terhadap pendapatan yang diterimanya. Hal ini akan memunculkan banyak kecurangan yang terjadi. Pengawasan baik dari sisi internal maupun eksternal
organisasi harus mampu menciptakan sebuah sistem atau prosedur yang mampu meminimalisir tindak kecurangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Petrovits, Shakespeare, dan Shih 2010 menyatakan bahwa kompleksitas organisasi dapat diukur melalui jumlah
sumber pendapatan. Hasilnya menunjukkan semakin banyak jumlah sumber pendapatan membuat masalah pengendalian intern meningkat. Nilai setiap
satu sumber PAD biasanya tidak terlalu besar sehingga jika nilai total PAD besar kemungkinan berasal dari jumlah pos sumber PAD yang banyak.
2.8.4 Pengaru PDRB terhadap Kelemahan Pengendalian Intern dengan PAD sebagai variabel Intervening
Aktivitas ekonomi yang tercermin dari nilai PDRB menunjukkan kegiatan yang berlangsung dimasyarakat. Kegiatan ini meliputi kegiatan
produksi, distribusi, dan konsumsi. Semakin tinggi nilai produksi daerah maka dapat dikatakan bahwa tingkat kegiatan ekonomi daerah tersebut
berjalan dengan baik. Tingginya angka kegiatan ekonomi ini juga akan berdampak terhadap pemasukan daerah.
Suatu daerah yang memiliki banyak bidang usaha cenderung memiliki angka kemakmuran yang tinggi. Hal ini diakibatkan banyaknya aktivitas
usaha yang mampu menyerap tenaga kerja serta mampu memberikan pemasukan terhadap pendapatan daerah. Daerah yang memiliki banyak
investor akan memberikan keuntungan tersendiri bagi masyarakat dan 47
pemerintah daerahnya. Dari banyaknya faktor produksi yang muncul tersebut akan memunculkan pajak dan retribusi yang harus dibayarkan ke kas daerah.
Meningkatnya angka pendapatan daerah ini juga tak luput dari meningkatnya kecurangan yang terjadi terkait pengawasan pendapatan. Banyaknya pos-pos
penerimaan menjadikan pemerintah kurang fokus terhadap pengwasan yang dilakukannya. Hal ini dapat meningkatkan kecurangan terkait pos penerimaan
daerah.
2.8.5. Pengaruh Ukuran terhadap Kelemahan Pengendalian Intern dengan PAD sebagai Variabel Intervening
Ukuran daerah bisa tercermin dari nilai aktiva atau nilai aset yang mereka miliki. Aset daerah biasanya diperoleh melalui belanja modal daerah.
Semakin tinggi nilai aset daerah mengindikasikan bahwa daerah tersebut memiliki kemakmuran yang tinggi pula. Aset daerah biasanya digunakan
untuk mendukung jalannya kegiatan pemerintah serta mendukung kegiatan ekonomi dimasyarakat.
Tingginya nilai aset mampu meberikan dampak terhadap pemasukan daerah. Sebagai contoh aset daerah yang tercermin dari infrastruktur daerah
seperti sarana publik akan ikut mendukung jalannya kegiatan ekonomi dimasyarakat, sehingga aktivitas ekonomi dapat berjalan dengan maksimal.
Melalui kegiatan ekonomi ini akan menimbulkan pungutan berupa pajak dan retribusi daerah yang masuk kedalam kas daerah.
Meningkatnya jumlah pemasukan itu tentu juga akan berdampak terhadap pengendalian intern pemda atas pendapatan. Banyaknya pos
48
pendapatan dari segi pajak dan retribusi membuat pengawasan yang baik mutlak untuk dilakukan. Meningkatnya angka pendapatan ini bisa
mengakibatkan lemahnya pengendalian intern atas penerimaan daerah karena pemerintah sulit focus terhadap pemasukan kas daerah.
Berdasarkan uraian penjelasan diatas, dapat digambarkan sebuah kerangka berpikir penelitian mengenai pengaruh PDRB dan ukuran terhadap
kelemahan pengendalian intern pemerintah daerah dengan PAD sebagai variabel intervening sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
2.9 Perumusan Hipotesis