berupa angka, huruf ataupun kalimat. Prestasi belajar yang diperoleh siswa ini menjadi toluk ukur untuk melihat berapa jauh penguasaan seorang siswa pada
suatu mata pelajaran.
D. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara instruktur dan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar Daryanto, 2009: 178. Hakikat
Pembelajaran adalah suatu hasil dari teori psikologi dimana menggabungkan antara beberapa teori belajar seperti teori behavoristik, kognitif, humanistic dan
sebagainya sehingga terjadi suatu masalah yang bisa disebut dengan situasi belajar. Situasi ini merupakan proses pembelajaran secara optimal yang dilalui
oleh setiap manusia dalam mencapai tingkat kedewasaan dan mencapai
kehidupan sesuai dengan tujuan sebagai masyarakat yang baik.
Menurut Wasino Sejarah adalah salah satu cabang ilmu sosial yang sejarah mengandung arti kejadian- kejadian yang dibuat oleh mausia atau yang
mempengaruhi manusia , perubahan atau kejadian yang berubah dari suatu keadaan ke keadaan yang lainnya. Sejarah juga berarti totalitas manusia di
masa lampau Wasino, 2007: 2. Berarti sejarah merupakan ilmu yang mempelajari tentang masa lampau dan memahami bagaimana peristiwa masa
lampau secara lebih terperinci, Dan menurut Kuntowijoyo 2005: 15 sejarah adalah Rekonstruksi masa lalu. Rekonstruksi tersebut antara lain apa saja yang
sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan dan dialami oleh orang. Mempelajari sejarah bukan hanya berdasarkan pada pengetahuan
umum yang diberikan oleh seorang guru sejarah, melainkan harus mempunyai
beberapa referensi lain yang mendukung pengetahuan seperti buku, gambar atau yang lainnya. Sehingga banyak sumber yang didapatkan tidak hanya dari
satu sumber, karena mempelajari sejarah membutuhkan beberapa sumber untuk lebih meyakinkan akan kejadian atau peristiwa dari sejarah.
Belajar sejarah tidak hanya mendengarkan melainkan harus ditingkatkan menjadi belajar untuk tahu lebih dalam hingga menjadi
pengamalan dalam kehidupan sesuai dengan perjuangan para pahlawan dimana generasi muda harus meneruskan perjuangan bangsa dengan lebih menghargai
sejarah. Dalam kenyataan dilapangan para guru sejarah hanya memberikan suatu materi kepada siswa yang monoton dan tidak ada penggambaran secara
khusus bagaimana peristiwa atau kejadian itu bisa terjadi, serta menampilkan gambar- gambar mengenai peninggalan bersejarah, tempat- tempat bersejarah
sehingga siswa lebih tahu dan mempunyai gambaran mengenai sejarah sehingga menumbuhkan minat siswa untuk lebih memperdalam ilmu sejarah.
Guru menjadi pusat segalanya hingga suasana yang terjadi didalam kelas monoton dan interaksi yang terjadi antara siswa satu dengan yang lainnya tidak
terjadi karena pada dasarnya guru itu bertugas sebagai fasilitator dan mediator bagi para siswa sehingga para siswa bisa berperan lebih aktif didalam kelas dan
suasana kelas yang biasanya membosankan dan menegangkan bisa berubah menjadi suasana kelas yang menyenangkan. Proses belajar bersifat internal dan
unik dalam individu siswa, sedang proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku.
Berdasarkan uraian teori di atas pembelajaran sejarah adalah salah satu rangkaian kinerja yang melibatkan beberapa komponen secara sinergi dan
fungsional yaitu kinerja guru IPS dan potensi siswa, fasilitas penunjang pembelajaran dan lingkungan belajar secara optimal. Melalui pembelajaran
juga diharapkan dapat berakhir dengan sebuah peningkatan prestasi dan minat belajar siswa terhadap pelajaran IPS materi Sejarah secara komprehensif
mengenai materi yang akan disajikan. Pemahaman siswa dari semua uraian di atas juga bukan hanya
dimaksudkan untuk memenuhi tujuan pembelajaran IPS materi Sejarah secara substantive saja, melainkan juga bisa muncul efek lainya seperti:
1. Lebih tertarik akan pengetahuan mengenai sejarah
2. Lebih meningkatkan keaktifan siswa
3. Memahami sejarah secara lebih jelas dan menyenangkan
4. Lebih kritis dalam menanggapi sebuah masalah
5. Mengikutsertakan peran siswa dalam kelas.
6. Mengembangkan potensi berfikir siswa.
7. Meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran IPS lainnya dengan
penggunaan model STAD berbantu media foto.
E. Kerangka Berfikir