kata yang tepat atau lebih baik, menulisnya atau kadang menghapus dan menulis ulang.
b Dalam wacana tulis dalam prosesnya selalu menggunakan alat bantu. Tangan yang biasanya digunakan menjadi alat bantu dalam menulis dan
tinta sebagai penghasil tulisan. Mengetik pun adalah sebuah perbuatan menulis dengan alat bantu yakni menggunakan bantuan keyboard dan
semacamnya untuk menghasilkan sebuah wacana tulisan. c Kesalahan tidak dapat langsung diperbaiki. Tidak langsung diperbaiki
melainkan harus melakukan gerakan penghapusan, seperti menghapus dengan penghapus, atau menekan tombol tertentu. Berbeda dengan bicara,
yang seketika langsung dapat diralat dan diperbaiki. d Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh atau ekspresi wajah. Mungkin
untuk saat ini, bisa dibantu dengan emoticon, namun bagaimanapun, emoticon bisa juga digunakan untuk memalsukan yang sebenarnya benar
atau yang sebenarnya memang tidak benar
2.1.4 Analisis Wacana Model Norman Fairclough
Berbicara masalah Analisis Wacana Kritis AWK tentu tidak dapat kita lepaskan dari sosok
Norman Fairclough. Fairclough dikenal dengan pemikirannya tentang
analisis wacana kritis. Konsep yang dibentuk adalah dengan menitik beratkan pada tiga level. Pertama, setiap teks secara bersamaan
memiliki fungsi, yaitu representasi, relasi, dan identitas. Kedua, praktik wacana meliputi cara-cara para pekerja media wartawan memproduksi teks atau wacana.
Hal ini berkaitan dengan wartawan itu sendiri selaku pribadi yang memproduksi berita; sifat jaringan kerja wartawan dengan sesama pekerja media lainnya; pola
kerja media sebagai institusi, seperti cara meliput berita, menulis berita, hingga nantinya menjadi sebuah kesatuan berita yang utuh di dalam media. Ketiga,
praktik sosiokultural yang berkitan dengan tingkat situasional, berkaitan dengan produksi dan konteks situasinya.
` w
Kerangka Analisis Wacana Tiga Dimensi Fairclough
Sumber: Fairclough 2000:313
2.1.5 Teks
Sebelum membahas mengenai membahas mengenai tiga dimensi yang dikemukakan oleh Fairclough, terlebih dahulu akan dijabarkan hal-hal mengenai
teks berikut pemaparan tentang teks.
2.1.5.1 Pengertian Teks
Kridalaksana 2008:238 dalam Kamus Linguistiknya menyatakan bahwa teks adalah
1 satuan bahasa terlengkap yang bersifat abstrak, 2 deretan kalimat, kata, dan sebagainya yang membentuk ujaran, 3 ujaran yang dihasilkan
dalam interaksi manusia. Berdasarkan
tiga pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian teks adalah satuan bahasa yang berupa bahasa
tulis maupun berupa bahasa lisan yang dihasilkan dari interaksi atau komunikasi manusia.
Proses Penafsiran Proses Penghasilan
Teks PendeskripsianMikro
analisis teks [APA]
InterpretasiMeso analisis produksi
[BAGAIMANA]
PenafsiranMakro analisis sosial
[KENAPA]
Sementara Luxemburg 2002: 86 mendefinisikan teks sebagai ungkapan bahasa yang menurut isi, sintaksis, pragmatik merupakan suatu kesatuan. Lebih
jauh Luxemburg juga mengemukakan bahwa Isi dalam teks sangat berkaitan
dengan semantik. Semantik merupakan salah satu kajian dalam bahasa yang
berkaitan dengan makna. Isi dalam teks tidak ubahnya adalah makna-makna yang disampaikan pengarang. Pengungkapan makna ini dapat dilakukan secara terang-
terangan, lugas, jelas maupun dengan tersembunyi melalui simbol-simbol. Teks merupakan produk, dalam arti bahwa teks itu merupakan keluaran
output ; sesuatu yang dapat direkam atau dipelajari berwujud. Teks juga merupakan proses, dalam arti merupakan proses pemilihan makna yang terus-
menerus, maksudnya ketika kita menerima atau memberi informasi dalam bentuk teks lisan atau tulis maka tentunya di dalam otak kita terjadi proses pemahaman
pemilihan makna terhadap informasi tersebut, jangan sampai terjadi
kesalahpahaman. Adapun kriteria teks sebagai berikut. 1. Kriteria yang bersifat internal
a Kohesi: kesatuan makna b Koherensi: kepaduan kalimat keterkaitan antarkalimat
2. Kriteria yang bersifat eksternal a Intertekstualitas artinya setiap teks saling berkaitan secara sinkronis
atau diakronis b Intensionalitas
mengenai cara-cara
atau usaha-usaha
untuk menyampaikan maksud atau pesan pembicaraan melalui sikap bicara,
intonasi, dan ekspresi wajah. Intensionalitas berkaitan dengan akseptabilitas penerimaan informasi.