Izin Peruntukan Penggunaan Tanah Terhadap Pemanfaatan Tanah

D. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah Terhadap Pemanfaatan Tanah

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No 19 Tahun 2001 Tentang Izin Peruntukkan Penggunaan Tanah. 1. Izin Peruntukkan Penggunaan Tanah Berdasarkan Ketentuan Umum Pasal 1 huruf f Izin Peruntukan Penggunaan Tanah adalah pemberian izin atas penggunaan tanah kepada orang pribadi atau badan dalam rangka kegiatan pembangunan fisik dan atau untuk keperluan lain yang berdampak pada struktur ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan sesuai dengan rencana tata ruang. Huruf g. Kawasan Khusus adalah wilayah tertentu yang mempunyai fungsi tertentu dan ditetapkan oleh Bupati dengan persetujuan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Huruf p Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi. 2. Ketentuan Perizinan Berdasarkan Pasal 2 Setiap orang pribadi dan atau badan yang menggunakan tanah untuk kegiatan pembangunan fisik dan atau untuk keperluan lain yang berdampak pada struktur ekonomi, sosial budaya dan lingkungan wajib memperoleh izin peruntukan penggunaan tanah dari Bupati. Pasal 3 Tanah yang dapat ditunjuk dalam izin peruntukan penggunaan tanah adalah tanah yang menurut rencana tata ruang yang berlaku diperuntukan bagi kegiatan pembangunan fisik dan atau untuk keperluan lain yang berdampak pada struktur ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. Pasal 4 Izin peruntukan penggunaan tanah terdiri atas: a. Izin Lokasi, b. Izin pemanfaatan tanah, c. Izin perubahan penggunaan tanah, d. Izin konsolidasi tanah, dan e. Izin penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum 3. Jenis jenis izin peruntukkan penggunaan tanah Berdasarkan Paragraf 1 Pasal 5 Izin Lokasi adalah izin peruntukan penggunaan tanah yang wajib dimiliki perusahaan untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal, yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak, dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modal, dengan batasan keluasan sebagai berikut: a. untuk usaha pertanian 25 Ha, b. untuk usaha non pertanian 1 Pada paragraf 2 pasal 11 ayat 1 Izin Pemanfaatan Tanah adalah untuk izin peruntukkan penggunaan tanah yang wajib dimiliki orang pribadi dan atau badan yang akan melaksanakan kegiatan dan atau badan yang akan melaksanakan kegiatan dan atau kegiatan yang akan mengakibatkan perubahan peruntukkan tanah pada bangunan atau usaha yang akan dilakukan, dengan batasan keluasan sebagai berikut : a. untuk usaha pertanian = 25 ha b. bukan non pertanian = 1 ha c. untuk kegiatan bidang sosial dan keagamaan tanpa ada batasan keluasan Pada paragraf 3 Pasal 16 Perubahan Perizinan Penggunaan Tanah adalah izin peruntukkan penggunaan tanah yang wajib dimiliki orang atau pribadi yang akan mengubah peruntukkan tanah pertanian menjadi non pertanian guna pembangunan rumah tempat tinggal pribadi perseorangan, dengan seluas luas 5000 m 2 lima meter persegi. Pada paragraph 4 Pasal 19 Izin Konsilidasi tanah adalah izin perunukkan penggunaan tanah yang dimiliki kumpulan orang atau pribadi dan atau badan yang akan melaksanakan penataan kembali penguasaan tanah, penggunaan tanah dan usaha pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan guna meningkatkan kualitas lingkungan dan memelihara sumber daya alam, dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat pemilik tanah pada lokasi tersebut untuk kepentingan umum adalah untuk izin peruntukkan penggunaan tanah yang diperlukan oleh instansi pemerintah yang akan melaksanakan pengadaan tanah guna pelakasanaan pembangunan untuk kepentingan umum. 4. Pelakasanaan izin peruntukkan penggunaan tanah Berdasarkan paragraph 6 pada pasal 24 ayat 1 Selambat- lambatnya 1 tahun setelah masa izin lokasi, dan atau izin pemanfaatan tanah dan atau izin perubahan penggunaan tanahlah yang memegang izin wajib melaksanakan kegiatan pembangunan yang dimohonkan dalam izin lokasi dan atau izin pemanfaatan tanah dan atau izin perubahan penggunaan tanah. Pada Pasal 24 ayat 2 pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 2 dikenakan setiap bulan selama ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 belum terpenuhi. 5. Izin peruntukkan penggunaan tanah yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang yang bersifat strategis dan berdampak pada kepentingan umum. Bagian ketiga berdasarkan pada pasal 25 ayat 1 izin peruntukkan penggunaan tanah yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, bersifat strategis dan berdampak penting bagi kepentingan umum dapat diberikan setelah ada persetujuan dari DPRD. Pasal 25 ayat 2 izin sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya dapat diberikan untuk peruntukkan penggunaan tanah seluas luasnya 3 Ha Hektar .pasal 26 dalam memberikanizin peruntukkan tanah penggunaan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wajib berasaskan keterbukaan, persamaan, keadilan,dan dilindungi hukum dengan mengutamakan kepentingan masyarakat golongan ekonomi lemah. Pasal 27 berdasarkan asas pemberian perizinan sebagaimana dimaksudkan pada pasal 26 Pemerintah Daerah wajib memperhatikan prinsip prinsip: a. Harus member manfaat yang sebesar besarnya bagi kemakmuran rakyat b. Mendorong pertumuhan kegiatan ekonomi dan, c. Tidak merugikan kepentingan masyarakat, khususnya golongan ekonomi lemah dan pemerintah Daerah. 6. Izin Peruntukkan Penggunaan Tanah dalam Kawasan Khusus. Berdasarkan Pasal 28 Izin Peruntukkan Penggunaan Tanah dalam kawasan khusus dapat diberikan berdasarkan pertimbangan a. Aspek rencana tata ruang b. Aspek penguasaan tanah yang meliputi perolehan hak, pemidahan hak dan penggunaan tanah, c. Aspek ekonomi, sosial budaya dan lingkungan d. Keterkaitan dang fungsi kawasan 7. Tata Cara pemberian Izin Peruntukkan Penggunaan Tanah Berdasarkan Pasal 29 ayat 1 Izin peruntukkan penggunaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dimohonkan secara tertulis kepada Bupati. Pasal 29 ayat 2 Permohonan izin sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 dilampirkan persyaratan teknis dan adminitratif sesuai dengan izin peruntukkan penggunaan tanah. Ayat 3 ketentuan lebih lanjut tentang cara pemberian izin peruntukkan penggunaan tanah diatur oleh Bupati. 8. Ketentuan Pidana Berdasarkan pada Pasal 57 ayat 1 wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan selama lamanya 6 bulan atau denda sebanyak 4 kali retribusi terutang. 2 Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah pelanggaran. Pasal 58 ayat 1 setiap orang atau badan yang melanggar ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 5.000.000,00 lima juta rupiah. Ayat 2 tindakan pidana sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 1 adalah pelanggaran. 47

