Yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai sektor-sektor yang tidak temasuk diatas misalnya kredit untuk tujuan-tujuan konsumtif.
e. Kredit menurut kualitas atau kolektibilitasnya
Menurut kualitas atau kolektibilitasnya, kredit dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Kredit lancar L 2. Kredit Dalam Perhatian Khusus DPK
3. Kredit Kurang Lancar KL 4. Kredit Diragukan D
5. Kredit Macet M
f. Kredit menurut ukuran besar kecilnya debitur
Jenis kredit ini terdiri dari: 1. Kredit usaha kecil dan menengah UKM, termasuk juga kredit untuk koperasi
sehingga sering disebut juga kredit usaha kecil, koperasi dan menengah UKKM. 2. Kredit korporasi yaitu kredit dengan jumlah besar dan diperuntukkan bagi debitur
korporasi perusahaan besar.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Fungsi kredit
Fungsi kredit pada dasarnya ialah pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat to serve the society dalam rangka mendorong dan melancarkan
perdagangan, mendorong dan melancarkan produksi, jasa-jasa dan bahkan konsumsi yang kesemuanya itu pada akhirnya ditujukan untuk menaikkan taraf hidup rakyat
banyak Kasmir, 2007:100. Fungsi kredit menurut Kasmir 2007:100 yaitu :
a. Meningkatkan daya guna barang. Pemberian kredit dapat digunakan untuk mengolah barang yang tidak berguna
menjadi lebih berguna. b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
Uang yang diberikan dan disalurkan lewat kredit akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lain sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh
kredit dapat meningkatkan jumlah uang. c. Meningkatkan peredaran barang.
Universitas Sumatera Utara
Menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar akan semakin banyak.
d. Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi. Kredit dapat menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat dan juga
menambah jumlah ekspor sehingga dapat meningkatkan jumlah devisa negara. e. Meningkatkan kegairahan berusaha.
Kredit dapat meningkatkan gairah bagi pengusaha yang kekurangan dana. f. Pemerataan pendapatan.
Kredit dapat menciptakan lapangan kerja baru sehingga jumlah pengangguran akan semakin berkurang.
2.1.4 Kredit Umum Pedesaan KUPEDES
KUPEDES adalah suatu fasilitas kredit yang disediakan oleh Bank Rakyat Indonesia BRI Unit, bukan oleh Kantor Cabang BRI atau Bank lain untuk
mengembangkan atau meningkatkan usaha kecil yang layak. Sasaran KUPEDES ini adalah Perorangan atau Perusahaan usahanya dinilai layak eligible dan golongan
masyarakat berpenghasilan tetap misalkan Pegawai Negeri Sipil dengan pangkat lid kebawah dan bukat pejabat, Anggota ABRI pangkat pembantu letnan I kebawah dan
bukan pejabat, pegawai perusahaan daerah, pensiunan dari pegawai berpenghasilan
Universitas Sumatera Utara
tetap, dll. Kupedes ini terdiri dari kupedes investasi dan kupedes modal kerja dimana sektor yang dibiayai oleh kupedes adalah sektor pertanian, perindustrian,
perdagangan, dan golongan berpenghasilan tetap. Kredit Umum Pedesaan Kupedes adalah kredit yang bersifat umum, individual,
selektif dan berbunga wajar yang bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan usaha mikro yang layak eligible. Kupedes merupakan kredit yang
dilayani di BRI Unit diberikan dalam mata uang rupiah Anonymous, 2003. Kupedes dapat diberikan untuk semua kebutuhan pembiayaan usaha mikro
microfinancing di masayarakat dengan prosedur yang relatif mudah dan sederhana, baik untuk tujuan produktif maupun konsumtif.
1. Plafond Besarnya plafond kupedes adalah sampai dengan Rp. 50.000.000,- lima puluh juta
rupiah yang sumber pembayaran kembali kreditnya berasal dari cash flow usaha dan atau dari pendapatan tetap peminjam. Khusus untuk kupedes dengan jaminan
fully cash collateral besarnya plafond yang dapat diberikan, diatur dalam ketentuan tersendiri.
