3.6.2. Penentuan Lag Optimal
Tahap kedua yang harus dilakukan dalam membentuk model VAR yang baik adalah menentukan panjang lag ordo optimal. Penentuan lag optimal dapat
diidentifikasi dengan menggunakan Akaike Info Criterion AIC, Schwarz Criterion SC, Hannan-Quinn Criterion HQ, dan sebagainya. Dalam penelitian
ini akan menggunakan kriteria SC. Besarnya lag optimal ditentukan oleh lag yang memiliki kriteria SC terkecil. Mengacu pada Widyanti dalam Hanie 2006,
perhitungan SC adalah sebagai berikut : SC = AICq + qTlogT-1
3.6 dimana q merupakan jumlah variabel, T adalah jumlah observasi, dan AIC
merupakan Akaike Information Criteria dengan perhitungan sebagai berikut Syabran dalam Hanie, 2006 :
AIC = log|
t 2
N| + 2KN 3.7
dengan
t 2
merupakan jumlah residual kuadrat, N adalah jumlah sample, dan k adalah jumlah variabel.
3.6.3. Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi bertujuan untuk menentukan apakah variabel-variabel yang tidak stasioner mengalami kointegrasi atau tidak. Konsep kointegrasi
dikemukakan oleh Engle dan Granger 1987 sebagai fenomena dimana kombinasi linear dari dua atau lebih variabel yang tidak stasioner akan menjadi
stasioner. Kombinasi linear ini dikenal dengan nama persamaan kointegrasi dan
dapat diinterpretasikan sebagai hubungan keseimbangan jangka panjang diantara variabel.
Untuk menguji apakah kombinasi variabel yang tidak stasioner mengalami kointegrasi, pengujian yang dapat dilakukan adalah uji koinyegrasi
Engle-Granger, uji kointegrasi Johansen, maupun uji kointegrasi Durbin-Watson. Pengujian ini dilakukan dalam memperoleh hubungan jangka panjang antara
variabel yang telah memenuhi persyaratan dalam proses integrasi dimana dimana semua variabel telah stasioner pada derajat yang sama yaitu first different. Salah
satu uji kointegrasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji kointegrasi Johansen. Dengan H
= non-kointegrasi, dan H
1
= kointegrasi. Jika t- trace statistics t-Mackinnon maka tolak H
yang artinya persamaan tersebut terkointegrasi.
3.7. Uji Kausalitas Granger