BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode korelasional yaitu metode yang berusaha untuk meneliti sejauhmana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada
faktor lain. Metode ini merupakan kelanjutan dari metode deskriptif dimana menghimpun sejumlah data kemudian menyusunnya secara sistematis, faktual dan
cermat Rakhmat, 2004:27. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara
variabel-variabel tersebut kemudian meneliti sejauhmana faktor pada satu variabel berkaitan dengan faktor pada variabel lain. Hubungan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah hubungan linier yaitu hubungan timbale balik antara kedua variabel tersebut. Selain itu, metode korelasional juga digunakan untuk mengukur
hubungan diantara berbagai variabel untuk meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan tentang variabel bebas dan untuk meratakan jalan untuk membuat
rancangan penelitian eksperimental Rakhmat, 2004:31. Berdasarkan hal-hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sejauhmana penyelesaian kasus limbah Adolina berpengaruh terhadap citra PTPN IV Adolina Perbaungan di kalangan masyarakat Desa Celawan Kecamatan Pantai
Cermin. Adapun cara yang digunakan adalah dengan mengambil data melalui kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden.
Universitas Sumatera Utara
III.2 Deskripsi Lokasi Penelitian III.2.1 Sejarah Adolina
PTP Nusantara IV Adolina terletak di provinsi Sumatera Utara yang merupakan salah satu dari cabang PTPN IV yang berpusat di Medan. Kebun Adolina
pertama kali dibuka oleh pemerintah Belanda pada tahun 1926 dengan nama perusahaan Nederland Dech Handels Maatschappy NHM. Perkebunan ini dibagi
atas dua bagian, yaitu perkebunan Adolina Hilir yang ditanami kelapa sawit dan perkebunan Adolina Hulu yang ditanami dengan kakao.
Perkebunan ini telah mengalami beberapa kali pergantian kepemilikan sebelum pada akhirnya direbut kembali Nederland Dech Handels Maatschappy
NHM pada tahun 1942, dan pada tahun 1951 di kebun Adolina dibangun pabrik pengolahan kelapa sawit yang baru beroperasi pada tahun 1955. Pada tahun 1958,
perkebunan Adolina dikuasai oleh pemerintah Indonesia dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara PPN.
Pada tahun 1962 nama PPN berubah nama menjadi PPN Sumut II dan selanjutnya mengalami perubahan nama menjadi Perusahaan perkebunan Negara
Aneka Ragam Tanaman II PPN ANTAN II tahun 1967, pengelola diserahkan pada PT. Perkebunan VI yang berpusat di Pabatu, Tebing Tinggi. Perkebunan Adolina
HUlu dibongkar dan ditanami kelapa sawit pada tahun 1971. Kemudian pada tahun 1977 PT. Perkebunan VI Adolina Hilir dan Hulu disatukan menjadi PT Perkebunan
VI Adolina. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Surat No. 54107731 Desember 1977
berubah menjadi PT Perkebunan VI Persero Adolina, tepat pada tanggal 1 januari 1978 dan berpusat di Pabatu, Tebing Tinggi. Pada tahun 1994 pada rangka usaha
Universitas Sumatera Utara
pemerintah untuk konsolidasi, PTP VI, PTP VII, PTP VIII disebut PTP Sumut III, kantor direksi di bah jambi. Pada tahun 1996 sesuai dengan Surat keputusan
Pemerintah RI PP No. 91996 tanggal 11 Maret 1996 wujud konsolidasi BUMN Perkebunan adalah peleburan 26 PTP Nusantara. PTP VI, PTP VII dan PTP VIII
dikelompokkan menjadi PTP Nusantara IV dengan kantor direksi di Bah Jambi, Pematang Siantar. Terhitung mulai tanggal 11 Maret 1996, pembagian wilayah PTP
Nusantara IV adalah sebagai berikut: - wilayah I
: PTP VII - wilayah II
: PTP VI - wilayah III : PTP VIII
Pada tahun 2002 kantor direksi PTP Nusantara IV yang semula berada di bah Jambi, Pematang Siantar dipindahkan ke Medan. Kantor direksi ini berada di Jl.