Universitas Sumatera Utara
2. Jenis Kupedes Kupedes dapat digunakan untuk pembiayaan :
a. Modal kerja b. Investasi
c. Golongan Berpenghasilan Tetap Golbertap, yang dapat digunakan untuk pembiayaan usaha produktif dan konsumtif.
3. Suku Bunga Kupedes Perhitungan suku bunga kupedes saat ini ditetapkan dengan perhitungan flat rate
sistem yaitu bahwa bunga kupedes dihitung dari besarnya maksimum kredit mulamula dan dibebankan sepanjang waktu kredit. Dasar pertimbangan
ditetapkannya flat rate sistem dalam perhitungan bunga kupedes antara lain : a. Memberikan keuntungan
Ketentuan suku bunga kupedes ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat menutup seluruh pembiayaan termasuk biaya dana yang tidak disubsidi, biaya
operasional dan biaya resiko kredit, serta menghasilkan keuntungan yang cukup untuk menjaga kelangsungan dan pengembangan kegiatan BRI unit.
b. Sesuai kondisi pasar
Universitas Sumatera Utara
Bank maupun lembaga keuangan formal dan non formal yang memberikan kredit dengan pasar sasaran yang relatif sama dengan kupedes dan merupakan pesaing
BRI unit, juga menerapkan bunga kredit dengan sistem perhitungan flat. Dengan demikian, penetapan bunga kupedes dengan perhitungan flat merupakan sistem
yang saat ini dianggap sesuai dengan kondisi pasar untuk kredit dengan skala usaha mikro.
c. Usaha mikro memiliki margin tinggi dan turn over yang cepat Jenis-jenis usaha mikro yang dibiayai oleh kupedes relatif mempunyai margin
yang tinggi dan turn over yang cepat dibandingkan dengan usaha-usaha dalam skala besar, sehingga perhitungan bunga dengan sistem flat dapat diterima oleh
pengusaha mikro yang dibiayai oleh kupedes, sepanjang kemudahan, kesederhanaan dan kepastian untuk dapat memperoleh kembali layanan kupedes
jika memenuhi persyaratan yang ditetapkan dapat diberikan oleh BRI unit. d. Memudahkan perhitungan
Perhitungan dengan flat rate sistem akan memudahkan perhitungan bunga dengan sistem lainnya. Disamping itu tersedianya total angsuran di setiap BRI unit juga
sangat membantu debitur untuk mengetahui kewajiban yang harus dibayar setiap bulannya.
2.1.5 Jenis- Jenis Kupedes
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan sumber pembayaran kredit dan tujuan penggunaan kreditnya, kupedes dapat dibagi dalam 3 jenis, yaitu :
a. Kupedes Modal Kerja Kupedes Modal Kerja merupakan kredit yang diberikan kepada debiturcalon
debitur untuk membiayai modal kerja yang bersangkutan. b. Kupedes Investasi
Kupedes Investasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur atau calon debitur untuk pembelian barang-barang modal dan jasa yang diperlukan guna
rehabilitasi, modernisasi, ekspansi atau pendirian usaha baru. c. Kupedes Golongan Berpenghasilan Tetap Golbertap
Kupedes Golongan Berpenghasilan Tetap Golbertap merupakan kredit yang diberikan kepada debitur atau calon debitur golongan berpenghasilan tetap, baik
untuk tujuan produktif maupun konsumtif. Tujuan penggunaan produktif adalah untuk membiayai kegiatan usaha produktif
dari debitur yang bersangkutan, baik dalam bentuk modal kerja maupun investasi. Tujuan penggunaan konsumtif adalah pemberian kredit untuk keperluan konsumtif
dengan cara membeli, menyewa atau dengan cara lain yang tidak untuk keperluan modal kerja atau investasi.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Perilaku Konsumen
Semakin maju sistem perekonomian dan teknologi dalam suatu negara, maka strategi yang dijalankan perusahaan harus berkembang juga, khususnya dibidang
pemasaran. Oleh sebab itu, perusahaan perlu memahami perilaku konsumen dan kaitannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam
menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen.
Perilaku konsumen consumer behavior adalah interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar kita di mana manusia
melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka Peter, 2000:6. Hubungannya dengan keputusan pembelian suatu produk atau jasa, pemahaman mengenai perilaku
konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan seperti apa what yang dibeli, dimana membeli where, bagaimana kebiasaan how often membeli dan dalam keadaan apa
under what condition barang barang dan jasa-jasa dibeli. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran didukung dengan pemahaman yang baik mengenai perilaku
konsumen, karena dengan memahami perilaku konsumen tersebut perusahaan dapat memikirkan apa saja yang diinginkan konsumen.
2.2.1 Model Perilaku Konsumen
Universitas Sumatera Utara
Keputusan konsumen dalam pembelian selain dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh rangsangan perusahaan yang mencakup produk,
harga, tempat dan promosi. Variabel-variabel diatas saling mempengaruhi proses keputusan pembelian sehingga menghasilkan keputusan pembelian yang didasarkan
pada pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, jumlah pembelian Kotler, 2008:223.
Rangsangan Pemasaran
Rangsangan Lain
Karakteristik Pembeli
Proses Keputusan
Membeli Keputusan
Pembeli
Produk Harga
Tempat Promosi
Ekonomi Teknologi
Politik Budaya
Budaya Sosial
Pribadi Psikologis
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi Keputusan
Perilaku pasca
pembelian Pilihan
produk Pilihan
merek Pilihan
penyalur Waktu
pembelian Jumlah
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen Sumber: Kotler, 2008:223
Pada Gambar 2.1 menunjukkan bahwa rangsangan pemasaran dan lingkungan merupakan rangsangan yang mempengaruhi konsumen yang pada akhirnya
menghasilkan jawaban tertentu. Rangsangan penjualan atau dapat disebut sebagai bauran pemasaran terdiri dari empat unsur yaitu produksi, harga, promosi.
Perangsang lainnya terdiri dari kekuatan utama dan kejadian-kejadian dalam lingkungan pembeli yaitu: perekonomian, teknologi, politik, dan budaya. Semua
Universitas Sumatera Utara
rangsangan tersebut melewati karakter pembeli budaya, sosial, perorangan, kejiawaan serta proses keputusan pembeli yang nantinya menghasilkan keputusan
pembeli berupa memilih produksi, memilih jenis, memilih pemasok, penentuan saat pembelian dan jumlah pembelanjaan. Tugas pemasar adalah memahami apa yang
terjadi di antara rangsangan dan jawaban. Karakter pembeli memiliki pengaruh utama mengenai bagaimana seorang pembeli bereaksi terhadap rangsangan itu dan proses
keputusan pembelian yang mempengaruhi hasil keputusan. Stimuli pemasaran seperti dalam model perilaku pembelian yang lebih dikenal dengan istilah bauran
pemasaranmarketing mix terdiri dari seperangkat alat pemasaran yang dapat dikendalikan dan digunakan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang
diinginkan dalam pasar sasaran Kotler, 2009. Bagi perusahaan atau organisasi penyedia jasa, elemen-elemen bauran pemasaran ini dikembangkan lagi menjadi
tujuh alat yang terdiri dari Product,Price, place, Promotion, People, Physical Evidence, Process. Selain stimuli pemasaran dan lingkungan terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen dan dapat menimbulkan minat atau keputusan pembelian.
Menurut Kotler 2008, faktor-faktor tersebut adalah: 1. Faktor Budaya
2. Faktor Sosial 3. Faktor Pribadi
4. Faktor Psikologis
Universitas Sumatera Utara
2.3 Minat Beli Minat Terhadap produk Kupedes
Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan
pada periode tertentu. Niat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Minat
digambarkan sebagai suatu situasi seseorang sebelum melakukan suatu suatu tindakan, yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan
tersebut Durianto, 2003:109. Terdapat perbedaan antara pembelian aktual yang benar-benar dilakukan oleh
konsumen dengan minat beli. Minat beli adalah kecendrungan pembelian untuk melakukan pembelian di masa yang akan datang. Minat beli pelanggan dapat dilihat
dari hasil Outcome yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa, sama atau melebihi harapan yang diinginkan.
Analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat terhadap produk KUPEDES BRI menunjukan bahwa terdapat beberapa factor yang berpengaruh
terhadap minat nasabah untuk memilih produk Kupedes dari BRI sebagai media untuk mendapatkan tambahan dana.
