Sistem Permodalan dan Tingkat Pengembalian Modal Usaha TI

maksimal. Jika dibandingkan dengan rata-rata harga logam timah pada triwulan pertama tahun 2007 adalah US 12.635 per metrik ton maka sebenarnya upah pekerja dapat lebih ditingkatkan. Jika harga jual timah lebih tinggi, maka pemilik TI memperoleh keuntungan yang lebih besar sehingga secara tidak langsung imbalan tenaga kerja juga meningkat.

7.3. Sistem Permodalan dan Tingkat Pengembalian Modal Usaha TI

• Sistem Permodalan Usaha TI Kepemilikan modal untuk memulai usaha TI dibedakan menjadi tiga kategori. Penggunaan modal terbesar berkisar antara Rp. 10.000.000 – Rp. 20.000.000 yaitu sebanyak 20 orang 66.67 persen dan terkecil berkisar antara Rp. 30.000.000 – Rp. 40.000.000 sebanyak 2 orang 6.66 persen. Frekuensi kepemilikan modal disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 7.6. Kepemilikan Modal Kepemilikan Modal Rp Frekuensi Persentase Rp. 10.000.000 – Rp. 20.000.000 20 66.67 Rp. 20.000.000 – Rp. 30.000.000 8 26.67 Rp. 30.000.000 2 6.66 Sumber : Data Primer 2007 Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perolehan modal terbagi atas dua sumber, pertama, modal diperoleh dari modal sendiri yaitu sebesar 83.33 dan yang kedua, modal diperoleh dari modal pinjaman yaitu sebesar 16.67 , namun jika para pemilik TI menggunakan modal pinjaman, sistem yang diterapkan bukan sistem bunga melainkan diterapkannya sistem bagi hasil dimana keuntungan yang diperoleh akan dibagi rata antara pemilik TI dan pemodal sehingga segala resiko kerugian dan keuntungan ditanggung oleh kedua belah pihak. • Tingkat Pengembalian Modal ROI Dari hasil perhitungan diperoleh tingkat pengembalian investasi ROI sebesar 69.27 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian modal pada usaha TI tinggi. Hal ini sangat mungkin terjadi jika hasil perolehan timah berkualitas baik dan melimpah. Karena dengan kualitas timah yang baik akan meningkatkan harga jual timah kepada tengkulak dan kandungan timah yang melimpah akan menjamin kelangsungan kegiatan penambangan lebih lama. Jika dibandingkan dengan perolehan modal dari pinjaman, maka tingkat pengembalian modal sebesar 69.27 persen membuktikan bahwa para pemilik TI lebih memilih memperoleh modalnya dari modal sendiri, ataupun meminjam dalam sistem bagi hasil dan enggan meminjam modal dari bank maupun rentenir, selain prosedur yang berbelit-belit, sistem bunga dinilai memberatkan pemilik TI yang biasanya berkisar antara 1 hingga 2 persen per bulan bahkan per hari jika pemilik akan meminjam modal kepada rentenir.

7.4. Efisiensi usaha

Dokumen yang terkait

Model Peningkatan Stok Cumi Cumi (Photololigo Chinensis) Di Perairan Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5 59 150

Suksesi vegetasi pada areal bekas tambang timah di kabupaten Belitung provinsi kepulauan Bangka-Belitung

0 9 74

Potensi Pengembangan Sapi Potong di Kabupaten Belitung Propinsi Kepulauan Bangka Belitung

0 5 144

ANALISIS LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI ANALISIS LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI (Studi Kasus Tambang Timah Inkonvensional di Kecamatan Sungai Selan, Kabupaten Bangka Tengah).

0 0 15

PENDAHULUAN ANALISIS LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI (Studi Kasus Tambang Timah Inkonvensional di Kecamatan Sungai Selan, Kabupaten Bangka Tengah).

0 0 34

Rekayasa Lereng Stabil Di Kawasan Tambang Timah Terbuka Pemali, Kabupaten Bangka Utara, Kepulauan Bangka.

0 5 8

Study Epidemiologi tentang Malaria Pada Pekerja Tambang Timah Tradisional di Kabupaten Bangka, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia ( Epidemiological Study of Malaria Among Migrant Workers at Traditional Tin Mines in Bangka District, Bangka-Belit

0 0 8

PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Konflik pertambangan timah (Studi Terhadap Konflik Tambang Inkonvensional Rajuk di Benteng Kota Kecamatan Tempilang Kabupaten Bangka Barat) - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 21

Konflik pertambangan timah (Studi Terhadap Konflik Tambang Inkonvensional Rajuk di Benteng Kota Kecamatan Tempilang Kabupaten Bangka Barat) - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 8