2.2 terlihat bahwa adanya kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan kurva Money Supply MS bergeser ke kanan bawah menjadi MS
2
. Pergeseran kurva MS ini menyebabkan suku bunga r menurun menjadi r
2
. Dalam hal ini diasumsikan bahwa Money Demand MD adalah tetap. Sehingga
dengan adanya kenaikan MS, MD tidak mengalami perubahan. Penurunan suku bunga menyebabkan investasi meningkat. Dalam hal ini investasi di sektor
perbankan menurun karena suku bunga yang rendah sehingga investor menginvestasikan dananya pada pasar modal.
r
r
1
r
2
Ir
I
1
I
2
Investasi
Gambar 2.3. Hubungan antara Suku Bunga dan Investasi
Sumber : Mankiw, 2000.
Gambar 2.3 menunjukkan jelas bahwa penurunan suku bunga menyebabkan investasi meningkat. Peningkatan investasi yang terjadi di pasar
modal akan mempengaruhi permintaan saham. Semakin banyak permintaan akan saham maka harga saham yang akan terjadi pun meningkat. Peningkatan
permintaan ini menyebabkan kurva permintaan saham bergeser ke kanan atas yang menyebabkan peningkatan pada IHSG lihat Gambar 2.4.
P S
saham
P
2
P
1
D
saham2
D
saham1
Q
1
Q
2
Q
saham
Gambar 2.4. Keseimbangan Pasar Saham
Sumber : Darmadji dan Fakhruddin, 2001.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan pengaruh peningkatan jumlah uang bersedar terhadap IHSG sebagai berikut :
MS kurva MS r I
saham
D
saham
P
saham
IHSG 2. Nilai Tukar
Secara makroekonomi, nilai tukar dapat disebabkan oleh berbagai faktor misalnya jumlah uang beredar dan ketergantungan impor. Jika nilai tukar rupiah
mengalami depresiasi maka investor akan menginvestasikan dananya ke luar negeri. Dampaknya bagi perekonomian Indonesia adalah kepercayaan investor
dalam dan luar negeri akan menurun. Sehingga dana mengalirnya dari dalam negeri ke luar negeri yang biasa disebut capital outflow.
Mengalirnya dana dari dalam negeri ke luar negeri membuat investasi di dalam negeri menjadi menurun. Penurunan investasi tersebut terjadi pada
perbankan maupun pasar modal. Hal ini akan berdampak pada berkurangnya permintaan saham di dalam negeri. Sehingga harga saham ikut mengalami
penurunan dan pada akhirnya IHSG pun mengalami penurunan. EXR Rp Depresiasi Capital Outflow I
saham
D
saham
P
saham
IHSG 3. Kenaikan Tingkat Produksi
Kenaikan tingkat produksi biasanya dianalogikan dengan kenaikan laba, artinya kenaikan dividen bagi pemegang saham. Dengan demikian pengaruh
kenaikan produksi bersifat positif bagi perkembangan pasar saham. Pengukuran kenaikan produksi dapat mempergunakan GDP.
4. Suku Bunga Meningkatnya suku bunga akan menurunkan nilai sekarang dan
pendapatan dividen, kondisi seperti ini akan mempengaruhi turunnya harga saham Setyastuti, 2004. Hal ini disebabkan karena investor cenderung menanamkan
dananya dalam bentuk investasi lainnya, seperti menyimpan dananya pada sektor perbankan. Dengan demikian hal tersebut menjadi pendorong untuk melepaskan
sahamnya, sehingga meningkatkan jumlah saham yang ditawarkan di pasar saham dan selanjutnya menekan harga saham. Penurunan harga saham akan berdampak
pada IHSG dikarenakan berkurangnya kemampuan emiten dalam memenuhi
kewajiban dan menghasilkan laba serta mendorong tekanan jual oleh investor sehingga investor akan berinvestasi pada sektor perbankan. Hal lain yang
disebabkan oleh peningkatan suku bunga adalah turunnya kepercayaan investor dalam maupun luar negeri terhadap perekonomian Indonesia yang semakin
membuat tekanan pada pasar modal.
2.2. Jakarta Islamic Index JII