3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel merupakan sesuatu yang dijadikan titik perhatian dalam suatu penelitian atau obyek penelitian. Dalam penelitian ini terdapat empat variabel
dependen, satu variabel independen.
3.3.1 Variabel Dependen Y : Peringkat Obligasi
Peringkat obligasi merupakan sebuah pernyataan tentang keadaan pemilik utang dan kemungkinaan apa yang bisa dan akan dilakukan sehubungan dengan
utang yang dimiliki. Variabel peringkat obligasi dilihat berdasarkan peringkat yang diterbitkan oleh Indonesia Bond Market Directory. Peringkat obligasi masuk
dalam skala ordinal, ukuran ini tidak memberikan nilai absolut terhadap objek tetapi hanya memberikan peringkat saja. Peringkat tersebut kemudian dibagi
kembali menjadi dua kategori yaitu investment grade dan non investment grade. Pemberian nilai peringkat obligasi seperti pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Skala Penilaian Peringkat Obligasi Peringkat Obligasi
Kategori Nilai
AAA,AA,A Investment grade
1 BBB, BB, B,
CCC,D Non Investment grade
Sumber: PT. PEFINDO
3.2.2 Variabel Independen
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.3.2.1.X1 : Konservatisme Akuntansi
Pemeringkatan obligasi bertujuan untuk memberikan indikasi dari kemampuan dan keinginan emiten untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo.
Penerapan konservatisme akuntansi akan mengurangi risiko perusahaan dalam melakukan overpayment dividen yang menjadi sumber ketidakcukupan aktiva
untuk pelunasan obligasi. Konservatisme akuntansi diduga dapat menentukan pemeringkatan obligasi perusahaan. Variabel konservatisme akuntansi diukur
dengan menggunakan market to book ratio yang mengacu pada penelitian Givoly dan Hayn 2000 serta Faradillah 2010. Dalam penelitian Mutiarani 2008 juga
menggunakan pendekatan market to book ratio dalam menghitung konservatisme menggunakan skala rasio. Skala rasio adalah ukuran yang memberikan keterangan
tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Data rasio, yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala rasio memiliki titik nol. Dengan adanya titik nol, maka
data rasio dapat dibuat pembagian. Market to book ratio mencerminkan nilai pasar perlembar saham terhadap nilai buku per lembar saham. Harga pasar perlembar
saham yang tinggi dibanding nilai buku per lembar saham menunjukan semakin tinggi nilai perusahaan dinilai oleh pasar. Hal ini membuat pasar bereaksi positif
terhadap saham perusahaan yang membuat harga saham naik. Pergerakan saham ini akan meningkatkan nilai perusahaan yang berarti akan semakin berar pula
market to book ratio. Perusahaan dengan market to book ratio lebih besar dari 1
menunjukkan perusahaan menerapkan akuntansi konservatif. Rumus dari konservatisme akuntansi sebagai berikut:
MTB = Harga pasar perlembar saham
Harga buku perlembar saham
3.3.2.2. X2 = Leverage
Leverage adalah kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan. Rasio ini
digunakan untuk mengukur penggunaan utang dalam membiayai investasi perusahaan. Pengukuran leverage dihitung dengan debt to equity ratio
menggunakan skala rasio. Skala rasio adalah ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur.
Debt to equity ratio DER = Total Liabilities
Total Equity 3.3.2.3.X3 =
Liquidity
Liquidity menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Liquidity merupakan skala rasio, skala rasio adalah ukuran
yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Ratio liquidity mengukur seberapa likuid perusahaan dalam memenuhi kewajiban
keuangannya tepat waktu dan memiliki aktiva lancar lebih besar dibanding utang lancarnya. Pengukuran rasio likuiditas sebagai berikut:
Current ratio CR = Current Asset Current Liabilities