Pada industri logam timah yang berpusat di Kota Pangkal Pinang, akan dilakukan pengolahan timah lanjutan yaitu peleburan timah hingga pembentukan
logam timah yang biasanya berbentuk batangan. Hasil pengolahan smelter akan dijual mitra kerja seperti PT Timah tbk. Rendahnya harga beli dan sulitnya ijin
untuk membuka smelter menyebabkan banyak smelter yang ditutup pada tahun 2006, hingga hanya tersisa 13 smelter Sigi, 2007. Hal ini menyebabkan
banyaknya penyelundupan ke luar negeri mengingat harga jual timah lebih tinggi dibandingkan harga jual domestik.
6.1. Bagan alur Distribusi Penjualan Timah
6.2. Dampak lingkungan usaha TI
Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan TI dibedakan menjadi dua kelompok sebagai berikut :
1. kerusakan lingkungan. a. Lubang bekas galian yang tidak direklamasi yiatu terbentuknya cekungan-
cekungan dalam yang terisi air hujan yang menyerupai danau dan mengakibatkan daerah tersebut terlihat tandus dan gersang. Sisa-sisa
Pasar Luar Negeri kolektor
smelter PT Timah tbk
= jalur resmi = jalur tidak resmi
timah
pengerukan tanah yang tidak diratakan kembali sehingga menjadi gundukan-gundukan tanah.
b. Pendangkalan sungai-sungai yang ada di sekitar area penambangan. Hal ini diakibatkan oleh kegiatan penambangan yang megambil air dari sungai
untuk melakukan penyemprotan tanah guna melunakkan tanah sehingga mudah untuk melakukan proses selanjutnya.
c. Kematian pohon-pohon di sekitar bekas galian disebabkan oleh asap mesin eksavator dan menurunnya kualitas air akibat limbah usaha TI.
d. Kegiatan penambangan telah memasuki fasilitas umum seperti jalan raya, perumahan penduduk, lahan pertanian, lahan pekuburan bahkan kawasn
hutan lindung. e. Pencemaran laut. Pengerukan timah di laut juga dinilai membahayakan
ekosistem perairan. Kegiatan penambangan timah di laut akan merusak terumbu karang, mencemari pantai ditandai pasir pantai yang berwarna
kehitaman dan terganggunya perkembangan ekosistem biota laut. Bahkan riskan merusak hingga dasar laut yang dapat memicu abrasi di pantai.
2. Perubahan Kehidupan Sosial
a. Terancamnya keselamatan pekerja, kegiatan usaha TI riskan longsor karena kegiatan penambangan yang dilakukan tidak sesuai dengan
prosedur resmi. b. Resiko terhadap kesehatan pekerja, misalnya kerusakan alat bantu
pernafasan pada waktu penyelaman pada usaha TI di laut.
c. Harga bahan pokok terutama makanan laut meningkat. Hal ini dikarenakan beralihnya nelayan menjadi penambang TI.
6.3. Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3K
• Keselamatan Kerja
Para pemilik usaha TI tidak mengikuti prosedur penambangan yang telah
diatur dalam peraturan daerah setempat. Prosedur penambangan hanya akan memperlambat kinerja dan mengurangi efisiensi waktu dalam proses
penambangan. Pelanggaran prosedur penambangan tersebut mengakibatkan terancamnya keselamatan para pekerja usaha TI. Karena usaha TI adalah usaha
tidak resmi maka dalam memperoleh keuntungan semaksimal mungkin para pemilik TI lebih memilih untuk mengabaikan keselamatan pekerjanya. Padahal
sesuai aturan pemasangan rambu-rambu keselamatan kerja beserta perlengkapan keselamatan kerja harus disediakan oleh pemilik usaha penambangan.
Tidak ada data resmi jumlah kecelakaan kerja yang terjadi pada usaha TI karena pihak keluarga korban kecelakaan kerja baik korban luka-luka, patah kaki,
patah tangan maupun meninggal dunia hampir tidak pernah melaporkan kejadian tersebut kepada yang berwenang namun dapat dipastikan bahwa jumlah
kecelakaan kerja usaha TI sangat mengkhawatirkan berdasarkan atas pemberitaan pada koran-koran lokal di daerah setempat.
• Kesehatan Kerja Usaha TI juga mengancam atas kesehatan para pekerja yang diakibatkan oleh
polusi dan limbah dari proses penambangan namun tidak terlalu dirasakan oleh
pekerja TI. Resiko kesehatan yang lebih tinggi lebih mengancam para pekerja industri smelter. Dalam proses pembakaran pasir timah ternyata mengeluarkan gas
berbahaya seperti SO
2
dan mengandung radio aktif gelombang pendek yang dapat mengakibatkan penyakit infeksi pernafasan dan kanker.
Sehingga dalam melakukan proses pembakaran diperlukan panas yang sangat tinggi guna untuk meminimalkan gas berbahaya tersebut dalam batas aman. Biaya
yang cukup mahal menjadi kendala tersendiri untuk membeli peralatan yang sesuai dengan standar penambangan sehingga resiko kesehatan pekerja belum
dapat mendapat perhatian secara layak.
VII. EVALUASI USAHA TI