Letjend. Soeprapto No. 2 Medan.
III.2.1.1 Ruang Lingkup Bidang Usaha
PTPN IV Kebun Adolina adalah perusahaan perkebunan yang menghasilkan kelapa sawit yang diolah menjadi minyak sawit CPO dan inti sawit serta kakao.
Kebun Adolina memiliki 2765 Ha tanaman sawit yang menghasilkan dan 80 Ha tanaman sawit yang belum menghasilkan.
PTPN IV Kebun Adolina juga memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit PKS dan kakao. Pabrik Kelapa Sawit PKS Kebun Adolina mempunyai kapasitas 30 ton
TBSjam, dan pabrik kakao dengan kapasitas olah 46 ton biji basahjam.
Universitas Sumatera Utara
III.2.1.2 Lokasi Perusahaan
Lokasi PTP Nusantara IV Kebun Adolina berada pada ketinggian 20 m dari permukaan laut dan tepat berada di wilayah Kecamatan Perbaungan, Kabupaten
Serdang bedagai, lebih kurang 35 Km dari kota Medan, dengan batas: 1. Sebelah Timur, berbatasan dengan kota di Kecamatan Perbaungan
2. Sebelah Selatan, berbatasan dengan kebun milik Sarang Ginting 3. Sebelah Barat, berbatasan dengan Pagar Merbau
4. Sebelah Utara, berbatasan dengan Pantai Cermin Adapun yang menjadi dasar penelitian lokasi perkebunan Adolina di
Kecamatan perbaungan tersebut adalah: 1. Dekat dengan kebun kelapa sawit bahan baku
2. Dekat dengan jalan raya sehingga memudahkan pendistribusian produk 3. Dekat dengan sumber air yang berguna untuk menjalankan operasiproses
pengolahan.
III.2.3 Logo Perusahaan
Gambar 3.1
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV PERSERO
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan Mengenai Logo
Bentuk pohon sebagai gambaran dari pohonbuahapapun yang mendekati bentuk tumbuhan, digambarkan dengan tiga pelepah diatas, dua pelepah dibawah.
Tiga pelepah diatas adalah mengartikan dua unit perkebunan antara lain Perkebunan Kelapa Sawit dan Perkebunan Teh. Kemudian dua pelepah dibawah mengartikan
wadah, disini yaitu yang mengelola kedua unit perkebunan diatasnya dalam hal ini
yaitu PTPN-4. Warna Jingga.
Empat bidang lengkung terletak dibawah merupakan landasan yang menunjang kedua unit diatasnya. Dibuat secara masif dan kokoh membawa pesan kuat, lengkungan
yang mengarah ke kiri dan kekanan merupakan arah pengembangan pemasaran, selain mempresentasikan Industri hilir PTPN-4. Empat bidang lengkung
menganalogikan angka empat dari PTPN, maka disebutlah PTPN-4. Jingga bersifat panas, semangat, dan berani. Jingga pada wadah dan bentukan tiga pelepah, adalah
semangat membara untuk mempertahankan serta meningkatkan mutu produksi dalam merebut pasar dari para pesaing di tiga produk yang dipasarkan.
Warna Hijau.
Secara keseluruhan, bentuk logo ini mengarah ke atas kalau diambil garis lurus menujumemusat kesatu titik, yang berarti ketajaman fokus usaha dalam mencapai
tujuan demi kesejahteraan bersama yang berlandaskan ke Tuhan Yang Maha Esa. Mengenai warna yang ada pada logo, selain sebagai lambang juga sebagai unsur
estetis.Hijau bersifat sejuk, dingin, dan keyakinan. Hijau pada empat bidang lengkung, mengacu pada sifat tangan dingin, serta keyakinan dalam mengelola
pekerjaan yang membawa angin segar bagi keuntungan perusahaan dan kesejahteraan
Universitas Sumatera Utara
karyawannya, juga sejuk dalam kerukunan kerja antar sesama karyawan dan atasan sehingga timbul keakraban timbal balik, dalam hal ini PTPN-4 yang jernih dalam pola
pikir dan keyakinan dalam hasil kerja. Dengan tangan dingin serta keyakinan dan semangat kerja maka keberhasilan
akan tercapai berkat Karunia dan Rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Semua berasal dari satu titik, yaitu Sang Maha Pencipta maka kita patut untuk mensyukuri.
