Landasan-landasan Pelatihan Jenis-jenis Pelatihan

karyawan; respon yang lebih baik terhadap perubahan; meningkatkan komunikasi; kerjasama tim yang lebih baik, dan hubungan karyawan yang lebih harmonis. Jadi dengan adanya pelatihan tersebut akan menjadi modal bagi seseorang dalam mengembangkan ketrampilan yang telah dimiliki serta memberikan pengatahuan dan pengalam bagi seseorang dalam meningkatkan diri secara optimal. Dalam pelatihan pada prinsipnya ada kegiatan proses pembelajaran baik teori maupun praktek, bertujuan meningkatkan dan mengembangkan kompetensi atau kemampuan akademik, sosial dan pribadi di bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta bermanfaat bagi karyawan peserta pelatihan dalam meningkatkan kinerja pada tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

2.1.4 Landasan-landasan Pelatihan

Kamil 2010:13 Terdapat beberapa landasan yang mengukuhkan eksistensi pelatihan. Landasan-landasan yang dimaksud adalah: 1. Landasan filosofis Pelatihan merupakan wahana formal yang berperan sebagai instrumen yang menunjang pembangunan dalam mencapai msyarakat yang maju, tangguh, mandiri dan sejahtera berdasarkan nilai-nilai yang berlaku. Dengan demikian pelatihan harus didasarkan pada sistem nilai yang diakui dan terarah pada penyediaan melaksanakan perannya dalam organisasi atau masyarakat. 2. Landasan humanistik Pelatihan didasarkan pada pendangan yang menitikberatkan pada kebebasan, nilai-nilai, kebaikan, harga diri dan kepribadian yang utuh. Di atas landasan ini maka proses pembelajaran pelatihan dicirikan oleh hal-hal berikut: a. Adanya pemberian tanggung jawab dan kebebasan bekerja sama kepada peserta b. Pelatih lebih banyak berperan sebagai nara sumber, tidak mendomonasi peserta. c. Belajar dilakukan oleh dan untuk diri sendiri. d. Ada keseimbangan antara tugas umum dan tugas khusus. e. Motivasi belajar tinggi f. Evaluasi bersifat komprehensif. 3. Landasan psikologis Dalam pandangan psikologi, karakter manusia dapat dijabarkan ke dalam seperangkat tingkah laku. Empat pandangan psikologi yang mendasari pelatihan, yaitu psikologi pelatihan, psikologi sibernetik, desain sistem dan psikologi behavioristik. 4. Landasan sosio-demografis Permasalahan peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial terkait dengan upaya penyediaa dan peningkatan kualitas tenaga kerja. Untuk itu pelatihan yang terintegrasi diperlukan guna mempersiapkan tenaga-tenaga yang handal yang relevan dengan tuntutan lapangan kerja dan pembangunan. 5. Landasan kultural Pelatihan terintegrasi yang berfungsi mengembangkan sumber daya manusia merupakan bagian penting dari upaya membudayakan manusia.

2.1.5 Jenis-jenis Pelatihan

Terdapat bermacam-macam pelatihan. Dale Yoder 1958 dalam Kamil 2010:14-15 mengemukakan jenis-jenis pelatihan itu dengan memandangnya dari lima sudut, yaitu: 1. Siapa yang dilatih who gets trained, artinya pelatihan itu diberikan kepada siapa. Dari sudut ini maka pelatihan dapat diberikan kepada calon pegawai baru, pegawai lama, pengawas, manajer, staf ahli, remaja, pemuda, orang lanjut usia, dan anggota masyarakat umumnya. 2. Bagaimana ia dilatih how he gets trained, artinya dengan metode apa ia dilatih. Dari sudut ini pelatihan dapat dilaksanakan dengan metode pemagangan, permainan peran, permainan bisnis, pelatihan sensitivitas, instruksi kerja, dan sebagainya. 3. Dimana ia dilatih where he gets trained, artinya di mana pelatihan mengambil tempat. Dari sudut ini pelatihan dapat diselenggarakan di tempat kerja, di sekolah, di kampus, di tempat khusus, di tempat kursus, atau di lapangan. 4. Bilamana ia dilatih when he gets trained, artinya kapan pelatihan itu diberikan. Dari sudut ini pelatihan dapat dilaksanakan sebelum seseorang mendapat pekerjaan, setelah seseorang mendapat pekerjaan, setelah ditempatkan, menjelang pensiun, dan sebaginya. 5. Apa yang dibelajarkan kepadanya what he is taught, artinya materi pelatihan apa yang diberikan. Dari sudut ini pelatihan dapat berupa pelatihan kerja atau keterampilan, pelatihan hubungan manusia, pelatihan kesehatan kerja, pelatihan penanggulangan bencana, pelatihan penumpasan teroris, dan sebagainya.

2.1.6 Prinsip-prinsip Pelatihan

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Dampak Program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Kota

0 95 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76