1. Bagaimana implementasi pemanfaatan tanah di Kecamatan Ngaglik
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2001 Tentang Izin Peruntukkan Penggunaan Tanah terhadap
pemanfaatan tanah? 2.
Apa saja hambatan dalam implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2001 Tentang Izin Peruntukkan
Penggunaan Tanah terkait izin pemanfaatan tanah di Kecamatan Ngaglik ?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan dalampenerapan
Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2001 Tentang Izin Peruntukkan Penggunaan Tanah terhadap pemanfaatan tanah di
Kecamatan Ngaglik?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan implementasi pemanfaatan tanah di
Kecamatan Ngaglik berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2001 Tentang Izin Peruntukkan
Penggunaan Tanah. 2.
Untuk mengetahui hambatan implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2001 Tentang Izin Peruntukkan
Penggunaan Tanah terhadap pemanfaatan tanah di Kecamatan Ngaglik ?
3. Untuk mengetahui solusi dalam hambatan implementasi Peraturan
Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2001 Tentang Izin Peruntukkan Penggunaan Tanah terhadap pemanfaatan tanah di
Kecamatan Ngaglik.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat teoritis maupun praktis.
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi untuk memperkaya khasanah kepustakaan dan wawasan ilmu pengetahuan di
bidan pendidikan terutama berkaitan dengan kebijakan publik. Penelitian ini diharapakan juga dapat dijadikan sebagai salah satu
rujukan pertimbangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya dan bermanfaatan bagi pembaca.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Sebagai sarana menerapkan teori yang diperoleh di bangku kuliah sebagai acuan analisis keadaan obyek penelitian serta
memperdalam kajian tentang implementasi kebijakkan public dalam Ilmu Politik dan perizinan pertanahan dalam Hukum
Agraria. b.
Bagi pihak Pemerintah Daerah Sleman
Sebagai memberikan rekomendasi pada pembuatan kebijakan yang akan datang karena melalui evaluasi
implementasi kebijakan publik diperoleh umpan balik bagi manajemen dalam rangka perbaikan penyempurnaan kebijakan
publik.
G. Batasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dan mencegah kesimpangsiuran terhadap masalah yang hendak di teliti, maka peneliti akan memberikan gambaran
tentang maksud dari judul penelitian. Untuk itu, perlu diberikan definisi istilah dalam hal hal berikut :
1. Implementasi
Implementasi mencakup tindakan-tindakan tanpa tindakan-tindakan oleh berbagai aktor, khususnya para birokrat, yang dimaksudkan untuk
membuat program berjalan. Ripley dan Franklin sebagaimana dikutip Budi Winarno 2007: 145 berpendapat bahwa implementasi adalah apa yang
terjadi setelah undang-undang ditetapkan yang memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan benefit atau suatu jenis luaran yang nyata tangible
output. Istilah implementasi menunjuk pada sejumlah kegiatan yang mengikuti pernyataan maksud tentang tujuan-tujuan program dan hasil-hasil
yang diinginkan oleh para pejabat pemerintah. 2.
Kebijakan Menurut James E Anderson sebagaimana disunting Budi Winarno
2008 : 20-21 memberikan definisi tentang kebijakan publik sebagai
kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah, di mana implikasi dari kebijakan tersebut adalah: 1 kebijakan
publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan; 2 kebijakan publik berisi tindakan-tindakan
pemerintah; 3 kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk
dilakukan; 4 kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti merupakan tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu,
atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu; 5 kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang
positif didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa.
Kebijakan dapat disimpulkan sebagai serangkaian tindakankegiatan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan
tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan kesulitan-kesulitan dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut
dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
3. Pemanfaatan Tanah
Menurut penjelasan visi dari Dinas Pengendalian Pertanahan Daerah disebutkan pemanfaatan tanah merupakan kegiatan mendapatkan nilai
tambah tanpa mengubah wujud fisik penggunaan tanahnya. 4.
Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No 19 Tahun 2001
Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2001 mengatur seluruh perizinan yang berhubungan dengan pemanfaatan tanah di dalamnya
diatur jenis jenis perizinan yaitu Izin Lokasi, Izin Pemanfaatan Tanah, Izin Perubahan Penggunaan Tanah, Izin Konsolidasi Tanah, Izin Penetapan Lokasi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Serta terdapat persyaratan pengajuan izin, dan terdapat sanksi adminitratif apabila melanggar
persyaratan pengajuan izin yang telah berlaku. Dari definisi di atas, dapat dirumuskan pengertian dari judul
penelitian yaitu Implentaasi Kebijakan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2001 tentang Izin Peruntukkan Penggunaan Tanah
Terhadap Pemanfaatan Tanah Di Wilayah Kecamatan Ngaglik adalah suatu kegiatan mengukur, menilai, serta mengidentifikasi faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi implementasi pemanfaatan tanah berdasarkan kebijakan pemerintah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2001 yang di
Kabupaten Sleman khususnya di Kecamatan Ngaglik.
14
BAB II KAJIAN TEORI