III.2.1.4 Daerah Pemasaran
Pemasaran hasil-hasil produksi seluruh PTPN IV Kebun Adolina yang bernaung dalam Koordinator Wilayah I Korwil I Medan dikelola oleh Kantor
Pemasaran bersama KPB dapat dibagi dua yaitu: 1. Pemasaran dalam negeri
2. Pemasaran luar negeri Pemasaran CPO dan inti sawit yang diproduksi oleh kebun Adolina dikelola
oleh KPB. Namun adolina berada dalam naungan PTPN IV yang berpusat di medan. Jadi semua hasil yang dikirim ke KPB harus melalui perintah dari kantor Pusat
Kanpus di Medan.
III.2.1.5 Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan
Setiap perusahaan pasti berhubungan dengan masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut untuk membina hubungan masyarakat dengan
baik sehingga keberadaan perusahaan dapat memberikan manfaat baik bagi perusahaan sendiri maupun bagi masyarakat sekitarnya.
Universitas Sumatera Utara
Sehubungan dengan hal tersebut, dibawah ini diuraikan beberapa aspek social dari keberadaan perusahaan PTPN IV Kebun Adolina, yaitu sebagai berikut:
1. Aktivitas Perusahaan
PTPN IV Kebun Adolina bergerak dlam bidang pengelolaan minyak kelapa sawit CPO dan inti sawit. Bahan baku yang digunakan adalah tandan buah segar
kelapa sawit yang sebagian diperoleh dari kebun sendiri dan sebagian lagi dibeli dari kebun-kebun masyarakat sekitar. Keberadaan ekonomi dan sosial budaya
penduduk sekitar: a.
Sebagian besar penduduk sekitar merupakan tenaga kerja pada PTPN IV Kebun Adolina baik sebagai karyawan tetap maupun sebagai buruh lepas
sedangkan sebagian kecil lagi bekerja sebagai pedangang, pegawai negeri dan wiraswasta.
b. Latar belakang sosial dan budaya penduduk sekitar beragam karena berasal
dari berbagai daerah.
2. Sarana dan Prasarana Keberadaan perusahaan PTPN IV Kebun Adolina turut memberikan andil dalam
pembangunan sarana dan prasarana di Kecamatan perbaungan dilokasi tempat perusahaan berada. Sarana dan prasarana itu antara lain perumahan, rumah sakit,
penyediaan air bersih, adanya jaringan listrik PLN, tempat ibadah, sarana olahraga, sekolah dasar dan tempat penitipan bayianak.
PTPN IV Kebun Adolina dalam melaksanakan proses produksinya menghasilkan limbah industri, yaitu hasil sampingan dari proses pengelolaan pabrik
yang cenderung dapat merusak lingkungan hidup sekitarnya. Tetapi PTPN IV Kebun
Universitas Sumatera Utara
Adolina tetap komitmen menjaga kelestarian lingkungan dengan mencegah seminimal mungkin terjadinya dampak negatif pabrik terhadap lingkungan. Limbah-limbah
industri itu dari PTPN IV Kebun Adolina berupa: 1.
Limbah Padat Limbah padat yang dihasilkan PKS Kebun Adolina adalah tandan kosong. Limbah
padat ini tidak mengganggu lingkungan sekitarnya, karena limbah ini seluruhnya dibawa ke wilayah perkebunan yang digunakan untuk penimbunan daerah yang
tidak rata permukaannya serta dijadikan pupuk bagi tanaman kelapa sawit. 2.
