Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

manusia dan menverifiksaikan mengubah dan memperluas kontruksi yang dikembangkan oleh peneliti Adapun dalam penelitian ini metode wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara semi-terstruktur dimana dalam pelaksanaannya peneliti tidak terpaku pada pedoman wawancara, sehingga peneliti lebih leluasa dalam menggali informasi secara lebih terbuka dari informan Sugiyono, 2008 :320 Wawancara ini untuk mendapatkan keterangan-keterangan atau informasi instansi Dinas Pengendalian Pertanahan Daerah Kabupaten Sleman dan di Kantor Kecamatan Ngaglik yang berkaitan dengan implementasi kebijakan peraturan daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2001 tentang izin peruntukkan penggunaan tanah terhadap pemanfaatan tanah. 2. Dokumentasi Untuk metode dokumentasi, alat pengumpulan datanya disebut form pencatatan dokumen dan sumber datanya datanya berupa catatan atau dokumen yang tersedia. Sumber data berupa catatan resmi official of formal records, sumber sekunder secondary resourser juga termasuk dokumen-dokumen ekspresif expressive documents, seperti biografi, autobiografi, surat-surat dan buku harian termasuk juga laporan media massa mass media report baik melalui surat kabar, majalah, radio, televisi maupun media cetak dan elektronik lainnya Sanapiah Faisa, 1995: 52-53. Secara ringkas Lexy J.Moleong 2006:163 mengungkapkan bahwa dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dengan mempelajari arsip atau dokumen-dokumen, yaitu setiap bahan tertulis baik internal maupun eksternal yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang implementasi kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman, khususnya tentang izin peruntukkan penggunaan tanah terhadap pemanfaatan tanah di Kecamatan Ngaglik. Dokumen yang diperoleh di lapangan berupa catatan resmi berupa buku register Izin Perubahan Penggunaan Tanah yang diterima dan yang tolak tahun 2013, Rancangan Detail Tata Ruang Wilayah Kecamatan Ngaglik, Monografi Kecamatan Ngaglik, Data Izin Peruntukkan Penggunaan Tanah tahun 2005-2013

a. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk mendapatkan data yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka data-data hasil penelitian yaitu dari data wawancara dan hasil dokumentasi maka perlu dilakukan teknik pemeriksaan keabsahan data. Dalam penelitian ini maka perlu dilakukan cross check data. Teknik cross check data digunakan karena dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data ganda pada objek yang sama Burhan Bungin,2008:95- 96 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua metode yaitu metode wawancara, dokumentasi, sehingga cross check dilakukan dengan mengecek data yang berasal dari wawancara dengan dokumentasi dan observasi. Selanjutnya cross check dilakukan untuk mengecek balik derajat kepercayaan data yang berasal dari wawancara dengan dokumentasi, membandingkan antara hasil wawancara subyek penelitian antara satu subyek dengan subyek penelitian lainnya dan antara dokumen yang satu dengan dokumen yang lainnya. Data dikategorikan valid apabila telah terjadi kejelasan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber. Tujuan dari teknik cross chek adalah mengecek apa data yang dihasilkan sudah valid atau sebaliknya. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar dari data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

b. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis induktif, yaitu penarikan kesimpulan yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa- peristiwa yang khusus yang kemudian ditarik generalisasi generalisasi yang mempunyai sifat umum. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis data antara lain sebagai berikut : 1. Reduksi data Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, semakin lama peneliti berada di lapangan maka jumlah data akan bertambah banyak, kompleks dan rumit. Data yang dihasilkan dari wawancara dan dokumentasi merupakan data mentah yang bersifat kompleks untuk itu peneliti melakukan pemilihan data yang relevan dan data yang bermakna untuk disajikan dengan cara memilih data pokok atau inti yang mengfokuskan pada data tentang efektivitas kebijakan tentang izin peruntukkan penggunaan tanah terhadap pemanfaatan tanah di Kecamatan Ngaglik. 2. Unitisasi dan Kategorisasi Data yang telah disederhanakan dan dipilih kemudian disusun secara sistematis kedalam unit yang sifatnya masing-masing data dengan menonjolkan hal-hal yang bersifat pokok dan penting. Unit unit yang telah terkumpul kemudian dipilih dan dikelompokkan sesuai kategori yang ada sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai efektivitas kebijakan tentang izin peruntukkan penggunaan tanah terhadap pemanfaatan tanah di Kecamatan Ngaglik. 3. Display Data Dalam tahapan ini peneliti menyajikan data yang telah dikategorikan kedalam laporan yang sistematis sehingga mudah untuk dipahami oleh pembaca. Data yang disajikan dalam bentuk narasi berupa informasi yang berkaitan dengan efektivitas kebijakan tentang izin peruntukkan penggunaan tanah terhadap pemanfaatan tanah di Kecamatan Ngaglik. 4. Pengambilan kesimpulan Pengambilan kesimpulan merupakan proses penarikan kesimpulan dengan menggunakan metode induktif yang berangkat dari hal-hal yang bersifat khusus untuk memperoleh kesimpulan umum yang efektif. Kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi dengan berpedoman pada hasil reduksi data ataupun penyajian data, sehingga kesimpulan yang diambil tidak menyimpang dari permasalahan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum tentang Kecamatan Ngaglik dan Dinas

