Pembunuhan Semi Sengaja Qatlu Syibhul “Amdi Diyat Mukhafafah Diyat ringan

Fiqh Kelas XI MA 9 FIQIH KELAS XI MA Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar” STAIN JEMBER 2011 Oleh Mukhtar Fitriawan Bilawal berdusta ketika menjadi saksi, yang menyebabkan dia dibunuh, dan lainnya dari gambaran seperti ini. Syekh Muhammad bin Ibrahim at Tuwaijiri, 2009:7 Diwajibkan atas pembunuhan dengan sengaja, qishas: yaitu dengan membunuh si pembunuh, wali orang yang terbunuh berhak untuk menuntut qishas, atau mengambil diyat ataupun memberikan ampunan, dan inilah yang terbaik.. Hukum jinayat dengan sengaja ini wajib dilakukan qishas, sebagaimana diatur dalam Al Qu r‟an , Firman Allah :                                   “Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya At Taurat bahwasanya jiwa dibalas dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka pun ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan hak kisas nya, Maka melepaskan hak itu menjadi penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim QS Al Maidah :45. Dan Sabda Rasulullah SAW : “Barangsiapa ditumpahkan darahnya atau dilukai, maka ia bisa memilih salah satu dari tiga hal, yaitu Qishas, atau mengambil diyat, atau memaaffkan pelakunya. Jika ia mengambil pilihjan keempat, maka halng-halangi keinginannya HR Ahmad dan Ibnu Majah .

b. Pembunuhan Semi Sengaja Qatlu Syibhul “Amdi

Yaitu seseorang ingin melakukan pelanggaran terhadap seseorang terhadap orang lain namun tidak untuk membunuhnya. Maksudnya yaitu pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang dengan alat yang lazimnya tidak akan menyebabkan kematian serta orang yang membunuhnya tidak ada maksud untuk membunuhnya. Misalnya seseorang memukul kepala orang lain dengan pelan-pelan tiba-tiba yang dipukul mati. Contoh lainnya seseorang mendorong temannya lalu temannya itu jatuh yang mengakibatkan kematian pada temannya. Fiqh Kelas XI MA 10 FIQIH KELAS XI MA Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar” STAIN JEMBER 2011 Oleh Mukhtar Fitriawan Bilawal

c. Pembunuhan tersalah Qatlul Khata’

Yaitu pembunuhan yang terjadi tanpa ada maksud untuk melakukan tindak pembunuhan itu sendiri atau terhadap orang tertentu, atau tanpa bermaksud pada salah satunya. Maksudnya pembunuhan yang sama sekali tidak ada niat untuk membunuh. Contohnya adalah, tidak bermaksud untuk membunuh seperti memanah atau menembek hewan buruan namun kemudian mengenai seseorang, menggeliat-geliat menyerang orang lain pada saat tidur menggigau hingga membunuhnya, membunuh dalam keadaan perang seseorang yang dia kira sebagai orang kafir, namun ternyata ia adalahs eorang muslim, memukul dengan dengan maksud bercanda hiungga membunuhnya.                                                                   “Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin yang lain, kecuali karena tersalah tidak sengaja[334], dan Barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah hendaklah ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat[335] yang diserahkan kepada keluarganya si terbunuh itu, kecuali jika mereka keluarga terbunuh bersedekah[336]. jika ia si terbunuh dari kaum kafir yang ada Perjanjian damai antara mereka dengan kamu, Maka hendaklah si pembunuh membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya si terbunuh serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya[337], Maka hendaklah ia si pembunuh berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi M aha Bijaksana”QS An Nisa‟:92.