Limbah Cair Limbah cair yang dihasilkan berupa air buangan kondensat dari sterilizer, dan
campuran Lumpur sludge. Limbah cair tersebut dinetralisir melalui dua tahapan di dalam kolam, yaitu melalui proses anaerobik dan aerobik. Setelah memenuhi
ambang batas yang ditetapkan dengan Ph= 6 sd 7, barulah dialirkan ke saluran pembuangan untuk dimanfaatkan sebagai pengairan kebun, sehingga air sisa
pengelolaan tidak berbahaya bagi lingkungan. 3. Limbah Gas
Limbah berwujud gas yang dihasilkan PKS PTPN IV Kebun Adolina berasal dari pembakaran pada boiler. Limbah gas ini mengandung berbagai macam polutan,
antara lain debu terbang, terak api cinder yang dapat mencemarkan udara sekitarnya.
III.2.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang digunakan PTPN IV Adolina Perbaungan adalah
struktur organisasi lini, staff dan fungsional. Pimpinan tertinggi dipimpin oleh
Universitas Sumatera Utara
manajer unit dan dibantu oleh beberapa orang staff serta sejumlah bawahan tertentu yang masing-masing memberi pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya
kepada atasan. 1.
Manajer Unit Tugas dan tanggung jawab
a. Memimpin dan pengelola seluruh produksi dan pemakaian biaya yang ada di
perusahaan berpedoman kepada kebijakan perusahaan. b.
Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum kebun, sesuai dengan pedoman dan instruksi kerja direksi.
c. Mengkoordinir penyusunan anggaran belanja tahunan perkebunan.
d. Menjaga rahasia perusahaan.
e. Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan.
2. Kepala Dinas Tanaman
Wakil Manajer Unit dalam pengolahan di bidang teknik yang dibantu oleh Asisten Tanaman. Tugas dan tanggung jawab:
a. Membuat dan menyusun rencana kerja tahunan atau bulanan yang meliputi
target produksi tandan tahunan dan bulanan. b.
Rencana panen, pengeluaran, rehabilitasi dan lain-lain. c.
Rencana penyediaan tenaga kerja bagi jenis pekerjaan di tiap-tiap afdeling. d.
Rencana penyediaan alat, pupuk obat dan pemberantasan hama. e.
Bertanggung jawab kepada Manajer Unit.
Universitas Sumatera Utara
3. Kepala Dinas Teknik Wakil Manajer Unit dalam pengolahan di bidang teknik yang dibantu oleh Asisten
Teknik. Tugas dan tanggung jawab: a.
Mengkoordinasi kerja Asisten Teknik b.
Menyusun dan merencanakan segala kegiatan di bidang teknik. c.
Menyusun perencanaan penyediaan bahan-bahan untuk bagian teknik pengolahan.
d. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit.
4. Kepala Dinas Pengolahan Wakil Manajer Unit dalam memimpin pekerjaan di bidang pengolahan yang
dibantu oleh Asisten Pengolahan. Tugas dan tanggung jawab: a.
Mengkoordinasi kerja Asisten Pengolahan dan Laboratorium b.
Menyususn rencana kerja segala kegiatan bagian pengolahan dan laboratorium.
c. Bertanggung jawab kepada manajer Unit.
5. Kepala Dinas Tata Usaha Wakil Manajer Unit dalam bidang administrasi dibantu oleh Asisten Administrasi.
Tugas dan tanggung jawab: a.
Mengkoordinir segala kegiatan dibidang administrasi. b.
Mengkoordinir segala pembayaran dan penyediaan barang-barang. c.
Menyusun rencana anggaran belanja tahunan.
Universitas Sumatera Utara
d. Menyusun daftar gaji, memeriksa dan meneliti keluar masuknya barang dari
gudang. e.
Bertanggung jawab kepada Manajer Unit.