Pengendalian Pertanahan Daerah. 1. Gambaran umum wilayah Kecamatan Ngaglik a. Wilayah Adminitrasi Kecamatan Ngaglik berada di sebelah timur dari ibukota Kabupaten Sleman Jarak ibukota kecamatan ke Pusat Pemerintahan ibukota Kabupaten Sleman adalah 6 km. Lokasi ibu kota Kecamatan Ngaglik berada di 7.72407’ LS dan 110.40096’BT. Kecamatan Ngaglik mempunyai wilayah 3.852 Ha. Alamat kantor Kecamatan Ngaglik di Jl. Kaliurang Km.9, Gondangan, Sardono, Ngaglik, Sleman. Desa di wilayah adminitrasi Kecamatan Ngaglik : 1. Desa Sariharjo 2. Desa Minomartani 3. Desa Sinduharjo 4. Desa Sardonoharjo 5. Desa Donoharjo b. Geografis Letak geografis Kecamatan Ngaglik berbatasan dengan : Sebelah barat : Kecamatan Mlati dan Kecamatan Sleman Sebelah utara : Kecamatan Pakem dan Turi Sebelah Timur : Kecamatan Ngemplak Sebelah Selatan : Kecamatan Depok Ibu kota Kecamatan Ngaglik berada pada ketingian 300 meter di atas permukaan laut, suhu tertinggi tercatat di kecamatan Ngaglik adalah 34 C dengan suhu terendah 27 O C. Bentangan wilayah Kecamatan Ngaglik berupa tanah yang datar dan berombak yang sebagian dari wilayah tersebut merupakan lahan pertanian yang potensial. Terdapat bagian kawasan yang notabene menjadi kawasan lindung, kawasan penyangga dan kawasan budaya, secara geografis wilayah Kecamatan Ngaglik berada di lereng gunung merapi yang menjadikan daerah ini masuk dalam wilayah rawan bencana letusan gunung berapi. Untuk itu terdapat pula kawasan-kawasan yang dilindungi seperti daerah sempadan sungai sebagai upaya untuk menganggulangi dampak dari letusan gunung berapi. Dengan letak geografis yang menguntungkan Kecamatan Ngaglik menjanjikan berbagai komiditi seperti pertanian, perumahan, perdagangan maupun pendidikan, untuk menarik orang tinggal di Kecamatan Ngaglik c. Kependudukan Kecamatan Ngaglik memiliki penduduk tidak kurang dari 78.707 jiwa dengan 23.967 Kepala keluarga. Selain itu terdapat kurang lebih 10 ribu penduduk musiman yang sebagian besar

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH MENYANGKUT KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN

0 3 15

PELAKSANAAN IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH (IPPT) DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN SLEMAN

0 2 108

PENGELOLAAN TANAH KAS DESA DI DESA GIRIPURWO KECAMATAN GIRIMULYO KABUPATEN KULON PROGO MENURUT PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG PEMANFAATAN TANAH DESA

1 9 123

PENGGUNAAN TANAH KAS DESA (TANAH PERTANIAN) UNTUK PEMBANGUNAN USAHA KAFE DALAM MEWUJUDKAN TUJUAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2012.

0 5 19

PENDAHULUAN PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN UNTUK USAHA RUMAH MAKAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN.

0 1 19

SKRIPSI PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN UNTUK USAHA RUMAH PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN UNTUK USAHA RUMAH MAKAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN.

0 2 15

PENUTUP PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN UNTUK USAHA RUMAH MAKAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN.

0 3 6

Perda No. 20 Tahun 2001 RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

0 0 13

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

0 0 24

Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro No 4 Tahun 2011 Tentang Pencabutan Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 23 Tahun 2001 Tentang Retribusi Izin Perusahaan Penggilingan Padi

0 0 3