3. Landasan Hukum Larangan Pembunuhan Allah melarang manusia untuk membunuh sesama manusia

dengan alsan yang tidak dibenarkan oleh syari‟at Islam, dan barang siapa di antara keluarganya dibunuh oleh seseorang dengan cara zalim maka ahli waris berhak membalas membunuh si pembunuh dengan Fiqh Kelas XI MA 11 FIQIH KELAS XI MA Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar” STAIN JEMBER 2011 Oleh Mukhtar Fitriawan Bilawal cara yang ditetapkan oleh Allah, yakni dalam batas-batas keadilan tanpa melampaui batas, sebagaimana diternagkan oleh Allah :                          “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya, melainkan dengan suatu alasan yang benar]. dan Barangsiapa dibunuh secara zalim, Maka Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan”QS Al Isra‟ : 33. Sabda Rasulullah saw. : “ Barang siapa yang menolong membunuh orang Islam meskipun dengan sepotongkalimat, maka diantara kedua matanya akan tertulis ungkapan Yaaisun rahmatillah putus asa dari rahmat Allah ” HR Tirmidzi. Dalam syari‟at Islam ada pengecualian istitsna‟ dibolehkannya seorang membunuh orang muslim yaitu dalam kondisi sebagai berikut : Jika ada seorang mu‟min yang murtad, pezina muhson, pembunuh seseorang tanpa alasan yang benar, semata-mata karena berbuat zalim dan permusuhan. “Tidak halal membunuh seorang muslim kecuali tiga hal : kufur setelah beriman, berzina setelah berkeluarga, dan membunuh seorang dengan alasan yang tidak benar karena semata-mata berbuat zalim dan permusuhan ” HR Muslium

3. Hikmah-Hikmah Larangan Pembunuhan

 Menjaga dan menyelamtkan kelangsungan hidup manusia  menempatkan kedudukan manusia sebgai makhluk yang mulia  membatasi kemauan manusia untuk berbuat semena-mena terhadap jiwa manusia  Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan  Mengangkat dan menolong orang yang teraniaya  Menunjukkan sikap petuh terhadap hukum Allah  Menciptakan kehidupan yang damai sepanjang masa. Fiqh Kelas XI MA 12 FIQIH KELAS XI MA Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar” STAIN JEMBER 2011 Oleh Mukhtar Fitriawan Bilawal

B. QISHAS

1. Pengertian

Kata qishas berasal dari qaasha, yuqasha, qishaas, artinya mengambil balas. Secara istilah qishas adalah hukuman balas yang seimbang bagi pelaku pembunuhan maupun pengrusakan anggota badan seseorang, yang dilakukan dengan sengaja Moh. Karim dan Sholih Zuhri,2005,6. Qishaash ialah mengambil pembalasan yang sama. qishaash itu tidak dilakukan, bila yang membunuh mendapat kemaafan dari ahli waris yang terbunuh yaitu dengan membayar diat ganti rugi yang wajar. pembayaran diat diminta dengan baik, umpamanya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang membunuh hendaklah membayarnya dengan baik, umpamanya tidak menangguh-nangguhkannya. bila ahli waris si korban sesudah Tuhan menjelaskan hukum-hukum ini, membunuh yang bukan si pembunuh, atau membunuh si pembunuh setelah menerima diat, Maka terhadapnya di dunia diambil qishaash dan di akhirat dia mendapat siksa yang pedih.Tafsir Al Qur‟an. Banyak peristiwa pembunuhan atau penganiayaan yang terjadi di tanah air kita ini yang dapat disaksikan di layar televisi maupun media massa. Ketika salah satu keluarga korban diwawancarai rata- rata menginginkan pelakunya dihukum setimpal atas perbuatannya yang telah melakukan hal yang sama pada anggota keluarganya yang terbunuh. Dari contoh peristiwa diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum qishas benar-benar sesuai dengan tuntutan hati nurani sekaligus tuntutan keadilan hukum. Dan sangat tidak benar jika qishas yang merupakan hukum Islam tidak manusiawi dan melanggar hak asasi manusia, justru qishas merupakan hukum yang paling memenuhi keadilan. Qishas dilaksanakan apabila : a. membunuh dengan sengaja maka hukumannya juga harus dibunuh, b. apabila merusak atau menghilangkan ia perbuat. Misalnya jika seseorang menganiaya orang lain dengan memotong tangannya maka hukum balasnya dengan menmotong tangan, demikan seterusnya. Pelaksanaan hukuman ini diserahkan pada pihak yang berwenang hakim dan tidak diperkenankan dihakimi sendiri. Karena jika dihakimi sendiri dikhawatirkan hukuman yang diterima oleh si pelaku tidak adil lantaran seseorang yang menghakimi sendiri tersebut masih menyimpan dendam terhadapnya. Hukuman qishas akan gugur jika si pelaku mendapat maaf dari keluarga korban, walaupun demikian ia berkewajiban untuk membayar diyat atau tebusan yang jumlahnya cukup besar. Fiqh Kelas XI MA 13 FIQIH KELAS XI MA Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar” STAIN JEMBER 2011 Oleh Mukhtar Fitriawan Bilawal