6. Asisten SDM dan Umum Wakil Manajer Unit dalam bidang SDM, penerimaan tenaga kerja dan umum.
Tugas dan tanggung jawab: a. Melakukan pengawasan dan penerimaan tenaga kerja berpedoman kepada
standar yang ditetapkan direksi. b. Mengkoordinir kegiatan dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan.
c. Membina hubungan baik dan kekeluargaan dengan karyawan. d. Menjaga hubungan baik dengan semua pihak di dalam dan di luar perusahaan.
e. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit. 7. Perwira Pengaman Pa Pam
Membantu Manajer Unit dengan memimpin bagian pengaman dibantu satuan keamanan. Tugas dan tanggung jawab:
a. Mengkoordinir segaal kegiatan penjagaan keamanan dan ketertiban pabrik dan perkebunan.
b. Menjaga keamanan informasi dan inventaris perusahaan. c. Mengatur dan memberikan instruksi kepada satuan keamanan pabrik dan
perkebunan. d. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit.
Universitas Sumatera Utara
8. Asisten Afdeling Membantu kepala dinas tanaman dengan memimpin kegiatan di afdeling dibantu
oleh mandor dan krani. Tugas dan tanggung jawab: a. Memimpin segala kegiatan di afdeling sesuai dengan petunjuk kepala dinas
tanaman dan Manajer Unit. b. Mengawasi produksi hasil panen di lapangan.
c. Bertanggung jawab kepada kepala dinas tanaman.
9. Asisten Bengkel Umum Membantu kepala dinas teknik dengan memimpin segala kegiatan di bengkel
umum dibantu mandor. Tugas dan tanggung jawab: a. Mempelajari data pengolahan agar dapat mengetahui keadaan instalasi pabrik.
b. Mengkoordinir pemeliharaan instalasi dan peralatan pabrik. c. Memperbaikisegala kerusakan yang terjadi di dalam pabrik.
d. Bertanggung jawab kepada kepala dinas teknik.
10. Asisten Teknik SipilTransMotor Membantu kepala dinas teknik dengan memimpin segala kegiatan transportasi
dibantu mandor. Tugas dan tanggung jawab: a. Mengkoordinasi pemakaian kendaraan bermotortraktor.
b. Mengawasi pemeliharaan kendaraan bermotortraktor. c. Bertanggung jawab kepada kepala dinas teknik.
Universitas Sumatera Utara
11. Asisten Sortasi TBS Membantu kepala dinas pengolahan dengan memimpin segala kegiatan di bidang
sortasi TBS.
11. Asisten Tata Usaha Membantu kepala dinas tata usaha dalam tata usaha perusahaan.
III.2.3 Deskripsi Penyelesaian Kasus Limbah Adolina
Pencemaran sungai kanal akibat limbah dari PKS Adolina berdampak negatif pada perusahaan. Bentuk dampak negatif tersebut berupa pemberitaan di beberapa
harian lokal Sumatera Utara. Munculnya pemberitaan tersebut menyebabkan pihak Lingkungan Hidup Kabupaten Serdang Bedagai memberi sanksi administrasi berupa
surat teguran kepada manajemen PTPN IV Adolina Perbaungan. Selain itu, warga dari komunitas setempat juga berencana mengadakan unjuk rasa di depan PKS Adolina
apabila Adolina tidak memenuhi permintaan warga. Untuk mencegah besarnya krisis, Ruslan 1995: 76-68 mengemukakan beberapa tahapan langkah strategi atau kiat
penanggulangan krisis, yaitu: 1.
Mengidentifikasi krisis Langkah ini merupakan penetapan untuk mengetahui mengidentifikasi suatu
masalah. Ini penting untuk melihat secara jelas faktor penyebab fact finding timbulnya krisis. Mengidentifikasi suatu faktor penyebab terjadinya krisis berfungsi
untuk mengetahui, apakah public relations atau perusahaan dapat menangani krisis yang terjadi itu segera atau tidak. Seperti seorang dokter mendiagnosis suatu penyakit
pada pasiennya, untuk mengetahui apakah bisa disembuhkan, dikurangi penyakitnya
Universitas Sumatera Utara
atau sama sekali tidak bisa disembuhkan. Oleh karena itu, faktor utama penyebab krisis yang signifikan tersebut harus terlebih dahulu diidentifikasi, untuk diambil
tindakan action plan atau langkah-langkah penanggulangan atau jalan keluarnya. 2.
