4.6.4. Variabel Liquidity Tidak Berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi
Liquidity merupakan rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya. Liquidity yang
diukur melalui current ratio menggambarkan perbandingan jumlah aset lancar dengan jumlah utang lancar. Hasil perbandingan yang tinggi, menunjukkan bahwa
perusahaan dalam keadaan sangat likuid. Keadaan likuid adalah keadaan dimana perusahaan mampu melaksanakan kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang
mampu menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, berpengaruh pula terhadap pelunasan kewajiban jangka panjangnya.
Hasil output SPSS versi 16 tabel 4.12. menunjukkan nilai signifikansi yang dihasilkan adalah sebesar 0,312. Angka tersebut lebih besar dari angka
signifikansi 5 0,05. Hasil statistik ini berarti H0 ditolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa variabel liquidity tidak berpengaruh terhadap peringkat
obligasi. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Almilia dan Devi 2007. Beberapa penelitian
terdahulu menggunakan proksi yang sama, yaitu current asset untuk menginterpretasikan tingkat liquidity perusahaan. Perbedaan hasil penelitian dapat
disebabkan perbedaan sampel yang digunakan dan periode pengamatan. Tetapi penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Magreta dan
Nurmayanti 2009 yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
Variabel liquidity tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi menunjukkan bahwa tingkat likuiditas tidak secara langsung mempengaruhi
perolehan peringkat obligasi pada saat itu. Tabel 4.5. menunjukan kelas interval liquidity, tidak berpengaruhnya hipotesis ini diduga karena terdapat sebanyak 53
sampel atau sebesar 70,6 pada tingkat liquidity yang sangat rendah. Nilai liquidity yang rendah tidak dapat menggambarkan bahwa perusahaan mampu
memenuhi kewajiban lancarnya dengan baik pada saat jatuh tempo yang berpengaruh pada tidak kuatnya kondisi keuangan perusahaan.
4.6.5. Variabel Profitability Berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi
Variabel profitability menunjukkan perbandingan antara laba bersih yang mampu dihasilkan dengan jumlah modal saham yang dimiliki perusahaan.Modal
saham yang dimaksud adalah jumlah modal saham yang pertama kali disetorkan ketika perusahaan didirikan. Hasil output SPSS versi 16 tabel 4.12. didapat
variabel profitability berpengaruh terhadap peringkat obligasi. nilai signifikansi yang dihasilkan variabel profitability adalah sebesar 0,035. Angka tersebut lebih
besar dari angka signifikansi 5 0,05, maka H diterima dan menolak Ha yang
menyatakan bahwa variabel profitability berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Penelitian ini memberikan hasil yang konsisten dengan beberapa
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pakarinti 2012. Penelitian tersebut sama-sama menggunakan variabel profitability. Raharja dan Sari 2008 yang
melakukan uji beda rasio profitabilitas terhadap peringkat obligasi perusahaan yang berada pada kategori investment grade dan non investment grade juga
berkesimpulan bahwa rasio profitabilitas antara perusahaan yang berada pada kategori investment grade dengan perusahaan yang berada pada kategori non
investment grade berbeda. Perusahaan yang memiliki peringkat obligasi pada
investment grade memiliki laba bersih yang lebih besar dari pada jumlah total aset yang dimiliki. Hasil tersebut menunjukkan operasional perusahaan berjalan secara
efektif dan efisien. Perusahaan yang operasionalnya berjalan secara efektif dan efisien
memicu pandangan investor bahwa kondisi keuangan perusahaan sedang baik dan memiliki resiko default yang rendah. Perbandingan laba bersih perusahaan dengan
total aset perusahaan tepat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi. Beberapa alasan yang mendasari antara lain: 1 jika perusahaan dalam keadaan
profit, maka prediksi perusahaan bertahan dalam jangka panjang lebih besar termasuk melaksanakan kewajibannya pada saat jatuh tempo; 2 perusahaan yang
mampu menghasilkan laba dengan sejumlah aset yang dimiliki mengindikasikan perusahaan mampu mengoptimalkan segala sumber daya yang dimiliki, artinya
perusahaan juga memiliki resiko likuidasi yang rendah; 3 laba yang dihasilkan dapat didistribusikan untuk pembayaran kupon bunga dan pokok pinjaman atas
surat utang yang diterbitkan, sehingga para pemegang surat utang merasa terjamin untuk mendapatkan pendapatan tetap secara berkala.
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan