Kafarat Pembunuhan JINAYAH Pembunuhan, Qishas, Diyat dan Kafarat

Fiqh Kelas XI MA 19 FIQIH KELAS XI MA Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar” STAIN JEMBER 2011 Oleh Mukhtar Fitriawan Bilawal 3. Hikmah-Hikmah Diyat  Menjadikan orang lebih berhati-hati terhadap orang lain, apabila terjadi suatu masalah tidak mudah menganiaya secar fisik, mengingat menganiaya orang lain akan terkena sangsi hukuman, yaitu membayar denda berupa barang yang cukup besar nilainya.  Diyat bermanfaat sebagai pelipur lara bagi si korban atau keluarga korban. Meskipun tidak bisa secara langsung menghilangkan rasa dendam dan rasa benci dalam hati mereka, paling tidak bisa meringankan beban si korban sebagai biaya pengobatan si korban serta biaya hidup di kemudian hari.  Kehidupan bermasyarakat menjadi tenang, damai, tentram, sejahtera karena masing-masing orang merasa dilindungi oleh hukum.  Sebagai bukti perhatian Allah terhadap manusia dalam menjaga derajat kemanusiaannya. Dan sekaligus menunjukkan bahwa benar-benar derajat martabat manusia itu mulia serta mahal harganya.

D. KAFARAT

1. Pengertian Kafarat secara bahasa berarti tebusan. Secara Istilah kafarat adalah perbuatan-perbuatan baik yang sesuai dengan ketentuan syari‟at Islam dilakukan seseorang guna melebur kesalahan-kesalahan berupa pelanggaran terhadap sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT. Moh. Karim dan Sholih Zuhri, 2005: 13. 2. Macam-Macam

a. Kafarat Pembunuhan

Menurut mazhab Syafi‟I dan Maliki pula, pembunuh haruslah dibunuh qishâsh dengan cara seperti apa ia melakukan pembunuhan tersebut. Contohnya dengan memukul menggunakan sesuatu alat yang tajam seperti besi atau pedang; atau dengan alat berat seperti batu; atau dengan mencampakannya dari suatu tempat tinggi; atau mencekik lehernya; atau melemparkannya; atau melemaskannya; menahan makanan, merejam dalam air, membakar, atau dengan cara-cara lain. Konsep ini disebut dengan mutslah atau mumâtsalah. Akan tetapi seumpama mustahiq al-qishâsh memindahnya ke hukuman pancung dengan pedang, maka diperbolehkan malah ia lebih utama. Atau membayar diyat atau dibebaskan. Selain itu ia harus membayar kafarat, yaitu memerdekakan budak wanita mukmin, tidak cacat, m asih muda, sehat, baligh, bukan budak mukatab atau mudabbar. Jika tidak mampu memerdekakan budak seperti zaman sekarang maka Fiqh Kelas XI MA 20 FIQIH KELAS XI MA Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar” STAIN JEMBER 2011 Oleh Mukhtar Fitriawan Bilawal ia wajib melaksanakan puasa 2 bulan berturut-turut. Sebagaimana dijelaskan oleh Al Qur‟an surah an –Nisaa‟: 92                                                                   “Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin yang lain, kecuali Karena tersalah Tidak sengaja, dan barangsiapa membunuh seorang mukmin Karena tersalah hendaklah ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya si terbunuh itu, kecuali jika mereka keluarga terbunuh bersedekah. jika ia si terbunuh dari kaum kafir yang ada perjanjian damai antara mereka dengan kamu, Maka hendaklah si pembunuh membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya si terbunuh serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. barangsiapa yang tidak memperolehnya, Maka hendaklah ia si pembunuh berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan Taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana Qs AN Nisaa‟ : 92.

b. Kafarat melanggar sumpah