kewajiban dan menghasilkan laba serta mendorong tekanan jual oleh investor sehingga investor akan berinvestasi pada sektor perbankan. Hal lain yang
disebabkan oleh peningkatan suku bunga adalah turunnya kepercayaan investor dalam maupun luar negeri terhadap perekonomian Indonesia yang semakin
membuat tekanan pada pasar modal.
2.2. Jakarta Islamic Index JII
Jakarta Islamic Index JII yang dikeluarkan oleh BEJ merupakan index dari 30 saham perusahaan yang kegiatannya dipandang tidak bertentangan dengan
syariah dan subset dari IHSG. JII mulai bisa diakses sejak tanggal 3 Juli 2000. Untuk dapat dipandang sesuai syariah, dilakukan lima tahap penyaringan yaitu :
Dipilih perusahaan yang kegiatan utamanya tidak bertentangan dengan syariah.
Saham tersebut sudah tercatat di BEJ lebih dari 3 bulan. Syarat ini boleh dilanggar bila ia termasuk dalam 10 saham berkapitalisasi
besar. Dipilih saham yang berdasarkan laporan keuangannya, rasio
kewajiban terhadap aktiva maksimal 90 . Dipilih 60 saham berdasarkan urutan kapitalisasi pasar selama satu
tahun terakhir. Dipilih 30 saham berdasarkan nilai perdagangan rata-rata selama satu
tahun terakhir.
Sebagaimana juga Islamic Index lainnya di dunia, seperti Dow Jones Islamic Index, Kuala Lumpur Islamic Index, perusahaan yang sahamnya tercatat
di JII bersikap pasif. Tabel di bawah ini merupakan daftar nama saham JII. Tabel 2.1. Daftar Saham Yang Masuk Dalam Perhitungan Jakarta Islamic Index
Periode Januari 2007 s.d Juni 2007 lampiran pengumuman BEJ Np.Peng 461BEJ-DAGU12-2006 tanggal 27 Desember 2006
No Kode
Nama Saham 1
AALI Astra Agro Lestari Tbk.
2 ADHI
Adhi Karya Persero Tbk. 3
ANTM Aneka Tambang Persero Tbk.
4 ASII
Astra International Tbk. 5
BLTA Berlian Laju Tanker Tbk.
6 BNBR
Bakrie Brothers Tbk. 7
BTEL Bakrie Telecom Tbk.
8 BUMI
Bumi Resources Tbk. 9
CMNP Citra Marga Nusaphala Persada Tbk.
10 CTRA
Ciputra Development Tbk. 11
CTRS Ciputra Surya Tbk.
12 GJTL
Gajah Tunggal Tbk. 13
INCO International Nickel Ind. Tbk.
14 INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk. 15
INKP Indah Kiat Pulp Paper Tbk.
16 INTP
Indocement Tunggal Prakasa Tbk. 17
ISAT Indosat Tbk.
18 KLBF
Kalbe Farma Tbk. 19
LPKR Lippo Karawaci Tbk.
20 LSIP
PP London Sumatera Tbk. 21
MEDC Medco Energi International Tbk.
22 PGAS
Perusahaan Gas Negara Tbk. 23
PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
24 SMCB
Holcim Indonesia Tbk. 25
SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk.
26 TLKM
Telekomunikasi Indonesia Tbk. 27
TOTL Total Bangun Persada Tbk.
28 UNSP
Bakrie Sumatra Plantations Tbk. 29
UNTR United Tractors Tbk.
30 UNVR
Unilever Indonesia Tbk.
Sumber : Divisi Perdagangan dan Divisi Riset dan Pengembangan BEJ, 2007
Artinya, mereka tidak mengupayakan agar saham perusahaannya masuk dalam JII, misalnya dengan menyesuaikan operasional bisnis mereka agar sesuai
syariah. Sebaliknya JII-lah yang aktif melakukan penyeleksian saham-saham yang tidak bertentangan dengan syariah. Secara langsung JII tidak mempengaruhi
perilaku bisnis perusahaan yang sahamnya masuk JII. Dari metode seleksinya, maka dapat diduga bahwa saham-saham yang
tercatat dalam JII adalah sama dengan saham-saham di LQ45 setelah dikeluarkan saham perusahaan lembaga keuangan konvensional dan saham perusahaan rokok.
Jika saja LQ45 diubah lagi menjadi LQ30, dan dipastikan tidak ada saham-saham perusahaan rokok dan bank konvensional, niscaya kita akan mendapatkan JII.
Dengan kata lain JII adalah LQ30 tanpa rokok dan bank. Tidak heran kalau kinerja JII lebih baik dari kinerja IHSG atau LQ 45. Pasca krisis sampai dengan
tahun 2006 kinerja JII adalah +102, sementara itu LQ45 +96, dan IHSG +97. Saham dalam JII adalah juga saham yang tercatat di LQ45.
2.3. Gambaran Pasar Modal Syariah di Indonesia