Ketua : Anggota 1 : Jenis Kelamin Tabel 4.1 Usia Tabel 4.2 Pendidikan Tabel 4.3 Pekerjaan Tabel 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Pada Hari : Tanggal : Pukul : Tim Penguji:

1. Ketua :

2. Anggota 1 :

3. Anggota 2 :

Universitas Sumatera Utara ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul Penyelesaian Kasus Limbah Adolina dan Citra Perusahaan Studi Korelasional Penyelesaian Kasus Limbah PKS Adolina terhadap Citra PTPN IV Adolina Perbaungan di Kalangan Warga Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara penyelesaian kasus limbah Adolina terhadap citra perusahaan dengan menggunakan perspektif komunikasi, komunikasi organisasi dan hubungan masyarakat. Model ini menekankan penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan dengan menghasilkan efek terhadap perusahaan yaitu citra PTPN IV Adolina. Sampel dalam penelitian ini adalah warga Desa Celawan yang berusia 17 sampai 50 tahun, mengetahui pencemaran limbah PKS Adolina di sungai kanal Pantai Cermin, dan mengetahui penyelesaian kasus limbah Adolina. Jumlah sampel yang diambil sebesar 98 orang dengan menggunakan rumus Taro Yamane. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup sejumlah 22 buah dan 1 buah pertanyaan terbuka. Analisa data menggunakan analisa tabel tunggal lalu dihubungkan menjadi tabel silang. Selanjutnya uji hipotesa dan tes signifikansi. Semuanya dilakukan dengan program SPSS for Windows version 17.0. Dari hasil penelitian, terbukti bahwa hubungan antara penyelesaian kasus limbah Adolina terhadap citra perusahaan di kalangan warga Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin adalah cukup berarti dengan angka korelasi sebesar 0.64. Untuk mengetahui tingkat signifikansi hasil hipotesis, dilakukan dengan menghitung nilai tabel temuan. Nilai tabel untuk warga Desa Celawan adalah 0.000. Berdasarkan output dari SPSS for Windows version 17.0 diketahui hubungan kedua variabel adalah signifikan. Berdasarkan hasil analisa tabel tunggal yaitu terdapat perbedaan pendapat antara warga dalam menilai citra PTPN IV Adolina Perbaungan. Hasil uji hipotesa yang diperoleh adalah terdapat hubungan antara penyelesaian kasus limbah PKS Adolina terhadap citra PTPN IV Adolina Perbaungan di kalangan warga Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin. Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR Dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk melengkapi syarat memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak menghadapi kesulitan karena keterbatasan dan kemampuan, namun penulis bersyukur dan berterima kasih karena telah mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini. Terutama bagi kedua orangtua penulis, Bapak Drs. J. M. Ambarita dan Mama N. S. Sitompul yang selalu memberikan dukungan dan semangat di setiap saat. Semoga penulis dapat membuat Bapak dan Mama selalu tersenyum bahagia dan bangga. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A selaku Dekan FISIP USU. 2. Bapak Drs. Amir Purba, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi. 3. Ibu Dra. Rusni, M.A selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan berbagi ilmu yang sangat berharga selama membimbing penulis. 4. Bapak Drs. Humaizi, M.A selaku dosen wali penulis. 5. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan bekal pengetahuan selama masa perkuliahan. 6. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU beserta Kak Cut, Kak Maya, dan Kak Ros. Universitas Sumatera Utara 7. Karyawanti PTPN IV Persero yang telah sangat membantu memberi ijin penelitian, terutama Pak Zulfachri Nasution dan Pak Wilmar. Dan kepada segenap karyawanti PTPN IV Adolina Perbaungan yang membantu penulis mengumpulkan sejumlah data di lapangan, terutama Ibu Nuraida Pohan dan Pak Bambang. 8. Kepala Desa dan staff beserta seluruh warga Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin yang bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian. 9. Abang dan adik penulis, Junet Fernandus Ambarita, S.St.Pi, Alm Sasmita Wibowo Ambarita, Yona Ambarita, Marthin Ambarita, Rio Ambarita, Mora Yoga Ambarita dan Febrisa Siregar yang telah bersedia membantu penulis saat membutuhkan dan berbagi suka dan duka yang dapat membuat penulis tertawa dan menangis bersama. 10. Keluarga besar Ambarita dan Sitompul dimanapun mereka berada yang terus mendoakan dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan perkuliahan dan mendapat gelar kesarjanaan. 11. Sahabat-sahabat penulis yang banyak membantu selama penyelesaian skripsi ini, Christina, Flora, Yudhy, Pina, Hendra, Efron, Minarno, dan Kak Ilma S. Tamsil. Meskipun kadang kita sering berselisih paham, namun penulis sangat menyayangi kalian semua. Semoga segala perbedaan yang ada pada diri kita tidak memudarkan persahabatan ini dan suatu hari nanti kita akan berkumpul kembali sebagai orang yang sukses. 12. Teman-teman Komunikasi stambuk 2006 yang lain,. canda tawa yang dibagi sangat berkesan dan berarti. Penulis merasa sangat senang karena telah menjadi bagian dari stambuk 2006 yang sangat kompak. Universitas Sumatera Utara 13. Teman-teman seperjuangan dibawah bimbingan Ibu Rusni, Mey Ersantiara, Lusi, Nina, Hanna dan Erin beserta teman-teman yang masih dan akan berjuang, tetap semangat dan pantang menyerah. 14. Semua pengarang buku yang telah menjadi narasumber bagi penulis. 15. Semua pihak yang turut membantu kelancaran skripsi ini baik disadari ataupun tidak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini belum mencapai kesempurnaan, namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya dengan baik. Dengan segala kerendahan hati, penulis bersedia untuk diberikan saran maupun kritik yang sifatnya membangun. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah kepada kita semua. Terima kasih. Penulis Widya Ulima Ambarita Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI ABSTRAKSI i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN x BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah 1 I.2 Perumusan Masalah 7 I.3 Pembatasan Masalah 7 I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 8 I.5 Kerangka Teori 9 I.5.1. Komunikasi 9 I.5.2. Komunikasi Organisasi 11 I.5.3. Hubungan Masyarakat 13 I.5.4. Komunikasi Eksternal 14 I.5.5. Citra Perusahaan 15 I.5.6. Teori SOR 16 I.6 Kerangka Konsep 17 I.7 Model Teoritis 18 I.8 Variabel Operasional 18 I.9 Definisi Operasional 19 I.10 Hipotesis 20

BAB II URAIAN TEORITIS II.1

Komunikasi 21 II.1.1 Definisi Komunikasi 21 II.1.2 Dimensi-Dimensi Komunikasi 29 II.2 Komunikasi Organisasi 32 II.3 Hubungan Masyarakat 38 II.3.1 Definisi Humas 38 II.3.2 Publik-Publik Dalam Humas 44 II.3.3 Fungsi-Fungsi Humas 47 II.4 Komunikasi Eksternal 49 II.5 Citra Perusahaan 50 II.6 Teori SOR 58 Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1

Metode Penelitian 61 III.2 Deskripsi Lokasi Penelitian 62 III.2.1 Sejarah Adolina 62 III.2.1.1 Ruang Lingkup Bidang Usaha 63 III.2.1.2 Lokasi Perusahaan 64 III.2.1.3 Logo Perusahaan 64 III.2.1.4 Daerah Pemasaran 66 III.2.1.5 Dampak Sosial Ekonomi 67 III.2.2 Struktur Organisasi 69 III.2.3 Deskripsi Penyelesaian Kasus Limbah Adolina 73 III.2.4 Deskripsi Desa Celawan 78 III.3 Lokasi Penelitian 79 III.4 Populasi dan Sampel 80 III.4.1 Populasi 80 III.4.2 Sampel 80 III.5 Teknik Penarikan Sampel 81 III.5.1 Purposive Sampling 81 III.6 Teknik Pengumpulan Data 81 III.6.1 Studi Kepustakaan 81 III.6.2 Penelitian Lapangan 81 III.7 Teknik Analisa Data 82 III.7.1 Analisa Tabel Tunggal 82 III.7.2 Analisa Tabel Tunggal 82 III.7.3 Uji Hipotesis 82

BAB IV ANALISA DATA IV.1

Pengumpulan Data 85 IV.1.1 Tahapan Awal 85 IV.1.2 Proses Dan Tahapan Pengolahan Data 85