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Sleman khususnya di Kecamatan Ngaglik dan Dinas Pengendalian Pertanahan Daerah Sleman. Adapun dasar pertimbangan tempat ini sebagai tempat penelitian karena Kecamatan Ngaglik merupakan Kecamatan yang banyak terjadi pertumbuhan dan perkembangan di segala bidang, kompleksitas pembangunan yang terjadi di kecamatan Ngaglik tersebut diantaranya pertumbuhan dan perkembangan sarana dan prasarana daerah, kebutuhan akan sarana dan prasarana tersebut diantaranya adalah perumahan, perkantoran dan lain lain. Adapun instansi Dinas Pengendalian Pertanahan Daerah di karenakan instansi ini sebagai pengawal pelaksana kebijakan peraturan daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2001 tentang Izin Peruntukkan Penggunaan Tanah. 2. Waktu Penelitian Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai April 2014

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Hadari Nawawi 2002:63 penelitian deskriptif adalah penelitian yang prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian orang, lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarakan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya, yang meliputi interpretasi data dan analisis data. Sedangkan menurut Lexy J. Moleong 1998:30 penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci terhadap suatu organisme, lembaga atau gejala tertentu melalui data yang berupa kata-kata tertulis ataupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

C. Penentuan Subyek Penelitian

Subyek penelitiandalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pemilihan subyek penelitian dengan cara sengaja oleh peneliti berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu, Sanapiah Faisal 2007: 67. Hal ini didukung Moleong, 2006: 165 yang menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak ada sampel acak akan tetapi sampel bertujuan atau purposive sampling. Dalam hal ini peneliti memfokuskan diri kepada pihak pihak atau orang-orang yang posisinya memiliki pengetahuan, pengalaman dan informasi terkait dengan perizinan peruntukan penggunaan tanah khususnya izin pemanfaatan tanah di Kecamatan Ngaglik. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat ditentukan kriteria subyek penelitian sebagai berikut : a. Pihak-pihakyang berhubungan langsung dengan proses perizinan Peruntukkan Penggunaan Tanah terhadap pemanfaatan tanah, dalam hal ini adalah Dinas Pengendalian Pertanahan Daerah Kabupaten Sleman

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH MENYANGKUT KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN

0 3 15

PELAKSANAAN IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH (IPPT) DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN SLEMAN

0 2 108

PENGELOLAAN TANAH KAS DESA DI DESA GIRIPURWO KECAMATAN GIRIMULYO KABUPATEN KULON PROGO MENURUT PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG PEMANFAATAN TANAH DESA

1 9 123

PENGGUNAAN TANAH KAS DESA (TANAH PERTANIAN) UNTUK PEMBANGUNAN USAHA KAFE DALAM MEWUJUDKAN TUJUAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2012.

0 5 19

PENDAHULUAN PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN UNTUK USAHA RUMAH MAKAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN.

0 1 19

SKRIPSI PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN UNTUK USAHA RUMAH PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN UNTUK USAHA RUMAH MAKAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN.

0 2 15

PENUTUP PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN UNTUK USAHA RUMAH MAKAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN.

0 3 6

Perda No. 20 Tahun 2001 RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

0 0 13

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

0 0 24

Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro No 4 Tahun 2011 Tentang Pencabutan Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 23 Tahun 2001 Tentang Retribusi Izin Perusahaan Penggilingan Padi

0 0 3