Pengendalian intern yang baik merupakan nilai tersendiri bagi sebuah organisasi atau perusahaan. Jika sebuah perusahaan mempunyai sistem
pengendalian intern yang baik, maka investor akan lebih tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, begitu pula sebaliknya.
Pihak manager berusaha semaksimal mungkin menciptakan sistem pengendalian intern melalui sumber daya yang dimilikinya.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pengendalian intern pemerintah daerah terhadap aset yang dimilikinya sudah baik. Pemerintah
dalam hal ini berarti telah mampu berjalan sesuai dengan teori stakeholder dan stewardship teory. Aset daerah pada hakikatnya adalah milik
masyarakyat, sehingga dalam teori stakeholder masyarakat adalah pihak yang berkepentingan. Pemerintah telah mampu menjalankan pengawasan terhadap
aset dengan baik sesuai dengan kehendak rakyat, karena aset yang dimiliki oleh pemerintah daerah harus dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat
dengan tujuan untuk menciptakan kesejahteraan.
4.2.3 Pengaruh PAD terhadap Pengendalian Intern
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah PAD berpengaruh positif terhadap kelemahan pengendalian intern. Nilai T-hitung untuk PAD sebesar -
5,035. Tanpa tanda negatif nilai T-hitung 5,035 lebih besar dari T-tabel sebesar 1,9845 dan memiliki nilai signifikansi 0,000. Hal ini berarti hipotesis
ketiga ditolak yaitu PAD tidak berpengaruh positif terhadap pengendalian intern pada level signifikansi 95. Nilai koefisien untuk variabel PAD
menunjukkan nilai -3,704. Tanda negatif menunjukkan hubungan yang 81
berlawanan antara angka PAD variabel bebas dengan kelemahan pengendalian intern variabel terikat. Jika terdapat kenaikan angka PAD
sebesar 1 Rupiah maka akan menyebabkan penurunan kelemahan pengendalian intern sebanyak 3,704.
Hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Petrovits, Shakespeare, dan Shih 2010 yang menyimpulkan bahwa sumber
pendapatan dalam organisasi membuat masalah pengendalian intern meningkat. Pendapatan Asli Daerah diantaranya berasal dari retribusi daerah,
hasil pengelolaan kekayaan alam, dan pajak daerah. Nilai dari setiap satu sumber PAD biasanya tidak terlalu besar namun total dari jumlah PAD
memiliki jumlah yang banyak, hal ini dikarenakan banyaknya pos-pos penerimaan daerah.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah telah mampu menjalankan sistem pengendalian terhadap pendapatan daerah yang memiliki
banyak pos-pos penerimaan dengan baik. Pendapatan daerah merupakan salah satu pemasukan bagi daerah yang digunakan untuk menjalankan
pembangunan. Tingginya angka pendapatan membuat pemerintah lebih ketat dalam melakukan pengawasan, karena mereka yakin dengan pendapatan yang
tinggi maka pembangunan daerah akan tercapai. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori stewardship, dimana pemerintah sebagai steward bertindak
sesuai dengan pemilik yaitu masyarakat. Masyarakat menghendaki pendapatan daerah yang bersumber dari pengelolaan kekayaan daerah, pajak,
dan retribusi digunakan untuk menjalankan pembangunan daerah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
4.2.4 Pengaruh PDRB terhadap Pengendalian Intern dengan PAD sebagai variabel Intervening