Kajian tentang Model Pembelajaran Ekspositori

46 c. Pembelajaran lebih diminati siswa karena memakai instrumen yang beragam dan bersifat rekreatif. Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran melalui kegiatan yang dilakukan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan model pembelajaran CTL adalah siswa tertarik dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan pengetahuan siswa berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya.

E. Kajian tentang Model Pembelajaran Ekspositori

Pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru ialah model pembelajaran yang ekspositori. Pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari guru kepada siswa, agar siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan Wina Sanjaya, 2011:299. Pembelajaran ekspositori sering disebut dengan pembelajaran langsung, karena dalam pembelajaran ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru dan siswa tidak dituntut untuk menemukan materi tersebut. Sementara itu, menurut Yatim Riyanto 2012: 280 model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang didominasi oleh guru. Guru berperan penting dan dominan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran biasanya dimulai dari teori kemudian dilanjutkan dengan latihan soal. Mengajar yang bersifat langsung lebih menekankan pada penyampaian pengetahuan siswa sehingga pembelajaran lebih berpusat pada guru. Selama kegiatan pembelajaran guru cenderung lebih mendominasi kegiatan pembelajaran. Kebanyakan aktivitas siswa hanya mendengarkan dan menulis. 47 Pembelajaran ekspositori merupakan bentuk pembelajaran yang berorientasi pada guru. Guru memegang peran yang dominan dalam pembelajaran. Melalui pembelajaran ini guru menyampaikan materi secara terstruktur dengan harapan materi yang disampaikan dikuasai siswa dengan baik. Menurut Wina Sanjaya 2011:300 terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran ekspositori, yaitu: 1. Berorientasi pada tujuan Perumusan tujuan pembelajaran menjadi pertimbangan utama dalam pembelajaran ekspositori. Guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur sebelum pembelajaran dilaksanakan. 2. Prinsip komunikasi Pembelajaran merupakan proses komunikasi yang menunjuk pada proses penyampaian pesan yang berupa materi pelajaran dari guru kepada siswa. Guru harus dapat menghilangkan setiap gangguan yang dapat mengganggu proses komunikasi tersebut. 3. Prinsip kesiapan Guru harus memposisikan siswa dalam keadaan yang siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran, agar siswa dapat menerima informasi dengan baik. 4. Prinsip berkelanjutan Pembelajaran ekspositori mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Ekspositori dikatakan berhasil jika proses penyampaian materi dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan 48 sehingga mendorong siswa untuk mencari dan menambah wawasannya melalui belajar mandiri. Wina Sanjaya 2011:301-303 menyebutkan langkah-langkah pembelajaran ekspositori adalah tahap persiapan, penyajian. korelasi, generalisasi, dan mengaplikasikan. Tahap persiapan, yaitu mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Setelah siswa siap untuk belajar, dilanjutkan dengan tahap penyajian atau penyampaian materi pelajaran. Tahap korelasi yaitu menghubungkan materi dengan pengalaman siswa. Tahap generalisasi, yaitu menyimpulkan materi pelajaran. Terakhir adalah tahap mengaplikasikan, yaitu unjuk kemampuan siswa setelah pelajaran yang dapat dilakukan dengan pemberian tugas. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ekspositori merupakan pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari guru kepada siswa dengan tujuan siswa memahami materi yang disampaikan. Dalam pembelajaran ini guru lebih bersifat dominan dalam pembelajaran serta lebih menekankan pada pencapaian nilai.

F. Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD GUGUS WIJAYA KUSUMA KOTA SEMARANG

0 10 273

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUIPENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS VA SD MUHAMMADIYAH 22 SRUNI TAHUN 2015

0 6 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 060885 MEDAN.

0 0 35

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA Peningkatan Motivasi Belajar Ipa Dengan Menggunakan Metode Contextual Teaching And Learning Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Tambakboyo Pedan Tahun 2012/20

0 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Motivasi Belajar Ipa Dengan Menggunakan Metode Contextual Teaching And Learning Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Tambakboyo Pedan Tahun 2012/2013.

0 0 4

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA Peningkatan Motivasi Belajar Ipa Dengan Menggunakan Metode Contextual Teaching And Learning Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Tambakboyo Pedan Tahun 2012/20

0 1 20

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR BAHASA ARAB SISWA.

0 0 52

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYAPADA SISWA KELAS V SD N 1 MLATI LOR

0 0 18

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD 1 KARANGBENER

0 0 22

PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

0 0 8