2. Dasar Hukum Qishas

Firman Allah swt. Surat Al Baqarah; 178                                           “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah yang memaafkan mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah yang diberi maaf membayar diat kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik pula. yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih[111]. Qs Al Baqarah :178 Dampak negative psikologis dari perbuatan pembunuhan adalah menjadikannya sulit untuk mendapatkan ampunan Allah swt. Karena perbuatan prmbunuhan termasuk dosa besar yang hampir sebanding dengan dosa syirik kepada Allah, oleh karena itu nabi saw. Menyebutnya setelah menyebut dosa syirik dalam haditsnya. Dan kelak di akhirat pembunuh tersebut akan mendapat siksa neraka jahana m yang sangat pedih, sabda Rasulullah saw. “ Setiap siksa ada harapan pengampunan Allah kecuali seorang laki-laki yang mati dalam keadaan syirik atau seorang yang membunuh orang mukmin dengan sengaja HR Ibnu Dawud, Ibnu Hibban, dan Hakim. Sesungguhnya pelaksanaan qishas merupakan penghenti bagi pembunuhan, Sesungguhnya pelaksanaan qishas merupakan penghenti bagi pembunuhan, ancaman bagi kejahatan, penjagaan bagi masyarakat, kehidupan bagi umat, penghentian bagi pertumpahan darah, pengobat bagi hati keluarga yang terbunuh, juga sebagai realisasi atas keadilan serta keamanan, serta penjagaan bagi umat dari keganasan para pembunuh orang-orang yang tidak bersalah, yang menebar ketakutan di seluruh penjuru Negara dan menyebabkan menjandanya para wanita serta menjadikan yatimnya anak-anak.ancaman bagi kejahatan, penjagaan bagi masyarakat, kehidupan bagi umat, penghentian bagi pertumpahan darah, pengobat bagi hati keluarga yang terbunuh, juga sebagai realisasi atas keadilan serta keamanan, serta penjagaan bagi umat dari keganasan para pembunuh orang-orang yang tidak bersalah, yang Fiqh Kelas XI MA 14 FIQIH KELAS XI MA Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar” STAIN JEMBER 2011 Oleh Mukhtar Fitriawan Bilawal menebar ketakutan di seluruh penjuru Negara dan menyebabkan menjandanya para wanita serta menjadikan yatimnya anak-anak.          “Dan dalam qishaash itu ada jaminan kelangsungan hidup bagimu, Hai orang- orang yang berakal, supaya kamu bertakwa” Al BAqarah :179.

3. Syarat-Syarat Qishas

a. Pembunuh sudah baligh dan berakal sehat, apabila dia masih kecil, gila ataupun sedang tidak ada di tempat, hendaklah si pelaku ditahan sampai anak tersebut dewasa, berakal kembali orang gila dan datangnya orang yang bepergian, kemudian jika berkehendak dia boleh menuntut qishas, meminta diyat ataupun memaafkannya, dan inilah yang terbaik. b. Pembunuh bukanlah orang tua terbunuh.. sebab jika orang tua yang membunuh anaknya tidak wajib dilakukan qishas. Tetapi, jika anak yang melakukan pembunuhan pada orang tuanya maka wajib diberlakukan qishash. c. Jenis pembunuhan adalah yang disengaja. Sedangkan pembunuhan yang tidak sengaja dan mirip sengaja maka tidak diberlakukan hukum qishas. d. Orang yang dibunuh adalah orang yang terpelihara darahnya. Artinya dia bukan orang jahat apabila pembunuh itu melakukan pembunuhan karena membela diri atau orang mukmin yang membunuh orang kafir harbi, murtad, dan pezina muhson maka tidak diberlakukan qishas kepadanya. e. Orang yang dibunuh sama derajadnya, maksudnya orang islam dengan orang Islam, perenpuan dengan perempuan. Atau orang merdeka dengan orang merdeka f. Qishas dilakukan dalam hal sama, jiwa dengan jiwa, mata dengan mata, telinga dengan telinga, dan lain sebagainya jadi harus seimbang. g. Apabila seorang anak kecil ataupun orang gila membunuh, maka tidak boleh dijatuhkan qishas terhadap keduanya, akan tetapi diwajibkan untuk membayar kafarat dari harta mereka dan diyat bagi keluarganya yang berakal. Barang siapa yang menyuruh anak kecil atau orang gila untuk Fiqh Kelas XI MA 15 FIQIH KELAS XI MA Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar” STAIN JEMBER 2011 Oleh Mukhtar Fitriawan Bilawal membunuh seseorang, lalu mereka melakukannya, maka qishas dijatuhkan terhadap dia yang memerintahkan saja, karena orang yang diperintah hanya sebagai alat dari orang yang memerintah.

