2.4.3 Kuaitas Pelayanan
Kualitas Layanan merupakan perbandingan antara layanan yang dirasakan persepsi konsumen dengan kualitas layanan yang diharapkan konsumen. Jika
kualitas layanan yang dirasakan sama atau melebihi kualitas layanan yang diharapkan, maka layanan dikatakan berkualitas dan memuaskan Purnama, 2006:19.
Kualitas pelayanan jasa memiliki 5 lima dimensi pengukuran Lupiyoadi, 2001:148, yaitu:
1. Bukti Fisik Tangibles Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada
pihak eksternal. Penampilan, kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan lingkungan sekitar adalah bukti fasilitas fisikgedung, gudang, penampilan
karyawan, dan lain senagainya. 2. Keandalan Reliability
Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan dengan cepat, tepat, akurat, dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan
harapan pelanggan yang berarti ketepapatn waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
3. Daya Tanggap Responsiveness Yaitu kemauan pegawai untuk tanggap membantu para pelanggan dan
memberikan pelayanan yang cepat, tepat dengan disertai penyampaian jasa yang jelas. Dalam hal ini perusahaan tidak hanya selalu cepat tanggap pada keluhan
Universitas Sumatera Utara
konsumen yang timbul karena janji tidak terpenuhi, namun juga cepat tanggap menangkap perubahan yang terjadi dalam pasar, teknologi, peralatan dan perilaku
konsumen. 4. Jaminan Assurance
Yaitu pengetahuan, kesopansatunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada perusahaan. Variabel ini
terdiri dari beberapa komponen antara lain komunikasi communication, kredibilitas credibility, keamanan, kompetensi competence, dan sopan santun
cortecy. Faktor penentu tingkat kualitas pelayanan adalah faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya keadaan tidak terpenuhinya harapan kualitas pelayanan dari sisi pelanggan, yang sering dinyatakan sebagai model kualitas pelayanan. Terjadinya
kesenjangan ini disebabkan oleh kegagalan pihak penyedia jasa dalam penyampaian pelayanan atau jasa secara menyeluruh sesuai dengan dimensi kualitas pelayanan.
Lima kesenjangan tersebut Kotler, 2003 : 498 adalah: 1. Kesenjangan antara harapan konsumen dengan persepsi manajemen. Manajemen
tidak selalu memahami secara tepat apa yang diinginkan pelanggan. Akibatnya manajemen tidak mengetahui bagaimana suatu jasa didesain dan jasa pendukung
apa saja yang digunakan pelanggan. 2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa
Universitas Sumatera Utara
Manajemen mungkin memahami secara tepat keinginan pelanggan tetapi tidak menetapkan suatu set standar kinerja spesifik. Hal ini disebabkan karena tidak
adanya komitmen total manajemen terhadap kualitas jasa. 3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Para petugas
mungkin kurang terlatih, tidak mampu atau tidak mau memenuhi standar atau mereka dihadapkan pada standar yang berlawanan seperti menyediakan waktu
untuk mendengarkan pelanggan dan melayani mereka dengan cepat. 4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal.
Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan para petugas perusahaan dan iklan perusahaan. Terjadinya ketidakpuasan antara janji yang ditawarkan penyedia
jasa yang telah dikomunikasikan pada konsumen sehingga terjadi perspektif negatif terhadap kualitas jasa yang dipersepsikan.
5. Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan Kesenjangan ini terjadi apabila terdapat perbedaan persepsi antara jasa yang
dirasakan dan jasa yang diharapkan oleh pelanggan. Jika keduanya terbukti sama maka perusahaan akan memperoleh dampak positif. Namun, bila yang diterima
lebih rendah dari yang diharapkan, maka kesenjangan ini akan menimbulkan permasalahan bagi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1