IV.2 Analisa Tabel Tunggal

87 IV.3 Analisa Tabel Silang 105

IV.4 Uji Hipotesis

107 IV.5 Pembahasan 109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1

Kesimpulan 111

V.2 Saran

113 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Operasional Variabel 19 Tabel 4.1 Jenis Kelamin 87 Tabel 4.2 Usia 88 Tabel 4.3 Pendidikan 88 Tabel 4.4 Pekerjaan 89 Tabel 4.5 Kemampuan Komunikator Dalam Menyampaikan Keterangan-keterangan Tentang Pencemaran Limbah Di Sungai Kanal 90 Tabel 4.6 Kesan dan Pendapat tentang Peran Humas di Adolina 91 Tabel 4.7 Penyampaian Informasi Kepada Masyarakat Mengenai Kegiatan Eksternal Perusahaan 91 Tabel 4.8 Menanggapi Keluhan-keluhan Warga 92 Tabel 4.9 Mengerti Dengan Isi Informasi Yang Di Sampaikan Adolina Mengenai Penyelesaian Kasus Limbah 93 Tabel 4.10 Kejelasan Informasi Yang Di Sampaikan Adolina 94 Tabel 4.11 Efektivitas Saluran Atau Media Yang Di Gunakan Untuk Menyelesaikan Kasus Limbah 95 Tabel 4.12 Reaksi Warga Setelah Menerima Penjelasan Mengenai Kasus Limbah 96 Tabel 4.13 Kepuasan Dengan Penyelesaian Kasus Limbah 96 Tabel 4.14 Kesan dan Pendapat Warga Terhadap PTPN IV Adolina Setelah terjadinya Limbah Di Sungai Kanal 97 Tabel 4.15 Hubungan Perusahaan Dengan Masyarakat Atau Pihak Luar 98 Tabel 4.16 Percaya PTPN IV Adolina Tidak Akan Menimbulkan Pencemaran Kembali 98 Tabel 4.17 Percaya Pada Informasi Yang Di Sampaikan Adoli 99 Tabel 4.18 Sering Menerima Bantuan Sosial dari Adolina 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19 Tidak Bersedia Menerima Bantuan-bantuan Yang Di Berikan Adolina Baik Secara Fisik Maupun Non Fisik Dalam Rangka Meningkatkan Hubungan Dengan Masyarakat Setempat 101 Tabel 4.20 Partisipasi Adolina Dalam setiap kegiatan Yang Di Selenggarakan Masyarakat 102 Tabel 4.21 Adolina Bertanggung Jawab Terhadap Setiap Kegiatan Yang Di Lakukan Perusahaan 103 Tabel 4.22 Perhatian Warga Terhadap Adolina 104 Tabel 4.23 Hubungan Antara Kemampuan Komunikator Dalam Menyampaikan Keterangan-keterangan Tentang Kasus Limbah Terhadap Kepercayaan Warga Terhadap Adolina 105 Tabel 4.24 Hubungan Antara Reaksi Warga Setelah Menerima Penjelasan Tentang Kasus Limbah Terhadap Perhatian Masyarakat 106 Tabel 4.25 Koefisien Korelasi Spearman Rho 108 Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Model Teoritis 18 Gambar 2.1 Proses Komunikasi 35 Gambar 2.2 Model Pembentukan Citra 53 Gambar 2.3 Model Komunikasi dalam Public Relations 57 Gambar 2.4 Teori S-O-R 59 Gambar 3.1 Logo Perusahaan 64 Gambar 3.2 Struktur Perangkat Desa Celawan 79 Universitas Sumatera Utara DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Kuesioner Penelitian Lampiran II Tabel SPSS Lampiran III Surat permohonan penelitian dari Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik USU Lampiran IV Surat balasan ijin penelitian PTPN IV Persero Lampiran V Surat balasan ijin penelitian PTPN IV Adolina Perbaungan Lampiran VI Surat balasan ijin penelitian Desa Celawan Lampiran VII Lembar catatan bimbingan skripsi Lampiran VIII Struktur Organisasi PTPN IV Lampiran IX Artikel Harian Medan Pos, Senin, 13 Juli 2009 Lampiran X Artikel Sinar Indonesia Baru, Rabu, 29 Juli 2009 Lampiran XI Artikel Analisa, Rabu, 12 Agustus 2009 Lampiran XII Biodata Universitas Sumatera Utara ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul Penyelesaian Kasus Limbah Adolina dan Citra Perusahaan Studi Korelasional Penyelesaian Kasus Limbah PKS Adolina terhadap Citra PTPN IV Adolina Perbaungan di Kalangan Warga Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara penyelesaian kasus limbah Adolina terhadap citra perusahaan dengan menggunakan perspektif komunikasi, komunikasi organisasi dan hubungan masyarakat. Model ini menekankan penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan dengan menghasilkan efek terhadap perusahaan yaitu citra PTPN IV Adolina. Sampel dalam penelitian ini adalah warga Desa Celawan yang berusia 17 sampai 50 tahun, mengetahui pencemaran limbah PKS Adolina di sungai kanal Pantai Cermin, dan mengetahui penyelesaian kasus limbah Adolina. Jumlah sampel yang diambil sebesar 98 orang dengan menggunakan rumus Taro Yamane. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup sejumlah 22 buah dan 1 buah pertanyaan terbuka. Analisa data menggunakan analisa tabel tunggal lalu dihubungkan menjadi tabel silang. Selanjutnya uji hipotesa dan tes signifikansi. Semuanya dilakukan dengan program SPSS for Windows version 17.0. Dari hasil penelitian, terbukti bahwa hubungan antara penyelesaian kasus limbah Adolina terhadap citra perusahaan di kalangan warga Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin adalah cukup berarti dengan angka korelasi sebesar 0.64. Untuk mengetahui tingkat signifikansi hasil hipotesis, dilakukan dengan menghitung nilai tabel temuan. Nilai tabel untuk warga Desa Celawan adalah 0.000. Berdasarkan output dari SPSS for Windows version 17.0 diketahui hubungan kedua variabel adalah signifikan. Berdasarkan hasil analisa tabel tunggal yaitu terdapat perbedaan pendapat antara warga dalam menilai citra PTPN IV Adolina Perbaungan. Hasil uji hipotesa yang diperoleh adalah terdapat hubungan antara penyelesaian kasus limbah PKS Adolina terhadap citra PTPN IV Adolina Perbaungan di kalangan warga Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisis merupakan bagian integral dari kehidupan organisasi, baik yang berorientasi profit maupun tidak. Dapat dikatakan, tidak ada satu perusahaan yang terbebas dari krisis, dan banyak yang hilang dilanda krisis karena tidak dapat ditanggulangi. Dalam hal itu, perbedaan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain tergantung pada besaran krisis yang dialami dan keberhasilan mereka melewatinya. Ada perusahaan yang sepanjang hidupnya mengalami krisis yang kecil akibat sebab-sebab yang kecil, lalu dapat keluar dengan selamat dari krisis tersebut. Adapula yang mempunyai pengalaman yang sama dengan perusahaan tersebut, tetapi karena tidak mampu mengatasinya, krisis membesar dan akhirnya menghancurkan perusahaan. Kemungkinan lain krisis yang dialami perusahaan tergolong berat dan berbahaya, tetapi berkat adanya persiapan perusahaan dapat melewati krisis meskipun harus mengorbankan energi, waktu dan biaya. Haywood menyederhanakan pengertian krisis sebagai keadaan darurat yang tentu saja berbahaya bila tidak dihadapi secara serius. Krisis diibaratkan sebagai sebuah penyakit pada tubuh yang harus segera diobati. Demikianlah halnya dengan perusahaan, krisis menjadi sebuah penyakit berat yang apabila tidak ditangani segera akan menyebabkan kerugian besar bahkan kehancuran Chatra, 2005;2. Krisis pada perusahaan biasa terjadi dimana saja, kapan saja, dan pada siapa saja. Krisis bisa dalam berbagai macam bentuk seperti kasus limbah yang mencemari Universitas Sumatera Utara sungai, kasus keracunan pada produk makanan, kasus kecelakaan yang menimpa karyawan pabrik, krisis keuangan, dan lain sebagainya. Bahkan perkebunan milik negara seperti Adolina juga pernah mengalami krisis akibat berbagai kasus yang terjadi di dalamnya. Pabrik Kelapa Sawit PKS PT. Perkebunan Nusantara IV Adolina Perbaungan merupakan unit usaha dari PT Perkebunan Nusantara IV Persero yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit. Pabrik ini didirikan pada tahun 1956 dengan kapasitas 26 ton Tandan Buah Segar TBSjam. Sebagai salah satu perkebunan badan usaha milik negara, PTPN IV Adolina Perbaungan tidak lepas dari berbagai macam kasus. Di antaranya adalah kasus pembabatan tanaman petani anggota SPI Damak Maliho pada 11 Juni 2009 yang mendapat perlawanan dari DPW Satuan Petani Indonesia SPI Sumatera Utara. Kemudian kasus sengketa lahan antara PT Perkebunan Nusantara PTPN unit Adolina dengan warga di Desa Bah Sidua-dua Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai pada 12 Desember 2008. Berikutnya kasus pembokaran paksa 61 rumah penggarap di Batu Kober, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deliserdang yang dilakukan oleh Pam Swakarsa PTPN IV Perkebunan Terbatas Pemerintah Nusantara Adolina pada 2 Juni 2009, dan yang terakhir kasus pencemaran sungai kanal akibat limbah Adolina di tiga desa Kecamatan Pantai Cermin pada Juni-Agustus 2009. Berbagai kasus tersebut, harus segera diselesaikan untuk memperoleh kepercayaan publik. Salah satu kasus yang menarik perhatian adalah kasus limbah Adolina yang mencemari sungai kanal. Pada Juni-Agustus 2009, limbah Adolina telah mencemari sungai kanal yang mengalir melewati tiga desa di Kecamatan Pantai Cermin yaitu Desa Ujung Rambung, Desa Kota Pari dan Desa Celawan. Salah satu desa yang merasakan Universitas Sumatera Utara langsung dampak limbah Adolina adalah Desa Celawan. Desa Celawan atau yang lebih dikenal dengan sebutan Desa Sukaramai merupakan salah satu desa di Kecamatan Pantai Cermin dengan luas 18,915 Km 2 . Di tengah-tengah desa ini mengalir sungai kanal yang dicemari oleh limbah yang berasal dari pembuangan Pabrik Kelapa Sawit PKS PTPN IV Adolina Perbaungan. Limbah Adolina terjadi akibat adanya kebocoran pada parit penampungan sebesar 80 cm, yang kemudian mengalir melewati sungai kanal. Sebelum terjadinya limbah, kondisi sungai kanal berwarna kuning kecoklatan seperti warna sungai pada umumnya. Jauh sebelumnya warga banyak memanfaatkan sungai untuk irigasi persawahan, memberi minum ternak, mandi, mencuci, dan lain sebagainya. Tetapi ketika limbah mencemari sungai, warna air berubah hitam dan mengeluarkan bau. Bau yang dirasakan warga lebih terasa pada saat curah hujan rendah. Tidak hanya itu, rembesan air sungai juga mencemari sumur milik warga sehingga tidak dapat digunakan untuk minum karena bau, berminyak dan berwarna keruh. Akibat pencemaran tersebut, warga banyak mengeluh dan berniat mengadukan hal tersebut pada pihak PTPN IV Adolina Perbaungan. Warga meminta agar diadakan pertemuan antara masyarakat sekitar dengan pihak perkebunan, akan tetapi pihak perkebunan tidak memberi respon terhadap keluhan warga. Warga menjadi kecewa dan berencana melakukan unjuk rasa di depan PTPN IV Adolina. Karena tidak mendapat respon dari pihak perkebunan, warga akhirnya melaporkan masalah tersebut kepada Kepala Kantor Lingkungan Hidup Serdang Bedagai dan perwakilan DPRD. Terkait pemberitaan beberapa media dan hasil pantauan tim Lingkungan Hidup di lapangan, maka pihak Lingkungan Hidup menyurati PTPN IV Adolina Perbaungan yang intinya memberi sanksi administrasi. Berita mengenai sanksi administrasi yang Universitas Sumatera Utara diberikan oleh pihak Lingkungan Hidup menarik perhatian media. Berita tersebut begitu cepat beredar di beberapa harian surat kabar yang menimbulkan perhatian publik. Sebagian besar isi berita banyak menyudutkan PTPN IV Adolina karena lalai memperhatikan sistem pembuangan limbah. Kejadian tersebut akan menjadi lebih buruk apabila tidak ditangani segera oleh humas karena akan berdampak pada pencemaran nama baik atau citra perusahaan. Jika citra perusahaan negatif, maka akan berdampak pada publik yang dilayaninya. Jika tidak ada penanganan lebih lanjut maka akan mempengaruhi kinerja yang pada akhirnya akan membuat perusahaan tutup atau bangkrut. Oleh sebab itu, untuk menangani ini dibutuhkan kepekaan dari humas dalam melihat krisis yang terjadi. Humas adalah fungsi manajemen yang berkelanjutan dan terarah lewat mana organisasi dan lembaga umum maupun pribadi, berusaha memenangkan dan mempertahankan pengertian, simpati dan dukungan orang-orang yang mereka inginkan dengan menilai pendapat umum disekitar mereka sendiri. Humas adalah urusan dari keseluruhan komposisi yang ada, sehingga jika terjadi krisis maka merupakan bagian tanggungjawab Humas juga. Tetapi banyak orang belum menyadari hal tersebut, sehingga memposisikan Humas sebagai bagian organisasi yang berdiri sendiri, hidup sendiri, bahkan tidak diberi akses untuk berhubungan dengan bagian yang lain Panuju, 2002:5. Untuk menyelesaikan kasus diatas, maka pihak perkebunan bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Lingkungan Hidup tentang Limbah yang berasal dari Jakarta dan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai untuk meninjau langsung ke lapangan. Berdasarkan tinjauan tersebut diketahui bahwa air limbah dialirkan ke sawah penduduk atas permintaan mereka sendiri. Masyarakat menyadari bahwa air Universitas Sumatera Utara limbah dapat menyuburkan lahan pertanian. Akan tetapi ada unsur kesengajaan dari pihak ketiga yang tidak senang dengan aliran limbah tersebut. Di sebabkan karena tidak semua lahan pertanian penduduk mendapat pemberian aliran air limbah. Bentuk ketidaksenangan tersebut berdampak pada bocornya pipa penampungan sehingga mencemari sungai kanal. Keterangan tersebut kemudian disampaikan kepada masyarakat melalui pertemuan antara masyarakat, Manajer Unit Adolina dan Humas PTPN IV Adolina Perbaungan. Ruang lingkup Humas di PTPN IV Adolina lebih sempit dibandingkan dengan ruang lingkup Humas di Kantor Pusat PTPN IV. Peran Humas di PTPN IV Adolina Perbaungan berada pada bagian SDM dan Umum sehingga tugas dan tanggungjawabnya tidak hanya mengenai kehumasan tetapi juga mengenai sumber daya manusia, penerimaan tenaga kerja dan kegiatan umum lainnya. Penggabungan dua fungsi yang berbeda menyebabkan terabaikannya peranan humas untuk fokus pada tugas dan tanggungjawab yang sebenarnya. Fungsi dan tugas humas acapkali mengalami perubahan yang tidak relevan, disebabkan ketidaktahuan petugas humas terhadap fungsi dan tugasnya, sehingga tidak mampu meyakinkan top manajer betapa pentingnya fungsi dan tugas institusi humas. Salah satu tugas dan tanggungjawab humas adalah menjaga dan membina hubungan baik dengan semua pihak baik di dalam dan di luar perusahaan, khususnya dalam menjaga citra perusahaan. Dampak krisis akan berpengaruh apabila kasus- kasus yang terjadi menimbulkan pemberitaan negatif yang menyudutkan perusahaan. Pemberitaan tersebut akan menjadi lebih buruk apabila tidak ditangani dengan segera oleh humas karena akan berdampak pada pencemaran nama baik atau citra perusahaan. Jika citra perusahaan negatif, maka akan berdampak pada publik yang Universitas Sumatera Utara akan dilayaninya, dan jika tidak ada penanganan lebih lanjut maka akan mempengaruhi kinerja seluruh karyawan perusahaan. Munculnya pemberitaan mengenai limbah Adolina menarik minat peneliti untuk meneliti pengaruhnya terhadap citra perusahaan. Dari semua kasus diatas, peneliti tertarik untuk meneliti kasus limbah Adolina yang mencemari sungai kanal Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin. Peneliti ingin mengetahui pendapat masyarakat mengenai citra PTPN IV Adolina setelah adanya penyelesaian tersebut. Penelitian ini menjadi alasan bagi peneliti untuk meneliti hubungan penyelesaian kasus limbah Adolina terhadap citra PTPN IV Adolina Perbaungan di kalangan masyarakat Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Sejauhmana Penyelesaian Kasus Limbah PKS Adolina Berpengaruh Terhadap Citra PTPN IV Adolina Perbaungan di Kalangan Warga Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin?”

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian terlalu luas sehingga menghasilkan uraian yang sistematis, maka peneliti membatasi maslah yang akan diteliti. Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas, terarah, sehingga tidak mengaburkan penelitian. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Penelitian ini bersifat korelasional yang mencari hubungan antara penyelesaian kasus limbah PKS Adolina dengan citra PTPN IV Adolina Perbaungan. 2. Penelitian ini dibatasi hanya pada kasus limbah PKS PTPN IV Adolina Perbaungan yang mencemari sungai kanal pada Juni-Agustus 2009. 3. Objek penelitian adalah warga Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin. 4. Penelitian dilakukan pada Maret 2010 di Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian yang akan menguraikan apa yang akan dicapai, disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan pihak lain yang berhubungan dengan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pendapat masyarakat Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin mengenai citra PKS PTPN IV Adolina Perbaungan setelah adanya penyelesaian kasus tersebut. 2. Untuk mengetahui efektivitas komunikasi yang dilakukan perusahaan untuk menyelesaikan kasus limbah Adolina. 3. Untuk menemukan hubungan penyelesaian kasus limbah PKS Adolina terhadap citra perusahaan. Universitas Sumatera Utara

14.2 Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian. 2. Secara akademis, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU khususnya Departemen Ilmu Komunikasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkannya. 3. Secara praktis, penelitian ini dapat memberi kontribusi kepada pihak PTPN IV Adolina Perbaungan mengenai pendapat masyarakat mengenai kasus limbah Adolina terhadap citra perusahaan.

1.5 Kerangka Teori

Dalam penelitian diperlukan teori sebagai acuan, pedoman, dan kerangka berfikir untuk mendukung pemecahan suatu masalah secara jelas dan sistematis. Kerlinger menjabarkan pengertian teori sebagai suatu himpunan konstruk konsep, defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat:2004. Setiap peneliti memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyorot masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian disorot Nawawi, 1995: 39-40. Dalam sebuah penelitian harus ada teori- teori yang mendukung suatu penelitian tersebut, teori yang relevan dalam penelitian ini adalah komunikasi, komunikasi organisasi, hubungan masyarakat, komunikasi eksternal, citra perusahaan dan teori S-O-R. Universitas Sumatera Utara

1.5.1 Komunikasi

Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan nonverbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respon pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik bentuk verbal atau bentuk nonverbal, tanpa harus memastikan terlebih dahulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu sistem simbol yang sama Mulyana, 2005. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik secara individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling berpengaruh satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja Effendy, 2003:8. Secara etimologi istilah komunikasi dalam bahasa Inggris yaitu communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Pengertian sama dalam hal ini adalah sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikan. Dari hal tersebut dapat diartikan jika tidak terjadi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan maka komunikasi tidak akan terjadi Effendy, 2003:30. Komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mancapai suatu tujuan komunikasi yang dapat dilihat dari berbagai kegiatan. Tujuan komunikasi itu pada dasarnya menerapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan orang lain. Dengan demikian suatu kegiatan yang dilakukan tersebut memberikan dampak sosial terhadap orang lain. Universitas Sumatera Utara Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku komunikasi melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa adanya persamaan antara komunikator dengannya, sehingga dengan demikian komunikan bersedia taat kepada pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator. Menurut Harold Laswell dalam karyanya The Structure and Function of Communication in Society, mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”. Paradigma Laswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsure sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yakni: - Komunikator - Pesan - Media - Komunikan - Efek Berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyamapian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang komunikator kepada orang lain komunikan. Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Universitas Sumatera Utara

1.5.2 Komunikasi Organisasi

Di pandang dari sudut perpekstif fungsional, komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Sedangkan dari sudut perspektif interpretif, komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara dan mengubah organisasi dan menekankan peranan orang-orang dan proses dalam menciptakan makna. Menurut Goldhaber komunikasi organisasi adalah proses saling menciptakan dan menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang sering berubah-ubah. Komunikasi organisasi mempunyai peranan penting dalam memadukan fungsi-fungsi manajemen dalam suatu perusahaan yaitu: 1. Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan. 2. Menyusun rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Melakukan pengorganisasian terhadap sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dengan cara efektif. 4. Mengadakan seleksi , pengembangan dan penilaian anggota organisasi. 5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang menimbulkan keinginan orang untuk memberi kontribusi. 6. Mengendalikan prestasi. Zelco dan Dance mengemukakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi yang dilakukan dari atasan kepada bawahan Universitas Sumatera Utara dan begitu juga sebaliknya. Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi dalam penjualan hasil produksi, pembuatan iklan, hubungan dengan masyarakat umum

1.5.3 Hubungan Masyarakat

Menurut The British Institute of Public Relations, Public Relations atau Hubungan Masyarakat adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik goodwill dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Menurut Frank Jefkins, Humas adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Menurut The Mexican Statement Pernyataan Meksiko, Humas adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensinya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan khalayaknya. Jefkins, 2003:9- 11. Menurut Edward L. Barney, terdapat 3 fungsi utama Humas yaitu: 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat. 2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. Universitas Sumatera Utara 3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badanlembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. Menurut Scott M. Cutlip and Allen H. Centre 2006:6, dalam bukunya Effective Public Relations, mengungkapkan bahwa PR atau Humas adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara organisasi demi kepentingan publiknya, serta merencanakan suatu program kegiatan dan komunikasi untuk memperoleh pengertian dan dukungan publiknya. Publik atau khalayak pada suatu perusahaan adalah para pemegang saham, konsumen, masyarakat setempat, distributor, pendidik dan pemerintah. Khalayak- kahlayak ini mempunyai kepentingan terhadap perusahaan. Karena alas an itulah maka suatu perusahaan harus menerima tanggung jawab terhadap komunitas di tempat perusahaan itu beroperasi. Untuk menanggulangi penentangan komunitas dan untuk memperoleh pengakuan komunitas, banyak di antara mereka berupaya menciptakan pengenalan yang lebih dekat melalui program hubungan komunitas community relations Moore, 2004:416.

