dan lebih menekankan pada praktik. 3.
Pelatihan diselenggarakan baik terkait dengan kebutuhan dunia kerja maupun dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas.
Selain itu, berdasarkan UUSPN 20 Tahun 2003 definisi dari pelatihan merupakan pendidikan non formal, yang merupakan bentuk pendidikan
berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi, pengembangan
sikap kewirausahaan, serta pengembangkan kepribadian profesional.
2.1.2 Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatihan menurut Fandy Tjiptono Anastasia Diana 1995:223 adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap karyawan serta
meningkatkan kualitas dan produktivitas organisasi secara keseluruhan, dengan kata lain tujuan pelatihan adalah meningkatkan kinerja dan pada gilirannya akan
meningkatkan daya saing. Tujuan umum pelatihan Moekijat 1991 dalam Kamil 2010:11 adalah: a
untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif b untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga
pekerjaan dapat diseleseikan secara rasional c untuk mengembangkan sikap, sehingga dapat menimbulkan kemauan untuk bekerjasama.
Secara khusus dalam kaitan dengan pekerjaan, Simamora 1995 dalam Kamil 2010:11 mengelompokkan tujuan pelatihan ke dalam lima bidang, yaitu:
a. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan perubahan teknologi.
Melalui pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat secara efektif
menggunakan teknologi-teknologi baru. b.
Mengurangi waktu belajar bagi karyawan untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan.
c. Membantu memecahkan permasalahan operasional.
d. Mempersiapkan karyawan untuk promosi, dan
e. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi.
Sedangkan menurut Marzuki 1992:12 dalam Kamil 2010:11, ada tiga tujuan pokok yang harus dicapai dengan pelatihan, yaitu:
a. Memenuhi kebutuhan organisasi.
b. Memperoleh pengertian dan pemahaman yang lengkap tentang pekerjaan
dengan standar dan kecepatan yang telah ditetapkan dan dalam keadaan yang normal serta aman.
c. Membantu para pemimpin organisasi dalam melaksanakan tugasnya.
2.1.3 Manfaat Pelatihan
Menurut Soeprihanto 1997:24 manfaat sosial dari pelatihan antara lain: a.
Kenaikan produktivitas. Kenaikan produktivitas baik kualitas maupun kuantitas. Tenaga kerja dengan
program latihan diharapkan akan mempunyai tingkah laku yang baru, sedemikian rupa sehingga produktivitas baik dari segi jumlah maupun mutu
dapat ditingkatkan. b.
Kenaikan moral kerja. Apabila penyelenggara latihan sesuai dengan tingkat kebutuhan yang ada
dalam organisasi perusahaan, maka akan tercipta suatu kerja yang harmonis
dan semangat kerja yang meningkat. c.
Menurunnya pengawasan. Semakin percaya pada kemampuan dirinya, maka dengan disadarinya
kemauan dan kemampuan kerja tersebut, para pengawas tidak terlalu dibebani untuk setiap harus mengadakan pengawasan.
d. Menurunnya angka kecelakaan.
Selain menurunnya angka pengawasan, kemauan dan kemampuan tersebut lebih banyak menghindarkan para pekerja dari kesalahan dan kecelakaan.
e. Kenaikan stabilitas dan fleksibilitas tenaga kerja.
Stabilitas disini diartikan dalam hubungan dengan pergantian sementara karyawan yang tidak hadir atau keluar.
f. Mengembangkan pertumbuhan pribadi.
Pada dasarnya tujuan perusahaan mengadakan latihan adalah untuk memenuhi kebutuhan organisasi perusahaan, sekaligus untuk perkembangan atau
pertumbuhan pribadi karyawan. Terdapat juga manfaat ekonomi pelatihan yang dikemukaan oleh Manullang
1990:47, yaitu sebagai berikut: menaikkan tingkat penghasilan, meningkatkan pengetahuan individu, memperbaiki moral individu, menimbulkan kerja sama
yang lebih baik, memperoleh pendapatan, memperoleh jaringan wirausaha, memperoleh lapangan kerja baru, meningkatkan rasa puas karyawan, pengurangan
pemborosan, mengurangi ketidakhadiran dan turn over karyawan, memperbaiki metode dan sistem kerja, mengurangi biaya-biaya lembur, mengurangi biaya
pemeliharaan mesin-mesin, mengurangi keluhan-keluhan karyawan, mengurangi
kecelakaan kerja, memperbaiki komunikasi, meningkatkan pengetahuan karyawan, memperbaiki moral karyawan, dan menimbulkan kerja sama yang
lebih baik. Robinson 1981:19 dalam Marjuki 1992:28 bagi sebuah organisasi
pelatihan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Pelatihan sebagai alat untuk memperbaiki penampilankemampuanindividu atau
kelompok dengan harapan memperbaiki performanceorganisasi. Perbaikan- perbaikan itu dapat dilaksanakan denganberbagai cara. Pelatihan yang efektif
dapat menghasilkan pengetahuandalam pekerjaantugas, pengetahuan tentang struktur dan tujuanorganisasi, tujuan-tujuan bagian-bagian tugas masing-
masing karyawan dan sasaranya tentang sistem dan prosedur, dan lain-lain. b. Keterampilan tertentu diajarkan agar para karyawan dapat melaksanakan tugas-
tugas sesuai dengan standar yang diinginkan. c. Pelatihan juga dapat memperbaiki sikap-sikap terhadap pekerjaan, terhadap
pimpinan atau karyawan, sering kali juga sikap-sikap yang tidak produktif timbul dari salah pengertian yang disebabkan oleh informasi yang
membingungkan. d. Bahwa pelatihan dapat memperbaiki standar keselamatan kerja.
Senada dengan pernyataan di atas Siagian 1985:183-185 mengemukakan 10 manfaat yang dapat dipetik oleh pegawai atau karyawan dari kegiatan pelatihan
sebagai berikut: a.
Membantu pegawai membuat keputusan yang lebih baik,
b. Meningkatkan kemampuan para pekerja menyelesaikan berbagai masalah yang
dihadapinya, c.
Terjadinya interaksi dan operasionalisasi faktor-faktor motivasional, d. Timbulnya dorongan dalam diri pekerja untuk terus meningkatkan kemampuan
kerjanya, e. Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi; strees, frustrasi,dan konflik
yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya diri sendiri, f. Tersedianya informasi berbagai program yang dapat dimanfaatkan para pegawai
dalam rangka pertumbuhan secara teknikal dan intelektual, g. Meningkatkan kepuasan kerja,
h. Semakin besar pengakuan atas kemampuan seseorang, i. Makin besarnya tekad pekerja untuk lebih mandiri,
j. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa depan. Sedangkan bagi kelompok masyarakat kegiatan pelatihan yang diberikan
dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya: a.
Membantu masyarakat mempercepat pemenuhan kebutuhan sebagaiupaya memperbaiki tarap hidup,
b. Memperbaiki sikap-sikap agar mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungan serta dapat membuat keputusan dengan baik dan benar, c.
Meningkatkan motivasi untuk belajar, dan senantiasa agar bersedia untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya,
d. Menumbuhkan rasa percaya diri dan solidaritas yang tinggi diantara sesama
masyarakat,
e. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas,
f. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan setiap individu untukmencapai
standard-standar kinerja yang dapat diterima, g.
Menciptakan sikap, loyalitas, kerja sama yang lebih menguntungkan, h.
Memenuhi persyaratan-persyaratan perencanaan sumber daya manusia, i.
Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja, j.
Membantu setiap individu dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
Manfaat proses belajar pelatihan bagi warga belajar menurut Hamalik 2001:13 mengatakan bahwa memperbaiki kinerja performance para peserta.
Selain itu untuk mempersiapkan promosi ketenagakerjaan pada jabatan yang lebih rumit dan sulit, serta mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih tinggi
yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Menurut Siagian 1998:184 proses belajar pelatihan dapat membantu warga belajar membuat keputusan yang
lebih baik, meningkatkan kemampuan di bidang kerjanya sehingga dapat mengurangi stres dan menambah rasa percaya diri. Adanya tambahan informasi
tentang program yang diperoleh dari pelatihan dapat dimanfaatkan sebagai proses penumbuhan intelektualitas sehingga kecemasan menghadapi perubahan di masa-
masa mendatang dapat dikurangi. Pelatihan menurut Fandy Tjiptono Anastasia Diana 1998:215 juga
memberikan manfaat sebagai berikut: mengurangi kesalahan produksi; meningkatkan produktivitas; meningkatkan kualitas; meningkatkan fleksibilitas
karyawan; respon yang lebih baik terhadap perubahan; meningkatkan komunikasi; kerjasama tim yang lebih baik, dan hubungan karyawan yang lebih harmonis.
Jadi dengan adanya pelatihan tersebut akan menjadi modal bagi seseorang dalam mengembangkan ketrampilan yang telah dimiliki serta memberikan
pengatahuan dan pengalam bagi seseorang dalam meningkatkan diri secara optimal.
Dalam pelatihan pada prinsipnya ada kegiatan proses pembelajaran baik teori maupun praktek, bertujuan meningkatkan dan mengembangkan kompetensi
atau kemampuan akademik, sosial dan pribadi di bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta bermanfaat bagi karyawan peserta pelatihan dalam
meningkatkan kinerja pada tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
2.1.4 Landasan-landasan Pelatihan