VII. EVALUASI USAHA TI
7.1 Analisis tingkat keuntungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi a. Keuntungan usaha TI
• Keuntungan pemilik TI Keuntungan yang diteliti dalam penelitian ini adalah keuntungan pemilik
TI. Dari hasil survey dapat dilihat bahwa pemilik tidak mempunyai tenaga kerja keluarga. Semua penambang tidak terkait hubungan darah yang berasal dari
daerah sekitar dan terdapat juga pekerja yang berasal dari luar pulau Bangka. Dari hasil analisis keuntungan usaha TI atas dasar perhitungan pendapatan dari usaha
TI setelah dikurangi dengan biaya pengeluaran maka usaha TI menghasilkan rata- rata keuntungan para pemilik usaha TI yaitu sebesar 12.24 juta rupiah per bulan.
• RC ratio Hasil analisis efisiensi usaha dengan menggunakan RC ratio adalah
bahwa usaha TI ini layak untuk dijalankan dimana nilai ratio yang diperoleh sebesar 1.52 telah memenuhi salah satu kriteria efisiensi usaha yaitu RC 1.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan
Pendugaan parameter regresi dengan menggunakan teknik OLS harus memenuhi enam asumsi klasik. Pengujian diperlukan untuk melihat apakah
keenam asumsi tersebut terpenuhi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya pelanggaran asumsi. Pelanggaran estimasi tersebut meliputi uji
autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.
Pengujian autokorelasi pada Eviws 4.1 dapat ditunjukkan dengan Breusch- Godfrey Serial Correlation LM Test
. ObsR-squared statistik dijadikan acuan untuk menerima atau menolak H
0.
Tetapi karena penelitian ini menggunakan data cross section sehingga autokorelasi tidak perlu diuji.
¾ Uji Validasi Model Untuk menganalisis keuntungan pemilik TI di Kabupaten Bogor
digunakan variable-variabel eksogen berupa modal K, Bahan bakar BB, imbalan tenaga kerja W, Harga timah P. Penelitian ini dalam mengestimasi
model menggunakan model ekonometrika dengAn metode kuadrat terkecil Ordinary Least Square. Perangkat software yang digunakan dalam penelitian ini
adalah eviews 4.1 dan Microsoft Excell. Berdasarkan hasil estimasi model secara keseluruhan, penduga dan pengujian model ekonomi dengan kriteria statistik yang
ada menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dimana terdapat dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap keuntungan yaitu penggunaan biaya bahan
bakar BB dan imbalan tenaga kerja W. Hasil estimasi dapat dilihat pada tabel 7.1.
Tabel 7.1. Hasil estimasi Model faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka.
Variable Coefficient Std. Error
t-Statistic Prob.
C -16235091 10135531 -1.601800
0.1218 K -0.052532
0.052291 -1.004611
0.3247 BB -0.990701
0.149752 -6.615617
0.0000 W 0.559134
0.105769 5.286382
0.0000 P 788.9163
318.2813 2.478676
0.0203 R-squared
0.908805 Mean dependent var 10511467
Adjusted R-squared 0.894214 S.D. dependent var
5201908. S.E. of regression
1691909. Akaike info criterion 31.67163
Sum squared resid 7.16E+13 Schwarz criterion
31.90516 Log likelihood
-470.0744 F-statistic 62.28450
Durbin-Watson stat 2.360305 ProbF-statistic
0.000000 • Uji Statistik
Uji statistik dilakukan meliputi goodness of fit, uji F, dan uji t. Nilai R- sqared
sebesar 0.908805 menunjukkan bahwa uji ketepatan perkiraan goodness of fit
dari model persamaan adalah baik. Hal ini berarti bahwa 90.89 persen keragaman dari
variable endogen bias dijelaskan oleh keragaman variable-variabel eksogen bebas di dalam model, sedangkan sisanya sebesar 0.11 persen dijelaskan oleh
variable lain diluar model. Uji F menunjukkan hasil yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan angka
probabilitas statistic F sebesar 0.0000 yang lebih kecil dari α = 0.10 artinya bahwa
minimal ada satu variabel eksogen berpengaruh signifikan terhadap variabel endogen. Uji t dapat dilihat dari probabilitas t-statistik. Berdasarkan uji tersebut
menunjukkan bahwa hanya penggunaan biaya bahan bakar dan imbalan pekerja yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat keuntungan pemilik TI di
Kabupaten Bangka dengn taraf nyata α = 0.10.
• Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah variabel
pengganggu memiliki varians yang sama homoskedastisitas. Hal ini dapat diketahui melalui White Heteroskedasticity Test. Nilai ObsR-squared statistik
dijadikan acuan untuk menerima atau menolak H : Homoskedastisitas.
Kesimpulan yang diambil jika prob dari ObsR-squared statistic lebih kecil dari alpha
α maka tolak hipotesis nol. Hasil uji menunjukkan bahwa model persamaan terbebas dari masalah heteroskedastisitas, yang dapat dilihat pada
Tabel 7.3. dimana nilai prob ObsR-squared dari model tersebut lebih besar dari taraf nyata sepuluh persen.
Tabel 7.2. Uji Heteroskedastisitas
ARCH Test
Variabel dependen ObsR-squared
Probability
DLaba 0.001156 0.972878
White Heteroskedasticity Test
Variabel dependen ObsR-squared
Probability
DLaba 22.7043
0.065200
• Uji Mulikolinear Uji multikolinear dilakukan dengan cara melihat koefisien korelasi antar
variable eksogen pada correlation matriks Tabel 7.3. Model persamaan regresi tingkat keuntungan ini terdapat nilai korelasi yang lebih besar dari 0.08 , yaitu
terjadinya masalah multikolinearitas antar variabel-variabel penjelas di dalamnya yaitu antara imbalan tenaga kerja W dan keuntungan Y sebesar 0.86, namun
terjadinya multikolinearitas masih bisa diabaikan apabila nilai korelasi-korelasi antar variabel tersebut tidak melebihi Adjusted R-squared-nya. Pada analisis ini
menunjukkan nilai Adjusted R-squared-nya diperoleh sebesar 0.89, sedangkan
korelasi terbesar yang terjadi antar variabel adalah 0.860003, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan ini tidak mengalami multikolinearitas.
Tabel 7.3. Uji Multikolinearitas W
P K
BB W
1.000000 0.855277
-0.213016 0.093875
P 0.855277
1.000000 -0.117376
0.144233 K -0.213016
-0.117376 1.000000 -0.089324
BB 0.093875
0.144233 -0.089324
1.000000 • Uji Normalitas
Hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa error term model terdistribusi secara normal. Hal ini terlihat bahwa dari nilai probabilitasnya yang
lebih besar dari taraf nyata sepuluh persen. Tabel 7.4. Uji Kenormalan
Variabel Dependen Jarque-Bera
Probability DLaba 1.346138
0.510140
¾ Variabel-variabel Penentu Keuntungan Faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha TI di Kabupaten
Bangka berdasarkan hasil estimasi pada tabel 7.1., maka secara matematis dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y = -16235091 - 0.052532 K - 0.990701 BB + 0.559134 W + 788.9163 P Persamaan diatas menunjukkan bahwa faktor yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap keuntungan usaha TI di Kabupaten Bangka adalah penggunaan biaya bahan bakar BB dan imbalan tenaga kerja W. Dimana
penggunaan biaya bahan bakar mempunyai pengaruh negatif terhadap keuntungan yaitu sebesar -0.99 artinya setiap peningkatan penggunaan biaya bahan bakar
sebesar 1 rupiah akan menurunkan laba sebesar 0.99 rupiah.
Imbalan tenaga kerja W mempunyai pengaruh positif terhadap keuntungan yaitu sebesar 0.56 yang artinya setiap peningkatan imbalan tenaga
kerja sebesar 1 rupiah maka akan meningkatkan laba sebesar 0.56 rupiah. Hal ini terjadi karena berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan
imbalan tenaga kerja akan mendorong pekerja untuk meningkatkan produktivitasnya dengan peningkatan produktivitas maka akan meningkatkan
keuntungan pemilik TI. Harga Timah P mempunyai pengaruh positif terhadap keuntungan
sebesar 788.92 yang artinya setiap peningkatan harga timah sebesar 1 rupiah maka akan meningkatkan keuntungan sebesar 788.92 rupiah. Hasil estimasi ini sangat
mungkin terjadi karena harga timah ditentukan oleh produktivitas dan kualitas timah yang diperoleh sehingga semakin banyak produktivitas timah yang
diperoleh dan semakin baik kualitas timah yang diperoleh maka harga timah yang ditetapkan juga akan semakin tinggi. Harga timah yang semakin tinggi akan
meningkatkan keuntungan para pemilik TI.
7.2. Kesempatan Kerja dan Pendapatan Pekerja per Hari