Pengaruh pendaftaran nilai aktiva bersih (NAB) portofolio produk unit link campuran terhadap tingkat pendapatan nasabah pada PT. BNI Life Insurance divisi Syariah (priode Januari 2008-Juni 2010)

(1)

BNI Life Insurance Divisi Syariah”

(Periode Januari 2008

Juni 2010)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (SE,Sy)

Oleh:

Nuralifah

107046201846

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011/1432


(2)

(3)

(4)

i

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 November 2011


(5)

ii

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Jakarta Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) portofolio produk unit link campuran periode Januari 2008 – Juni 2010. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linear berganda, dimana Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran sebagai variabel independen dengan level signifikansi 5%.

Hasil penelitian ini menunjukkan dari perhitungan dengan menggunakan angka R square adalah 0,980, maka hal ini dapat menjelaskan kontribusi Indeks JII dan SBIS dalam mempengaruhi Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran sebesar 98% dan sisanya 2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Selain itu, variabel indeks JII menjadi variabel yang paling dominan dan berpengaruh secara signifikan sedangkan variabel SBIS tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan NAB produk unit link campuran.

Kata kunci: Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran, Jakarta Islamic Indeks (JII), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)


(6)

iii

Alhamdulillah, Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas kehendak dan kuasa-Nya, penuli dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi dan Rasul akhir zaman, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabat, thabi’in-thabi’in dan seluruh umat manusia yang setia kepadanya hingga akhir zaman.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi. Syukur Alhamdulillah, berkat keikhlasan hati dan kerja keras disertai doa dan dorongan serta bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga kesulitan dan hambatan dapat penulis lalui dengan sebaik-baiknya. Dengan penuh kesadaran, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, melalui tulisan ini perkenanakan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM.

2. Ketua Program Studi Muamalat, Ibu Dr. Euis Amalia, M. Ag dan Sekertaris Program Studi Muamalat Bapak Mu’min Rauf, MA.


(7)

iv

pengalamannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama di bangku kuliah dan pimpinan beserta staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan.

5. Orang tua penulis, Bapak Fadil dan Ibu Eva Fahiroh, adikku Rachmat Riyadi, dan Muhammad Ifan Taufiq, tantequ tersayang Zuliana serta keluarga tercinta atas doa, dukungan, motivasi serta perhatian secara moril serta materil yang tak terhingga dan tiada pernah henti kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan Asuransi Syariah Reguler 2007

khususnya Asuransi Syariah B, corina, puput, vivi, tini, eva, ema, ulan, zaki, neng, mitha, lirin, qisti, ara, ida, uus, fitri, ela, panji, abink, ruly, farhan, lukman, wawan, hadi, surya, ega, asyep, nanang, bayu, yoga, andika, dan lainnya yang selalu memberikan kebersamaan selama penulis berada di bangku kuliah. Semoga kebersamaan kita takkan habis seiring memudarnya waktu.

7. Teman-teman LiSenSi (Lingkar Studi Ekonomi Islam), KopMa, dan KKN “Sadayana Sae” terimakasih banyak atas ilmu yang diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga kita semua bisa sukses dalam berkarir.


(8)

v

skripsi penulis.

9. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah memberikan bantuan dan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulus menjalani perkuliahan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta hingga selesai.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat gandan kepada semua pihak atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Di balik kekurangan dan kesalahan terdapat kesempurnaan yang hanya milik Allah semata, karena itu penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Terakhir, semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan dan memerlukan untuk menjadi bahan pelajaran dan ilmu pengetahuan untuk masa depan.

Jakarta, November 2011


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN ……….. i

ABSTRAK……….. ii

KATA PENGANTAR……… iii

DAFTAR ISI ………... vi

DAFTAR TABEL……… ix

DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Pembatasan Masalah………. 11

C. Perumusan Masalah……….. 12

D. Tujuan Penelitian……….…. 13

E. Manfaat Penelitian……… 13

F. Review Studi Terdahulu………... 15

G. Kerangka Teori……….. 24

H. Kerangka Pemikiran……….. 26

I. Sistematika Penulisan……… 28

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Teori Investasi……….. 30


(10)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ……… 55

B. Variable Penelitian……… 56

C. Tekhnik Pengumpulan Data………. 56

D. Sumber Data………. 57

E. Metode Analisis Data………... 58

F. Pengujian Hipotesis……….. 59

G. Uji Asumsi Klasik……….… 61

H. Analisis Regresi……… 64

I. Interprestasi Hasil Regresi……… 68

BAB IV PENGARUH PENDAPATAN NILAI AKTIVA BERSIH (NAB) PORTOFOLIO PRODUK UNIT LINK CAMPURAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN NASABAH A. Gambaran Umum Objek Penelitian……….. 70

B. Analisa Deskriptif ……… 72

C. Uji Asumsi Klasik ……… 79


(11)

viii

A. Kesimpulan……… 94

B. Saran……….. 95

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

ix

Tabel 1.2 Review Studi Terdahulu………. 15

Tabel 4.1 Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran pada PT BNI Life Insurance Divisi Syariah.. 74

Tabel 4.2 Data Jakarta Islamic Indeks (JII)... 76

Tabel 4.3 Data Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)……….. 78

Tabel 4.4 Uji Normalitas………. 80

Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas……… 82

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi.………. 83

Tabel 4.7 Uji Simultan……….... 85

Tabel 4.8 Uji Parsial …...……… 86


(13)

x

Bersih (NAB) Portofolio Produk Unit Link Campuran

Terhadap Tingkat Pendapatan Nasabah…..……… 27

Gambar 2.1 Proses Seleksi Emiten Saham Syariah……..………….. 51 Gambar 4.1 Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran

pada PT BNI Life Insurance Divisi Syariah….……….. 75 Gambar 4.2 Data Jakarta Islamic Indeks (Januari 2008 Juni 2010) 76 Gambar 4.3 Data Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) (Januari

2008 - Juni 2010)……….…….. 78

Gambar 4.4 Uji Normalitas………. 79


(14)

1 A. Latar Belakang

Dahulu manusia hanya memenuhi tiga kebutuhan saja, yaitu sandang, pangan dan papan. Namun dengan pesatnya perkembangan zaman, kini manusia tidak hanya ingin memenuhi ketiga kebutuhan tersebut melainkan kebutuhan di masa mendatang manusia sudah terlebih dahulu ingin memenuhinya mulai dari sekarang, sebagai contohnya kebutuhan di hari tua dan dana pendidikan bagi anak-anaknya. Hal tersebut menjadikan semakin kompleksnya kebutuhan manusia sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan perencanaan keuangan jangka panjang yang dilaksanakan secara berkesinambungan.

Investasi merupakan sarana terpenting dalam mengumpulkan dan menjaga nilai ekonomi uang. Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi.1 Istilah investasi adalah komitmen atau sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.2

1

Tini Anggraini, Investasi dan Pasar Modal, Slide Mata Kuliah Pasar Modal. 2010, h.2. 2 Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, (Yogyakarta: BPFE, 2001), h.3.


(15)

Aktivitas investasi dapat dilakukan pada aktiva rill atau real assets (membangun pabrik, membuat produk baru, menambah produk baru, merambah saluran distribusi dan lainnya) ataupun pada financial assets atau sekuritas (membeli sertifikat deposito, saham, obligasi, atau sertifikat reksadana).3 Dalam berinvestasi terdapat 6 hal yang perlu diperhatikan:4

1. Perencanaan

Tentukan tujuan berapa dana yang dibutuhkan, jangka waktu investasi dan ukur profil risiko.

2. Buat strategi alokasi asset

Manajer investasi akan membantu investor menetapkan alokasi asset sesuai perencanaan yang telah dibuat.

3. Diversifikasi asset

Untuk mengurangi risiko. Salah satu pilihan investasi yang sudah terdiversifikasi adalah reksadana.

4. Implementasi rencana

Jika memutuskan berinvestasi reksadana, pilih manajer investasi yang dipercaya. Kemudian pilih jenis-jenis reksadana sesuai aset alokasi yang ditetapkan. Diversifikasi tidak hanya untuk kelompok asset (seperti saham, obligasi, pasar uang, mata uang, dsb), tetapi juga antar fund manager.

3

Suad Husnan, Dasar – dasar teori portofolio dan analisis sek uritas, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2001), Edisi ke-3, h.3.


(16)

Evaluasi fund manager berdasarkan perbandingan kinerja paling tidak tiga bulan sekali.

5. Lakukan investasi secara rutin

Terapkan metode dollar cost averaging, jangan berpatokan pada market timing.

6. Monitoring, evaluasi, dan penyesuaian (rebalancing)

Pantau kinerja investasi, dan lihat kembali apakah masih sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko. Perlu penyesuaian alokasi paling tidak setahun sekali, jika terjadi perubahan bobot karena pergerakan pasar.

