siswa  memperoleh  keterampilan  dan  mampu  mengembangkan  sikap  dalam mencari  penyelesaian  soal  dan  masalah  dengan  jawaban  yang  logis  melalui
pembelajaran yang penuh makna.
Bahan  ajar  berbasis  inkuiri  ini  banyak  menyajikan  permasalahan  yang berkaitan dengan materi pemantulan  cahaya dalam kehidupan sehari-hari.  Hal ini
menarik keingintahuan siswa dan upaya pemecahan masalahnya sehingga mereka aktif  dalam  pembelajaran.  Keterlibatan  siswa  secara  aktif  dalam  proses
pembelajaran  dengan  cara  inkuiri,  membuat  pengetahuan  tentang  pemantulan cahaya  mudah  diingat  dan  bertahan  lama.  Hal  ini  sesuai  dengan  pendapat  Sund
dan  Townbridge  dalam  Rapi  2008  yang  menyatakan  bahwa  pendekatan  inkuiri meningkatkan  proses  intelektual  siswa.  Siswa  memperoleh  suatu  kepuasan
intelektual  karena  melalui  pembelajaran  berbasis  inkuiri,  terjadi  proses  belajar sejati.
4.2.3  Hasil Belajar Psikomotor
Penilaian  ranah  psikomotorik  diperoleh  dari  lembar  observasi  siswa selama  pembelajaran  berlangsung.  Aspek  psikomotorik  yang  diteliti  meliputi
keaktifan  bertanya,  menjawab  pertanyaan  dari  guru  atau  teman,  mencatat  serta mengkomunikasikan  hasil  percobaan.  Menurut  Mulyasa  2003:  101  siswa
dipandang  mencapai  tuntas  belajar  individu  pada  aspek  psikomotorik  apabila seluruhnya  atau  setidak-tidaknya  75  peserta  didik  terlibat  aktif,  baik  fisik,
mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, sedangkan ketuntasan klasikal diperoleh  dari  jumlah  siswa  yang  mampu  menyelesaikan  atau  mencapai
minimal  75.  Pada  pertemuan  I,  ketuntasan  klasikal  kelompok  eksperimen  lebih dari 75, sedangkan kelompok kontrol hanya mencapai 57,14. Pada pertemuan
II,  ketuntasan  klasikal  kelompok  eksperimen  dan  kontrol  lebih  dari  75.  Hal  ini menunjukkan  pembelajaran  pada  kelompok  eksperimen  jauh  lebih  baik  daripada
kelompok kontrol. Penyajian materi dan LKS pada bahan ajar fisika berbasis inkuiri didahului
dengan pertanyaan-pertanyaan
yang membantu
siswa mengkonstruksi
pengetahuan  dari  datafakta  yang  ada.  Kemampuan  berpikir  siswa  lebih  terasah karena permasalahan yang disajikan dikaitkan langsung dengan kehidupan sehari-
hari sehingga merangsang  keingintahuan  siswa  untuk bertanya baik  kepada guru, teman  atau  sumber    yang  lain  dalam  upaya  mencari  jawaban  dari  permasalahan
yang dihadapi untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka. Siswa  dituntun  untuk  menemukan  konsep  sendiri    melalui  sumbangan
gagasan  atau  ide  mereka  saat  menjawab  pertanyaan  dan  menyimpulkan  hasil praktikum  dengan  dipandu  LKS  yang  ada  dalam  bahan  ajar  berbasis  inkuiri.
Siswa  juga  diminta  untuk  mengkomunikasikan  hasil  praktikum  yang  telah dilakukan,  sehingga  mereka  menjadi  lebih  aktif  dan  berani  menyampaikan
pendapat karena mengetahui proses menemukan konsep tersebut melalui panduan LKS  yang  ada  di  bahan  ajar.  Pembelajaran  dengan  pendekatan  inkuiri
meningkatkan  aktivitas  siswa  di  kelas.  Suma  2010  mengatakan  bahwa  dalam inkuiri, siswa belajar aktif  secara fisik dan mental melalui pengalaman  langsung,
mereka  mengajukan  pertanyaan,  mencari  jawaban  dari  berbagai  sumber,  dan mengambil keputusan dari berbagai alternatif jawaban yang ada. Bahan ajar fisika
berbasis  inkuiri  memberikan  kesempatan  siswa  untuk  mengembangkan keterampilan-keterampilan fisik dan keterampilan berpikir.
4.2.4   Hasil Belajar Afektif