48
sehingga mendorong siswa untuk mencari dan menambah wawasannya melalui belajar mandiri.
Wina Sanjaya
2011:301-303 menyebutkan
langkah-langkah pembelajaran ekspositori adalah tahap persiapan, penyajian. korelasi, generalisasi,
dan mengaplikasikan. Tahap persiapan, yaitu mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Setelah siswa siap untuk belajar, dilanjutkan dengan
tahap penyajian atau penyampaian materi pelajaran. Tahap korelasi yaitu menghubungkan materi dengan pengalaman siswa. Tahap generalisasi, yaitu
menyimpulkan materi pelajaran. Terakhir adalah tahap mengaplikasikan, yaitu unjuk kemampuan siswa setelah pelajaran yang dapat dilakukan dengan
pemberian tugas. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
ekspositori merupakan pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari guru kepada siswa dengan tujuan siswa memahami
materi yang disampaikan. Dalam pembelajaran ini guru lebih bersifat dominan dalam pembelajaran serta lebih menekankan pada pencapaian nilai.
F. Penelitian yang Relevan
Nurul Latifah Hakim dalam hasil penelitiaannya yang berjudul “Meningkatkan Sikap Ilmiah Melalui CTL pada Mata Pelajaran IPA Kelas VA
SD N Bakalan” dalam jurnal Pendidikan Guru SD edisi September Vol.II No.9 tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan sikap ingin tahu siswa pada siklus I
sebesar 59,65, siklus II 68,77, dan siklus III 78,26. Sedangkan aktivitas guru menggunakan pendekatan kontekstual pada siklus I sebesar 78,48, siklus II
49
sebesar 81,98, dan siklus III sebesar 94,44. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin baik aktivitas guru, semakin baik pula aktivitas pembelajaran yang
dilakukan siswa. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan sikap ingin tahu siswa.
Astutiningrum dalam hasil penel itiannya yang berjudul “Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning
CTL pada mata pelajaran IPA Kelas IV SD N Godean 2”. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA. Mahasiswa jurusan
PGSD Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil yang diperoleh nilai afektif siswa pada siklus I adalah sebesar 47,5 dan siklus II adalah sebesar 77,5 berada pada
kriteria baik, dengan meningkat 30. Nilai aspek psikomotor pada siklus I sebesar 50 dan siklus II sebesar 77,5 berada pada kategori baik, dengan meningkat sebesar
27,5. Selain itu. Aspek kognitif juga meningkat, nilai rata-rata sebelum tindakan 59,54 dan setelah tindakan sebesar 71,62 dengan meningkat sebesar 12,08.
Didik Setiawan dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Meningkatkan
hasil belajar IPA tentang Ciri-ciri Khusus Makhluk Hidup dengan Pendekatan CTL
Contextual Teaching and Learning
bagi Siswa Kelas VI SDN Teges Purworejo”. Mahasiswa jurusan PGSD Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil
penelitiannya menunjukkan peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dari siklus I sebesar 71,04 menjadi 78,04 pada siklus II. Pencapaian ketuntasan belajar pada
siklus I sebesar 59,26 dan siklus II sebesar 85,19. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran juga terlihat semakin meningkat. Motivasi dan penalaran
terhadap masalah yang ada di sekitar siswa mulai terbentuk dengan baik
50
G. Kerangka Pikir