Dimensi yang digunakan untuk menilai minat nasabah dalam menggunakan produk Kupedes BRI Gusmao, 2011 yaitu:
1. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat 2. Tinggi rendahnya suku bunga bank
Universitas Sumatera Utara
3. Adanya tingkat kepercayaan terhadap bank
2.4 Faktor–faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Terhadap Produk KUPEDES
2.4.1 Produk
Prduk adalah keseluruuhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dala prduk adalah
konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi memberi benefit dan value dari produk tersebut yang disebut “the offer”. Terutama pada produk jasa yang
kita kenal tidak menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen Lupiyoadi, 200:58. Produk adalah sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Strategi produk yang dilakukan perbankan yaitu: 1. Penentuan logo dan motto. Logo merupakan ciri khas untuk bank, sedangkan
motto merupakan kata-kata berisikan visi dan misi perbankan. 2. Menciptakan merek. Merek merupakan sesuatu untuk mengenal barang atau jasa
yang ditawarkan. 3. Menciptakan kemasan. Dalam dunia perbankan kemasan lebih diartikan kepada
pemberian pelayanan atau jasa kepada nasabah.
Universitas Sumatera Utara
4. Keputusan Label. Label merupakan sesuatu yang ditawarkan dan merupakan bagian dari kemasan.
Produk yang terbaik tidak selalu dapat memenangkan pasar. Kadang-kadang, produk yang dipasarkan dengan lebih baiklah yang menang, bukan produk yang lebih baik
Kotler, 2003:159. Produk dapat dikembangkan dalam delapan indikator penelitian, yaitu kesan
lebih baik dari produk lain, produk yang memenuhi keinginan, produk yang lebih memuaskan, produk yang aman, kualitas keseluruhan produk yang lebih baik, produk
yang paling sesuai dengan kebutuhan nasabah, produk paling dikenal masyarakat dan produk yang mudah diingat nasabah. Pengembangan Variabel produk terdiri dari 8
indikator penelitian Trisnadi, 2013. 1. Kesan lebih baik dari produk pinjaman bank lain
2. Produk yang memenuhi keinginan nasabah 3. Produk yang lebih memuaskan nasabah
4. Produk yang aman 5. Kualitas keseluruhan produk yang lebih baik
6. Produk yang paling sesuai dengan kebutuhan nasabah 7. Produk paling dikenal masyarakat
8. Produk mudah diingat nasabah
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Tingkat Suku Bunga
Bagi perbankan terutama bank yang berlandaskan prinsip konvensional, harga adalah bunga, biaya administrasi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, iuran, provisi
dan lainnya. Tingkat bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang
senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Tingkat bunga ini dapat mempengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat keseharian dan
mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian. Tingkat bunga mempengaruhi keputusan seseorang atau rumah tangga dalam hal mengkomsumsi,
membeli obligasi atau menaruhnya dalam rekening tabugan. Tingkat bunga adalah harga yang dibayar untuk penggunaan uang dalam jangka
waktu tertetu, karena uang tersebut sering ditanamkan dalam barang modal, tingkat bunga dapat dianggap sebagai pembayaran atas penggunaan modal atau dengankata
lain bunga merupakan bagian pendapatan orang yang memiliki modal atau dengan kata lain bunga merupakan bagian pendapatan orang yang memiliki modal.
Bunga bank merupakan balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvesional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya atau
biasa diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah yang memiliki simpanan dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada Kasmir, 2007:131.
Universitas Sumatera Utara
Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu sebagai berikut:
1. Bunga simpanan bunga simpanan adalah bunga yang diberikan senagai rangsangan atau balas jasa
bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro,
bunga tabungan, dan bunga deposito. 2. Bunga pinjaman
Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh bunga kredit Kasmir,
2007:132. Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus
dikeluarkan kepada nasabah, sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah.
Tingkat suku bunga yang tinggi akan mendrong nasabah untuk menyimpan dananya di bank. Namun dari sisi pemerintah dan kestabilan perekonomian kenaikan
suku bunga akan berdampak buruk dan penurunan suku bunga akan menjadi langkah awal yang baik Andriyani, 2012
Universitas Sumatera Utara
Dimensi yang digunakan untuk menilai tingkat suku bunga adalah sebagai berikut Kasmir, 2007:133:
1. Tinggi rendahnya suku bunga pinjaman. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman, masing-masing saling
mempengaruhi satu sama lainnya. Seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian
sebaliknya. 2. Suku bunga pesaing
Dalam memperebutkan dana simpanan, pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Jika hendak membutuhkan ana cepat, sebaiknya bank menaikkan bunga
simpanan di atas pesaing, namun untuk bunga pinjaman harus berada di bawah bunga pesaing.
3. Reputasi perusahaan Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan
tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Kuaitas Pelayanan
Kualitas Layanan merupakan perbandingan antara layanan yang dirasakan persepsi konsumen dengan kualitas layanan yang diharapkan konsumen. Jika
kualitas layanan yang dirasakan sama atau melebihi kualitas layanan yang diharapkan, maka layanan dikatakan berkualitas dan memuaskan Purnama, 2006:19.
Kualitas pelayanan jasa memiliki 5 lima dimensi pengukuran Lupiyoadi, 2001:148, yaitu:
1. Bukti Fisik Tangibles Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada
pihak eksternal. Penampilan, kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan lingkungan sekitar adalah bukti fasilitas fisikgedung, gudang, penampilan
karyawan, dan lain senagainya. 2. Keandalan Reliability
Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan dengan cepat, tepat, akurat, dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan
harapan pelanggan yang berarti ketepapatn waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
3. Daya Tanggap Responsiveness Yaitu kemauan pegawai untuk tanggap membantu para pelanggan dan
memberikan pelayanan yang cepat, tepat dengan disertai penyampaian jasa yang jelas. Dalam hal ini perusahaan tidak hanya selalu cepat tanggap pada keluhan
Universitas Sumatera Utara
konsumen yang timbul karena janji tidak terpenuhi, namun juga cepat tanggap menangkap perubahan yang terjadi dalam pasar, teknologi, peralatan dan perilaku
konsumen. 4. Jaminan Assurance
Yaitu pengetahuan, kesopansatunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada perusahaan. Variabel ini
terdiri dari beberapa komponen antara lain komunikasi communication, kredibilitas credibility, keamanan, kompetensi competence, dan sopan santun
cortecy. Faktor penentu tingkat kualitas pelayanan adalah faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya keadaan tidak terpenuhinya harapan kualitas pelayanan dari sisi pelanggan, yang sering dinyatakan sebagai model kualitas pelayanan. Terjadinya
kesenjangan ini disebabkan oleh kegagalan pihak penyedia jasa dalam penyampaian pelayanan atau jasa secara menyeluruh sesuai dengan dimensi kualitas pelayanan.
Lima kesenjangan tersebut Kotler, 2003 : 498 adalah: 1. Kesenjangan antara harapan konsumen dengan persepsi manajemen. Manajemen
tidak selalu memahami secara tepat apa yang diinginkan pelanggan. Akibatnya manajemen tidak mengetahui bagaimana suatu jasa didesain dan jasa pendukung
apa saja yang digunakan pelanggan. 2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa
Universitas Sumatera Utara
Manajemen mungkin memahami secara tepat keinginan pelanggan tetapi tidak menetapkan suatu set standar kinerja spesifik. Hal ini disebabkan karena tidak
adanya komitmen total manajemen terhadap kualitas jasa. 3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Para petugas
mungkin kurang terlatih, tidak mampu atau tidak mau memenuhi standar atau mereka dihadapkan pada standar yang berlawanan seperti menyediakan waktu
untuk mendengarkan pelanggan dan melayani mereka dengan cepat. 4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal.
Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan para petugas perusahaan dan iklan perusahaan. Terjadinya ketidakpuasan antara janji yang ditawarkan penyedia
jasa yang telah dikomunikasikan pada konsumen sehingga terjadi perspektif negatif terhadap kualitas jasa yang dipersepsikan.
5. Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan Kesenjangan ini terjadi apabila terdapat perbedaan persepsi antara jasa yang
dirasakan dan jasa yang diharapkan oleh pelanggan. Jika keduanya terbukti sama maka perusahaan akan memperoleh dampak positif. Namun, bila yang diterima
lebih rendah dari yang diharapkan, maka kesenjangan ini akan menimbulkan permasalahan bagi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu Peneliti
Tahun Judul
Penelitian Teknik
Analisis Hasil Penelitian
Marantika 2013
Analisis faktor-faktor
yang mempengaruh
i kelancaran pengembalian
Kredit Usaha Rakyat Mikro
Regresi Logistik
Variabel jumlah tanggungan keluarga an omzet usaha yang
berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian kredit usaha rakyat
mikro.
PenelitiTah un
Judul Penelitian
Teknik Analisis
Hasil Penelitian
Windhy 2007
Analisis Sikap Petani
Nasabah Kredit Umum
Pedesaan KUPEDES
di Bank Rakyat
Indonesia Studi Kasus
di BRI Unit Batu II
Analisis deskriptif,
analisis asosiasi
Cochran Q Test
dan Analisis
Multiatrib ut Sikap
Fishbein 1. Karakteristik petani nasabah
bahwa mayoritas petani nasabah berjenis
kelamin laki-laki dan sudah menikah, usia berkisar antara 41-
60 tahun dengan tingkat pendidikan yang rendah, dan luas
lahan yang sempit.
2. kondisi dan pandangan petani mengenai kupedes adalah petani
mayoritas memiliki insiatif sendiri dalam mengambil
kupedes dan tidak ada yang mempengaruhi dalam
pengambilan kupedes. Barang- barang
yang dijaminkan oleh petani mayoritas menjaminkan sertifikat
tanah dan pendapat petani tentang jaminan yang ditetapkan
adalah tidak memberatkan. 3. Berdasarkan analisis sikap yang
dilakukan didapatkan hasil bahwa petani responden memiliki sikap
Universitas Sumatera Utara
yang menunjukkan peluang yang bagus untuk mengambil kupedes.
Selain itu juga petani nasabah kupedes memiliki sikap yang
baik terhadap 8 atribut terhadap kupedes yaitu jangka waktu
pengembalian, tingkat suku bunga, jenis kupedes, pelayanan,
birokrasi,
kepercayaan masyarakat, lokasi bank, jaminan.
Manurung 2007
Pengaruh Kinerja
Pelayanan terhadap
Kepuasan Nasabah pada
PT Bank Jatim Cabang
Malang Analisis
Regresi Linier
Berganda Variabel kinerja pelayanan yaitu
bukti fisik, keanalan, daya tanggap, jaminan, dan perhatian mempunyai
pengaruh terhadap kepuasan nasabah baik secara partial
maupun parsial
Puji, Tri 2011
Faktor-faktor yang
dipertimbang- kan nasabah
dalam pengambilan
KUPEDES di Bank Rakyat
Indonesia Unit Kersana,
Brebes Analisis
Faktor Terdapat 8 faktor yang
dipertimbangkan nasabah dalam pengambilan KUPEDES di BRI
Brebes, yaitu faktor budaya, strategi perusahaan, status
ekonomi, pelayanan, psikologi, lokasi, status sosial, dan pribadi.
Eka 2008 Analisis
Faktor-Faktor Yang
Mempe- ngaruhi
Tingkat Pengembalian
Kredit Oleh UMKM
Regresi logistik
Faktor-faktor yang
berpengaruh secara nyata dan
memiliki keterkaitan
secara nyata terhadap
tingkat
Universitas Sumatera Utara
Studi Kasus Nasabah
Kupedes PT. BRI,
Tbk Persero Unit Cigudeg
Cabang Bogor.
pengembalian Kupedes lancar
atau menunggak adalah
omzet usaha dan frekuensi
peminjaman kredit.
Efraim 2013
Motivasi, Keyakinan,
dan Sikap Nasabah
Terhadap Keputusan
Menggunakan KUPEDES di
BRI Unit Girian
Analisis Regresi
Linier Berganda
Secara simultan, motivasi, sikap, dan keyakinan nasabah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menggunakan
Kupedes. Secara parsial, motivasi, sikap, dan
keyakinan nasabah berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap keputusan menggunakan Kupedes
2.6 Kerangka Konseptual