Hambatan HambatanPemanfaatan Tanah di Kecamatan Ngaglik

proses pengkajian perizinan baik saat tinjau maupun kajiannya itu pun proses waktu sampai terkabulnya izin tersebut memakan waktu proses yang terbilang cepat, tetapi dikarenakan jumlah pemohon yang mengajukan. Keterbatasan sumber daya manusia, jika dibanding dengan jumlah perbandingan permohonan tidak sesuai dan tidak sebanding. b. Hambatan yang di alami oleh Dinas Pengendalian Pertanahan Daerah salah satunya juga sistem perangkatnya pendukung yang belum memadai dengan tuntutan untuk kemudahan dalam informasi pertanahan dan pemanfaatan slim perizinan pertanahan. Seharusnya jumlah permohonan dengan sarana sumber daya manusia dan sistem perangkatnya yang mendukung sebanding. Sehingga pemohon dapat mengetahui informasi secara cepat tentang pertahanan di Kabupaten Sleman khususnya di daerah Kecamatan Ngalik. c. Belum adanya kompensasi untuk daerah yang menjadi penyangga kawasan atas untuk daerah yang memanfaatkan, seperti antara Kabupaten Sleman yang berfungsi sebagi kawasan resapan air untuk daerah di bawahnya seperti Kabupaten Bantul, yang tegantung untuk cadangan air resapannya, maka paling tidak memberi kontribusi kepada Kabupaten Sleman d. Sosialisasi dengan masyarakat masih kurang untuk kesadaran penggunaan pemanfaatan tanah yang sesuai dengan peruntukkannya. e. Pemohon sering terhambat dalam hal masalah persyaratan administrasi yang terkait akan terpenuhi syarat ketentuan agar izin dapat diterima dan dikabulkan. Pemohon juga sering tidak mengetahui bagaimana proses alur mereka agar dapat memperoleh prosedur yang benar agar cepat memperoleh izin. 2. Hambatan yang dialami Kecamatan Ngaglik Dalam keterlibatan memberikan izin yang berkaitan dengan pertanahan atau pengeringan sawah Kecamatan Ngaglik berfungsi sebagai pelaksana regulasi yang sudah ada yaitu peraturan daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2001 tentang Izin Peruntukan Penggunaan Tanah. a. Kecamatan Ngaglik sebatas sebagai pelaksana normatif. Kecamatan Ngaglik mempunyai porsi sebagai informan untuk pengambil keputusan dalam proses perolehan tanah dalam tahapan pengecekkan lokasi yang akan di berikan izin, misalnya izin yang akan keluar tentang pengeringan sawah pada suatu daerah di kawasan Ngaglik. Kecamatan Ngaglik akan memberi data yang ingin di peroleh, bagaimana RTRW wilayah tanah yang akan di keringkan?, apakah kawasan itu sesuai dengan peruntukkannya?, masuk dalam kawasan lindung atau tidak?, seperti masuk dalam kawasan resapan air atau tidak?, apakah itu masuk area blok persawahan subur atau tidak?, bagaimana irigasi tanah persawahan yang akan dikeringkan?. Karena tidak semua permohonan yang diajukan itu semua diterima dapat masuk, ketika peninjauan di lapangan akan ada pertimbangan. Pertimbangan dalam segi perubahan dari pemanfaatan tanah yang persawahan ke non persawahan yang beralih ke pekarangan pengeringan sawah. Seperti ada pemohon yang mengajukan pengeringan sawah di daerah Kawasan Ngaglik yang tepatnya di Desa Karangmloko, tetapi setelah ada pengecekan permohonan pengeringan sawahpun ditolak. Di karenakan sawah yang akan dikeringkan itu masih pada lahan hijau, walaupun sekitarnya sudah sebagian menjadi daerah kuning berbatasan dengan daerah Sariharjo. Berdasarkan RTRW nya masih masuk kawasan budidaya tanah masuk dalam kawasan lindung karena masuk dalam resapan air, fungsi tanahnya sendiri di daerah Karangmloko pun masih sebagai persawahan yang subur masuk dalam irigasi setengah teknis, pengairan pun masih bagus, sehingga persawahan ini tidak bisa di keringkan b. Banyak sekali pemohon IPPT yang mengajukan pengeringan tanah di Kecamatan Ngaglik setiap tahunnya. Untuk di Kabupaten sendiri dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2013 paling tidak Dinas Pengendalian Pertanahan Sleman mengeluarkan izin banyak izin untuk pengeringan tanah.

D. Solusi Pemanfaatan Tanah di Kecamatan Ngaglik

Berdasarkan data dari wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti maka ditemukan solusi pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2001 tentang Izin Peruntukkan Penggunaan Tanah Terhadap pemanfaatan tanah di Kecamatan Ngaglik, Maka harus di tempuh bebarapa cara: 1 . Solusi yang ditempuh Dinas Pengendalian Pertanahan Daerah a. Perbaikan dalam internal instansi yang terkait dalam pelaksanaan regulasi dalam hal pengawasan pelaksanaan peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2001. Solusi yang ditempuh Dinas Pengendalian Pertanahan Kabupaten Sleman terhadap Pemanfaatan Tanah di Kecamatan Ngaglik Sleman dengan memperbaikan secara internal yaitu sumber daya manusia yang melaksanakan pengawasan pelaksanaan peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19 Tahun 2001. Hasil wawancara menunjukkan bahwa instansi sering mengirimkan pegawainya untuk ikut seminar maupun pelatihan tentang pertanahan khususnya pada bidang pelayanan perizinan untuk peruntukan tanah. Pengetahuan dan ketrampilan personal instansi dalam menangani pengawasan pelaksanaan peraturan juga sangat diperlukan supaya pelaksanaan dapat berjalan sesuai peraturan yang sudah ditentukan. Pegawai dituntut memahami berbagai hal yang ada di peraturan supaya tidak ada penyalahgunaan dalam penggunaannya dan peruntukan tanah tersebut b. Fungsi kedalam, fungsi ke organisasi Dinas Pengendalian Pertanahan Daerah Kabupaten Sleman lebih kepada penanganan berkas berkas perizinan agar bisa digunakan agar cepat, mudah dan tersimpan dengan baik. Solusi yang tidak kalah pentingnya selain pemahaman tentang peraturan, fungsi pegawai dalam instansi dituntut untuk memperbaiki diri secara kedalam yaitu meningkatkan fungsi organisasi secara optimal dengan terus membenahi kualitas pelayanan secara

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH MENYANGKUT KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN

0 3 15

PELAKSANAAN IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH (IPPT) DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN SLEMAN

0 2 108

PENGELOLAAN TANAH KAS DESA DI DESA GIRIPURWO KECAMATAN GIRIMULYO KABUPATEN KULON PROGO MENURUT PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG PEMANFAATAN TANAH DESA

1 9 123

PENGGUNAAN TANAH KAS DESA (TANAH PERTANIAN) UNTUK PEMBANGUNAN USAHA KAFE DALAM MEWUJUDKAN TUJUAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2012.

0 5 19

PENDAHULUAN PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN UNTUK USAHA RUMAH MAKAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN.

0 1 19

SKRIPSI PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN UNTUK USAHA RUMAH PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN UNTUK USAHA RUMAH MAKAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN.

0 2 15

PENUTUP PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN UNTUK USAHA RUMAH MAKAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN.

0 3 6

Perda No. 20 Tahun 2001 RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

0 0 13

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

0 0 24

Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro No 4 Tahun 2011 Tentang Pencabutan Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 23 Tahun 2001 Tentang Retribusi Izin Perusahaan Penggilingan Padi

0 0 3