Penggunaan produk keuangan sebagai media untuk investasi tidak mungkin dihindari pada saat ini, baik produk keuangan yang berasal dari lembaga keuangan bank ataupun non-bank yang merupakan sarana investasi, memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi dan memberikan fungsi proteksi, serta mampu bersifat fleksibel dalam menghadapi tuntutan masyarakat. Dikatakan bersifat fleksibel karena lembaga keuangan kini mencoba memasukkan nilai-nilai kerohanian dalam sistemnya yang menyelaraskan antara kehidupan dunia dan akhirat.

Di Indonesia, kehadiran lembaga keuangan berbasis syariah kini tengah menjadi fenomena kontemporer dalam perekonomian. Setelah dunia perbankan yang menerapkan prinsip syariah berkembang cukup pesat, kini giliran industri perusahaan asuransi yang mencoba melakukan penerapan prinsip syariah dalam mekanisme operasionalnya.


(17)

Pada awal tahun 2010 Kementerian Keuangan menerbitkan peraturan dasar penyelenggaraan asuransi syariah berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI). Peraturan itu dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 18/PKM.010/-2010 tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah tertanggal 25 Januari 2010.5 Tujuannya adalah peningkatan transparansi pelaku usaha asuransi kepada pemegang polis yang pada akhirnya diharapkan dapat mencapai target market share asuransi syariah dengan tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap prinsip syariah. Lebih dari itu peraturan baru ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan volume usaha asuransi syariah dengan lebih cepat.

Perkembangan asset asuransi syariah juga berkembang cukup pesat. Perasuransian Bapepam LK menunjukkan asset asuransi syariah per September 2010 mencapai Rp 4 triliun, naik dari Rp 3 triliun pada 2009. Aset asuransi jiwa tercatat mengalami peningkatan signifikan dari Rp 2,9 triliun menjadi Rp 3 triliun, sementara asset asuransi umum naik dari Rp 902 miliar menjadi Rp 1,1 triliun. Asuransi syariah pun menyumbang pendapatan premi sebesar 2,23 triliun atau sebesar 2,99% dari total premi asuransi.6 Di Indonesia pengembangan pasar (market development) asuransi

5 “Regulasi asuransi syariah terbit”,

Bisnis Indonesia, 10 Febuari 2010, artikel diakses pada 09 Febuari 2011 10:52 WIB, dari http://bataviase.co.id/node/90536


(18)

syariah masih terbuka luas, indikasinya antara lain dapat dilihat dari jumlah polis milik masyarakat pengguna jasa asuransi jiwa yang baru mencapai 8 juta individu.7

Tabel 1.1

Kinerja Industri Asuransi Syariah

(Dalam M iliar Rupiah)

NO Uraian Asuransi Jiwa

Asuransi Umum & Reasuransi

2009 2010 2009 2010

1 Asset 2,120.1 2,999.7 902.6 1,119.2

2 Premi Bruto 1,929.4 1,804.8 449.5 440.8

3 Klaim 596.5 705.3 236.4 297.0

Ket: *) Data sampai dengan September 2010, tidak termasuk asuransi sosial sumber: Bapepam-LK

Industri asuransi nasional tahun 2011 diperkirakan akan tumbuh lebih baik, seiring membaiknya ekonomi makro Indonesia. Besarnya jumlah penduduk dan masih rendahnya penetrasi asuransi juga masih terkonsentrasi di kota-kota besar menjadi alasan peluang pertumbuhan tahun depan tetap tinggi. Asuransi jiwa diperkirakan masih tumbuh di atas 20% tahun 2011, dan tetap mengandalkan produk berbasis investasi seperti unit link sebagai pendorong pertumbuhan.8

7 “R.

Pradopo, ”Prospek asuransi jiwa di Indonesia”, artikel diakses pada 19 Febuari 2011 11:01 WIB, dari http://bataviase.co.id/node/138725


(19)

Karena dipandang begitu pentingnya asuransi bagi sebagian masyarakat maka kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko mendasar seperti risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi berbagai risiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya.9 Risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan, karena segala aktivitas mengandung risiko.10 Risiko merupakan kemungkinan terjadinya suatu kerugian yang tidak diduga atau tidak diinginkan. Jadi merupakan ketidakpastian atau kemungkinan terjadinya sesuatu, yang apabila terjadi mengakibatkan kerugian.

Untuk merencanakan keuangan jangka panjang yang dilaksanakan secara berkesinambungan maka manusia membutuhkan investasi dan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak terduga dapat menimbulkan kerugian di masa yang akan datang tersebut maka sebagian manusia memerlukan asuransi. Asuransi merupakan buah pikiran dan akal budi manusia untuk mencapai suatu keadaan yang dapat memenuhi

9

Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h.1.

10 Soesino Djojosoedarso, Prinsip- Prinsip Manajemen Risik o dan Asuransi, (Jakarta: Salemba Empat, 1999) Cet. Ke-1, h.2.


(20)

kebutuhannya, terutama sekali untuk kebutuhan – kebutuhannya yang hakiki sifatnya antara lain rasa aman dan terlindung.11

Untuk itu produk proteksi plus investasi atau yang lebih di kenal dengan unit link bagi pemegang polisnya yaitu merupakan produk asuransi jiwa yang bersifat hibrida. Sebab, memberikan dua manfaat sekaligus, yakni manfaat perlindungan santunan asuransi jiwa dan manfaat investasi dalam bentuk nilai tunai.12 Awal perkembangan produk unit link dipicu oleh boomingnya reksadana di pasar modal. Produk asuransi jiwa unit link dirancang dengan mengaitkan (linked) produk asuransi jiwa dengan instrument investasi.

Produk yang merupakan inovasi dari produk asuransi tradisional, akibat dari mulai bergesernya minat masyarakat dari produk asuransi tradisional menjadi unit link di mana pada produk unit link ini selain memberikan proteksi jiwa juga memberikan keleluasaan pemegang polis untuk berinvestasi, investasi yang ditawarkan bermacam-macam dapat dipilih pemegang polis sesuai dengan keinginannya Ada beberapa alternative jenis-jenis produk unit link berdasarkan porsi portofolio investasi, tingkat risiko, dan potensi pengembalian hasil investasi. Ada

11

Sri Rejeki Hartono, Huk um Asuransi Dan Perusahaan Asuransi, (Jakarta: Sinar Grafika, 1992) h.30.

12 “Apa itu unit link”. Artikel Diakses pada 25/03/11 jam 07:28 dari http://bisnis.vivanews.com/news/read/50722-apa_itu_unit_link


(21)

empat jenis unit link yang tersedia saat ini, yaitu Unit Link pasar uang, Unit Link pendapatan tetap, Unit Link dana saham, dan Unit Link campuran.13

Peserta unit link dapat memilih kemana dana yang disetorkan akan diinvestasikan. Fluktuasi tingkat risiko, dan potensi pengembalian hasil investasi sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis unit link itu sendiri. tingkat risiko dana investasi pada produk unit link berturut-turut dari paling rendah ke paling tinggi adalah unit link pasar uang – unit link pendapatan tetap – unit link pendapatan campuran – unit link dana saham. Sedangkan potensi tingkat pengembalian hasil investasi akan berlaku sebaliknya. Hal ini sejalan dengan prinsip investasi “high risk

high return” atau “no pain no gain” .

Dengan demikian, unit link dana saham merupakan jenis unit link yang memiliki tingkat pengembalian hasil investasi paling besar, sementara unit link pasar uang menjadi unit link dengan pendapatan paling kecil dan unit link campuran merupakan Jenis unit link yang memberikan imbal hasil yang optimal dan relative lebih stabil, karena dana diinvestasikan pada beberapa instrument investasi (campuran) dalam komposisi tertentu (tergantung manajer investasi masing-masing).

13 “Jenis Produk Unit Link Berdasarkan Portofolio Investasi”. di

akses pada 26 Des 10, Jam 12:38dari:http://mysunlife.multiply.com/journal/item/11/Jenis_Produk_Unit_Link_Berdasarkan_Porto folio_Investasi


(22)

sesuai bagi para nasabah yang ingin memperoleh pendapatan memadai sekaligus peluang pertumbuhan investasi jangka panjang.14

Produk unit link ini adalah dana dari pemegang polis yang akan dikelola dalam mutual fund di mana tingkat risiko ditekan serendah mungkin sehingga risiko kerugian diharapkan lebih kecil. Variabel yang digunakan untuk menganalisis tingkat pendapatan yang diperoleh adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari unit link pada perusahaan asuransi syariah tersebut. Karena NAB merupakan total nilai investasi dan kas yang ada dikurangi dengan biaya-biaya hutang dari kegiatan operasional yang harus dibayarkan, sedangkan NAB per unit adalah harga wajar dari portofolio suatu unit link setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah per saham/unit penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tertentu.

