persoalan konsep, pemahaman konsep, penyelesaian soal-soal yang rumit. Depdiknas 2003: 39 menyatakan bahwa pembelajaran sains berhubungan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa konsep-konsep atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Pembelajaran fisika yang ideal berpusat pada peserta didik sesuai dengan
orientasi pembelajaran KTSP. Siswa harus berpartisipasi atau melibatkan diri dalam proses pembelajaran sehingga terjadi pembelajaran aktif. Menurut
Indrawati 2009: 12 pembelajaran aktif dapat diciptakan dengan mengadakan kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk dilakukan siswa baik pada kegiatan
berpikir mind-on maupun berbuat hands-on. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran fisika mendasarkan kepada
bagaimana siswa belajar secara aktif, melibatkan diri dalam suatu kegiatan, dan berpikir dalam melakukan sesuatu sehingga memperoleh pemahaman yang
mendalam mengenai fakta dan konsep tentang alam serta memberikan pengalaman dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari.
2.3 Inkuiri dalam Pembelajaran Fisika
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran fisika di kelas adalah pendekatan inkuiri. Wiyanto 2008: 2 menyatakan bahwa inkuiri
merupakan suatu pembelajaran yang memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar
pengalaman, menyelidiki sendiri masalah-masalah dengan menggunakan keterampilan-keterampilan yang sesuai dengan metode ilmiah Memes 2000: 42.
Inkuiri adalah salah satu pendekatan dalam kegiatan belajar mengajar. National Science Education Standards dalam Khan 2009 menyatakan bahwa
istilah inkuiri dalam pelaksanaan KBM, lebih mengacu pada aktivitas siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan pemahaman tentang ide ilmiah. Menurut
Barrow dalam Khan 2009 pembelajaran inkuiri dimaksudkan agar siswa memperoleh keterampilan dan mampu mengembangkan sikap dalam mencari
penyelesaian soal dan masalah dengan jawaban yang logis melalui pembelajaran yang penuh makna.
Tujuan umum inkuiri, menurut Joyce et al dalam Wiyanto 2008: 26, adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk
membangkitkan pertanyaan yang muncul dari rasa keingintahuannya dan upaya mencari jawaban. Pembelajaran inkuiri memfasilitasi siswa agar mempertanyakan
mengapa peristiwa terjadi, kemudian berusaha mengumpulkan data dan mengolahnya, sehingga dengan caranya itu dapat menemukan jawaban yang
bersifat sementara tentative. Sund dan Townbridge dalam Rapi 2008 menyatakan bahwa pendekatan inkuiri meningkatkan kemampuan intelektual
siswa. Siswa memperoleh suatu kepuasan intelektual yang datang dari suatu hadiah intriksik dan memperpanjang proses ingatan karena siswa diberikan waktu
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi sehingga terjadi proses belajar sejati.
Penerapan pendekatan
inkuiri dalam
proses belajar
mengajar meningkatkan aktivitas siswa di kelas. Suma 2010 mengatakan bahwa dalam
inkuiri siswa belajar aktif secara fisik dan mental inkuiri melalui pengalaman langsung mereka mengajukan pertanyaan, mencari jawaban dari berbagai sumber,
dan mengambil keputusan dari berbagai alternatif jawaban yang ada. Menurut Luginbuhl 2010 pendekatan inkuiri menekankan pada identifikasi suatu asumsi,
penggunaan kemampuan berpikir kritis, dan pertimbangan terhadap penjelasan alternatif. Penerapan pendekatan inkuiri di kelas, memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran, menyelesaikan suatu permasalahan, dan mempelajari konsep melalui pembelajaran langsung.
2.4 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI