Fiqh Kelas XI MA
70 FIQIH KELAS XI MA
Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar”
STAIN JEMBER 2011 Oleh Mukhtar Fitriawan Bilawal
10. Memahami
dengan baik metode ijtihad serta mampu melaksanakannya. Karena tidak semua persoalan hukum
terdapat dalam nash Al Qur‟an dan Hadits. Namun,
sebaliknya banyak tradisi dan perilaku umat yang satu sama lainnya memiliki perbedaan dan tidak terdapat nashnya.
11. Memahami bahasa Arab dan segala cabang ilmunya dengan
baik 12.
Mempunyai pendengaran yang baik, artinay tidak tuli. 13.
Mempunyai penglihatan yang baik, artinya tidak buta 14.
Mampu membaca dan menulis. 15.
Kuat ingatannya dhabit, artinya tidak pelupa, agar
keputusannya tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
4. Macam-Macam Hakim
Dalam Islam macam hakim dibagi menjadi 3, yaitu 1 hakim yang masuk surga dan 2 hakim yang akan masuk neraka. Hal ini
sesuai dengan hadits yang berbunyi: Dari Abu Buraidah ra. dari Rasulullah saw. Beliau bersabda : Hakim
itu ada 3 macam : “yang dua macam di neraka sedang yang satu akan masuk syurga, yaitu :
1. Seorang hakim yang mengetahui yang haq lalu ia memutuskan
perkara dengannya, maka ia akan masuk surga, 2.
kedua seorang hakim yang memutuskan perkara diantara orang-orang tanpa dasar pengetahuan, maka ia pasti masuk
neraka,
3. dan ketiga seorang hakim yang sengaja berbuat dhalim dalam
menetapkan hukum, maka ia pasti masuk neraka” HR. Abu Daud, Ibnu Majah, At Tarmidzi
Shahih : Shahihul Jami’us Shagir no: 4446, ‘Aunul Ma’bud IX: 487 no 3556
dan Ibnu Majah II :776 no: 2315
5. Adab atau Etika Hakim
Hakim mempunyai kedudukan yang terhormat serta mulia dalam pandangan masyarakat, sebab hakim adalah perlambang
keadilan dan kebenaran serta tegaknya hukum di dalam kehidupan bermasyarakat. Di tangan hakimlah kebenaran akan terungkap atau
juga sebaliknya hukum dapat disalahgunakan. Untuk itu pengadilan dan hakim harus mengenal etika dan kesopanan antara lain :
Fiqh Kelas XI MA
71 FIQIH KELAS XI MA
Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar”
STAIN JEMBER 2011 Oleh Mukhtar Fitriawan Bilawal
Pertama, bertempat tinggal di pusat kota pemerintahan,
sebab dengan demikian lebih cepat bertindak dan dapat diketahui oleh masyarakat luas.
Kemudian yang
kedua, tidak
memihak bagi
yang berperkara. Maksudnya hakim harus adil kepada semua pihak yang
berperkara. Seorang hakim tidak boleh mengutamakan salah satu pihak yang berperkara
Ketiga, seorang hakim harus kuat tapi tidak kasar, lemah
lembut tapi tidak karena lemah supaya orang yang bersalah bisa menguasainya dan orang yang benar- benar memiliki hak yang benar
merasa takut padanya. Hakim harus lemah lembut tapi tidak merendahkan diri agar orang-orang yang kurang sempurna akalnya
tidak lancang terhadapnya, hati-hati tapi tidak menunda-nunda, dan cerdas, mempunyai pegangan yang kuat atas keputusannya, dan tidak
merendahkan orang lain.
Keempat, seorang hakim tidak boleh menerima hadiah,
apalagi suap menyuap dari pihak-pihak yang bersengketa. Suap dalam ajaran islam hukumnya adalah haram, sebab makan dari harta dengan
cara yang batil adalah merupakan perbuatan orang yang berbuat kafir. Seorang hakim boleh menerima hadiah pemberian hanya dari orang
yang biasa memberikan hadiah yang tidak dalam keadaan berperkara.
Allah Berfirman :
Artinya
:“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil
dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta
benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa, Padahal kamu mengetahui QS Al Baqarah : 188.
Rasulullah saw bersabda : “La‟nat Allah atas penyuap dan penerima suap dalam hukum
” HR. Ahmad, Abu Dawud, dan AT Tirmidzi.
Kelima, hakim berhak meminta keterangan dalam sidang.
Akan tetapi tidak boleh memberikan petunjuk tentang cara-cara menuduh atau membela. Sedangkan dalam melakukan surat menyurat
dengan hakim di luar wilayahnya tentang hukum mengenai isinya harus diketahui oleh 2 orang saksi.
Fiqh Kelas XI MA
72 FIQIH KELAS XI MA
Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar”
STAIN JEMBER 2011 Oleh Mukhtar Fitriawan Bilawal
Keenam, memutuskan perkara tanpa kehadiran dari saksi-saksi Serta memutuskan perkaranya sendiri, atau perkara orang yang ia
tidak boleh menjadi saksi bagi mereka seperti anak, ayah, dan istri. Ketujuh, dalam memutuskan perkara seorang hakim tidak boleh
dalam kondisi : Marah, sangat lapar atau haus, bersin, malamnya habis begadang tidak tidur, bersedih, sangat bergembira, sakit,
sangat mengantuk, menolak keburukan, sangat panas dingin. Mahrus As‟Ad dan Wahid, 2006 : 15.