1.5.4 Komunikasi Eksternal

.Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri atas dua jalur secara timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari khalayak kepada organisasi Effendy, 2006: 128-130. 1. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informative, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, Universitas Sumatera Utara setidak-tidaknya ada hubungan batin. Kegiatan ini sangat penting dalam usaha memecahkan suatu masalah jika terjadi tanpa diduga. 2. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. Jika informasi yang disebarkan kepada khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya kontroversial menyebabkan adanya pro dan kontra di kalangan khalayak, maka ini disebut opini publik. Opini publik ini sering sekali merugikan organisasi. Karenanya harus diusahakan agar segera dapat diatasi dalam arti kata tidak menimbulkan permasalahan.

1.5.5 Citra Perusahaan

Menurut Collins Englis Dictionary, citra adalah suatu gambaran tentang mental; ide yang dihasilkan oleh imajinasi atau kepribadian yang ditunjukkan kepada publik oleh seseorang, organisasi, dan sebagainya. Lawrence L. Steinmetz, Ph. D, penulis buku Managing Small Business mengartikan citra sebagai pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perorangan, benda atau organisasi. Menurutnya citra bagi perusahaan dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Selanjutnya Lawrence mengemukakan persepsi seseorang terhadap perusahaan didasari atas apa yang mereka ketahui atau mereka kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Menurut Bill Canton citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri public terhadap perusahaan; kesan yang sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian citra adalah 1 kata Universitas Sumatera Utara benda: gambar, rupa, gambaran; 2 gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk. Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations menyimpulkan bahwa secara umum citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalaman seseorang mengenai fakta- fakta atau kenyataan. Soemirat, 2004 :111-114 Pengertian citra itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari hasil penilaian, penerimaan, kesadaran, dan pengertian, baik semacam tanda respek dan rasa hormat, dari publik sekelilingnya atau masyarakat luas terhadap perusahaan sebagai sebuah badan usaha atau pun terhadap personelnya dipercaya, professional dan dapat diandalkan dalam pemberian pelayanan yang baik.

1.5.6 Teori S-O-R

Pada awalnya teori ini dikenal sebagai teori Stimulus-Response SR. tetapi kemudian Melvin De Fleur menambahkan Organism dalam bagiannya, sehingga menjadi Stimulus-Organism-Response S-O-R. Unsur-unsur dalam teori ini, terdiri dari stimulus rangsangan atau dorongan berupa pesan, Organism manusia atau penerima pesanreceiver, dan response reaksi, efek, pengaruh, atau tanggapan. Menurut teori S-O-R, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikasi Effendy, 2003: 253. Dalam penelitian ini, maka unsur S-O-R dapat dijabarkan sebagai berikut: S Stimulus, yaitu kasus limbah Adolina; O Organism, yaitu masyarakat Desa Universitas Sumatera Utara Celawan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Badagai; R Response, yaitu pengaruh terhadap citra PTPN IV Adolina Perbaungan.

1.6 Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan perumusan pada hipotesa Nawawi, 1995:40. Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social Singarimbun, 1995:57. Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas X Variabel bebas adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya faktor atau unsur yang lain Nawawi, 1997:40. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penyelesaian kasus limbah di PKS PTPN IV Adolina Perbaungan. Universitas Sumatera Utara 2. Variabel Terikat Y Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau unsur atau faktor yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena variabel lain Nawawi: 1997. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah citra perusahaan di kalangan warga Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin. 3. Karakteristik Responden, yang meliputi Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan dan Pekerjaan.

1.7 Model Teoritis

Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahan terkait antara satu dengan lainnya. Variabel-variabel yang dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut: Variabel Bebas X Variabel Terikat Y Penyelesaian Kasus Limbah Adolina Citra Perusahaan Gambar 1.1 Model Teoritis

1. 8 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, untuk lebih memudahkan operasionalisasi pemecahan masalah, maka perlu dibuat operasionalisasi variabel, sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 1.1 Operasional Variabel No. Variabel Teoritis Variabel Operasional 1 Variabel Bebas X Penyelesaian Kasus Limbah Adolina a. Peranan Komunikator b. Pesan yang disampaikan c. Saluran yang digunakan d. Reaksi masyarakat 2 Variabel Terikat Y Citra Perusahaan a. Kepercayaan b. Realitas c. Kerjasama saling menguntungkan d. Kesadaran 3 Karakteristik Responden a. Jenis Kelamin b. Usia c. Pendidikan d. Pekerjaan

1.9 Defenisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Definisi operasional juga merupakan informasi ilmiah yang amat membantu penelti lain yang akan menggunakan variabel yang sama Singarimbun, 1995:46. Universitas Sumatera Utara Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas Penyelesaian Kasus Limbah Adolina, terdiri dari: a. Peranan Komunikator artinya Humas sebagai komunikator dalam menyelesaikan kasus limbah Adolina mempunyai peranan untuk menyampaikan keterangan-keterangan menyangkut kasus limbah. b. Pesan yang disampaikan adalah isi atau keterangan-keterangan yang disampaikan oleh pihak Adolina kepada masyarakat. c. Saluran yakni alat, wahana atau media yang digunakan Adolina untuk menyampaikan pesannya kepada masyarakat d. Reaksi masyarakat yaitu pendapat, sikap, dan tindakan warga Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin terhadap penyelesaian kasus limbah. 2. Variabel Terikat Citra Perusahaan, terdiri dari: a. Kepercayaan adalah kesan dan pendapat atau pemikiran positif khalayak atau masyarakat terhadap PTPN IV Adolina Perbaungan.. b. Realitas artinya realistis, jelas terwujud dapat diukur dan hasilnya dapat dirasakan serta dapat dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden seperti pemberian bantuan fisik maupun non fisik. c. Kerjasama saling menguntungkan yaitu saling memberikan keuntungan sesama pihak baik bagi perusahaan maupun khalayak d. Kesadaran yaitu adanya kesadaran khalayak dan perhatian terhadap produk atau segala sesuatu yang berkaitan dengan PTPN IV Adolina Perbaungan. 3. Variabel Terikat Karakteristik Responden merupakan ciri khas yang dimiliki oleh setiap individu yang berbeda satu dengan individu lain. Karakteristik responden Universitas Sumatera Utara dalam penelitian ini adalah Masyarakat Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan.

1.10 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antara teori dan dunia empiris Rakhmat, 2004:14, Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho: Tidak terdapat hubungan antara penyelesaian kasus limbah Adolina terhadap citra PKS PTPN IV Adolina Perbaungan Ha: Terdapat hubungan antara penyelesaian kasus limbah Adolina terhadap citra PKS PTPN IV Adolina Perbaungan. Universitas Sumatera Utara

BAB II URAIAN TEORITIS

II.1 KOMUNIKASI II.1.1 Definisi Komunikasi Secara epistemologi istilah kata komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa Latin yakni communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama dalam arti kata ini bisa diinterpretasikan dengan pemaknaannya adalah sama makna. Jadi secara sederhana dalam proses komunikasi yang terjadi adalah bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna atau pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut Purba, 2006: 1. Menurut Carl I. Hovland ilmu komunikasi adalah suatu usaha yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas dan atas dasar azas-azas tersebut disampaikan informasi serta dibentuk pendapat dan sikap. Adapun mengenai komunikasinya sendiri, Hovland merumuskan sebagai proses dimana seseorang komunikator menyampaikan perangsang-perangsang biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain komunikate. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa ilmu komunikasi mempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat yang diakibatkan oleh informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Menurut Wilbur Schramm communication berasal dari kata Latin communis yang artinya common atau sama. Jadi menurut Schramm jika kita mengadakan komunikasi dengan suatu pihak, maka kita menyatakan gagasan kita untuk Universitas Sumatera Utara memperoleh commones dengan pihak lain mengenai suatu objek tertentu Purba, 2006: 29-30. Menurut Gerald R. Miller komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Menurut Everett M. Rogers komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Harold S. Laswell cara baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan Who Says What In Which Channel To Whom With what Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? Berdasarkan definisi Laswell tersebut dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu: Pertama, Sumber source, atau pengirim sender, penyandi encoder, komunikator communicator, pembicara speaker atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber dapat berupa individu, kelompok, organisasi, perusahaan, atau suatu negara. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam hatinya perasaan atau dalam pikiran, sumber harus mengubah perasaan dan pikiran tersebut ke dalam seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian encoding. Kedua, pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, Universitas Sumatera Utara simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata bahasa, yang dapat merepresentasikan objek benda, gagasan, dan perasaan, baik ucapan percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan sebagainya ataupun tulisan surat, esai, artikel, novel, puisi, famflet, dan sebagainya. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan mata, dan sebagainya, juga melalui musik, lukisan, patung, tarian, dan sebagainya. Ketiga, saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal. Pada dasarnya saluran komunikasi manusia adalah dua saluran, yakni cahaya dan suara, meskipun dapat juga menggunakan lima indra untuk menerima pesan dari orang lain. Saluran merujuk pada cara penyajian pesan: apakah langsung tatap muka atau lewat media cetak surat kabar, majalah atau media elektronik radio, televisi. Surat pribadi, telepon, selebaran, Overhead Projektor OHP, sistem suara sound system multimedia, semua itu dapat dikategorikan sebagai bagian dari saluran komunikasi. Pengirim pesan akan memilih saluran-saluran itu, bergantung pada situasi, tujuan yang hendak dicapai dan jumlah penerima pesan yang dihadapi. Keempat, penerima receiver, sering disebut sasarantujuan destination, komunikate communicate, penyandi balik decoder atau khalayak audience, pendengar listener, penafsir interpreter, yakni orang yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan Universitas Sumatera Utara seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat dipahami. Proses ini disebut penyandian balik decoding. Kelima, efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, terhibur, perubahan sikap dari tidak setuju menjadi setuju, perubahan keyakinan, perubahan perilaku dari tidak bersedia menjadi bersedia, dan lain sebagainya. Kelima unsur diatas sebenarnya belum lengkap, bila dibandingkan dengan unsur-unsur komunikasi yang terdapat dalam model-model lebih baru. Unsur-unsur lain yang sering ditambahkan adalah umpan balik feed back, gangguankendala komunikasi noisebarriers, dan konteks atau situasi komunikasi. Dalam peristiwa komunikasi begitu banyak unsur yang terlibat. Ke semua unsur itu saling bergantung atau tumpang tindih, namun diasumsikan terdapat unsur-unsur utama yang dapat diidentifikasi dan dimasukkan ke dalam suatu model. Pemahaman komunikasi berorientasi-sumber yang diuraikan diatas menekankan variabel-variabel tertentu seperti isi pesan pembicaraan, cara pesan disampaikan, dan daya bujuknya. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang komunikator kepada orang lain komunikan. Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas community yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas merujuk pada sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu, dan mereka berbagi makna dan sikap. Tanpa komunikasi tidak akan ada komunitas. Universitas Sumatera Utara Komunitas bergantung pada pengalaman dan emosi bersama, dan komunikasi berperan dan menjelaskan kebersamaan itu. Oleh karena itu, komunitas juga berbagi bentuk-bentuk komunikasi yang berkaitan dengan seni, agama dan bahasa, dan masing-masing bentuk tersebut mengandung dan menyampaikan gagasan, sikap, perspektif, pandangan yang mengakar kuat dalam sejarah komunitas tersebut. Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “berbagi pengalaman”. Sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman Mulyana, 2005: 42. Dance menemukan tiga dimensi konseptual penting mendasari definisi-definisi komunikasi. Dimensi pertama adalah tingkat observasi level of observation atau derajat keabstrakan. Komunikasi didefinisikan sebagai proses yang menghubungkan satu sama lain bagian-bagian terpisah dunia kehidupan adalah terlalu umum, sementara komunikasi sebagai alat untuk mengirim pesan militer, perintah, dan sebagainya lewat telepon, telegraf, radio, kurir dan sebagainya adalah terlalu sempit. Dimensi kedua adalah kesengajaan intentionality. Sebagian definisi mencakup hanya pengiriman dan penerimaan pesan yang disengaja; sedangkan sebagian definisi lainnya tidak menuntut syarat ini, seperti yang dikemukakan Gerald R. Miller, yakni komunikasi sebagai situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Sedangkan definisi komunikasi yang mengabaikan kesengajaan adalah definisi yang dinyatakan Alex Gode, yakni suatu proses yang membuat sama bagi dua orang atau lebih apa yang tadinya merupakan monopoli seseorang atau sejumlah orang. Universitas Sumatera Utara Dimensi ketiga adalah penilaian normatif. Sebagian definisi, meskipun secara implisif, menyertakan keberhasilan atau kecermatan; sebagian lainnya tidak seperti itu. Definisi komunikasi dari John B. Hoben, misalnya mengasumsikan bahwa komunikasi itu harus berhasil: “komunikasi adalah pertukaran verbal pikiran atau gagasan”. Asumsi dibalik definisi tersebut adalah bahwa suatu pikiran atau gagasan secara berhasil dipertukarkan. Sebagian definisi lainnya tidak otomatis mensyaratkan keberhasilan ini, seperti definisi komunikasi dari Bernard Berelson dan Gary Steiner: “komunikasi adalah transmisi informasi”. Jadi definisi tersebut tidak mensyaratkan bahwa informasi harus diterima atau dimengerti Mulyana, 2005: 54-55. Banyak definisi komunikasi bersifat khas, mencerminkan paradigma atau perspektif yang digunakan ahli-ahli komunikasi tersebut dalam mendekati fenomena komunikasi. Paradigma “ilmiah” objektif, mekanistik, positivistik tampak dominan, mengasumsikan komunikasi sebagai suatu proses linier atau proses sebab akibat, yang mencerminkan pengirim pesan atau yang biasa disebut komunikatorsumberpengirimencoder yang aktif untuk mengubah pengetahuan, sikap atau perilaku komunikatepenerima pesansasarankhalayakdecoder atau dalam wacana komunikasi Indonesia sering disebut komunikan yang pasif. Kontras dengan definisi-definisi dan model-model komunikasi bersifat linier atau mekanistik, dalam pendekatan terhadap komunikasi yang transaksional atau lebih humanistik, definisi-definisi dan model-model komunikasinya pun berbeda. Bila dalam pendekatan saintifik orang-orang yang terlibat dalam komunikasi dikategorikan sebagai pengirim pesan sumber, komunikator dan penerima pesan sasaran, komunikate, dalam pendekatan yang lebih humanistik, mereka disebut peserta- peserta komunikasi communication participants atau keduanya disebut komunikator Universitas Sumatera Utara communicator. Beberapa ahli menggunakan istilah komunikan untuk merujuk pada pihak-pihak yang berkomunikasi atau peserta komunikasi, jadi identik pengertiannya dengan komunikator, bukan sebagai penerima pesan. Tubbs dan Moss mendefinisikan komunikasi sebagai proses penciptaan makna antara dua orang atau lebih, sedangkan Gudykunst dan Kim mendefinisikan komunikasi antarbudaya sebagai proses transaksional, simbolik yang melibatkan pemberian makna antara orang-orang dari budaya yang berbeda. Jadi inti dari komunikasi adalah penafsiran interpretasi atas pesan tersebut, baik disengaja ataupun tidak disengaja Mulyana, 2005: 58-59. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi atau adanya saling pengertian dari seseorang kepada orang lain Purba, 2006:34.