Menganalisis krisis Mengembangan dengan menggunakan formula 5W + 1H untuk
mengungkapkan dan menganalisis masalah secara mendalam, sistematis, informatif dan deskriptif melalui suatu laporan yang mendalam in-depth reporting.
Kasus yang terjadi bisa dianalisis melalui beberapa pertanyaan yang diajukan untuk menetapkan penanggulangan suatu krisis, yakni:
a. What - Apa penyebab terjadinya krisis b. Why – Mengapa krisis bisa terjadi
c. Where and when – Di mana dan kapan krisis tersebut mulai d. How far – Sejauhmana krisis tersebut berkembang
e. How – bagaimana krisis itu terjadi f. Who – Siapa-siapa yang mampu mengatasi krisis tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas adalah untuk menganalisis penyebab, mengapa dan bagaimana, sejauhmana perkembangan krisis itu terjadi, di mana mulai
terjadi hingga siapa-siapa personel yang mampu diajak untuk mengatasi krisis tersebut. Langkah-langkah apa yang diambil untuk mengatasinya melalui analisis
lapangan secara logis, informatif dan deskriptif. 3.
Mengatasi dan menanggulangi krisis Dalam hal ini perlu untuk mengetahui bagaimana dan siapa-siapa personel
yang mampu diikutsertakan dalam suatu tim penanggulangan krisis. Langkah selanjutnya mengatasi bagaimana krisis tersebut tidak berkembang dan dicegah agar
Universitas Sumatera Utara
tidak terulang di masa mendatang. Untuk menagtasinya, selain memberikan informasi yang sejelas-jelasnya, juga perlu diajak pihak ketiga, pejabat pemerintah yang
berwenang dalam hal ini, tokoh masyarakat dan lainnya sebagai upaya untuk menetralisasi terhadap tanggapan negatif dan kontroversial. Karena dianggap sebagai
kekuatan, pihak ketiga berfungsi mengukuhkan perbaikan situasi dna kondisi krisis secara tepat dan benar.
4. Mengevaluasi krisis
Tindakan terakhir adalah mengevaluasi krisis yang terjadi. Tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana perkembangan krisis itu didalam masyarakat. Apakah
perkembangan itu berjalan cukup lamban atau cepat, meningkat secara kuantitas maupun kualitas, serta bagaimana jenis dan bentuk krisis yang terjadi.
Berdasarkan situasi tersebut, maka PTPN IV Adolina Perbaungan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi krisis dengan mengetahui secara pasti penyebab krisis. Awalnya dengan mengenali sejauhmana krisis yang terlebih dahulu beredar di media cetak.
Apakah berita yang beredar benar atau tidak. 2. Menganalisis krisis dengan mempelajari isu-isu yang beredar di masyarakat atau
berita yang telah beredar di media cetak. Berita yang beredar dianalisis dengan menggunakan formula 5W + 1H, yaitu:
a. What - Apa penyebab terjadinya krisis b. Why – Mengapa krisis bisa terjadi
c. Where and when – Di mana dan kapan krisis tersebut mulai d. How far – Sejauhmana krisis tersebut berkembang
e. How – bagaimana krisis itu terjadi
Universitas Sumatera Utara
f. Who – Siapa-siapa yang mampu mengatasi krisis tersebut. Pertanyaan tersebut dianalisis untuk menemukan jawaban atau solusi yang tepat.