4. Qishas Pembunuhan oleh Massa

Qishash merupakan hukuman balasan yang harus diterima seseorang oleh pelaku karena melakukan sebuah pelanggaran yaitu berupa pengrusakan atauupun menghilangkan nyawa orang lain. Akan tetapi bagaimanakah jika yang melakukan pembunuhan tersebut berupa massa atau orang banyak. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa ; Dari Sa‟id bin Muassyab, bahwa Umar telah menghukum bunuh lima atau enam orang yang telah membunuh seseorang laki-laki secaratipuan di tenmpat yang sunyi. Kemudian dia berkata ; “Andaikata semua penduduk Sun‟a secara bersama-sama membunuhnya niscaya akan aku bunuh mereka semua ” Berdasarkan atsar diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila terjadi pembunuhan disengaja yang dilakukan oleh banyak orang dan orang yangh dibunuh dalam posisi yang benar, maka semua orang yang terlibat dalam pembunuhan itu wajib di qishas dibunuh semuanya. Penetapan hukum yang pernah dilakukan oleh Umar bin Khatab tersebut juga pernah dipraktekkan pada masa Ali bin Abi Thalib berkuasa yang mana pernah menghukum qishas tiga orang yang melakukan persekongkolan untuk membunuh seseorang dengan hukum qishas bunuh. Imam Malik berpendapat bahwa jika ada sekelompok orang laki- laki atau perempuan merdeka bersekongkol membunuh seorang laki- laki atau perempuan yang merdeka maka seluruh orang yang melakukan persekongkolan tersebut wajib dihukum qishas bunuh. Hal yang perlu diingat adalah bahwa hukum dibuat untuk ditegakkan secara seimbang dan adil, jika di masyarakat banyak terjadi pelanggaran-pelanggran seperti pembunuhan itu tandanya penegakan hukum masih belum berjalan secara seimbang dan adil.

5. Hikmah-Hikmah Hukum Qishas.

a. Menjadikan sikap berhati-hati pada setiap orang untuk tidak berbuat penganiayaan fisik kepada yang lain b. Menjadikan kehidupan manusia aman karena diayomi oleh hukum yang tegas, adil dan bijaksana. c. Menunjukkan hukum Islam benar-benar membawa rahmat dan kedamaian hidup bagi kehidupan umat manusia dis eluruh alam semesta. Fiqh Kelas XI MA 16 FIQIH KELAS XI MA Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar” STAIN JEMBER 2011 Oleh Mukhtar Fitriawan Bilawal d. Terlindunginya jiwa raga manusia dari ancaman kejahatan e. Menjunjung tinggibharkat dan martabat manusia f. Menunjukkan rasa kepatuhan dan penyerahan diri terhadap hukum Allah swt.

