BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Otonomi Daerah
Berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi kepada pemerintah daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat dalam pembangunan. Adanya
otonomi daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan
kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikan hubungan antar
susunan pemerintahan dan hubungan antar pemerintahan daerah serta potensi dan keanekaragaman daerah. Aspek hubungan wewenang memperhatikan
kekhususan dan keragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Aspek hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan
sumber daya alam dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Perlu diperhatikan pula peluang dan tantangan dalam persaingan
global dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
16
agar mampu menjalankan peran tersebut. Daerah diberi kewenangan yang luas disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan
otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.
Otonomi daerah secara luas berarti pemberian hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
daerahnya masing-masing sesuai dengan peraturan perundang-undangan UU No.32 tahun 2004. Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangannya, yang merupakan limpahan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Meskipun demikian urusan
pemerintah tertentu seperti politik luar negeri, pertahanan, keamanan, moneter dan fiskal nasional masih diatur oleh pemerintah pusat.
Pendelegasian kewenangan tersebut disertai dengan penyerahan dan pengalihan pendanaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia
dalam rangka desentralisasi fiskal. Pendanaan kewenangan yang diserahkan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan mendayagunakan
potensi keuangan daerah sendiri dan mekanisme perimbangan keuangan pusat dan antar daerah. Kewenangan untuk memanfaatkan sumber keuangan sendiri
dilakukan dalam wadah PAD yang sumber utamanya adalah pajak daerah dan retribusi daerah. Pelaksanaan perimbangan sendiri terdiri dari dana bagi hasil,
DAU dan DAK UU No.33 tahun 2004. Menurut UU No.32 tahun 2004, hak daerah dalam menjalankan
otonomi daerah diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintah daerah 17
yang dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan
keuangan daerah tersebut harus dilakukan secara efisien, efektif, transparan, akuntabel, tertib, adil, patut dan taat pada peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan pada pasal 21 UU No. 32 tahun 2004, hak daerah tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya b. Memilih pemimpin daerah
c. Mengelola aparatur daerah d. Mengelola kekayaan daerah
e. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah f. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya lainnya yang berada
di daerah g. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lainnnya yang sah
h. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang- undangan
Sementara kewajiban daerah dalam menjalankan otonomi daerah menurut UU tentang pemerintahan daerah mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional, serta kebutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat c. Mengembangkan kehidupan demokrasi
d. Mewujudkan keadilan dan pemerataan 18
e. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan f. Menyediaakan fasilitas pelayanan kesehatan
g. Menyediaakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak h. Mengembangakan sistem jaminan sosial
i. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah j. Mengembangkan sumber daya produktif daerah
k. Melestarikan lingkungan hidup l. Mengelola administrasi kependudukan
m. Melestarikan nilai sosial budaya n. Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai
dengan kewenangannya, dan o. Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara
proporsional yang diwujudkan dengan peraturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta perimbangan
keuangan pemerintah pusat dan daerah. Tujuan penyelenggaraan otonomi daerah pada era reformasi sekarang ini lebih menekankan pada prinsip-prinsip
demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah.
2.2 Stakeholder Teory