3. Setelah kasus tersebut dianalisis, maka dilakukan strategi atau kegiatan untuk mengatasi dan menanggulangi krisis, yaitu:
a. Menjelaskan kepada wartawan mengenai bocornya salah satu pipa penampungan sebesar 80 cm yang mencemari sungai kanal. Pihak dari
Adolina menjelaskan bahwa kebocoran tersebut bukan kesengajaan yang dilakukan oleh PKS. Dalam keterangan pers tersebut, pihak Adolina berjanji
untuk memperbaiki pipa penampungan yang bocor. b. Menganalisis kasus dengan mencari penyebab terjadinya kebocoran. Selama
ini, PKS Adolina merasa bahwa pipa penampungan limbah berada dalam kondisi baik sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan. Akibat
kebocoran tersebut, PKS Adolina melakukan penyelidikkan mencari tahu penyebab terjadinya kebocoran tersebut. Dari penyelidikkan diketahui adanya
unsur kesengajaan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Selama ini air limbah dialirkan ke sawah penduduk atas permintaan
mereka sendiri. Masyarakat menyadari bahwa limbah dapat dijadikan pupuk bagi lahan pertanian. Akan tetapi ada unsur kesengajaan dari pihak ketiga
yang tidak senang dengan aliran limbah tersebut. Di sebabkan karena tidak semua lahan pertanian penduduk mendapat pemberian aliran air limbah.
Bentuk ketidaksenangan tersebut berdampak pada bocornya pipa penampungan sehingga mencemari sungai kanal. Akibat kejadian tersebut,
maka PKS Adolina menghentikan pengaliran ke sawah-sawah penduduk.
Universitas Sumatera Utara
c. Mendatangkan tim yang terdiri dari Direktorat Jenderal Lingkungan Hidup tentang Limbah yang berasal dari Jakarta dan Pemerintah Kabupaten Serdang
Bedagai untuk meninjau langsung ke lapangan. Dari tinjauan tersebut, Dirjend Limbah mengambil sampel air sungai untuk diteliti. Penelitian tersebut
menghasilkan bahwa kadar pH dalam sungai tidak berbahaya. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 28 tentang Land Application pasal 3
ayat 1 dst, bahwa parameter pH 6.00-9.00 dan BoD tidak boleh melebihi 5000 mgI. Dengan demikian land application pada areal perkebunan kelapa sawit
unit Adolina masih dibawah baku mutu baik. d. Menunjuk seorang komunikator untuk menyampaikan hasil pantauan tersebut.
Yang menjadi komunikator adalah Humas SDM Umum. e. Hasil pemantauan tersebut disampaikan kepada warga melalui pertemuan atau
musyawarah antara masyarakat dan kepala desa dengan Humas SDM Umum dan Manajer unit Adolina. Hasil yang dicapai pada pertemuan tersebut
cukup memuaskan. 4. Mengevaluasi hasil dari seluruh kegiatan tersebut agar kasus yang terjadi tidak
terulang kembali.
III.2.4 Deskripsi Desa Celawan
Desa Celawan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Di tengah-tengah Celawan mengalir sungai
kanal yang tercemar oleh limbah dari PKS Adolina. Luas daerah berkisar 1891,5 Ha atau 18,915 Km
2
yang terdiri dari 12 dusun. Jumlah penduduk di Desa Celawan berkisar 6061 jiwa dengan rincian laki-laki 2875 jiwa dan perempuan 3186 jiwa.
Universitas Sumatera Utara
Batas-batas Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin Sebelah utara : Desa Kota Pari
Sebelah selatan : Desa Ujung Rambung Sebelah barat : Sungai Ular
Sebelah timur : Desa II Terjun Desa Celawan di pimpin oleh seorang kepala desa dan dibantu oleh sekretaris
desa, kepala urusan pemerintahan, kepala urusan pembangunan, dan kepala urusan umum.
Struktur Perangkat Desa Desa Celawan
Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
Gambar 3.2
KEPALA DESA
SEKRETARIS DESA
Kaur. Pemerintahan Kaur. Pembangunan
Kaur. Umum
Universitas Sumatera Utara
III.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai pada 5-10 Maret 2010.