II.1.2 Dimensi-Dimensi Komunikasi

A. BentukTatanan Komunikasi Bentuk atau tatanan komunikasi dapat ditinjau dari jumlah komunikannya yaitu: 1. Komunikasi pribadi personal communication a. Komunikasi antar pribadi interpersonal communication b. Komunikasi intra pribadi intrapersonal communication 2. Komunikasi kelompok group communication a. Komunikasi kelompok Kecil small group communication, meliputi ceramah, forum, simposium, diskusi panel, seminar, curah saran brainstorming. b. Komunikasi kelompok besar large group communication Universitas Sumatera Utara 3. Komunikasi Organisasi organization communication 4. Komunikasi massa mass communication a. Komunikasi massa cetak, meliputi surat kabar, majalah, buku, dll. b. Komunikasi massa elektronik, meliputi radio, televisi, film, dll. B. Sifat komunikasi Berdasarkan sifatnya maka komunikasi dapat diklasifiksikan sebagai berikut: 1. Komunikasi verbal a. Komunikasi lisan b. Komunikasi tulisan 2. Komunikasi non verbal a. Komunikasi kial gesturalbody communication b. Komunikasi gambar pictorial communication 3. Komunikasi tatap muka 4. Komunikasi bermedia C. Tujuan Komunikasi 1. Untuk mengubah sikap 2. Untuk mengubah opinipendapatpandangan 3. Untuk mengubah perilaku 4. Untuk mengubah masyarakat D. Fungsi Komunikasi 1. Menginformasikan 2. Mendidik Universitas Sumatera Utara 3. Menghibur 4. Mempengaruhi E. Metode Komunikasi Kata metode berasal dari bahasa Inggris, rangkaian yang sistematis. Metode komunikasi berarti kegiatan-kegiatan yang terorganisasi, meliputi: 1. Komunikasi informatif 2. Komunikasi persuasif 3. Komunikasi pervasif 4. Komunikasi koersif 5. Komunikasi instruktif 6. Hubungan manusiawi F. Bidang Komunikasi 1. Komunikasi sosial 2. Komunikasi organisasionalmanajemen 3. Komunikasi bisnis 4. Komunikasi politik 5. Komunikasi internasional 6. Komunikasi antarbudaya 7. Komunikasi pembangunan 8. Komunikasi tradisional 9. Komunikasi lingkungan Universitas Sumatera Utara G. Teknik Komunikasi Teknik berasal dari kata ‘technikon’ bahasa Yunani, yang berarti ketrampilan. Berdasarkan ketrampilan komunikasi maka teknik komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Jurnalistik 2. Hubungan masyarakat public relations 3. Periklanan 4. Propaganda 5. Publisitas H. Model Komunikasi 1. Komunikasi satu tahap one step flow communication 2. Komunikasi dua tahap two step flow communication 3. Komunikasi banyak tahap multi step flow communication

II.2 KOMUNIKASI ORGANISASI

Di pandang dari sudut perpekstif fungsional, komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Sedangkan dari sudut perspektif interpretif, komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara dan mengubah organisasi dan menekankan peranan orang-orang dan proses dalam menciptakan makna Purba, 2006:112 Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang Universitas Sumatera Utara termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama leveltingkatnya dalam organisasi, ketrampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program. Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Menurut Katz dan Kahn organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang menerima energi dari lingkungannya dan mengubah energi tersebut menjadi produk atau servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini kepada lingkungan. Zelco dan Dance mengemukakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi yang dilakukan dari atasan kepada bawahan dan begitu juga sebaliknya. Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi dalam penjualan hasil produksi, pembuatan iklan, hubungan dengan masyarakat umum. Kemudian bersama Lesikar, mereka menambahkan satu dimensi lagi dari komunikasi organisasi yaitu dimensi komunikasi pribadi di antara sesama anggota organisasi yang berupa pertukaran secara informal mengenai informasi dan perasaan di antara sesama anggota organisasi. Thayer menggunakan pendekatan sistem secara umum dalam memandang komunikasi organisasi. Dia mengatakan komunikasi organisasi sebagai arus data yang akan melayani komunikasi organisasi dan proses interkomunikasi dalam berberapa Universitas Sumatera Utara cara. Dia memperkenalkan tiga sistem dalam komunikasi organisasi yaitu: a. berkenaan dengan kerja oragnisasi seperti data mengenai tugas-tugas atau beroperasinya organisasi; b. berkenaan dengan pengaturan organisasi, seperti perintah-perintah, aturan-aturan, petunjuk-petunjuk; c. berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi. Yang termasuk bagian ini antara lain hubungan dengan personal dan masyarakat, pembuatan iklan dan latihan. Greenbaunm mengatakan bahwa bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Dia membedakan komunikasi internal dengan eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sekali sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi dan masalah menggiatkan aktivitas. Menurut Goldhaber definisi komunikasi organisasi adalah proses saling menciptakan dan menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang sering berubah-ubah. Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses, pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan, dan ketidakpastian Muhammad, 2009: 65-67. Meskipun bermacam-macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi, tetapi dari semuanya ada beberapa hal umum yang dapat disimpulkan, yaitu: a. Komunikasi organisasi terjadi dalam satu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media. c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan ketrampilannya. Universitas Sumatera Utara Proses komunikasi menghidupkan organisasi melalui informasi yang dikomunikasikan kepada para manajer agar mereka mempunyai dasar perencanaan, rencana dikomunikasikan kepada pihak lain agar dilaksanakan. Pengarahan mengharuskan manajer berkomunikasi dengan bawahan agar tujuan tercapai. Komunikasi lisan dan tulisan adalah bagian penting dari bentuk pengawasan jadi manajer dapat melakukan fungsi manajemen melalui interaksi dan komunikasi melalui pihak lain. Dan mereka melakukan hal itu melalui komunikasi yang diawali oleh pimpinan teras. Atasan harus berkomunikasi dengan bawahan dan sebaliknya juga antar sesama manajer dan sesama bawahan. Komunikasi yang berlangsung antara komunikator dan komunikan menyangkut beberapa unsur yang terlibat dalam proses penyampaian pesan smapai kepada umpan balik Purba, 2006: 115. Gambar Proses Komunikasi Gambar 2.1 UMPAN BALIK Pikiran Pengolahan PENGIRIM Penggunaan saluran untuk menyampaikan informasi Penerimaan Pengelolaan Pemahaman GANGGUAN Universitas Sumatera Utara Sumber: Purba, 2006:115 Pada dasarnya karyawan menginginkan informasi mengenai hal-hal secara mendasar yang ingin mereka ketahui, yaitu: 1. Posisi mereka dalam hubungannya terhadap struktur otoritas formal. Posisi mereka dalam hubungan organisasi informal dengan penghargaan terhadap kekuatan status individu, penerimaan dan lain sebagainya. 2. Peristiwa yang berhubungan dengan keamanan ekonomi mereka pribadi dan perusahaan. 3. Informasi operasional yang akan memampukan mereka untuk mengembangkan rasa bangga terhadap pekerjaan mereka. Ada beberapa kendala yang menghambat efektivitas komunikasi organisasi di antaranya adalah: 1. Perbedaan kerangka acuan, berdasarkan perbedaan kompleks latar belakang dan pengalaman komunikatif sebelumnya, orang akan mempersepsikan komunikasi yang sama dengan cara yang berbeda. 2. Kredibilitas sumber, mengacu pada bagaimana seorang pembicara dipersepsi oleh receiver sebagai jujur, dapat dipercaya, meyakinkan dan tidak memanipulasi pesan. 3. Persepsi selektif, berdasarkan kecenderungan kepentingannya, orang hanya mau menerima dan mempersepsi berbagai rangsangan, informasi, berita, dan lain-lain. 4. Penilaian akhir, terjadi bila orang terlalu cepat mengambil kesimpulan akhir, final atau definitif sementara informasi keseluruhan belum selesai diterima. Universitas Sumatera Utara 5. Keterbatasan atau tekanan waktu, seorang manajer ditandai terlalu sibuk, kurang waktu, sehingga kesempatan untuk berkomunikasi secara efektif dengan karyawan sangat terbatas. 6. Penyaringan melebihkan arti dan distorsi, merupakan upaya mengubah arti sehingga arti yang dikirim dengan yang diterima sama sekali berbeda makna dan pengertiannya. 7. Masalah semantik, semantik adalah pengkajian makna dan pengertian dalam bentuk bahasa, kata-kata dan simbol-simbol yang maknanya dimengerti bersama. 8. Komunikasi berlebihan, karyawan terlalu sering kali berkomunikasi dalam volume dan frekuensi dan intensitas atau menerima terlalu banyak menerima pesan dan informasi melebihi dari kebutuhan dan kemampuan untuk mengolahnya. 9. Kurangnya ketrampilan atau mendengar yang efektif. Dari penjelasan De Vito proses komunikasi yang efektif, maka kemampuan menyimak yang adalah proses psikologi atau mental dan intelektual yang membutuhkan energi. Cara Mengatasi Hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mengikuti terus following up, usaha untuk terus menyimak dan mendengarkan dengan seksama. 2. Memanfaatkan umpan balik utilizing feedback, merupakan pemanfaatan optimal terhadap metode komunikasi dua arah. 3. Empati, usaha untuk kemampuan sumber menempatkan diri secara imajiner pada posisi peran, pandangan dan emosi penerima. 4. Penggunaan bahasa yang sederhana simplifying language, kemampuan bahasa mempresentasikan realita yang begitu rumit unit sangat terbatas. Universitas Sumatera Utara 5. Meningkatkan umpan balikan verbal dan nonverbal utilizing verbal and nonverbal feedback dalam proses komunikasi tanda-tanda verbal dan nonverbal ini saling mendukung dan mengisi. 6. Meningkatkan kemampuan menyimak yang efektif effecting listening skills baik manajer maupun karyawan, perlu meningkatkan kemampuan dasar ini agar efektivitas komunikais lebih optimal. 7. Memanfaatkan saluran benalu utilizing grapevine karena tidak semua informasi penting tersalurkan lewat saluran formal, seperti sentimen, emosi, sikap dan lain- lain yang relevan dan penting bagi organisasi, maka manajer perlu lebih meningkatkan kepekaan. II.3 HUBUNGAN MASYARAKAT II.3.1 Definisi Humas Humas mempunyai ruang lingkup kegiatan yang menyangkut banyak manusia publik, masyarakat, kahalayak baik di dalam internal maupun di luar eksternal. Humas sebagai komunikator mempunyai fungsi ganda yaitu keluar memberikan informasi kepada khalayak dan ke dalam menyerap reaksi dari khalayak. Eksistensi Humas pada setiap lembagainstansi merupakan suatu keharusan fungsional dalam rangka memperkenalkan kegiatan dan aktivitas kepada masyarakat khalayak. Humas merupakan alat untuk memperlancar jalannya interaksi serta penyebaran informasi kepada khalayak melalui berbagai media massa Purba, 2006:132-133. Pandangan terhadap PR yang terus berubah merefleksikan revolusi dalam praktik PR di dalam organisasi dan masyarakat. Perubahan ini juga menggambarkan sebuah profesi yang berkembang mencari identitas diri dan pengakuan professional. Universitas Sumatera Utara Pada awal 1990-an PR digunakan untuk membela diri dan mempertahankan monopolinya dari serangan jurnalis dan pembatasan aturan pemerintah yang makin ketat. Fungsi utamanya adalah menjelaskan pandangan mereka dan menyerang balik opini lain dalam rangka memengaruhi opini publik dan mencegah bertambahnya aturan pemerintah yang mengatur bisnis yang mereka jalankan. Selama masa-masa awal ini, PR berbentuk publisitas yang didesain untuk memengaruhi orang lain dan sering disebut propaganda. Banyak orang yang masih mendefinisikan PR sebagai sekedar persuasi atau bujukan. Definisi ini merefleksikan tulisan Edward L. Bernays dalam bukunya berpengaruh, The Engineering of Consent bahwa PR adalah mengajak publik agar memahami dan punya kemauan baik Cutlip, 2006:3. Selama beberapa dekade setelah perang dunia II, pemahaman tentang efek media menjadi makin canggih. Konsekuensinya, definisi tersebut mulai memasukkan gagasan komunikasi dan hubungan dua arah. Definisi ini mencakup kata-kata seperti resiprokal, mutual dan antara, yang mengindikasikan pandangan yang lebih matang terhadap fungsi PR. Konsep interaktif ini muncul dalam definisi di dalam Webster’s Third New International Dictionary: “seni atau ilmu tentang pengembangan pemahaman resiprokal dan kehendak hati goodwill.” British Institute of Public Relations mendefinisikan fungsi ini sebagai usaha untuk membangun dan memelihara “pemahaman bersama yang baik antara organisasi dan publiknya”. Edisi awal dari teks ini mendefinisikan PR sebagai konsep interaktif, “usaha terencana untuk mempengaruhi opini melalui karakter yang baik dan kinerja yang bertanggung jawab, berdasarkan pada komunikasi dua arah yang saling memuaskan. Teks lainnya yang dipublikasikan pada 1984 dan cukup berpengaruh, juga Universitas Sumatera Utara menekankan komunikasi dalam konsep interaktif ini, “manajemen komunikasi antara organisasi dengan publiknya”. Harwood L. Childs, seorang profesor dari Yale dan pendiri Public Opinion Quarterly, memperkenalkan konsep yang lebih maju pada akhir 1930-an. Berbeda dengan pendapat konvensional, Childs menyimpulkan bahwa esensi PR “bukanlah penyajian satu sudut pandang, bukan seni untuk mengubah sikap mental, juga bukan perkembangan hubungan yang hangat dan menguntungkan.” Tetapi dia mengatakan, bahwa fungsi dasarnya adalah “merekonsialisasikan atau menyesuaikan aspek-aspek dari perilaku korporat dan personal, yang mengandung signifikansi sosial, dengan kepentingan publik”. Childs menganggap fungsi PR adalah membantu organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Fungsi PR dalam membantu penyesuaian organisasi selain membutuhkan komunikasi juga memerlukan upaya untuk memengaruhi kebijakan di level manajemen, dan membutuhkan tindakan korektif. International Public Relations Association IPRA mengadopsi unsur-unsur ini dengan memasukkan kalimat “pemimpin organisasi konseling” dan kalimat mengimplementasikan “program aksi terencana” ke dalam definisi PR. Ringkasnya, konsep PR satu arah hampir sepenuhnya didasarkan pada propaganda dan komunikasi persuasif, biasanya dalam bentuk publisitas. Sedangkan konsep dua arah menekankan pada pertukaran komunikasi, resiprositas, dan pemahaman bersama. Selain itu, konsep dua arah mencakup manajemen konseling terhadap perubahan yang dibutuhkan dalam organisasi. Public Relations News, salah satu dari beberapa Newsletter di bidang ini, mendefinisikan PR secara operasional. Definisi newsletter ini mendeskripsikan PR Universitas Sumatera Utara sebagai fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur individual dan organisasi yang punya kepentingan publik, serta merencanakan dan melaksanakan program aksi dalam rangka mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik. Ratusan definisi telah ditulis guna menangkap esensi dari PR dengan menyebutkan aktivitas-aktivitas utama yang muncul dalam praktik. Tokoh professional dan akademik di bidang ini Rex F. Harlow, mengumpulkan hampir 500 definisi yang ditulis antara tahun 1990-an dan 1976. Dia mengidentifikasikan elemen- elemen utamanya guna menunjukkan apa itu PR, bukan sekedar apa yang dilakukan PR. Definisinya mencakup elemen konseptual dan operasional, bahwa PR adalah fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikai, pemahaman bersama, penerimaan mutual dan kerja sama antara organisasi dan publiknya; PR melibatkan manajemen problem atau manajemen isu; PR membantu manajemen agar tetap responsif dan mendapat mendapat informasi terkini tentang opini publik; PR mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik; PR membantu manajemen tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan secara efektif, dan PR dalam hal ini adalah sebagai sistem peringatan dini untuk mengantisipasi arah perubahan; dan PR menggunakan riset dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya. Unsur-unsur yang lazim dijumpai dalam definisi PR menyatakan bahwa PR: 1. Melakukan program terencana dan berkesinambungan sebagai bagian dari manajemen organisasional. 2. Menangani hubungan antara organisasi dan publik stakeholder-nya. 3. Memonitor kesadaran, opini, sikap, dan perilaku di dalam dan di luar organisasi. Universitas Sumatera Utara 4. Menganalisis dampak dari kebijakan, prosedur, dan aksi terhadap publik stakeholder. 5. Mengidentifikasi kebijakan, prosedur, dan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan publik dan kelangsungan hidup organisasi. 6. Memberi saran kepada manajemen dalam hal pembentukan kebijakan baru, prosedur baru, dan tindakan baru yang sama-sama bermanfaat bagi organisasi dan publik. 7. Membangun dan mempertahankan komunikasi dua arah antara organisasi dan publiknya. 8. Menciptakan perubahan yang terukur dalam kesadaran, opini, sikap, dan perilaku di dalam dan di luar organisasi. 9. Menghasilkan hubungan yang baru dan tetap antara organisai dan publiknya. PR adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut Cutlip Center, 2006: 6. International Public Realtions Association IPRA mendefinisikan PR adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik umum untuk memperoleh pengetian, simpati dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini publik di antara mereka. Untuk mengaitkannya sedapat mungkin kebijaksanaan dan prosedur yang mereka pakai untuk melakukan hal itu direncanakanlah dan disebarkanlah informasi yang lebih produktif dan pemenuhan keinginan bersama yang lebih efisien. Universitas Sumatera Utara Dari berbagai batasan PR tersebut dapat ditarik konsep bahwa untuk memahami dan mengevaluasi berbagai opini publik atau isu publik yang berkembang terhadap suatu organisasiperusahaan. Dalam kegiatannya PR memberi masukan dan nasihat terhadap berbagai kebijakan manajemen yang berhubungan dengan opini atau isu publik yang tengah berkembang. Dalam pelaksanaannya PR menggunakan komunikasi untuk memberitahu, mempengaruhi dan mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku publik sasarannya. Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan PR intinya adalah good image citra baik, goodwill itikad baik, mutual understanding saling pengertian, mutual confidence saling mempercayai, mutual appreciation saling menghargai, dan tolerance toleransi. Soemirat, 2004:14. Melvin Sharpe mengajukan lima prinsip proses harmonis dalam hubungan jangka panjang antara perusahaan dengan publiknya Soemirat, 2004:14-15. Konsep- konsep tersebut terdiri dari: 1. Komunikasi yang jujur untuk memperoleh kredibilitas 2. Keterbukaan dan konsisten terhadap tindakan dan kepercayaan. 3. Tindakan yang jujur untuk mendapatkan hubungan timbal balik dan goodwill kemauan baik. 4. Komunikasi dua arah dilakukan secara kontiniu untuk mencegah alienasi pengucilan dan membangun hubungan. 5. Evaluasi penelitian dan lingkungan untuk menentukan tindakan dan penyesuaian yang diperlukan bagi hubungan sosial yang harmonis. Universitas Sumatera Utara

