50
G. Kerangka Pikir
Berdasarkan pengamatan tampak bahwa motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA di kelas V SD N 1 Kebondalem Lor masih rendah. Saat
pembelajaran berlangsung siswa terlihat kurang aktif dan cepat bosan karena metode yang digunakan guru kurang bervariasi. Melihat situasi yang demikian
perlu dilakukan upaya pemecahan masalah melalui penerapan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Sebagai alternatif pembelajaran yang
dapat dilakukan adalah dengan penerapan model
Contextual Teaching and Learning
CTL. CTL merupakan sebuah model pembelajaran yang berusaha mengaitkan
materi pelajaran dengan kejadian atau pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. CTL mengarahkan pembelajaran kepada upaya untuk membangun kemampuan
berpikir dan kemampuan menguasai materi pelajaran, dimana pengetahuan yang sumbernya dari luar diri yang kemudian dikontruksi dalam diri siswa. Di dalam
pembelajaran CTL terdapat kegiatan-kegiatan yang menarik seperti dengan menggunakan pemodelan, pertanyaaan-pertanyaan, kegiatan yang merangsang
keingintahuan siswa, dan kegiatan yang memerlukan kerja sama sehingga dapat diterapkan oleh guru untuk mempertinggi motivasi belajar siswa.
Motivasi belajar adalah kekuatan, daya pendorong atau alat pembangun kesediaan yang kuat dalam diri siswa untuk belajar secara aktif, kreatif, inovatif
dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik aspek kognitif, psikomotorik maupun afektif. Motivasi belajar merupakan kekuatan yang
51
mendorong siswa untuk belajar dengan baik sehingga siswa dapat mencapai tujuan dari pembelajaran IPA.
Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dapat di lakukan dengan menerapkan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning
CTL. CTL bisa meningkatkan motivasi belajar karena dalam pembelajaran memanfaatkan
rasa ingin tahu, tantangan, keterlibatan siswa, dan otonomi siswa. Sebagian besar aktivitas di dalam kelas dilaksanakan oleh siswa. Guru lebih bertindak sebagai
fasilitator dan motivator. Dalam pembelajaran CTL siswa akan dihadapkan pada masalah yang
menantang sehingga siswa akan terdorong untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Selain itu dalam pembelajaran CTL akan
meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama dengan sesama teman serta membantu siswa untuk tumbuh dan berkembang.
CTL dapat membantu siswa dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan di dalam pembelajaran CTL siswa akan dihadapkan pada
pertanyaan yang harus dipecahkan, sehingga siswa akan termotivasi untuk memecahkan masalah tersebut dengan benar. Selain itu, dalam pembelajaran
CTL, siswa juga bekerja sama dalam kelompoknya sehingga dapat lebih efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
52
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir H.
Hipotesis Penelitian
Menurut Uhar Suharsaputra 2014: 63, hipotesis adalah pra anggapan atau kesimpulan sementara atas suatu fenomena yang perlu diuji kebenarannya.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa terdapat pengaruh dalam penerapan model
Contextual Teaching and Learning
terhadap motivasi belajar IPA siswa kelas V SD N 1 Kebondalem
Lor.
Motivasi belajar
siswa meningkat karena siswa
lebih tertarik
mengikuti kegiatan pembelajaran yang
bervariasi. Penarapan model CTL yaitu
model pembelajaran
yang mengaitkan pengalaman siswa
dengan materi
yang disampaikan.
Motivasi belajar siswa rendah karena siswa kurang tertarik
dalam pembelajaran. Pembelajaran di kelas V SD
N 1 Kebondalem Lor masih berpusat pada guru.
53
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data berupa angka, yang
akan diolah dan kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi ilmiah dibalik angka tersebut Nanang Martono, 2011:20. Penelitian kuantitatif dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, yaitu penelitian eksperimen dan non-eksperimen. Penelitian eksperimen sendiri dapat dibagi menjadi eksperimen murni, eksperimen
semu dan eksperimen lemah. Pada penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu atau biasa
disebut quasi eksperimen. Pemilihan metode quasi eksperimen ini dikarenakan pada penelitian ini penentuan sampel tidak secara random sehingga dapat
mempermudah pelaksanaan penelitian di sekolah dasar. B.
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain
nonequivalent kontrol group design
. Dalam penelitian ini melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kegiatan eksperimen pada penelitian ini dilakukan pada kelompok siswa kelas V, yang terdiri dari kelas VA dan VB. Kedua kelas
mempunyai kemampuan yang setara atau homogen sehingga pemilihan kelompok dilakukan dengan cara undian. Setelah dilakukan pengundian, kelas VB terpilih
sebagai kelompok eksperimen yang diberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning
X dan kelas VA terpilih