III.4 Populasi dan Sampel III.4.1 Populasi
Menurut Nawawi, populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian Nawawi, 1995:141. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa
Celawan Kecamatan Pantai Cermin yang berjumlah 6061 orang.
III.4.2 Sampel
Menurut Nawawi 1995:144, secara sederhana sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian.
Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi.
Berdasarkan data yang ada, maka untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 dengan tingkat kepercayaan 90, yakni
sebagai berikut: n = N
N d
2
+ 1 Keterangan: N = Populasi
n = Sampel d = Presisi yang ditetapkan, yaitu sebesar 10 atau 0,1
Berdasarkan rumus diatas diperoleh sampel sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
n = 6061 6061 0,1
2
+ 1 = 98, 37
Dengan demikian, sampel pada penelitian ini berjumlah 98 orang.
III.5 Teknik Penarikan Sampel III.5.1 Purposive Sampling
Pengambilan sampel dengan teknik ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, di mana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang
ditetapkan berdaarkan tujuan penelitian. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah: 1.
Masyarakat yang mengetahui pencemaran limbah PKS Adolina di sekitar aliran sungai kanal Pantai Cermin.
2. Masyarakat yang mengetahui adanya penyelesaian kasus limbah oleh Adolina.
3. Masyarakat yang berusia 17-50 tahun.
III.6 Teknik Pengumpulan Data III.6.1 Studi Kepustakaan Library Study
Studi ini dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber-sumber bacaan yang dianggap relevan dan mendukung
penelitian. Studi ini dilakukan dengan membaca buku-buku referensi, suratkabar, bahan perkuliahan, hasil penelitian, internet, dan sumber-sumber lainnya yang
dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
III.6.2. Penelitian Lapangan Field Research
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data di lapangan dengan menggunakan instrumen atau alat, yakni kuesioner atau daftar pertanyaan tertulis
yang dijawab tertulis pula oleh responden Nawawi, 1995:111-117.
III.7 Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 1995:23. Data yang diperoleh dari
hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisa yaitu:
III.7.1 Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas
dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa kolom- kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan persentasi untuk setiap kategori
Singarimbun, 1995:226.
III.7.2. Analisis Tabel Silang
Teknik yang dilakukan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel
tersebut positif atau negatif Singarimbun, 1995:273.
III.7.3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah pengujian dan statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Uji hipotesis adalah pengujian
Universitas Sumatera Utara
data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Dalam uji hipotesis, peneliti menggunakan aplikasi “SPSS Statistical Product
and System Solution for Windows versi 17” dimana peneliti akan memberikan analisis yang lebih terukur. Namun, dalam mengukur tingkat validitasnya, secara
konvensional masih menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman Spearman’s Rho Rank Order Correlations.
Dalam rumus Spearman, data dari variabel-variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar Kriyantono, 2006: 174.
Rumus koefisien adalah: 6 -
∑ d
2
Rho = 1 – Kriyantono, 2006: 174
N N
2
– 1
Keterangan: Rs Rho
: Koefisien korelasi rank order Angka 1
: Angka satu; yaitu bilangan konstan Angka 6
: Angka enam; yaitu bilangan konstan d
: Perbedaan antara pasangan jenjang ∑
: Sigma atau jumlah N
: Jumlah individu atau sampel
Spearman Rho koefisien adalah metode untuk menganalisa data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.
Jika : rho 0, maka hipotesis ditolak rho 0, maka hipotesis diterima
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefisien korelasi skala Guilford sebagai berikut Kriyantono, 2006: 168.
Kurang dari 0,20 :
Hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,21-0,39
: Hubungan rendah tapi pasti
0,40-0,70 :
Hubungan yang cukup berarti 0,71-0,90
: Hubungan yang tinggi; kuat
Lebih dari 0,90 :
Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan.
Untuk melihat tingkat signifikansi, dengan kriteria sebagai berikut: T
test
≥ T
tabel
: hubungan signifikan T
test
≤ T
tabel
: hubungan tidak signifikan
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DATA