Jakarta Islamic Index merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham syariah,15 terdiri dari 30 emiten dan telah sesuai dengan prinsip syariah islam16 Pergerakan nilai index akan menunjukkan pertumbuhan situasi pasar yang terjadi. Pasar yang sedang bergairah atau terjadi transaksi yang aktif, ditujukkan dengan indeks saham yang mengalami kenaikan.

14

Media Asuransi Desember 2008 no.215 tahun XXIX, h.17. 15

Bursa Efek Indonesia, Panduan pemodal: Investasi di Pasar Modal, (Jakarta:2008), h.25. 16 Rudi B Surya, Modul Pendidik an dan Pelatihan Wak il Manajer Investasi (WMI): Analisis


(23)

Sedangkan keadaan stabil ditunjukkan oleh indeks harga saham yang tetap, dan keadaan pasar lesu ditujukkan dengan indeks harga saham yang mengalami penurunan. JII menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham syariah gabungan, sampai pada periode tertentu. Dalam hal ini mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham syariah gabungan di bursa efek.

Instrumen moneter yang biasa menggunakan Sertifikat Bank Indonesia pada konvensional, sedangkan untuk instrumen moneter syariah menggunakan SBIS (Sertifikat Bank Indonesia Syariah) berdasarkan prinsip syariah. Sebagaimana yang telah diketahui instrumen moneter syariah yaitu SBIS merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi investor dalam berinvestasi. Apabila SBIS naik maka investor akan beralih pada kegiatan investasi lain yang lebih menguntungkan dan bebas risiko, sehingga indeks pasar modal akan turun, sebaliknya apabila SBIS turun maka masyarakat akan beralih ke jenis investasi lain yang lebih menguntungkan di pasar modal.

Pada peraturan BI Nomor 10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia17.

17 “Peraturan Moneter BI” Di akses pada 28 Maret 2011, jam 10:59 WIB dari http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Moneter/pbi_101108.htm ,


(24)

Melihat kedua faktor tersebut, diduga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) nasabah maka penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengukur seberapa besar hubungan tersebut dengan judul “Pengaruh Pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Portofolio Produk Unit Link Campuran Terhadap Tingkat Pendapatan Nasabah pada PT.

BNI Life Insurance Divisi Syariah” (Periode Januari 2008 – Juni 2010)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk Unit Link Campuran, khususnya pada PT. BNI Life Insurance Divisi Syariah diduga dapat diukur melalui campuran portofolio yaitu indeks JII, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Sukuk dan lain - lain. Agar pembahasan penelitian ini fokus dan tidak melebar, penulis membatasi pembahasan penelitian ini pada pengaruh pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) portofolio produk Unit Link Campuran yang terdiri atas indeks JII dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBIS) terhadap tingkat pendapatan nasabah. Oleh karena itu penelitian ini hanya menggunakan dua variabel independen yaitu Indeks JII, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Untuk itu data yang digunakan adalah, sebagai berikut:


(25)

a. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk Unit Link Campuran merupakan total nilai investasi dan kas yang ada telah dikurangi dengan biaya-biaya hutang dari kegiatan operasional yang harus dibayarkan.

b. Data pergerakan Jakarta Islamic Indeks yang digunakan sebagai tolak ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja investasi pada saham berbasis syariah. c. Data Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) yang digunakan sebagai tolak

ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja investasi pada insturmen investasi bebas risiko.

d. Penelitian ini menggunakan data sejak produk Unit Link Campuran pada PT. BNI Life Insurance Divisi Syariah diterbitkan selama tiga puluh bulan untuk variabel independen dan dependen, yaitu selama periode Januari 2008 – Juni 2010.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan beberapa masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh variabel Jakarta Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk Unit Link Campuran?

2. Variabel manakah yang memberikan pengaruh paling dominan terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk Unit Link Campuran?


(26)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan utama sebagai berikut :

1. Mengukur bagaimana pengaruh variabel Jakarta Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk Unit Link Campuran.

2. Menjelaskan variabel yang memberikan pengaruh paling dominan terhadap pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk Unit Link Campuran.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Mengaktualisasikan keilmuan dalam rangka pengembangan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan untuk menambah pengetahuan mengenai produk investasi pada asuransi unit link.

2. Bagi Akademisi

Sebagai kontribusi pada hasil penelitian, terutama yang berkaitan dengan produk investasi pada asuransi berupa pengetahuan mengenai pengaruh pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) portofolio produk unit link terhadap tingkat pendapatan nasabah, khususnya untuk kosenterasi asuransi syariah


(27)

yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini juga akan menambah keragaman referensi atas fakta-fakta ekonomi syariah di Indonesia. 3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk menentukan strategi yang tepat dalam memilih jenis investasi pada produk unit link yang mampu meningkatkan pertumbuhan pasar.


(28)

E. Review Studi Terdahulu

Tabel 1.2

1. Andry S Timisela, Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Penelitian Sebelumnya Penulis

Judul Pengaruh Indeks Syariah Terhadap Pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah (Studi Pada Dana Reksa Syariah Berimbang Tahun 2003-2007).

Pengaruh Pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Portofolio Produk Unit Link Campuran Terhadap Tingkat Pendapatan Nasabah pada PT. BNI Life Insurance Divisi Syariah (Periode Januari 2008 – Juni 2010).

Fokus Penelitian

Mengetahui pengaruh indeks JII terhadap pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Danareksa syariah berimbang.

Mengukur seberapa besar pengaruh variabel Jakarta Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran dan menjelaskan variabel mana yang memberikan pengaruh paling dominan.

Obyek Penelitian

Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT. Danareksa Syariah Berimbang.

PT. BNI Life Insurance divisi syariah, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Bank Indonesia (BI). Teori A. Pasar modal syariah

1. Pengertian pasar modal syariah

A. Teori Investasi

1. Pengertian Investasi 2. Instrumen Investasi


(29)

2. Prinsip pasar modal syariah 3. Jakarta Islamic Indeks 4. Kendala dan strategi

pengembangan pasar modal syariah

B.Reksadana syariah

1. Pengertian reksadana syariah 2. Jenis-jenis reksadana

3. Bentuk-bentuk reksadana 4. Sifat reksadana

5. Kelebihan reksadana 6. Risiko reksadana 7. Nilai Aktiva Bersih 8. Kinerja reksadana syariah 9. Manajer investasi

10. Bank kostodian

3. Proses Investasi 4. Tujuan Investasi

B. Ruang Lingkup Asuransi Syariah.

1. Pengertian asuransi syariah 2. Produk unit link

3. Jenis-jenis produk unit link 4. Nilai Aktiva Bersih (NAB)

C. Ruang Lingkup Pasar Modal Syariah.

1. Pengertian pasar modal syariah.

2. Jakarta Islamic Indeks.

D. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

1. Pengertian Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). 2. Tujuan strategis SBIS. Metodologi

Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kuantitatif dengan metode analisis regresi linear sederhana dengan variabel dependent Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana syariah dan variabel

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kuantitatif dengan metode analisis regresi berganda dengan variabel dependen Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk Unit Link Campuran dan variabel independen yaitu Jakarta Islamic


(30)

independent yaitu Jakarta Islamic Index (JII).

Index (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia Sertifikat Bank (SBIS). Hasil

Analisis

Terdapat hubungan linear antara Indeks JII dengan tingkat pertumbuhan NAB Danareksa Berimbang dengan R square sebesar 84.7% sedangkan sisanya 15.3% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel indeks JII.

Berasumsi bahwa terdapat pengaruh antara variabel Jakarta Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran baik secara simultan maupun parsial.

2. Putri Haryani, Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Penelitian Sebelumnya Penulis

Judul Study Komparasi Produk Asuransi Unit Link dan Reksadana Syariah (Studi pada PT. Takaful Keluarga dan PNM Invesment Management).

Pengaruh Pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Portofolio Produk Unit Link Campuran Terhadap Tingkat Pendapatan Nasabah pada PT. BNI Life Insurance Divisi Syariah (Periode Januari 2008 – Juni 2010).

Fokus Penelitian

Membandingkan asuransi unit link dan reksadana syariah, dari segi pengelolaan dana, manfaat dan keuntungannya berinvestasi.

Mengukur seberapa besar pengaruh variabel Jakarta Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran dan menjelaskan


(31)

variabel mana yang memberikan pengaruh paling dominan.

Obyek Penelitian

PT. Asuransi Takaful Keluarga

dan PNM Invesment

Management.

