Kelayakan Bahan Ajar Pembahasan

Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis No. Kategori Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Pre test Post test Pre test Post test 1 Menghipotesis 52 77 47 66 2 Mengukur 36 65 42 63 3 Mengklasifikasi 34 69 38 57 4 Mengevaluasi 43 80 31 74 5 Menyimpulkan 46 75 46 71 6 Menganalisis 20 60 17 55 7 Mengamati 7 68 8 58 Jumlah 238 494 229 444 Persentase 40,48 84,01 38,95 75,51 Peningkatan Uji gain 0,73 0,60 Semua kategori pada kelompok eksperimen mempunyai nilai lebih baik daripada kelompok kontrol. Perhitungan yang lengkap disajikan pada Lampiran 28, Lampiran 29, Lampiran 30, dan Lampiran 31.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kelayakan Bahan Ajar

Desain bahan ajar diawali dengan analisis SK dan KD, penjabaran indikator, dan perumusan materi pembelajaran. Bahan ajar fisika berbasis inkuiri ini terdiri atas beberapa bagian yaitu halaman depan cover, daftar isi, rincian SK dan KD, peta konsep, tujuan pembelajaran, isi, rangkuman, evaluasi, lembar berpikir kritis, glosarium, dan daftar pustaka. Materi sajian bahan ajar meliputi jenis pemantulan, pemantulan cahaya pada cermin datar dan lengkung. Bahan ajar disusun dengan pengantar bahasa Inggris. Angket uji kelayakan bahan ajar tahap I meliputi komponen kelayakan isi, penyajian, dan kegrafikan. Angket uji kelayakan tahap II meliputi komponen kelayakan isi, penyajian, dan bahasa. Angket uji kelayakan tahap terakhir meliputi komponen kelayakan berpikir kritis bahan ajar. Persentase yang diperoleh dari ketiga angket hasil uji kelayakan bahan ajar berbasis inkuiri termasuk dalam kategori sangat layak. Berdasarkan persentase hasil uji kelayakan dari ketiga angket penilaian tersebut, bahan ajar dikategorikan sudah layak dan dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Pencapaian kategori kelayakan tersebut dikarenakan dalam menyusun bahan ajar, penyusun memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan bahan ajar yang meliputi prinsip relevansi, konsistensi, kecukupan dan kesesuaian materi dengan kematangan siswa Karuna, 2006. Prinsip relevansi diterapkan pada desain awal bahan ajar, yaitu analisis SK dan KD. Hal ini bermanfaat dalam melakukan tahap selanjutnya, yaitu penjabaran indikator dan perumusan materi pembelajaran agar sesuai dengan SK dan KD. Bahan ajar dikembangkan sesuai dengan indikator materi yang telah ditetapkan dan tujuh kemampuan berpikir kritis siswa, hal ini sesuai dengan prinsip konsistensi pengembangan bahan ajar. Setiap materi pada bahan ajar dilengkapi dengan LKS untuk memandu siswa melakukan percobaan dan mendukung materi. Sajian materi dan percobaan disesuaikan dengan waktu dan kompetensi yang akan dicapai. Hal ini disesuaikan dengan prinsip kecukupan. Prinsip kesesuaian materi dengan kematangan siswa berkaitan dengan motivasi dan minat siswa. Prinsip ini diterapkan dalam penyajian pertanyaan-pertanyaan yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari- hari sehingga mampu menumbuhkan rasa keingintahuan dan minat siswa untuk membaca bahan ajar yang dikembangkan dengan pengantar bahasa Inggris. Penentuan bahan ajar yang sesuai dengan tingkat kematangan siswa, memungkinkan kegiatan belajar mengajar lebih produktif dan efisien Karuna, 2006. Bahan ajar juga didukung dengan ilustrasi yang menarik dalam menjelaskan konsep. Kalimat yang digunakan merupakan kalimat yang sederhana, disusun dengan bahasa yang baik dan benar, sehingga dapat meningkatkan kualitas bahan ajar.

4.2.1 Keterbacaan Bahan Ajar