II.3.2 Publik-Publik Dalam Humas

Publik dalam PR dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori yaitu: 1. Publik internal dan publik eksternal Publik internal yaitu publik yang berada di dalam organisasiperusahaan seperti supervisor, karyawan pelaksana, manajer, pemegang saham dan direksi perusahaan. Publik eksternal secara organik tidak berkaitan langsung dengan perusahaan seperti pers, pemerintah, pendidikdosen, pelanggan, komunitas dan pemasok. Publik eksternal yang menjadi sasaran PR adalah pelanggan customer, khalayak sekitar community, intansi pemerintah government, pers press, dan lain- lain kelompok di luar organisasi. 2. Publik primer, sekunder, dan marginal Publik primer bisa sangat membantu atau merintangi upaya suatu perusahaan. Publik sekunder adalah publik yang kurang begitu penting, dan publik marginal adalah publik yang tidak begitu penting. 3. Publik tradisional dan publik masa depan Karyawan dan pelanggan adalah publik tradisional, mahasiswapelajar, peneliti, konsumen potensial, dosen, dan pejabat pemerintah adalah publik masa depan. 4. Proponent, opponent, dan uncommitted Di antara publik terdapat kelompok yang menentang perusahaan opponents, yang memihak proponents dan ada yang tidak peduli uncommitted. Perusahaan perlu mengenal publik yang berbeda-beda ini agar dapat dengan jernih melihat permasalahan. 5. Silent majority dan vocal minority Universitas Sumatera Utara Di lihat dari aktivitas publik dalam mengajukan keluhan atau mendukung perusahaan, dapat dibedakan antara yang vokal aktif dan yang silent pasif. Publik penulis di surat kabar umumnya adalah the vocal minority, yaitu aktif menyuarakan pendapatnya, namun jumlahnya tak banyak. Sedangkan mayoritas pembaca adalah pasif sehingga tidak kelihatan suara atau pendapatnya. Dalam diktat Public Relations, lembaga pendidikan PR, Interstudi of Public Relations, terdapat tujuh macam publik yang dapat dibedakan dalam ruang lingkup masing-masing dan dilihat dari kepentingannya. Seorang pejabat PR diharapkan melakukan kegiatan ini lebih dari sekadar nama kepada setiap publik Soemirat, 2004:16-17. Publik tersebut adalah: 1. Masyarakat di sekitarnya. Tipe masyarakat didalamnya akan bergantung dari macam usaha yang ada. Misalnya usaha hotel, pasar swalayan, rumah sakit, industri manufaktur, dan jasa akan berbeda satu sama lain komunitas sekitarnya. Hal yang perlu diingat adalah bermula dengan lingkungan terdekat yang digarap dengan baik langkah awal yang positif. 2. Karyawan perusahaan. Di sini akan terlihat banyak ragamnya ditinjau dari kedudukan, masalah-masalah status ekonomi, usia, dan karakteristik demografis lainnya. Melihat karakteristik karyawan, maka masalah informasi menjadi bidang spesialisasi tersendiri. Apabila keterlibatan karyawan lebih banyak, sangat dianjurkan untuk mengikuti kecenderungan-kecenderungan baru dengan jalan memantau perkembangan yang ada, termasuk berbagai peraturan pemerintah dan informasi di media massa. 3. Pers, radio, televisi. Pers dapat dibagi dalam pers nasional, regional, local, dagang, dan profesional. Setiap surat kabarmajalah memperkerjakan para wartawan yang Universitas Sumatera Utara mempunyai kepentingan yang sangat berbeda. Dalam berurusan dengan radio dan televisi harus diingat bahwa reputasi suatu perusahaanorganisasi dirugikan dengan suatu kata no comment. Pemirsa akan tahu segera bahwa ada sesuatu yang disembunyikan karena itu disediakan suatu jawaban yang positif, walaupun sangat umum, karena pemirsa mempunyai harapan-harapan yang harus dipenuhi. 4. Konsumen dan pemasok. Di sektor tertentu pemasok dan pelanggan tergantung satu sama lain, dan kadang jatuh bangun bersama. Konsumen dapat dibeda- bedakan sebagai pembeli satu kali dan berkali-kali, pembeli barang konsumsi dan barang industri. Kebutuhan setiap golongan konsumen perlu mendapat perhatian karena karakteristiknya yang berbeda-beda. 5. Investor. Kelompok pemegang saham pun akan sangat berbeda. Kadangkala sebuah perusahaan besar membagi investor menjadi beberapa kelompok dan mengembangkan cara berkomunikasi dengan setiap kelompok. Hubungan baik dengan investor dapat menghasilkan imbalan yang menguntungkan dalam bentuik modal pinjaman untuk membiayai proyek-proyek besar. Meningkatnya perhatian pemegang saham dapat mendukung reputasi perusahaan dan meningkatkan kepercayaan. 6. Distributor adalah suatu publik yang pekerjaannya menangani barang-barang konsumen dalam partai besar dan hadir di antara pembuat barang dan para pembelinya. 7. Pemuka pendapat opinion leader. Siapa saja yang dapat mengajukan pendapatnya yang dapat membantu usaha itu sendiri berkembang atau justru merusaknya. Universitas Sumatera Utara

II.3.3 Fungsi-Fungsi Humas

Dalam Cutlip Center 2006: 11-27 bagian-bagian dari fungsi PR adalah: 1. Hubungan Internal, adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat organisasi menggantungkan kesuksesannya. 2. Publisitas, adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita. Metode penempatan pesan di media ini adalah metode yang tak bisa dikontrol sebab sumber informasi tidak memberi bayaran kepada media untuk pemuatan informasi tersebut. 3. Advertising, adalah informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor tertentu yang jelas identitasnya yang membayar untuk ruang dan waktu penempatan informasi tersebut. Ini adalah metode terkontrol dalam menempatkan pesan di media. 4. Press Agentry, adalah penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita untuk menarik perhatian media massa dan mendapatkan perhatian publiknya. 5. Public Affairs adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka memengaruhi kebijakan publik. 6. Lobbying, adalah bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama dengan tujuan memengaruhi penyusunan undang-undang dan regulasi. 7. Manajemen isu adalah proses proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi dan merespon isu-isu kebijakan publik yang memengaruhi hubungan organisais dengan publik mereka. Universitas Sumatera Utara 8. Hubungan investor adalah bagian dari PR dalam perusahaan korporat yang membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain di dalam komunitas keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar. 9. Pengembangan adalah bagian khusus dari PR dalam organisasi nirlaba yang bertugas membangun dan memelihara hubungan dengan donor dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela.

II. 4 KOMUNIKASI EKSTERNAL

Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri atas dua jalur secara timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi eksternal dilakukan menurut kelompok sasaran berdasarkan hubungan yang harus dibina Effendy, 1993:22, yakni: a. Hubungan dengan khalayak sekitar community relations b. Hubungan dengan instansi pemerintah government relations c. Hubungan dengan pers press relations d. Hubungan dengan pelanggan customer relations Komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur yang berlangsung secara timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi ke khalayak dan dari khalayak ke organisasi. 3. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidak-tidaknya ada hubungan batin. Kegiatan ini sangat penting dalam Universitas Sumatera Utara usaha memecahkan suatu masalah jika terjadi tanpa diduga. Dengan adanya hubungan baik sebagai akibat kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi, masalah yang dijumpai kemungkinan besar tidak akan terlalu sulit diatasi. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak dapat melalui berbagai bentuk baik secara langsung face to face communication, maupun dengan menggunakan media, seperti majalah organisasi, press release, artikel surat kabar atau majalah, pidato radio, pidato televisi, film dokumenter, brosur, leaflet, poster dan konferensi pers. Di bandingkan dengan komunikasi antarpersona dan komunikasi kelompok, komunikasi massa mempunyai kelebihan dalam hal banyaknya komunikan yang dapat dicapai. Kelemahannya ialah tidak terlihatnya mereka sehingga tidk dapat dikontrol apakah pesan yang dilancarkan diterima oleh mereka atau tidak, dimengerti oleh mereka atau tidak, dapat mengubah sikap, pendapat dan tingkah laku mereka atau tidak. Yang jelas ialah bahwa media massa memiliki keampuhan untuk menyebarkan informasi karena dapat diterima oleh komunikan secara serempak dalam jumlah relatif sangat banyak. 4. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. Jika informasi yang disebarkan kepada khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya kontroversial menyebabkan adanya pro dan kontra di kalangan khalayak, maka ini disebut opini publik. Opini publik ini sering sekali merugikan organisasi. Karenanya harus diusahakan agar segera dapat diatasi dalam arti kata tidak menimbulkan permasalahan Effendy, 2006: 128-130. Universitas Sumatera Utara