PT. BNI Life Insurance divisi syariah, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Bank Indonesia (BI). Teori A. Tinjauan pustaka asuransi

unit link dan reksadana syariah. 1. Teori mengenai investasi a. Pengertian investasi b. Instrument investasi c. Proses investasi

B. Gambaran umum teori asuransi unit link

a. Pengertian asuransi unit link b. Manfaat asuransi syariah

3. Gambaran umum teori reksadana

a. Pengertian reksadana

b. Mekanisme operasional reksadana

c. Jenis dan instrumen investasi reksadana

d. Jenis usaha emiten

e. Produk - produk reksadana yang ada di PNM Management.

A. Teori Investasi

1. Pengertian Investasi 2. Instrumen Investasi 3. Proses Investasi 4. Tujuan Investasi

B. Ruang Lingkup Asuransi Syariah.

1. Pengertian asuransi syariah 2. Produk unit link

3. Jenis-jenis produk unit link 4. Nilai Aktiva Bersih (NAB)

C. Ruang Lingkup Pasar Modal Syariah.

1. Pengertian pasar modal syariah.

2. Jakarta Islamic Indeks.

D. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

1. Pengertian Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).


(32)

2. Tujuan strategis SBIS. Metodologi

Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kuantitatif dengan metode analisis regresi berganda dengan variabel dependen Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran dan variabel independen yaitu Jakarta Islamic Index (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia Sertifikat Bank (SBIS). Hasil

Analisis

Perbandingan unit link dan reksadana terlihat dari mekanisme pengelolaan dana asuransi unit link syariah menggunakan beberapa akad seperti akad mudharabah, mudharabah musytarakah, dan wakalah bil ujroh serta perbedaan manfaat yang diperoleh.

Berasumsi bahwa terdapat pengaruh antara variabel Jakarta Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran baik secara simultan maupun parsial.

3. Annisa Sholihah, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Penelitian Sebelumnya Penulis

Judul Analisis Pengaruh JII, SWBI, IHSG, dan Inflasi terhadap Kinerja Reksa Dana Syariah

Pengaruh Pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Portofolio Produk Unit Link Campuran Terhadap


(33)

Tingkat Pendapatan Nasabah pada PT. BNI Life Insurance Divisi Syariah (Periode Januari 2008 – Juni 2010).

Fokus Penelitian

Mengetahui pengaruh JII, SWBI, IHSG, dan inflasi terhadap kinerja reksadana syariah.

Mengukur seberapa besar pengaruh variabel Jakarta Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran dan menjelaskan variabel mana yang memberikan pengaruh paling dominan.

Obyek Penelitian

Bapepam, Bursa Efek Indonesia (BEI), PNM Syariah, Danareksa Syariah Berimbang, dan Batasa Syariah.

PT. BNI Life Insurance divisi syariah, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Bank Indonesia (BI).

Teori A. Investasi dan pasar modal B. Return and Risk

C. Pengertian JII, SWBI, IHSG dan inflasi

D. Pengertian Reksadana

E. Manfaat Berinvestasi melalui reksadana.

F. Risiko investasi di reksadana G. Reksadana syariah

H. Jenis-jenis reksadana

I. Sumber penghasilan reksadana

A. Teori Investasi

1. Pengertian Investasi 2. Instrumen Investasi 3. Proses Investasi 4. Tujuan Investasi

B. Ruang Lingkup Asuransi Syariah.

1. Pengertian asuransi syariah 2. Produk unit link

3. Jenis-jenis produk unit link 4. Nilai Aktiva Bersih (NAB)


(34)

J. Mengukur kinerja reksadana K. Pengembangan produk reksadana

C. Ruang Lingkup Pasar Modal Syariah.

1. Pengertian pasar modal syariah.

2. Jakarta Islamic Indeks.

D. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

1. Pengertian Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). 2. Tujuan strategis SBIS. Metodologi

Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodelogi penelitian kuantitatif dengan metode analisis regresi linear berganda dengan variabel dependent Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana syariah dan variabel independent yaitu Jakarta Islamic Index (JII), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan inflasi.

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kuantitatif dengan metode analisis regresi berganda dengan variabel dependen Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran dan variabel independen yaitu Jakarta Islamic Index (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia Sertifikat Bank (SBIS).

Hasil Analisis

Hasil uji regresi ditemukan bahwa JII dan inflasi mempengaruhi kinerja reksa dana syariah, sedangkan

Berasumsi bahwa terdapat pengaruh antara variabel Jakarta Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)


(35)

variabel SWBI dan IHSG tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran baik secara simultan maupun parsial.

4. Indo yama Nasarudin dan Septian Adityawati, Jurnal Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

Penelitian Sebelumnya Penulis

Judul Perbandingan Analisis Karakteristik Perusahaan, Industri, dan Ekonomi Makro terhadap Return dan Beta Saham (Studi Kasus IHSG dan JII tahun 2003-2008)

Pengaruh Pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Portofolio Produk Unit Link Campuran Terhadap Tingkat Pendapatan Nasabah pada PT. BNI Life Insurance Divisi Syariah (Periode Januari 2008 – Juni 2010).

Fokus Penelitian

Membandingkan pengaruh varia bel karakteristik perusahaan, ind ustri dan ekonomi

makro terhadap return dan beta s aham syariah dengan return dan beta konvensional

Mengukur seberapa besar pengaruh variabel Jakarta Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran dan menjelaskan variabel mana yang memberikan pengaruh paling dominan.

Obyek Penelitian

Perusahaan yang go public di BEI.

PT. BNI Life Insurance divisi syariah, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Bank Indonesia (BI). Teori A. Pengertian pasar modal

B. Analisis perusahaan (Rasio

A. Teori Investasi


(36)

Solvabilitas, rasio profitabilitas, market ratio, nilai buku)

C. Analisis industri

D. Analisis makro ekonomi (inflasi, kurs, produk domestik bruto).

2. Instrumen Investasi 3. Proses Investasi 4. Tujuan Investasi

B. Ruang Lingkup Asuransi Syariah.

1. Pengertian asuransi syariah 2. Produk unit link

3. Jenis-jenis produk unit link 4. Nilai Aktiva Bersih (NAB)

C. Ruang Lingkup Pasar Modal Syariah.

1. Pengertian pasar modal syariah.

2. Jakarta Islamic Indeks.

D. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

1. Pengertian Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). 2. Tujuan strategis SBIS. Metodologi

Penelitian

Teknik analisis data yang digunakan model persamaan struktural (Structural Equation Modelling) dengan bantuan program AMOS.16

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kuantitatif dengan metode analisis regresi berganda dengan variabel dependen Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran dan variabel


(37)

independen yaitu Jakarta Islamic Index (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia Sertifikat Bank (SBIS). Hasil

Analisis

Variabel karakteristik perusahaan (EPS, BV, dan ROA), Variabel industri (Jenis industri dan ukuran industri), Variabel makro ekonomi (PDB, Kurs, dan inflasi) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan yang diwakilkan dengan return dan beta saham pada JII. Sedangakan data IHSG yaitu Variabel karakteristik perusahaan (EPS, BV, ROA, dan ROE), Variabel industri (Jenis industri dan ukuran industri), berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan yang diwakilkan dengan return dan beta saham pada JII.

Berasumsi bahwa terdapat pengaruh antara variabel Jakarta Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran baik secara simultan maupun parsial.


(38)

E. Kerangka Teori dan Kerangka Pemikiran 1. Kerangka Teori

Penggunaan produk lembaga keuangan asuransi sebagai media untuk investasi sekaligus proteksi, selain memberikan kemudahan dalam memilih jenis investasi yang diinginkan dan memberikan fungsi proteksi, kini lembaga keuangan non-bank tersebut dapat bersifat fleksibel dengan memasukkan nilai-nilai kerohanian dalam sistemnya yang menyelaraskan antara kehidupan dunia dan akhirat.

Popularitas produk unit link, yang mana risiko investasinya secara langsung ditanggung oleh pemegang polis, telah tumbuh dengan cepat di kawasan asia beberapa tahun belakangan ini.

Terbentuknya produk unit link sendiri saat itu dipicu oleh terjadinya booming pada pasar modal dan mengarah pada ide pembentukkan produk asuransi jiwa yang dapat dikaitkan (linked) dengan instrumen investasi. Hal ini yang memicu para pelaku industri asuransi jiwa saat itu menawarkan produk alternative yang memberikan keleluasaann bagi para pemegang polisnya untuk mengakses secara langsung keungtungan investasinya.18

Untuk memantau hasil portofolio produk unit link menggunakan Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang merupakan total nilai investasi dana kas yang ada dikurangi dengan biaya-biaya dari kegiatan operasional yang harus dibayarakan.

18

Ketut, Sendra, Konsep dan Penerapan Asuransi Jiwa Unit Link , protek si sek aligus


(39)

Besarnya NAB bisa berfluktuasi setiap hari seperti hal nya reksadana, tergantung pada perubahan nilai efek dari portofolio. Meningkatnya Nilai Aktiva Bersih (NAB) mengindikasikan naiknya tingkat pendapatan pemegang saham atau unit penyertaan. Begitu juga sebaliknya, menurunnya Nilai Aktiva Bersih (NAB) berarti berkurangnya tingkat pendapatan pemegang unit penyertaan.

2. Kerangka Pemikiran

Adanya asuransi syariah menjadi sebuah solusi untuk menjawab kebutuhan kaum muslim akan pentingnya perencanaan masa depan. Dalam hal ini asuransi syariah mencakup sebuah transaksi bisnis yang halal dengan akad-akad bebas dari unsur maisir, gharar, dan riba.19

Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) portofolio produk Unit Link Campuran terhadap tingkat pendapatan nasabah ada pun variabel-variabel yang dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu Indeks JII dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

Tingkat pendapatan produk Unit Link Campuran dapat diukur dengan indikator Nilai Aktiva Bersih (NAB), dimana semakin tinggi Nilai Aktiva Bersih

19 Agus Edi Sumanto,dkk, Solusi Berasuransi: Lebih Indah Dengan Syariah, (Bandung: PT Karya Kita), h.31.


(40)

(NAB) produk unit link berarti semakin tinggi tingkat pendapatan nasabah. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas (independen variable) yang diteliti mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel terikat (dependen variable) maka penulis memberikan gambaran secara sistematis pada kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 1.1 Model Penelitian Pengaruh Pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Portofolio Produk Unit Link Campuran Terhadap Tingkat Pendapatan Nasabah.

Indeks Harga Saham /(Rp) Surat Berharga Yang dikeluarkan BI /(%)

Tingkat Pendapatan Nasabah

Interpretasi Jakarta Islamic Index (JII)

(Jan 2008 – Jun 2010)

Data Keuangan per bulan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) (Jan 2008 – Jun 2010)

Nilai Aktiva Bersih (NAB) Produk B-Life Investlink


(41)

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca dalam mengikuti materi yang akan dibahas, maka penulis paparkan garis-garis besar isi tiap-tiap bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini di uraikan mengenai latar belakang penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori dan kerangka pemikitan, dan teknik penulisan, kajian pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan dalam pembahasan permasalahan mengenai: ruang lingkup investasi, ruang lingkup asuransi syariah, ruang lingkup pasar modal syariah, dan ruang lingkup Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan memaparkan mengenai ruang lingkup penelitian, variabel penelitian, Teknik pengumpulan data, sumber data, metode analisis data, pengujian hipotesis, analisis regresi, dan interprestasi hasil regresi.


(42)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan memaparkan hasil penelitian bagaimana pengaruh pendapatan Nilai Aktiva Bersih (NAB) portofolio produk Unit Link Campuran terhadap tingkat pendapatan nasabah secara simultan dan parsial.

BAB V PENUTUP

Bab terakhir yang berisikan kesimpulan serta saran yang dapat di ambil dari hasil penelitian ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.


(43)

30 A. Teori Investasi

1. Pengertian Investasi

Investasi mempunyai pengertian yang luas, tetapi dalam kebiasaan umum, pengertian investasi diartikan dengan penggunaan uang bagi peningkatan kapasitas sistem produksi atau dengan kata lain peningkatan asset kapital.1

Investasi (investment) adalah sebuah cara atau alat untuk meningkatkan nilai atas nama yang kita simpan di sebuah instrument investasi tertentu untuk mendapatkan pengembalian dana yang positif (Positive return2). Definisi lain investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang yang sesuai dengan syariah islam.3

1

Dj.A.Simarmata, Pendek atan Sistem Dalam Analisa Proyek Investasi Dan Pasar Modal, cet.I, (Jakarta: PT Gramedia, 1984), h.155.

2

Ketut Sendra, Konsep dan Penerapan Asuransi Jiwa Unit Link : Protek si Sek aligus

Investasi. cet.I, (Yogyakarta: PPM, 2004), h.131.


(44)

2. Instrumen Investasi

Dalam dunia yang sebenarnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Dalam keadaan semacam itu pemodal menghadapi kesempatan investasi yang berisiko, untuk itu pembentukkan portofolio investasi (diversifikasi asset) pada berbagai kesempatan investasi digunakan untuk memperkecil risiko. Ada beberapa jenis instrumen investasi di pasar keuangan (financial Market) yaitu:4

a. Instrumen Pasar Modal

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara menjual sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.

b. Instrumen Pasar Uang

Pasar uang mempunyai berbagai macam instrumen investasi yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan spesifik para investor tetapi secara umum mempunyai waktu jatuh tempo kurang atau sama dengan satu tahun. Setiap instrumen dalam pasar uang memiliki tujuan tertentu sesuai dengan tingkat likuiditas serta tingkat jenis pendapatan yang diinginkan oleh investor. Beberapa instrumen pasar uang adalah sertifikat deposito, SBI


(45)

(Sertifikat Bank Indonesia), commercial paper dan lain-lain. Dalam syariah SBIS (Sertifikat Bank Indonesia Syariah).

3. Proses Investasi

Proses investasi berkenaan dengan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan mengenai pemilihan sekuritas, seberapa ekstensif investasi sebaiknya dilakukan dan kapan investasi seharusnya dilaksanakan.5 Menurut Suad Husnan untuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah – langkah sebagai berikut:6

a. Menentukan tujuan investasi

Ada tiga hal yang perlu dipertimbankan dalam tahap ini, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat risiko (rate of risk), dan ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan. b. Melakukan analisis sekuritas

Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek, salah satu tujuan penilaian ini adalah untuk mengidentifikasikan efek yang salah satu harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Untuk itu ada dua pendekatan yang dapat digunakan, yaitu:

5

William F. Sharpe, dkk, Investasi Jilid 1. Penerjemah Henry Njooliangtik dan Agustino (Jakarta: Prenhallindo 1999), h.1.

6 Suad Husnan, Dasar Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sek uritas, cet.II, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2001), h.47- 49.


(46)

1. Analisis teknikal

Analisis teknikal adalah suatu metode meramalkan pergerakan harga saham dan meramalkan kecenderungan pasar di masa mendatang dengan cara mempelajari grafik harga saham, volume perdagangan, dan indeks harga saham gabungan.7 Menggunakan data (perubahan) harga dimasa yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang, dengan mendasari bahwa:8

a. Harga saham mencerminkan informasi yang relevan.

b. Informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yang lalu.

c. Karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang.

Metodologi analisis teknis tergantung pada asumsi bahwa apa yang terjadi di masa lalu cenderung terulang lagi di bursa saham. Jika pola aktifitas tertentu di masa lalu tingkat keberhasilannya 90%, seseorang dapat mengasumsikan kemungkinan hasil yang sama akan muncul lagi setiap kali pola ini muncul di masa depan.9

7

Djoko Susanto Dan Agus Sabardi, Analisis Tek nik al Di Bursa Efek , Cet.1, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2010), h.29-30.

8

Suad Husnan, Dasar – Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sek uritas, cet.II, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2001), h.349.

9

William F. Sharpe, dkk, Investasi Jilid 2. Penerjemah Henry Njooliangtik dan Agustino (Jakarta: Prenhallindo 1999), h.368.


(47)

2. Analisis fundamental

Analisis fundamental digunakan untuk menghitung nilai intrinsik suatu saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan.10 Berupaya mengidentifikasikan prospek perusahaan (lewat analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya) untuk bisa memperkirakan harga saham di masa yang akan datang, dengan cara:11

a. Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang.

b. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

Tahapan melakukan analisis fundamental secara umum yaitu analisis ekonomi, analisis industri, siklus kehidupan produk, analisis perusahaan yang mengeluarkan saham, dan rasio-rasio keuangan (untuk memperhatikan seperti kebijaksanaan pemerintah, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penjualan perusahaan, pertumbuhan laba, perkembangan tingkat bunga, dan sebagainya yang mungkin mempengaruhi harga saham (kondisi pasar)).

10

Djoko Susanto Dan Agus Sabardi, Analisis Tek nik al Di Bursa Efek , Cet.1, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2010), h.21

11

Suad Husnan, Dasar – Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sek uritas, cet.II, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2001), h.315.


(48)

c. Pembentukkan portofolio

Portofolio berarti sekumpulan investasi tahap ini menyangkut indentifikasi sekuritas – sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing – masing sekuritas tersebut.

d. Melakukan revisi portofolio

Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi optimal, atau tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas – sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.

e. Evaluasi kinerja portofolio

Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (Performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang di peroleh maupun risiko yang di tanggung.

4. Tujuan Investasi

Setiap tahun, bahkan setiap bulan, harga bahan baku makanan dan barang serta jasa mengalami kenaikan. Kenaikkan itu dipicu oleh berbagai sebab, antara lain tingginya permintaan dan menurunnya penawaran.


(49)

Untuk itu ada beberapa alasan mengapa seseorang atau suatu perusahaan melakukan investasi antara lain adalah:12

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang.

b. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi, seseorang atau perusahaan dapat menghindarkan kekayaannya tidak merosot nilainya dikarenakan inflasi.

c. Dorongan untuk menghemat pajak. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan investasi salah satunya yaitu fasilitas pajak yang diberikan kepada seseorang atau suatu perusahaan yang melakukan investasi.

B. Ruang Lingkup Asuransi Syariah 1. Pengertian Asuransi Syariah

Secara umum asuransi syariah dapat diartikan dengan asuransi yang

prinsip operasionalnya didasarkan pada syari’at islam dengan mengacu kepada al-Qur’an dan al-Sunnah.13 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) memformulasikan asuransi syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan

12

William F. Sharpe, dkk, Investasi Jilid 1. Penerjemah Henry Njooliangtik dan Agustino (Jakarta: Prenhallindo 1999), h.47.


(50)

atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.14 Allah berfirman:15









































Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

2. Konsep Dasar Asuransi Syariah:

Fondasi berdirinya asuransi syariah (takaful) adalah upaya saling bertanggung jawab, saling membantu, saling melindungi di antara sesama peserta asuransi sehingga diperlukan pengelola yang amanah (perusahaan asuransi) demi terdistribusinya dana tolong-menolong bagi mereka yang

14 M. Amin Suma, Asuransi Syariah & Asuransi Konvensional: Teori, Sistem, Aplik asi &

Pemasaran, (Jakarta: Kholam Publishing, 2006), h.41.

15

Agus Edi Sumanto, dkk. Solusi Berasuransi: Lebih Indah Dengan Syariah, (Bandung: PT Karya Kita, 2009), h.26-27.


(51)

membutuhkan atau yang mengalami musibah.16 Untuk itu terdapat 5 konsep dasar asuransi syariah, yaitu:

a. Asuransi syariah dibangun atas dasar saling bertanggung jawab. b. Asuransi syariah dibangun atas dasar saling bekerjasama. c. Asuransi syariah dibangun atas dasar saling melindungi. d. Asuransi syariah dibangun atas dasar saling menyelamatkan. e. Asuransi syariah dibangun atas dasar profesionalitas.

3. Produk Unit Link

Unit link adalah salah satu produk dari asuransi jiwa, sedangkan bisnis asuransi jiwa identik dengan kepercayaan, atau adanya kepastian dan kenyamanan yang diterima oleh nasabah. Selain hal tersebut, asuransi jiwa juga harus memberikan solusi yang menguntungkan, bernilai tinggi, kompetitif, dan inovatif. Karena ketika perusahaan asuransi jiwa menyediakan produk investasi, perusahaan asuransi jiwa tersebut tidak hanya bersaing dengan perusahaan – perusahaan asuransi jiwa yang lain, tetapi juga dengan lembaga keuangan yang lain yang menyediakan instrumen–instrumen investasi dan yang berinvestasi langsung dalam sekuritas–sekuritasnya.17

16

Ibid, h.62.


(52)

Polis unit link pertama kali diterbitkan di London dan Manchester tahun 1957. Pada saat itu, polis unit link merupakan gabungan antara proteksi asuransi jiwa dengan reksadana.18

Lahirnya produk unit link dipicu oleh terjadinya booming pada pasar modal yang mengarah pada ide untuk membentuk produk asuransi jiwa yang dapat dikaitkan dengan instrumen investasi. Hal ini yang menyebabkan para pelaku industri asuransi jiwa menawarkan produk unit link pada saat itu adalah ketika harga saham naik, produk konvensional dengan pembagian hak laba tidak secara langsung memberikan laba kepada pemegang polis.19

Dengan adanya kebutuhan perusahaan asuransi jiwa untuk menginvestasikan dana dari pemegang polis ke dalam instrumen investasi yang tersedia sehingga menyebabkan bisnis unit trust (reksadana) menjadi berkembang. Pada awalnya, secara tidak langsung perusahaan asuransi jiwa mengaitkan produk asuransi jiwanya dengan produk unit trust (reksadana), akan tetapi lambat laun produk itu menjadi satu kesatuan dalam kontrak polis.20

Unit link sebagai produk “two in one” merupakan produk yang sangat mudah atau ringkas dan dapat memenuhi kebutuhan. Hal ini disebabkan karena unit link mengandung unsur asuransi sebagai proteksi dan reksa dana

18

Ketut Sendra, Konsep dan Penerapan Asuransi Jiwa Unit Link : Protek si Sek aligus

Investasi, cet.I, (Yogyakarta: PPM, 2004), h.2.

19

Ibid, h.6.

20 Ketut Sendra, Konsep dan Penerapan Asuransi Jiwa Unit Link : Protek si Sek aligus


(53)

sebagai instrumen investasi. Karena investasi dana dalam unit link dikelola oleh manajer investasi, jadi nasabah tidak perlu repot membeli perlindungan asuransi dan berinvestasi reksa dana di tempat yang berbeda, namun cukup ke satu tempat saja, yaitu perusahaan asuransi jiwa. Nasabah akan menikmati hemat waktu, pikiran dan biaya transportasi.21

Polis asuransi jiwa unit link adalah polis individu yang memberikan proteksi asuransi jiwa dimana setiap saat nilainya bervariasi sesuai dengan nilai asset investasi tersebut.22 Unit link merupakan pengembangan dari jenis asuransi dwi guna atau saham, pasar uang, atau obligasi.23

Jadi asuransi unit link adalah suatu bentuk pengembangan dari asuransi dwi guna yang memberikan proteksi jiwa terhadap individu di mana nilai tunai dalam polis akan ditanamkan pada berbagai jenis instrumen investasi seperti saham, pasar uang, atau obligasi.24

21

Freddy Pieloor, Jangan Beli Unit Link : Bila Anda Tidak Paham Benar!, cet I, (Jakarta: PT Elek Media Komputindo, 2009), h.95.

22

Ibid, h.22. 23

Fuad Usman dan M. Arief, Security for Life: Hidup Lebih Nyaman dengan Berasuransi, (Jakarta: PT. Elek Media Komputindo, 2004), h.40-41.


(54)

4. Keunikan Unit Link

Produk asuransi jiwa unit link memiliki keunikan apabila dibandingkan dengan produk asuransi jiwa lainnya. Keunikannya adalah sebagai berikut:25

a. Unsur Investasi dalam produk asuransi jiwa unit link merupakan komponen penting dari produknya, mengigat nilai polisnya adalah hasil investasi rill yang diperolehnya.

b. Komponen biaya pada produk asuransi jiwa unit link, baik biaya mortalita maupun biaya administrasi dan bahkan investment fee, diungkapkan secara eksplisit dalam lampiran polis sehingga dapat diketahui dengan jelas oleh pemegang polis.

c. Dalam produk asuransi jiwa unit link, tidak terdapat jaminan minimum maupun batas maksimum tingkat hasil investasi yang ditanggung pihak perusahaan asuransi, sehingga hasil investasi yang diterima tertanggung sepenuhnya tergantung pada kinerja investasi dana unit link yang dikelola perusahaan.

d. Pemegang polis dalam polis asuransi jiwa unit link berhak memilih portofolio investasi dari beberapa alternative investasi yang diteteapkan perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi jiwa akan menginformasikan

25

Ketut Sendra, Konsep dan Penerapan Asuransi Jiwa Unit Link : Protek si Sek aligus


(55)

atau menyampaikan laporan perkembangan dana investasi kepada pemegang polis dalam satuan unit secara periodik.

5. Jenis-jenis Produk Unit Link

Pada umumnya jenis produk unit link, seperti halnya pada reksadana, produk-produk unit link yang ada di pasaran dapat dikelompokkan dalam empat jenis sesuai dengan penempatan dana investasinya. Berikut ini jenis dan karakteristik unit link, berdasarkan beberapa pelaku industri asuransi dan literature26:

a. Cash fund unit link (unit link dana kas atau pasar uang)

Jenis unit link ini merupakan pilihan instrumen investasi yang paling aman, karena biasanya 100% dana investasi akan ditempatkan pada instrumen pasar uang seperti deposito berjanngka, sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan surat utang jangka pendek dengan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun. Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Rentang waktu investasinya jangka pendek dengan tingkat risiko paling rendah. Sehingga pada umumnya unit link jenis ini paling cocok bagi mereka yang bertipe konservatif. Dalam kondisi perekonomian yang normal, sesuai penempatan dananya, potensi return yang didapat juga paling rendah.