C. DIYAT

1. Pengertian Diyat secara bahasa adalah merupakan bentuk mashdar dari kata kerja “wada‟, lengkapnya adalah “wadaa-yadil-diyatan : jika walinya memberikan harta yang merupakan pengganti nyawa atau lainnya. Sedangkan menurut terminologi atau istilah diyat memiliki arti “ Harta yang wajib diberikan kepada orang yang menjadi korban pidana kejahatan atau kepada walinya, baik dalam pidana pembunuhan atau lainnya. Diyat juga berarti „al-„aql” yang berarti ikatan, karena dua alasan, alas an yang pertama, diyat bisa mencegah menghalangi darah supaya mengalir mengalir, kedua jika diyat dikenakan, maka ia mengambil unta, lalu unta tersebut dikumpulkan dan diikat, kemudian digiring untuk diserahkan kepada wali korban. Sehingga orang Arab biasa mengatakan “ „aqaltu „an fulanin saya membayar hutang diyat pada si fulan Abu Malik Kamal, 2007:386 dan Abdul Azhim, 2006:874. Diyat wajib bagi setiap orang yang menyebabkan melayangnya nyawa seseorang, baik yang meninggal tersebut seorang Muslim, dzimmi mustaman ataupun seorang muahad. Apabila kejahatan dilakukan dengan sengaja, maka pada waktu itu juga wajib untuk dibayarkan diyat dari harta pelaku, akan tetapi jika dia yang menyerupai sengaja ataupun karena kesalahan, maka kewajiban diyat dibebankan kepada keluarga pelaku dan diberi tenggang waktu sampai tiga tahun. Diyat dapat diterapakn kepada seseorang dengan ketentuan- ketentuan sebagai berikut :  Pembunuhan yang disengaja, lalu pembunuhnya dimaafkan oleh keluarga korban, maka tidak ada qishas bagi pembunuh, tetapi pembunuh wajib membayar denda kepada keluarga korban.  Pembunuhan yang tidak disengaja  Pembunuhan yang mirip disengaja  Pembunuh melarikan diri sebelum dijatuhi hukuman qishas, maka anggota keluarga pembunuh tersebut wajib membayar diyat kepada keluarga korban  Memotong atau membuat cacat anggota badan orang lain, lalu dimaafkan Fiqh Kelas XI MA 17 FIQIH KELAS XI MA Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar” STAIN JEMBER 2011 Oleh Mukhtar Fitriawan Bilawal 2. Macam-Macam Diyat a. Diyat Mughaladah Denda berat Yaitu harus membayar 100 ekor unta, terdiri dari 30 ekor hiqqah unta betina umur 3-4 tahun, 30 ekor jadz‟ah unta betina umur 4-5 tahun, dan 40 ekor khilfah unta betina yang bunting. Diyat ini diterapkan pada : Pembunuhan disengaja Qatlul „Amdi, tapi dimaafkan oleh keluarga korban. Tekhnik pembayaran diyat ini adalah secara cast kontan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. “Barang siapa membunuh seorang Mukmin dengan sengaja maka dia harus diserahkan kepada wali orang terbunuh, apabila berkehendak mereka bisa membunuhnya, dan boleh pula bagi mereka untuk meminta diyat, yaitu tiga puluh ekor hiqqoh unta berumur empat tahun, tiga puluh ekor jazah unta berumur lima tahun dan empat puluh ekor halifah unta hamil, apa yang mereka ringankan atasnya merupakan hak bagi mereka, itu disebabkan karena besarnya diyat H.R Tirmidzi dan Ibnu Majah. Pembunuhan seperti disengaja qatlu syibhul „amdi. Tidak ada hukuman qishas terhadap kasus semacam ini, tetapi pembunuh wajib membayar diyat, dengan masa pembayaran selama tiga tahun , dan setiap tahun wajib membayar sepertiga dari ketentuan. Pembunuhan tidak disengaja di tanah haram, yaitu di kota mekkah dan Madinah. Pembunuhan tidak disengaja yang dilakukan pada bulan Muharram Zulqa‟dah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab. Pembunuhan tidak disengaja terhadap muhrim, kecuali jika pembunuhnya orang tua terhadap anak.

b. Diyat Mukhafafah Diyat ringan

Diyat yang harus membayar 100 ekor unta yang perinciannya sebagai berikut : 20 ekor hiqqah, 20 ekor jidz‟ah, 20 ekor binta labun unta betina umur lebih 2 tahun, 20 ekor unta binta makhad unta betina umur lebih satu tahun. Diyat mukhafafah dikenakan pada: Pertama, orang yang membunuh tidak sengaja selain di tanah haram, selain bulanan muharram, selain muhrim. Masa pembayarannya selama tiga tahun, setiap tahun dibayar sepertiganya, sabda Rasulullah saw. ;” Mukhafafah penuh bagi orang yang melakukan kejahatan : memotong dua tangan, dua kaki, dua telinga, hidung, lidah, dua bibir, kemaluan laki-laki, merusak dua mata, tempat k eluarnya suara, penglihatan atau merusak. Diyat khata‟ diperincilima macam hewan yaitu : 20 ekor unta umur empat tahun, 20 ekor unta umur lima tahun, 20 ekor unta betina umur 2 tahun, dan 20 ekor unta jantan umur 2 tahun.” HR Duruquthni Fiqh Kelas XI MA 18 FIQIH KELAS XI MA Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah “Pengembangan Bahan Ajar” STAIN JEMBER 2011 Oleh Mukhtar Fitriawan Bilawal Kedua , orang yang dengan sengaja membuat cacat atau melukai anggota badan seseorang, tetapi dimaafkan oleh korban atau keluarga korban, maka wajb bayar diyat.

c. Diyat selain pembunuhan