II.5 CITRA PERUSAHAAN

Menurut Bill Canton citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Jadi citra itu sengaja diciptakan agar bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi. Istilah lain adalah Favourable Opinion. Sukatendel menawarkan definisinya, yaitu PR adalah salah satu metode komunikasi untuk menciptakan citra positif dari mitra organisasi atas dasar menghormati kepentingan bersama. Kesan pertama dalam definisi: 1. Komunikasi adalah ilmu. PR adalah bagian dari ilmu komunikasi. PR cukup ilmiah untuk dipelajari. 2. Citra adalah suatu istilah baru yang menarik. Banyak diperbincangkan saat ini oleh masyarakat. Kita perlu memanfaatkan momentum ini, sekaligus memasyarakatkan pengertian dari perlunya PR. 3. Mitra adalah istilah baru yang menarik. Memberi kesan saling memperhatikan. Inilah model masyarakat masa depan, sehingga PR sungguh berwawasan, sangat mendukung dalam mendukung suasana nasional yang membangun. Sangat cocok dengan Pancasila. 4. Kepentingan bersama mutual interest adalah esensi dan kegiatan PR jelas dan menggambarkan dua pihak two way communication. Saat ini menjadi topik internasional. Masalah lingkungan sosial dan fisik yang perlu diperhatikan untuk keharmonisan umat manusia. Universitas Sumatera Utara Citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan dating dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf perusahaan, distributor, pesaing, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan. Tugas perusahaan dalam rangka membentuk citranya adlah dengan mengidentifikasi citra seperti apa yang ingin dibentuk di mata masyarakat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian citra adalah 1 kata benda: gambar, rupa, gambaran; 2 gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk; 3 kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi. Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations Technique menyimpulkan bahwa secara umum citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalaman seseorang mengenai fakta-fakta atau kenyataan. Dalam buku Essential of Public Relations, Jefkins menyebut bahwa citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya, Psikologi Komunikasi menyebutkan bahwa citra adalah penggambaran tenatng realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia menurut persepsi. Solomon, dalam Rakhmat mengemukakan sikap pada seseorang atau sesuatu bergantung pada cutra kita tentang orang atau objek tersebut Soemirat, 2004: 111-114. Universitas Sumatera Utara Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut. Solomon, dalam Rakhmat, menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif pada informasi atau pengetahuan yang kita miliki. Tidak akan ada teori sikap atau aksi sosial yang tidak disarkan pada penyelidikan tentang dasar-dasar kognitif. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi adalah sebagai berikut: Model Pembentukan Citra Pengalaman mengenai stimulus Kognisi Stimulus Rangsang Persepsi Sikap Respon Perilaku Motivasi Gambar 2.2 Sumber: Soemirat, 2004:115 Public Relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan Universitas Sumatera Utara output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi- kognisi-motivasi-sikap. Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus rangsang yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak. Jika rangsang ditolak proses selanjutnya tidak akan berjalan, hal ini menunjukkan bahwa rangsang tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi individu karena tidak ada perhatian dari individu tersebut. Sebaliknya, jika rangsang itu diterima oleh individu, berarti terdapat komunikasi dan terdapat perhatian dari organisme, dengan demikian proses selanjutnya dapat berjalan. Empat komponen persepsi-kognisi-motivasi-sikap diartikan sebagai citra individu terhadap rangsang. Ini disebut sebagai “picture in our head” oleh Walter Lipman. Jika stimulus mendapat perhatian, individu akan berusaha untuk mengerti tentang rangsang tersebut. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsure lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh ransang dapat memenuhi kognisi individu. Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah menegrti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respons seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang, Motif adalah keadaan dalam pribadi Universitas Sumatera Utara seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap akan menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap ini juga dapat diperteguh atau diubah. Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat, tanggapan atau perilaku tertentu. Untuk mengetahui bagaimana citra suatu perusahaan atau lembaga di benak publik dibutuhkan adanya suatu penelitian. Melalui penelitian perusahaan dapat mengetahui sacara pasti sikap publik terhadap lembaganya, mengetahui apa yang disukai dan apa yang tidak disukai oleh publiknya. Pentingnya penelitian citra menentukan sosok institusional dan citra perusahaan dalam pikiran publik dengan mengetahui secara pasti sikap masyarakat terhadap sebuah organisasi, bagaimana mereka memahami dengan baik, dan apa yang mereka sukai dan tidak sukai tentang organisasi tersebut. Penelitian citra memberi informasi untuk mengevaluasi kebijaksanaan, memperbaiki kesalahpahaman, menentukan daya tarik pesan hubungan masyarakat, dan meningkatkan citra hubungan masyarakat dalam pikiran publik. Universitas Sumatera Utara Dengan melakukan penelitian citra, perusahaan dapat mengetahui secara pasti sikap publik terhadap organisasi maupun terhadap produk barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Dari penelitian citra ini, perusahaan juga dapat mengetahui apa-apa yang disukai dan tidak disukai publik tentang perusahaan, dengan demikian perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat bagi kebijaksanaan perusahaan selanjutnya Soemirat, 2004: 114-118. Frank Jefkins mengemukakan jenis-jenis citra, antara lain: 1. The mirror image cerminan citra, yaitu bagaimana dugaan citra manajemen terhadap publik eksternal dalam melihat perusahaannya. 2. The current image citra masih hangat, yaitu citra yang terdapat pada publik eksternal, yang berdasarkan pengalaman atau menyangkut miskinnya informasi dan pemahaman publik eksternal. Citra ini bisa saja bertentangan dengan mirror image. 3. The wish image citra yang diinginkan, yaitu manajemen menginginkan pencapaian prestasi tertentu. Citra ini diaplikasikan untuk sesuatu yang baru sebelum publik eksternal memperoleh informasi secara lengkap. 4. The multiple image citra yang berlapis, yaitu sejumlah individu, kantor cabang atau perwakilan perusahaan lainnya dapat membentuk citra tertentu yang belum tentu sesuai dengan keseragaman citra seluruh organisasi atau perusahaan. Berikut ini adalah bagan dari orientasi public relations, yakni image building membangun citra, dapat dilihat sebagai model komunikasi dalam Public Relations. Universitas Sumatera Utara MODEL KOMUNIKASI DALAM PUBLIC RELATIONS Gambar 2.3 Sumber: Soemirat, 2004: 118 Citra merupakan tujuan pokok sebuah perusahaan. Terciptanya suatu citra perusahaan corporate image yang baik di mata khalayak atau publiknya akan banyak menguntungkan. Pengertian citra itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari hasil penilaian, penerimaan, kesadaran, dan pengertian, baik semacam tanda respek dan rasa hormat, dari publik sekelilingnya atau masyarakat luas terhadap perusahaan sebagai sebuah badan usaha atau pun terhadap personelnya dipercaya, professional dan dapat diandalkan dalam pemberian pelayanan yang baik. Untuk mengukur citra factor-faktor yang perlu diperhatikan adalah e. Kepercayaan adalah kesan dan pendapat atau pemikiran positif khalayak atau masyarakat terhadap PTPN IV Adolina Perbaungan.. f. Realitas artinya realistis, jelas terwujud dapat diukur dan hasilnya dapat dirasakan serta dapat dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden seperti pemberian bantuan fisik maupun non fisik. Sumber Komunikator Pesan Komunikan Efek Perusaha anlemba gaorgani sasi Bidang divisi Public relation s Kegiatan- kegiatan Publik - publik PR Citra public terhadap perusaha an Universitas Sumatera Utara g. Kerjasama saling menguntungkan yaitu saling memberikan keuntungan sesama pihak baik bagi perusahaan maupun khalayak h. Kesadaran yaitu adanya kesadaran khalayak dan perhatian terhadap produk atau segala sesuatu yang berkaitan dengan PTPN IV Adolina Perbaungan.