26


(56)

b. Fixed income unit link (unit link pendapatan tetap)

Pada unit link jenis ini, sekurang-kurangnya 80% dana diinvestasikan pada instrumen obligasi. Unit link pendapatan tetap memiliki risiko yang relative lebih besar dari pada unit link dana kas. Tujuan utama penempatan unit link pendapatan tetap adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Jenis unit link ini cocok diambil oleh nasabah yang ingin mendapatkan keuntungan pada tingkat bunga optimal, namun tetap mengutamakan pendapatan yang stabil dan konsisten.

c. Managed unit link (unit link pendapatan campuran)

Biasanya mereka yang masuk kategori investor moderat, menyukai unit link jenis ini. Jenis unit link ini memang sesuai untuk para nasabah yang ingin memperoleh investasi yang memberikan pendapatan memadai, sekaligus memanfaatkan peluang pertumbuhan investasi dalam jangka panjang. Hal itu dimungkinkan Karena dana pada unit link ini diinvestasikan pada saham dan obligasi (itulah makanya disebut campuran) dalam komposisi tertentu (tergantung manajer investasi masing-masing), sehingga mendapatkan imbal hasil yang optimal. Tingkat pengembalian dapat berfluktuasi dari tahun ke tahun, namun boleh dibilang relative lebih stabil dibandingkan unit link dana saham. d. Equity unit link (unit link dana saham)

Jenis unit link ini paling sesuai untuk nasabah dengan profil risiko sebagai seorang risk taker, yang ingin mendapatkan pertembuhan hasil


(57)

investasi secara maksimal, sekurang-kurangnya 80% dana investasi ditempatkan pada saham, yang memiliki potensi memberikan imbal hasil paling tinggi dibanding instrumen investasi lainnya. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari pada ketiga jenis unit link lainnya. Tingkat return atau pengembalian hasil investasi akan berubah dari tahun ke tahun dan berfluktuasi seiring dengan kondiisi pasar saham, selain itu, pemilihan saham yang dikoleksi, juga akan berpengaruh besar pada potensi imbal hasil maupun risiko investasinya.

6. Manfaat Dan Keuntungan

Pada dasarnya setiap kegiatan investasi mengandung dua unsur, yaitu return (keuntungan) dan risiko. Berikut ini terdapat beberapa keuntungan dalam berinvestasi melalui unit link, yaitu:27

a. Bila peserta panjang umur sampai akhir perjanjian, maka akan menerima seluruh dana investasi.

b. Apabila peserta yang ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian, ahli waris akan mendapat manfaat asuransi (Dana santunan) dan seluruh dana investasi.

c. Peserta akan mendapatkan fasilitas cuti premi dan tidak melakukan pembayaran premi dalam jangka waktu tertentu, dan asuransi masih tetap

27

Putri Haryani, “Study Komparasi Produk Asuransi Unit Link dan Reksadana Syariah”,(Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.80-82.


(58)

berjalan sepanjang dana investasi, dan peserta cukup membayar tabarru dan biaya lainnya jika ada.

d. Peserta akan mendapatkan perkembangan harga unit link setiap akhir periode.

7. Resiko investasi

Di samping keuntungan-keuntungn yang akan mereka dapatkan, terdapat juga beberapa risiko dalam melakukan investasi melalui unit link, antara lain:28

a. Biasanya dua tahun pertama, iuran digunakan untuk premi asuransi (otomastis uang peserta hilang), baru tahun berikutnya bisa cuti premi dan dihitung sebagai investasi tapi ada beberapa unit link yang langsung memperhitungkan sebagai investasi dari tahun pertama, tetapi 2 tahun baru bisa kita tarik lagi.

b. Resiko investasi sama besar dengan reksadana, artinya memiliki resiko yang sama seperti reksadana.

8. Nilai Aktiva Bersih

Mengukur kinerja produk unit link menjadi sangat penting bagi seseorang yang memiliki unit link. Terlebih lagi pada saat ekonomi mulai bergairah kembali seperti saat ini, diperlukan hasil pengukuran yang akurat

28


(59)

mengingat sumber daya yang dimiliki investor menjadi sangat terbatas. Dengan demikian informasi tentang kinerja produk unit link dalam berbagai kondisi pasar sangat dibutuhkan oleh para calon investor. Ada beberapa hal penting yang harus dipantau dalam mengukur kinerja unit link, yaitu:

a. Total Hasil Investasi

Total hasil investasi adalah perbandingan antara nilai kenaikan NAB per unit saham atau unit penyertaan dalam satu periode dengan NAB per saham atau unit penyertaan pada awal penyertaan.

Nilai Aktiva Bersih pada suatu periode dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Total Nilai Aktiva Bersih pada periode tertentu:

Total NAB = Nilai Aktiva – Total Kewajiban

Nilai Aktiva Bersih per Unit:

Total per Unit = Total Nilai Aktiva Bersih

Total Unit Penyertaan Saham yang diterbitkan

Di mana:

Total NAB = Jumlah Nilai Aktiva Bersih padaperiode tertentu NAB per Unit = NAB Per saham atau unit penyertaan pada periode

tertentu b. Perkembangan NAB


(60)

Dalam perhitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB) telah dimasukkan semua biaya pengelolaan investasi oleh manajer investasi (investment management fee) sehingga Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang diumumkan merupakan nilai investasi yang dimiliki oleh investor.

Perkembangan Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV) dan tata cara perhitungan besarnya NAB harus dipantau terus menerus yang dimuat di media massa sehingga memudahkan masyarakat dalam membandingkan kinerja suatu unit link dengan unit link sejenis lainnya. c. Laporan Periodik

Pengelolaan unit link wajib memberikan laporan periodik (tahunan maupun tengah tahun) kepada pemegang saham atau unit penyertaan investor yang menggambarkan kinerja yang bersangkutan.

C. Ruang Lingkup Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Syariah

Di Indonesia, perkembangan instrumen syariah di pasar modal sudah terjadi sejak tahun 1997. Diawali dengan lahirnya reksadana syariah yang diprakarsai dana reksa. Selanjutnya PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT Dana Reksa Invesment Management (DIM) meluncurkan Jakarta


(61)

Islamic Index (JII) yang mencakup 30 jenis saham dari emiten – emiten yang kegiatan usahanaya memenuhi ketentuan tentang hukum syariah.29

Pengertian pasar modal syariah adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum muamalat islamiyah.30 Di Indonesia, pasar modal menerapkan sistem syariah islam dalam operasionalnya, sementara ini masih dalam bentuk indeks yaitu Jakarta Islamic Indeks (JII) pada PT. Bursa Efek Jakarta.31 Prinsip – prinsip Dasar Berinvestasi di Pasar Modal:32

a. Pergunakan dana lebih (excess fund).

b. Dapatkan informasi mengenai produk investasi sebanyak mungkin sebelum mengambil keputusan berinvestasi (product knowledge).

c. Jangan menempatkan seluruh dana investasi pada satu jenis instrumen yang sama (diversifikasi) atau “Don’t put your eggs in one basket”. d. Disiplin melakukan target investasi baik profit maupun cut loss.

e. Kenali perusahaan sekuritas dimana anda berinvestasi (know your broker principle).

29

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, cet.II, (Jakarta: Kencana, 2008), h.55.

30

Ahmad Rodoni, Investasi Syariah. cet.I, (Jakarta: LP UIN Jakarta, 2009), h.62. 31

Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, cet.I, (Jakarta: LP UIN Jakarta, 2009), h.39.

32 “Mekanisme Transaksi Efek” Sekolah Pasar Modal: Intermediate, (Jakarta: Bursa Efek Indonesia, 2010), h.6.


(62)

2. Jakarta Islamic Index (JII)

Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Indeks diharapkan memiliki lima fungsi di pasar modal, yaitu:33

a. Sebagai indikator trend saham, b. Sebagai indikator tingkat keuntungan,

c. Sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio, d. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif, e. Memfasilitasi berkembangnya produk derivative.

Kriteria investasi islami berdasarkan Fatwa DSN, adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan yang mendapatkan dana pembiayaan atau sumber dana dari hutang tidak lebih dari 30% dari rasio modalnya.

b. Pendapatan bunga yang diperoleh perusahaan tidak lebih dari 15%. c. Perusahaan yang memiliki aktiva kas atau piutang yang jumlah piutang

dagangnya atau total piutangnya tidak lebih dari 50%.