Kedelapan, hakim harus memutuskan perkara berdasarkan barang bukti, bukan berdasarkan dasar keilmuannya, agar tidak
diragukan keadilan dan kebersihannya. Allah berfirman :
Artinya :Berkata Yusuf: Aku mohon perlindungan kepada Allah daripada menahan seorang, kecuali orang yang Kami ketemukan
harta benda Kami padanya, jika Kami berbuat demikian, Maka benar-benarlah Kami orang-orang yang zalim.QS Yusuf : 79.
Kesembilan, hakim tidak boleh mendengar tuduhan yang tidak dijelaskan secara rinsci oleh penuduh. Artinya tuduhan itu masih
remang-remang. Jika ada 2 barang bukti yang saling bertentangan dan tidak ada sumber lain dari salah satu pihak, maka tuduhan
dibagi rata diantara kedua belah pihak yang berperkara. Jika ada 2 orang bersengketa tanpa ada bukti, sedangkan harta itu berada di
tangan salh satunya, maka harta itu menjadi hak orang yang bersedia mengangkat sumpah di hadapan hakim
Dalam memutuskan hukuman, dalam Islam ada beberapa media hukum yang bisa digunakan hakim untuk bisa memberikan hak
kepada pemilik yang memang betul-betul haq, yaitu : a.
Pengakuan Iqrar, yaitu pengakuan terdakwa yang memiliki hak, karena Rasulullah saw bersabda:
Allah Berfirman :
Artinya : Yusuf berkata: Yang demikian itu agar Dia Al Aziz mengetahui bahwa Sesungguhnya aku tidak berkhianat
kepadanya di belakangnya, dan bahwasanya Allah tidak meridhai tipu daya orang-orang yang berkhianat.
Rasulullah pun bersabda : “Jika wanita tersebut
mengaku, maka rajamlah dia” Muttafaq „Alaih. b.
Barang Bukti, yaitu para saksi.Rasulullah bersabda “Dua orang saksimu, atau sumpahnya
” HR. Muslim.
Fiqh Kelas XI MA
73 FIQIH KELAS XI MA
Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar”
STAIN JEMBER 2011 Oleh Mukhtar Fitriawan Bilawal
Batas minimal saksi ialah 2 orang, jika 2 saksi tidak ada maka cukup dengan satu saksi dan satu sumpah saja. Abdullah bin Al
Abbas RA berkata, “ Sesungguhnya Nabi Muhammad saw memutuskan dengan sumpah dan satu saks
i.” Diriwayatkan oleh Muslim.
c. Sumpah Yamin. Jika penuduh tidak dapat menghadirkan
barang bukti, maka tertuduh disuruh bersumpah 1 kali, kemudian dia dibebaskan dari tuduhan.
d. Nukul, maksudnya adalah bahwa tertuduh menolak sumpah.
Dalam hal ini, hakim dapat memutuskan perkara tanpa sumpah jika tertuduh dan penuduh menolak untuk bersumpah. Dalam
pasal 161 ayat 2 KUHAP Kitab Undang-undang Hukum Pidana Indonesia bahwasanya pengucapan sumpah adalah
merupakan syarat mutlak:” Keterangan saksi atau ahli yang tidak disumpah atau tidak mengucapakan janji, tidak dapat
dianggap sebagai alat bukti yang sah tetapi hanyalah merupakan keterangan yang dapat menguatkan keyakinan
hakim. UU. Hukum Acara Pidana, UU No 8 tahun 1981.
e. Kesaksian
Syahadat adalah
mengemukakan keadaan
sebenarnya untuk menetapkan hak orang lain. Sedangkan jumlah saksi dalam suatu perkara adalah :
4 orang laki-laki dalam perkara zina
3 orang laki-laki dalam perkara seorang kaya yang
menjadi pailit
2 orang laki-laki dalam perkara hudud selain zina dan pembunuhan
2 orang laki-laki atau 1 orang laki-laki dan 2 orang
perempuan untuk perkara utang piutang
1 orang laki-laki ditambah sumpah penggugat untuk perkara harta benda
4 orang wanita untuk perkara yang tidak dapat dilihat
oleh laki-laki seperti kelahiran bayi, keperawanan, menyusukan, haid, atau cacat wanita.
f. Sumpah lima puluh orang Dasamah
Kalau terjadi kematian seseorang akibat pembunuhan dan pelakunay tidak diketahui, maka untuk pembenaran dapat
dilakukan sumpah oleh 50 orang. Dan untuk dapat diterima bahwa korban meninggal dunia akibat pembunuhan, maka wali
korban dapat menunjuk 5 orang penduduk kampung yang dicurigai agar bersumpah bahwa dirinya tidak membunuh dan
tidak mengetahui pembunuhnya.
g. Keputusan hakim
Fiqh Kelas XI MA
74 FIQIH KELAS XI MA
Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar”
STAIN JEMBER 2011 Oleh Mukhtar Fitriawan Bilawal
Hakim diwajibkan untuk untuk segera memutuskan perkara. Kelambanan memberikan keputusan dapat diterima asal :
Hakim ingin memperhatikan lebih jauh tentang
pembuktian yang diberikan oleh saksi
Memberikan kesempatan untuk berdamai antar para pihak.
Menerima permintaan tergugat untuk mencari bukti
sebagai penolakan terhadap gugatan
Mengabulkan permintaan penggugat
Hakim ingin mempertimbangkan keputusan. Inilah beberapa etika yang harus dijalani oleh para hakim
qadhi dan tata cara Islam yang diberikan kepada hakim tentang bagaimana cara dalam memutuskan suatu perkara. Hendaknya hakim
menjadi seseorang yang dapat memutuskan perkara yang melibatkan 2 orang yang mempunyai masalah dengan hukum dengan cara-cara yang
telah ditetapkan AL Qur‟an, Sunnah dan negara tempat hakim tinggal.
6. Kedudukan Hakim Wanita