II.6 TEORI S-O-R

Teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Teori ini mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti melalui suatu analissi dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy 2003:253 efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu akitan yang erat antara pesan-pesan media dan reaksi audiens. Dalam proses perubahan sikap, maka sikap komunikan hanya dapat berubah apabila stimulus yang menerpanya benar-benar melebihi dari apa yang pernah dialaminya. Prof. Dr. Mar’at Effendy, 2003:225 dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan, Serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap baru, ada tiga variabel penting, yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan Berdasarkan uraian diatas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini dapat digambarkan sebagai berikut: Sumber: Effendy, 2003: 225 Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikasn mungkin diterima atau mungkin tidak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Sehubungan dengan penjelasan diatas, teori S-O-R dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:  Stimulus: Penyelesaian Kasus Limbah Adolina Perbaungan  Organism: Masyarakat Desa Celawan Kec. Pantai Cermin Kab. Serdang Bedagai  Response: Efek terhadap citra PTPN IV Adolina Perbaungan Stimulus Organism: - Perhatian - Pengertian - Penerimaan Response Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode korelasional yaitu metode yang berusaha untuk meneliti sejauhmana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain. Metode ini merupakan kelanjutan dari metode deskriptif dimana menghimpun sejumlah data kemudian menyusunnya secara sistematis, faktual dan cermat Rakhmat, 2004:27. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel tersebut kemudian meneliti sejauhmana faktor pada satu variabel berkaitan dengan faktor pada variabel lain. Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan linier yaitu hubungan timbale balik antara kedua variabel tersebut. Selain itu, metode korelasional juga digunakan untuk mengukur hubungan diantara berbagai variabel untuk meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan tentang variabel bebas dan untuk meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental Rakhmat, 2004:31. Berdasarkan hal-hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana penyelesaian kasus limbah Adolina berpengaruh terhadap citra PTPN IV Adolina Perbaungan di kalangan masyarakat Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin. Adapun cara yang digunakan adalah dengan mengambil data melalui kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden. Universitas Sumatera Utara III.2 Deskripsi Lokasi Penelitian III.2.1 Sejarah Adolina PTP Nusantara IV Adolina terletak di provinsi Sumatera Utara yang merupakan salah satu dari cabang PTPN IV yang berpusat di Medan. Kebun Adolina pertama kali dibuka oleh pemerintah Belanda pada tahun 1926 dengan nama perusahaan Nederland Dech Handels Maatschappy NHM. Perkebunan ini dibagi atas dua bagian, yaitu perkebunan Adolina Hilir yang ditanami kelapa sawit dan perkebunan Adolina Hulu yang ditanami dengan kakao. Perkebunan ini telah mengalami beberapa kali pergantian kepemilikan sebelum pada akhirnya direbut kembali Nederland Dech Handels Maatschappy NHM pada tahun 1942, dan pada tahun 1951 di kebun Adolina dibangun pabrik pengolahan kelapa sawit yang baru beroperasi pada tahun 1955. Pada tahun 1958, perkebunan Adolina dikuasai oleh pemerintah Indonesia dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara PPN. Pada tahun 1962 nama PPN berubah nama menjadi PPN Sumut II dan selanjutnya mengalami perubahan nama menjadi Perusahaan perkebunan Negara Aneka Ragam Tanaman II PPN ANTAN II tahun 1967, pengelola diserahkan pada PT. Perkebunan VI yang berpusat di Pabatu, Tebing Tinggi. Perkebunan Adolina HUlu dibongkar dan ditanami kelapa sawit pada tahun 1971. Kemudian pada tahun 1977 PT. Perkebunan VI Adolina Hilir dan Hulu disatukan menjadi PT Perkebunan VI Adolina. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Surat No. 54107731 Desember 1977 berubah menjadi PT Perkebunan VI Persero Adolina, tepat pada tanggal 1 januari 1978 dan berpusat di Pabatu, Tebing Tinggi. Pada tahun 1994 pada rangka usaha Universitas Sumatera Utara pemerintah untuk konsolidasi, PTP VI, PTP VII, PTP VIII disebut PTP Sumut III, kantor direksi di bah jambi. Pada tahun 1996 sesuai dengan Surat keputusan Pemerintah RI PP No. 91996 tanggal 11 Maret 1996 wujud konsolidasi BUMN Perkebunan adalah peleburan 26 PTP Nusantara. PTP VI, PTP VII dan PTP VIII dikelompokkan menjadi PTP Nusantara IV dengan kantor direksi di Bah Jambi, Pematang Siantar. Terhitung mulai tanggal 11 Maret 1996, pembagian wilayah PTP Nusantara IV adalah sebagai berikut: - wilayah I : PTP VII - wilayah II : PTP VI - wilayah III : PTP VIII Pada tahun 2002 kantor direksi PTP Nusantara IV yang semula berada di bah Jambi, Pematang Siantar dipindahkan ke Medan. Kantor direksi ini berada di Jl. Letjend. Soeprapto No. 2 Medan. III.2.1.1 Ruang Lingkup Bidang Usaha PTPN IV Kebun Adolina adalah perusahaan perkebunan yang menghasilkan kelapa sawit yang diolah menjadi minyak sawit CPO dan inti sawit serta kakao. Kebun Adolina memiliki 2765 Ha tanaman sawit yang menghasilkan dan 80 Ha tanaman sawit yang belum menghasilkan. PTPN IV Kebun Adolina juga memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit PKS dan kakao. Pabrik Kelapa Sawit PKS Kebun Adolina mempunyai kapasitas 30 ton TBSjam, dan pabrik kakao dengan kapasitas olah 46 ton biji basahjam. Universitas Sumatera Utara III.2.1.2 Lokasi Perusahaan Lokasi PTP Nusantara IV Kebun Adolina berada pada ketinggian 20 m dari permukaan laut dan tepat berada di wilayah Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang bedagai, lebih kurang 35 Km dari kota Medan, dengan batas: 1. Sebelah Timur, berbatasan dengan kota di Kecamatan Perbaungan 2. Sebelah Selatan, berbatasan dengan kebun milik Sarang Ginting 3. Sebelah Barat, berbatasan dengan Pagar Merbau 4. Sebelah Utara, berbatasan dengan Pantai Cermin Adapun yang menjadi dasar penelitian lokasi perkebunan Adolina di Kecamatan perbaungan tersebut adalah: 1. Dekat dengan kebun kelapa sawit bahan baku 2. Dekat dengan jalan raya sehingga memudahkan pendistribusian produk 3. Dekat dengan sumber air yang berguna untuk menjalankan operasiproses pengolahan. III.2.3 Logo Perusahaan Gambar 3.1 PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV PERSERO Universitas Sumatera Utara Penjelasan Mengenai Logo Bentuk pohon sebagai gambaran dari pohonbuahapapun yang mendekati bentuk tumbuhan, digambarkan dengan tiga pelepah diatas, dua pelepah dibawah. Tiga pelepah diatas adalah mengartikan dua unit perkebunan antara lain Perkebunan Kelapa Sawit dan Perkebunan Teh. Kemudian dua pelepah dibawah mengartikan wadah, disini yaitu yang mengelola kedua unit perkebunan diatasnya dalam hal ini yaitu PTPN-4. Warna Jingga. Empat bidang lengkung terletak dibawah merupakan landasan yang menunjang kedua unit diatasnya. Dibuat secara masif dan kokoh membawa pesan kuat, lengkungan yang mengarah ke kiri dan kekanan merupakan arah pengembangan pemasaran, selain mempresentasikan Industri hilir PTPN-4. Empat bidang lengkung menganalogikan angka empat dari PTPN, maka disebutlah PTPN-4. Jingga bersifat panas, semangat, dan berani. Jingga pada wadah dan bentukan tiga pelepah, adalah semangat membara untuk mempertahankan serta meningkatkan mutu produksi dalam merebut pasar dari para pesaing di tiga produk yang dipasarkan. Warna Hijau. Secara keseluruhan, bentuk logo ini mengarah ke atas kalau diambil garis lurus menujumemusat kesatu titik, yang berarti ketajaman fokus usaha dalam mencapai tujuan demi kesejahteraan bersama yang berlandaskan ke Tuhan Yang Maha Esa. Mengenai warna yang ada pada logo, selain sebagai lambang juga sebagai unsur estetis.Hijau bersifat sejuk, dingin, dan keyakinan. Hijau pada empat bidang lengkung, mengacu pada sifat tangan dingin, serta keyakinan dalam mengelola pekerjaan yang membawa angin segar bagi keuntungan perusahaan dan kesejahteraan Universitas Sumatera Utara karyawannya, juga sejuk dalam kerukunan kerja antar sesama karyawan dan atasan sehingga timbul keakraban timbal balik, dalam hal ini PTPN-4 yang jernih dalam pola pikir dan keyakinan dalam hasil kerja. Dengan tangan dingin serta keyakinan dan semangat kerja maka keberhasilan akan tercapai berkat Karunia dan Rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Semua berasal dari satu titik, yaitu Sang Maha Pencipta maka kita patut untuk mensyukuri. III.2.1.4 Daerah Pemasaran Pemasaran hasil-hasil produksi seluruh PTPN IV Kebun Adolina yang bernaung dalam Koordinator Wilayah I Korwil I Medan dikelola oleh Kantor Pemasaran bersama KPB dapat dibagi dua yaitu: 1. Pemasaran dalam negeri 2. Pemasaran luar negeri Pemasaran CPO dan inti sawit yang diproduksi oleh kebun Adolina dikelola oleh KPB. Namun adolina berada dalam naungan PTPN IV yang berpusat di medan. Jadi semua hasil yang dikirim ke KPB harus melalui perintah dari kantor Pusat Kanpus di Medan. III.2.1.5 Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan Setiap perusahaan pasti berhubungan dengan masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut untuk membina hubungan masyarakat dengan baik sehingga keberadaan perusahaan dapat memberikan manfaat baik bagi perusahaan sendiri maupun bagi masyarakat sekitarnya. Universitas Sumatera Utara Sehubungan dengan hal tersebut, dibawah ini diuraikan beberapa aspek social dari keberadaan perusahaan PTPN IV Kebun Adolina, yaitu sebagai berikut: 1. Aktivitas Perusahaan PTPN IV Kebun Adolina bergerak dlam bidang pengelolaan minyak kelapa sawit CPO dan inti sawit. Bahan baku yang digunakan adalah tandan buah segar kelapa sawit yang sebagian diperoleh dari kebun sendiri dan sebagian lagi dibeli dari kebun-kebun masyarakat sekitar. Keberadaan ekonomi dan sosial budaya penduduk sekitar: a. Sebagian besar penduduk sekitar merupakan tenaga kerja pada PTPN IV Kebun Adolina baik sebagai karyawan tetap maupun sebagai buruh lepas sedangkan sebagian kecil lagi bekerja sebagai pedangang, pegawai negeri dan wiraswasta. b. Latar belakang sosial dan budaya penduduk sekitar beragam karena berasal dari berbagai daerah. 2. Sarana dan Prasarana Keberadaan perusahaan PTPN IV Kebun Adolina turut memberikan andil dalam pembangunan sarana dan prasarana di Kecamatan perbaungan dilokasi tempat perusahaan berada. Sarana dan prasarana itu antara lain perumahan, rumah sakit, penyediaan air bersih, adanya jaringan listrik PLN, tempat ibadah, sarana olahraga, sekolah dasar dan tempat penitipan bayianak. PTPN IV Kebun Adolina dalam melaksanakan proses produksinya menghasilkan limbah industri, yaitu hasil sampingan dari proses pengelolaan pabrik yang cenderung dapat merusak lingkungan hidup sekitarnya. Tetapi PTPN IV Kebun Universitas Sumatera Utara Adolina tetap komitmen menjaga kelestarian lingkungan dengan mencegah seminimal mungkin terjadinya dampak negatif pabrik terhadap lingkungan. Limbah-limbah industri itu dari PTPN IV Kebun Adolina berupa: 1. Limbah Padat Limbah padat yang dihasilkan PKS Kebun Adolina adalah tandan kosong. Limbah padat ini tidak mengganggu lingkungan sekitarnya, karena limbah ini seluruhnya dibawa ke wilayah perkebunan yang digunakan untuk penimbunan daerah yang tidak rata permukaannya serta dijadikan pupuk bagi tanaman kelapa sawit. 2. Limbah Cair Limbah cair yang dihasilkan berupa air buangan kondensat dari sterilizer, dan campuran Lumpur sludge. Limbah cair tersebut dinetralisir melalui dua tahapan di dalam kolam, yaitu melalui proses anaerobik dan aerobik. Setelah memenuhi ambang batas yang ditetapkan dengan Ph= 6 sd 7, barulah dialirkan ke saluran pembuangan untuk dimanfaatkan sebagai pengairan kebun, sehingga air sisa pengelolaan tidak berbahaya bagi lingkungan. 3. Limbah Gas Limbah berwujud gas yang dihasilkan PKS PTPN IV Kebun Adolina berasal dari pembakaran pada boiler. Limbah gas ini mengandung berbagai macam polutan, antara lain debu terbang, terak api cinder yang dapat mencemarkan udara sekitarnya. III.2.2 Struktur Organisasi Struktur organisasi yang digunakan PTPN IV Adolina Perbaungan adalah struktur organisasi lini, staff dan fungsional. Pimpinan tertinggi dipimpin oleh Universitas Sumatera Utara manajer unit dan dibantu oleh beberapa orang staff serta sejumlah bawahan tertentu yang masing-masing memberi pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada atasan. 1. Manajer Unit Tugas dan tanggung jawab a. Memimpin dan pengelola seluruh produksi dan pemakaian biaya yang ada di perusahaan berpedoman kepada kebijakan perusahaan. b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum kebun, sesuai dengan pedoman dan instruksi kerja direksi. c. Mengkoordinir penyusunan anggaran belanja tahunan perkebunan. d. Menjaga rahasia perusahaan. e. Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan. 2. Kepala Dinas Tanaman Wakil Manajer Unit dalam pengolahan di bidang teknik yang dibantu oleh Asisten Tanaman. Tugas dan tanggung jawab: a. Membuat dan menyusun rencana kerja tahunan atau bulanan yang meliputi target produksi tandan tahunan dan bulanan. b. Rencana panen, pengeluaran, rehabilitasi dan lain-lain. c. Rencana penyediaan tenaga kerja bagi jenis pekerjaan di tiap-tiap afdeling. d. Rencana penyediaan alat, pupuk obat dan pemberantasan hama. e. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit. Universitas Sumatera Utara 3. Kepala Dinas Teknik Wakil Manajer Unit dalam pengolahan di bidang teknik yang dibantu oleh Asisten Teknik. Tugas dan tanggung jawab: a. Mengkoordinasi kerja Asisten Teknik b. Menyusun dan merencanakan segala kegiatan di bidang teknik. c. Menyusun perencanaan penyediaan bahan-bahan untuk bagian teknik pengolahan. d. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit. 4. Kepala Dinas Pengolahan Wakil Manajer Unit dalam memimpin pekerjaan di bidang pengolahan yang dibantu oleh Asisten Pengolahan. Tugas dan tanggung jawab: a. Mengkoordinasi kerja Asisten Pengolahan dan Laboratorium b. Menyususn rencana kerja segala kegiatan bagian pengolahan dan laboratorium. c. Bertanggung jawab kepada manajer Unit. 5. Kepala Dinas Tata Usaha Wakil Manajer Unit dalam bidang administrasi dibantu oleh Asisten Administrasi. Tugas dan tanggung jawab: a. Mengkoordinir segala kegiatan dibidang administrasi. b. Mengkoordinir segala pembayaran dan penyediaan barang-barang. c. Menyusun rencana anggaran belanja tahunan. Universitas Sumatera Utara d. Menyusun daftar gaji, memeriksa dan meneliti keluar masuknya barang dari gudang. e. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit. 6. Asisten SDM dan Umum Wakil Manajer Unit dalam bidang SDM, penerimaan tenaga kerja dan umum. Tugas dan tanggung jawab: a. Melakukan pengawasan dan penerimaan tenaga kerja berpedoman kepada standar yang ditetapkan direksi. b. Mengkoordinir kegiatan dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan. c. Membina hubungan baik dan kekeluargaan dengan karyawan. d. Menjaga hubungan baik dengan semua pihak di dalam dan di luar perusahaan. e. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit. 7. Perwira Pengaman Pa Pam Membantu Manajer Unit dengan memimpin bagian pengaman dibantu satuan keamanan. Tugas dan tanggung jawab: a. Mengkoordinir segaal kegiatan penjagaan keamanan dan ketertiban pabrik dan perkebunan. b. Menjaga keamanan informasi dan inventaris perusahaan. c. Mengatur dan memberikan instruksi kepada satuan keamanan pabrik dan perkebunan. d. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit. Universitas Sumatera Utara 8. Asisten Afdeling Membantu kepala dinas tanaman dengan memimpin kegiatan di afdeling dibantu oleh mandor dan krani. Tugas dan tanggung jawab: a. Memimpin segala kegiatan di afdeling sesuai dengan petunjuk kepala dinas tanaman dan Manajer Unit. b. Mengawasi produksi hasil panen di lapangan. c. Bertanggung jawab kepada kepala dinas tanaman. 9. Asisten Bengkel Umum Membantu kepala dinas teknik dengan memimpin segala kegiatan di bengkel umum dibantu mandor. Tugas dan tanggung jawab: a. Mempelajari data pengolahan agar dapat mengetahui keadaan instalasi pabrik. b. Mengkoordinir pemeliharaan instalasi dan peralatan pabrik. c. Memperbaikisegala kerusakan yang terjadi di dalam pabrik. d. Bertanggung jawab kepada kepala dinas teknik. 10. Asisten Teknik SipilTransMotor Membantu kepala dinas teknik dengan memimpin segala kegiatan transportasi dibantu mandor. Tugas dan tanggung jawab: a. Mengkoordinasi pemakaian kendaraan bermotortraktor. b. Mengawasi pemeliharaan kendaraan bermotortraktor. c. Bertanggung jawab kepada kepala dinas teknik. Universitas Sumatera Utara 11. Asisten Sortasi TBS Membantu kepala dinas pengolahan dengan memimpin segala kegiatan di bidang sortasi TBS. 11. Asisten Tata Usaha Membantu kepala dinas tata usaha dalam tata usaha perusahaan. III.2.3 Deskripsi Penyelesaian Kasus Limbah Adolina Pencemaran sungai kanal akibat limbah dari PKS Adolina berdampak negatif pada perusahaan. Bentuk dampak negatif tersebut berupa pemberitaan di beberapa harian lokal Sumatera Utara. Munculnya pemberitaan tersebut menyebabkan pihak Lingkungan Hidup Kabupaten Serdang Bedagai memberi sanksi administrasi berupa surat teguran kepada manajemen PTPN IV Adolina Perbaungan. Selain itu, warga dari komunitas setempat juga berencana mengadakan unjuk rasa di depan PKS Adolina apabila Adolina tidak memenuhi permintaan warga. Untuk mencegah besarnya krisis, Ruslan 1995: 76-68 mengemukakan beberapa tahapan langkah strategi atau kiat penanggulangan krisis, yaitu: 1. Mengidentifikasi krisis Langkah ini merupakan penetapan untuk mengetahui mengidentifikasi suatu masalah. Ini penting untuk melihat secara jelas faktor penyebab fact finding timbulnya krisis. Mengidentifikasi suatu faktor penyebab terjadinya krisis berfungsi untuk mengetahui, apakah public relations atau perusahaan dapat menangani krisis yang terjadi itu segera atau tidak. Seperti seorang dokter mendiagnosis suatu penyakit pada pasiennya, untuk mengetahui apakah bisa disembuhkan, dikurangi penyakitnya Universitas Sumatera Utara atau sama sekali tidak bisa disembuhkan. Oleh karena itu, faktor utama penyebab krisis yang signifikan tersebut harus terlebih dahulu diidentifikasi, untuk diambil tindakan action plan atau langkah-langkah penanggulangan atau jalan keluarnya. 2. Menganalisis krisis Mengembangan dengan menggunakan formula 5W + 1H untuk mengungkapkan dan menganalisis masalah secara mendalam, sistematis, informatif dan deskriptif melalui suatu laporan yang mendalam in-depth reporting. Kasus yang terjadi bisa dianalisis melalui beberapa pertanyaan yang diajukan untuk menetapkan penanggulangan suatu krisis, yakni: a. What - Apa penyebab terjadinya krisis b. Why – Mengapa krisis bisa terjadi c. Where and when – Di mana dan kapan krisis tersebut mulai d. How far – Sejauhmana krisis tersebut berkembang e. How – bagaimana krisis itu terjadi f. Who – Siapa-siapa yang mampu mengatasi krisis tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas adalah untuk menganalisis penyebab, mengapa dan bagaimana, sejauhmana perkembangan krisis itu terjadi, di mana mulai terjadi hingga siapa-siapa personel yang mampu diajak untuk mengatasi krisis tersebut. Langkah-langkah apa yang diambil untuk mengatasinya melalui analisis lapangan secara logis, informatif dan deskriptif. 3. Mengatasi dan menanggulangi krisis Dalam hal ini perlu untuk mengetahui bagaimana dan siapa-siapa personel yang mampu diikutsertakan dalam suatu tim penanggulangan krisis. Langkah selanjutnya mengatasi bagaimana krisis tersebut tidak berkembang dan dicegah agar Universitas Sumatera Utara tidak terulang di masa mendatang. Untuk menagtasinya, selain memberikan informasi yang sejelas-jelasnya, juga perlu diajak pihak ketiga, pejabat pemerintah yang berwenang dalam hal ini, tokoh masyarakat dan lainnya sebagai upaya untuk menetralisasi terhadap tanggapan negatif dan kontroversial. Karena dianggap sebagai kekuatan, pihak ketiga berfungsi mengukuhkan perbaikan situasi dna kondisi krisis secara tepat dan benar. 4. Mengevaluasi krisis Tindakan terakhir adalah mengevaluasi krisis yang terjadi. Tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana perkembangan krisis itu didalam masyarakat. Apakah perkembangan itu berjalan cukup lamban atau cepat, meningkat secara kuantitas maupun kualitas, serta bagaimana jenis dan bentuk krisis yang terjadi. Berdasarkan situasi tersebut, maka PTPN IV Adolina Perbaungan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi krisis dengan mengetahui secara pasti penyebab krisis. Awalnya dengan mengenali sejauhmana krisis yang terlebih dahulu beredar di media cetak. Apakah berita yang beredar benar atau tidak. 2. Menganalisis krisis dengan mempelajari isu-isu yang beredar di masyarakat atau berita yang telah beredar di media cetak. Berita yang beredar dianalisis dengan menggunakan formula 5W + 1H, yaitu: a. What - Apa penyebab terjadinya krisis b. Why – Mengapa krisis bisa terjadi c. Where and when – Di mana dan kapan krisis tersebut mulai d. How far – Sejauhmana krisis tersebut berkembang e. How – bagaimana krisis itu terjadi Universitas Sumatera Utara f. Who – Siapa-siapa yang mampu mengatasi krisis tersebut. Pertanyaan tersebut dianalisis untuk menemukan jawaban atau solusi yang tepat. 3. Setelah kasus tersebut dianalisis, maka dilakukan strategi atau kegiatan untuk mengatasi dan menanggulangi krisis, yaitu: a. Menjelaskan kepada wartawan mengenai bocornya salah satu pipa penampungan sebesar 80 cm yang mencemari sungai kanal. Pihak dari Adolina menjelaskan bahwa kebocoran tersebut bukan kesengajaan yang dilakukan oleh PKS. Dalam keterangan pers tersebut, pihak Adolina berjanji untuk memperbaiki pipa penampungan yang bocor. b. Menganalisis kasus dengan mencari penyebab terjadinya kebocoran. Selama ini, PKS Adolina merasa bahwa pipa penampungan limbah berada dalam kondisi baik sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan. Akibat kebocoran tersebut, PKS Adolina melakukan penyelidikkan mencari tahu penyebab terjadinya kebocoran tersebut. Dari penyelidikkan diketahui adanya unsur kesengajaan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Selama ini air limbah dialirkan ke sawah penduduk atas permintaan mereka sendiri. Masyarakat menyadari bahwa limbah dapat dijadikan pupuk bagi lahan pertanian. Akan tetapi ada unsur kesengajaan dari pihak ketiga yang tidak senang dengan aliran limbah tersebut. Di sebabkan karena tidak semua lahan pertanian penduduk mendapat pemberian aliran air limbah. Bentuk ketidaksenangan tersebut berdampak pada bocornya pipa penampungan sehingga mencemari sungai kanal. Akibat kejadian tersebut, maka PKS Adolina menghentikan pengaliran ke sawah-sawah penduduk. Universitas Sumatera Utara c. Mendatangkan tim yang terdiri dari Direktorat Jenderal Lingkungan Hidup tentang Limbah yang berasal dari Jakarta dan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai untuk meninjau langsung ke lapangan. Dari tinjauan tersebut, Dirjend Limbah mengambil sampel air sungai untuk diteliti. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa kadar pH dalam sungai tidak berbahaya. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 28 tentang Land Application pasal 3 ayat 1 dst, bahwa parameter pH 6.00-9.00 dan BoD tidak boleh melebihi 5000 mgI. Dengan demikian land application pada areal perkebunan kelapa sawit unit Adolina masih dibawah baku mutu baik. d. Menunjuk seorang komunikator untuk menyampaikan hasil pantauan tersebut. Yang menjadi komunikator adalah Humas SDM Umum. e. Hasil pemantauan tersebut disampaikan kepada warga melalui pertemuan atau musyawarah antara masyarakat dan kepala desa dengan Humas SDM Umum dan Manajer unit Adolina. Hasil yang dicapai pada pertemuan tersebut cukup memuaskan. 4. Mengevaluasi hasil dari seluruh kegiatan tersebut agar kasus yang terjadi tidak terulang kembali. III.2.4 Deskripsi Desa Celawan Desa Celawan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Di tengah-tengah Celawan mengalir sungai kanal yang tercemar oleh limbah dari PKS Adolina. Luas daerah berkisar 1891,5 Ha atau 18,915 Km 2 yang terdiri dari 12 dusun. Jumlah penduduk di Desa Celawan berkisar 6061 jiwa dengan rincian laki-laki 2875 jiwa dan perempuan 3186 jiwa. Universitas Sumatera Utara Batas-batas Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin Sebelah utara : Desa Kota Pari Sebelah selatan : Desa Ujung Rambung Sebelah barat : Sungai Ular Sebelah timur : Desa II Terjun Desa Celawan di pimpin oleh seorang kepala desa dan dibantu oleh sekretaris desa, kepala urusan pemerintahan, kepala urusan pembangunan, dan kepala urusan umum. Struktur Perangkat Desa Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Gambar 3.2 KEPALA DESA SEKRETARIS DESA Kaur. Pemerintahan Kaur. Pembangunan Kaur. Umum Universitas Sumatera Utara III.3 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai pada 5-10 Maret 2010. III.4 Populasi dan Sampel III.4.1 Populasi Menurut Nawawi, populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian Nawawi, 1995:141. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin yang berjumlah 6061 orang. III.4.2 Sampel Menurut Nawawi 1995:144, secara sederhana sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Berdasarkan data yang ada, maka untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 dengan tingkat kepercayaan 90, yakni sebagai berikut: n = N N d 2 + 1 Keterangan: N = Populasi n = Sampel d = Presisi yang ditetapkan, yaitu sebesar 10 atau 0,1 Berdasarkan rumus diatas diperoleh sampel sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara n = 6061 6061 0,1 2 + 1 = 98, 37 Dengan demikian, sampel pada penelitian ini berjumlah 98 orang. III.5 Teknik Penarikan Sampel III.5.1 Purposive Sampling Pengambilan sampel dengan teknik ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, di mana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdaarkan tujuan penelitian. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah: 1. Masyarakat yang mengetahui pencemaran limbah PKS Adolina di sekitar aliran sungai kanal Pantai Cermin. 2. Masyarakat yang mengetahui adanya penyelesaian kasus limbah oleh Adolina. 3. Masyarakat yang berusia 17-50 tahun. III.6 Teknik Pengumpulan Data III.6.1 Studi Kepustakaan Library Study Studi ini dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber-sumber bacaan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian. Studi ini dilakukan dengan membaca buku-buku referensi, suratkabar, bahan perkuliahan, hasil penelitian, internet, dan sumber-sumber lainnya yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti. Universitas Sumatera Utara III.6.2. Penelitian Lapangan Field Research Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data di lapangan dengan menggunakan instrumen atau alat, yakni kuesioner atau daftar pertanyaan tertulis yang dijawab tertulis pula oleh responden Nawawi, 1995:111-117. III.7 Teknik Analisa Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 1995:23. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisa yaitu: III.7.1 Analisis Tabel Tunggal Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa kolom- kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan persentasi untuk setiap kategori Singarimbun, 1995:226. III.7.2. Analisis Tabel Silang Teknik yang dilakukan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif Singarimbun, 1995:273. III.7.3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis adalah pengujian dan statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Uji hipotesis adalah pengujian Universitas Sumatera Utara data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Dalam uji hipotesis, peneliti menggunakan aplikasi “SPSS Statistical Product and System Solution for Windows versi 17” dimana peneliti akan memberikan analisis yang lebih terukur. Namun, dalam mengukur tingkat validitasnya, secara konvensional masih menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman Spearman’s Rho Rank Order Correlations. Dalam rumus Spearman, data dari variabel-variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar Kriyantono, 2006: 174. Rumus koefisien adalah: 6 - ∑ d 2 Rho = 1 – Kriyantono, 2006: 174 N N 2 – 1 Keterangan: Rs Rho : Koefisien korelasi rank order Angka 1 : Angka satu; yaitu bilangan konstan Angka 6 : Angka enam; yaitu bilangan konstan d : Perbedaan antara pasangan jenjang ∑ : Sigma atau jumlah N : Jumlah individu atau sampel Spearman Rho koefisien adalah metode untuk menganalisa data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika : rho 0, maka hipotesis ditolak rho 0, maka hipotesis diterima Universitas Sumatera Utara Selanjutnya untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefisien korelasi skala Guilford sebagai berikut Kriyantono, 2006: 168. Kurang dari 0,20 : Hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,21-0,39 : Hubungan rendah tapi pasti 0,40-0,70 : Hubungan yang cukup berarti 0,71-0,90 : Hubungan yang tinggi; kuat Lebih dari 0,90 : Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan. Untuk melihat tingkat signifikansi, dengan kriteria sebagai berikut: T test ≥ T tabel : hubungan signifikan T test ≤ T tabel : hubungan tidak signifikan Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DATA