Dalam penilaian tersebut saham–saham yang dipilih untuk dapat masuk indeks syariah sebagai berikut:


(63)

a. Memilih kumpulan saham dengan jenis utama yang tidak bertentangan dengan syariah dan sudah tercatat minimum 3 bulan, kecuali saham – saham tersebut termasuk dalam 10 besar kapitalisasi.

b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahunan berakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%.

c. Memilih 60 saham dari susunan diatas berdasarkan urutan rata–rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun.

d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata–rata nilai perdagangan selama satu tahun.

Pengkajian ulang dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan dimonitor secara terus menerus berdasarkan data publik dan media. Indeks harga saham setiap hari dihitung menggunakan harga saham terakhir yang terjadi dibursa. Proses seleksi emiten saham syariah:34


(64)

Gambar 2.1 Proses Seleksi Emiten Saham Syariah. Seleksi Syariah

1. Emiten tidak menjalankan usaha perjudian / permainan yang tergolong judi, dan perdagangan yang dilarang.

2. Bukan merupakan lembaga keuangan konvensional.

3. Tidak memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan makanan dan minuman haram.

4. Bukan usaha yang memproduksi, mendistribusikan dan menyediakan barang / jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Seleksi Kapitalisasi

1. Proses ini menyaring 60 saham dengan kapitalisasi pasar tertinggi di BEJ.

Seleksi Nilai Volume Transaksi

1. Proses ini menyaring 30 saham dengan nilai transaksi rata – rata tertinggi di harian BEJ.


(65)

D. Ruang Lingkup Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

1. Pengertian dan Karakteristik Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) merupakan perubahan nama dari Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 10/11/PBI/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)35, SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam bentuk mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia 36.

Adapun beberapa hal yang menjadi karakteristik dari instrumen ini adalah:37

1. Menggunakan akad ju’alah

2. Satuan unit sebesar Rp 1.000.000,00 (Satu juta rupiah);

3. Berjangka waktu paling kurang 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan;

4. Diterbitkan tanpa warkat (scripless yaitu SBI diterbitkan tanpa adanya fisik SBI itu sendiri dan bukti kepemilikan bagi pemegang hanya berupa pencatatan elektronis);

5. Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia; dan

35

Bank Indonesia, “Catatan atas Laporan Keuangan Tahunan Tahun 2009” h.13

36

PBI No. 10/11/PBI/2008 Tanggal 31 Maret 2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). SE BI No. 10/17/DPM Tanggal 31 Maret 2008 tentang Tata Cara Transaksi Repo SBIS dengan Bank Indonesia. SE BI No. 10/40/DPM Tanggal 17 November 2008 Perihal Perub ahan Atas SE BI No. 10/16/DPM Tanggal 31 Maret 2008 Perihal Tata Cara Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) melalui Lelang.

37

Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan


(66)

6. Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

Dalam hal penetapan jumlah atau tingkat imbalan yang akan diberikan Bank Indonesia kepada pemilik SBIS pada saat jatuh tempo akan dijelaskan pada bagian mekanisme SBIS.

Mekanisme penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) melalui lelang yang melibatkan:

1. Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) atau pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUS atau UUS, dan 2. BUS atau UUS, baik sebagai peserta langsung maupun peserta tidak

langsung, wajib memenuhi persyaratan Financing to Deposit Ratio (FDR) yang ditetapkan Bank Indonesia.

Kemudian BI juga menetapkan bahwa SBIS dapat di-repo-kan. Repo atau Repurcahse Agreement berarti transaksi jual beli surat–surat berharga ini telah disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali surat– surat berharga yang dijual; tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu. Dalam aturan BI dan berdasarkan fatwa DSN-MUI, SBIS yang di-repo-kan kepada BI menggunakan akad qard yang kemudian dilanjutkan dengan akad rahn, dan dalam hal ini BI membebankan biaya administrasi dengan perhitungan yang telah ditentukan sendiri.


(67)

2. Tujuan Strategis SBIS

Adapun bahan pertimbangan yang dapat dijadikan landasan alasan dikeluarkannya PBI adalah:

a. Dalam rangka memenuhi tujuan Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

b. Dalam rangka mendukung tugas dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia dapat melakukan pengendalian moneter berdasarkan prinsip syariah melalui operasi pasar terbuka.

c. Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan pengendalian moneter berdasarkan prinsip syariah melalui operasi pasar terbuka diperlukan penyempurnaan instrumen dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia berdasarkan prinsip syariah.


(68)

55

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, data yang diolah, dan dikembangkan dengan berbagai macam cara dapat digunakan, misalnya tahun penelitian, teknik analisis, dan lain sebagainya. Akan tetapi mengingat keterbatasan waktu, biaya dan kemampuan penulis, maka penelitian ini hanya terbatas pada 1 (satu) produk unit link pada PT. BNI Life Insurance Divisi Syariah.

Ruang lingkup penelitian ini adalah melihat pengaruh 2 (dua) variabel Independen yaitu Jakarta Islamic Index (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran pada periode Januari 2008 sampai dengan Juni 2010. Penelitian dilakukan dimulai dari pengumpulan data yang berhubungan langsung dengan objek penelitian, mengolah data hingga akhirnya diperoleh gambaran yang jelas tentang pokok permasalahan yang diteliti.

Penelitian ini bersifat deskriptif, dimana penulis melihat keterkaitan hubungan dan keterangan dari data lapangan. Penulis juga langsung melakukan penelitian di tiga lokasi, yaitu pada PT. BNI Life Insurance Divisi Syariah, Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di BEJ dan Perpustakaan Bank Indonesia (BI). Penelitian ini juga


(69)

bersifat kuantitatif artinya berkaitan dengan angka-angka dan dapat diukur yang digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

B. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Variabel terikat (dependen variable) yaitu :

Variabel Nilai Aktiva Bersih (NAB) Produk unit link campuran

dilambangkan dengan “Y”.

2. Variabel bebas (Independen Variable), yaitu :

a. Variabel Jakarta Islamic Index (JII) dilambangkan “X1”.

b. Variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dilambangkan

dengan “X2”.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, obyek penelitian adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran yang dikeluarkan oleh PT. BNI Life Insurance Divisi Syariah dan obyek penelitian lain seperti Jakarta Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) pada periode Januari 2008 hingga Juni 2010. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Jakarta Islamic Indeks (JII) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Nilai Aktiva


(70)

Bersih (NAB) produk unit link campuran periode Januari 2008 hingga pada Juni 2010.

D. Sumber Data

Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder yang diteliti adalah data bulanan pada periode Januari 2008 hingga Juni 2010. Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dan tidak perlu dikumpulkan lagi. Adapun cara yang ditempuh penulis dalam mengumpulkan data sekunder adalah:

1. Pengumpulan data melalui laporan pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih (NAB) produk unit link campuran yang dikeluarkan oleh PT. BNI Life Insurance divisi syariah secara bulanan.

2. Pengumpulan data melalui laporan pertumbuhan Jakarta Islamic Indeks (JII) pada Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) secara bulanan dan laporan pertumbuhan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) pada perpustakaan Bank Indonesia (BI) secara bulanan.

3. Studi kepustakaan yaitu menelaah sumber-sumber teks, melalui buku-buku, penelitian-penelitian terdahulu yang terkait baik skripsi, jurnal maupun majalah dan koran, serta artikel-artikel yang terkait penelitian ini.

4. Men-Download data-data yang terkati dari berbagai website dan blog, dan jurnal-jurnal, serta informasi yang terkait dengan penelitian ini, melaui


(71)

search engine www.bni-life.co.id, www.idx.co.id, www.bi.go.id, www.bapepam.go.id.

E. Metode Analisis Data

Untuk memperoleh jawaban atas rumusan permasalahan yang tekait hubungan antara independen variable Indeks JII dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap dependen variable Nilai Aktiva Bersih produk unit link campuran. Penulis menggunkan data selama periode Januari 2008 – Juni 2010 sebagai acuan untuk dianalisis menggunkan model regresi linear berganda.

Penggunaan model regresi linear berganda dimaksudkan agar independen variable yang diduga akan mempengaruhi dependen variable, dapat terlihat secara jelas pola hubungan yang terbentuk antar variabelnya.

Dalam analisis pengaruh tolak ukur kinerja suatu reksadana yang dalam penelitian ini menitik beratkan pada indeks JII dan SBIS terhadap pertumbuhan NAB Produk unit link campuran, akan menggunakan analisis regresi berganda dengan sebelumnya akan diuji terlebih dahulu apakah dalam data tersebut terhadap masalah dengan menggunakan asumsi klasik yang kemudian akan diuji kekuatannya dengan uji korelasi serta uji kebenarannya melalui uji hipotesis apakah sesuai dengan yang diramalkan sebelumnya.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)