IV.1. Pengumpulan Data

Bab ini berisi tentang uraian pengumpulan data yang dilakukan peneliti mulai dari tahapan awal, pengumpulalan data di lapangan, proses dalam tahap pengolahan data sampai menguji hipotesa.

IV.1.1. Tahapan Awal

Sebelum melakukan pra penelitian ke lokasi penelitian yaitu PTPN IV Adolina Perbaungan, peneliti terlebih dahulu meminta ijin dari pihak perusahaan yaitu PT Perkebunan Nusantara IV Persero dan mendapat persetujuan dari Direksi PTPN IV Persero. Sebelum itu, peneliti juga meminta surat ijin untuk melakukan penelitian dari FISIP USU, juga surat ijin melakukan penelitian dari Kantor Kepala Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin. Setelah peneliti memperoleh surat-surat ijin tersebut, maka peneliti melakukan pra penelitian di PTPN IV Adolina Perbaungan. Adapun pra penelitian tersebut dimaksudkan untuk menghimpun sejumlah data awal yang diperlukan dalam penyusunan proposal penelitian yang akan diseminarkan.

IV.1.2. Proses dan Tahapan Pengolahan Data

Setelah peneliti melakukan tahapan awal, lalu membuat kuesioner. Kuesioner ini kemudian diperiksa oleh dosen pembimbing. Setelah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing, peneliti melakukan tahap penyebaran kuesioner pada tanggal 9-10 Maret 2010 di Desa Celawan Kecamatan Pantai Cermin. Universitas Sumatera Utara Setelah proses penyebaran kuesioner dilakukan, kemudian peneliti mengolah data mentah melalui tahapan sistematik sehingga data terklasifikasikan dalam tabel maupun grafik. Setelah data dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah pengolahan data hasil jawaban murid dalam kuesioner penelitian. Pengolahan data ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Penomoran kuesioner , proses ini dilakukan dengan memberikan nomor dalam kotak yang tersedia di sebelah kanan kuesioner. b. Editing, tahap ini dilakukan untuk memperbaiki apabila ada kesalahan dalam pengisian. c. Coding, proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke dalam bentuk angka dari setiap pertanyaan. d. Inventarisasi Variabel yaitu data mentah yang diperoleh dimasukkan ke lembar FC Footron Cobol. e. Tabulasi data, tahap ini dilakukan dengan memasukkan data kuesioner penelitian ke dalam tabel frekuensi, persentase, dan selanjutnya dianalisa kecenderungan jawaban sebagai jawaban mayoritas yang menunjuk keadaan umumnya. f. Pengujian hipotesa, tahap pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data yang ditemukan menolak atau menerima hipotesa penelitian yang diajukan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Untuk mengukur hubungan tinggi atau rendahnya hubungan antarvariabel digunakan skala Guilford. Universitas Sumatera Utara

IV.2 Analisa Tabel Tunggal

Tabel IV.2.1 sampai dengan IV.2.22 mengemukakan data variabel penelitian dan analisisnya, data bentuk analisa tabel tunggal dan analisis statistik deskriptif hingga penyajian analisa tabel silang beserta deskripsinya. Data yang disajikan dan dibahas dalam tabel tunggal penelitian ini masing- masing sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin Tabel 4.1

Jenis kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid laki laki 41 41.8 41.8 41.8 perempuan 57 58.2 58.2 100.0 Total 98 100.0 100.0 Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Jenis Kelamin dari jumlah sampel N=98 orang dapat diuraikan sebagai berikut: diketahui responden yang berjenis kelamin laki-laki adalah sejumlah 41 orang 41.8 dan responden yang berjenis kelamin perempuan adalah sejumlah 57 orang 58.2 . Universitas Sumatera Utara

2. Usia Tabel 4.2

Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai Usia dari jumlah sampel N=98 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang berusia 17 sampai dengan 24 tahun adalah 15 orang 15.3 , 25 sampai dengan 32 tahun adalah 23 orang 23.5 , 33 sampai dengan 40 tahun adalah 24 orang 24.5 , dan 41 sampai dengan 50 orang adalah 36 orang 36.7 .

3. Pendidikan Tabel 4.3

Pendidikan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tidak sekolah 7 7.1 7.1 7.1 SD 33 33.7 33.7 40.8 SMP 7 7.1 7.1 48.0 SMA 35 35.7 35.7 83.7 SarjanaS1 12 12.2 12.2 95.9 lain lain 4 4.1 4.1 100.0 Total 98 100.0 100.0 Usia Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 17-24 tahun 15 15.3 15.3 15.3 25 - 32 tahun 23 23.5 23.5 38.8 33 - 40 tahun 24 24.5 24.5 63.3 41- 50 tahun 36 36.7 36.7 100.0 Total 98 100.0 100.0 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai pendidikan dari jumlah sampel N=98 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang tidak sekolah adalah 7 orang 7.1 , responden yang berpendidikan SD adalah 33 orang 33.7 , yang berpendidikan SMP adalah 7 orang 7.1 , berpendidikan SMA adalah 35 orang 35.7 , sarjanaS1 adalah 12 orang 12.2 dan D-3 adalah 4 orang 4.1. 4. Pekerjaan Tabel 4.4 Pekerjaan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Pegawai negriswastaBUMNGuruA BRIPolisi 23 23.5 23.5 23.5 Petani 10 10.2 10.2 33.7 Wiraswasta 34 34.7 34.7 68.4 Lain lain 31 31.6 31.6 100.0 Total 98 100.0 100.0 Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai pekerjaan responden dari jumlah sampel N=98 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang bekerja sebagai pegawai negeriswastaBUMNguruABRIPolisi adalah 23 orang 23.5 , responden yang bekerja sebagai petani adalah 10 orang 10.2 , responden yang bekerja sebagai wiraswata adalah 34 orang 34.7 , dan ibu rumah tangga atau tidak bekerja adalah 31 31.6 . Universitas Sumatera Utara 5. Kemampuan Komunikator Dalam Menyampaikan Keterangan-keterangan Tentang Pencemaran Limbah di Sungai Kanal Tabel 4.5 Kemampuan dalam menyampaikan informasi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat baik 2 2.0 2.0 2.0 Baik 50 51.0 51.0 53.1 Kurang baik 38 38.8 38.8 91.8 Tidak baik 8 8.2 8.2 100.0 Total 98 100.0 100.0 Berdasarkan “SPSS Statistics Viewer”, adapun analisis deskriptif mengenai kemampuan komunikator dalam menyampaikan keterangan-keterangan tentang pencemaran limbah di sungai kanal dari jumlah sampel N=98 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang merasa sangat baik adalah 2 orang 2.0 , responden yang merasa baik adalah 50 orang 51.0 , yang merasa kurang baik adalah 38 orang 38.8 , dan yang merasa tidak baik adalah 8 orang 8.2 . Universitas Sumatera Utara

6. Kesan dan Pendapat tentang Peran Humas di Adolina Tabel 4.6