2. Heteroskedastisitas
Adalah gejala dimana variasi tidak samatidak homogen. Hal ini bisa diketahui berdasarkan pengujian korelasi rank spearman.
Koefisien Rank
Spearman:
Rs = 1 - 6 1
2
N N
di
Keterangan :
d = Selisih dalam rank spearman antara resudual dengan variabel bebas k
1
. N = Jumlah pengamatan ..................Sudrajat, 1988 : 198
3. Multikolinieritas
Adalah adanya
hubungan yang
sempurna antara semua beberapa variabel eksplanatory dalam model regresi yang dikemukakan. Untuk
mengetahui adanya multikolinieritas dapat dilihat dengan kolinieritas sering ditandai dengan nilai R
2
yang tinggi, koefisien korelasi sederhananya tinggi, nilai f hit tinggi significant. Sudrajat, 1988: 167.
3.4.2. Teknik Analisis
Dalam penulisan skripsi ini pembahasannya menggunakan model linier berganda. Data diolah dengan menggunakan statistic dalam bentuk
persamaan untuk menentukan pada hubungan antara variabel dependent
dengan variabel independen, sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut:
Y = f X
1
, X
2
, X
3
, X
4
...........................................[Sudrajat, 1998; 127] Model fungsional tersebut diatas akan ditetapkan pada model
regresi berganda baik yang linier maupun non linier, seperti rumus dibawah ini :
Y =
+
1
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+
4
X
4
+ .....................
[Sudrajat, 1998;
79].
Dimana :
Y
1
= Investasi Sektor Pertanian Y
2
= Investasi Sektor Industri X
1
= IHSG X
2
= PDRB X
3
= Tingkat Suku Bunga X
4
= Inflasi
= Konstanta
1
-
4
= Koefisien
regresi i =
Pengamatan
= Variabel Pengganggu Untuk mengetahui apakah model linier berganda tersebut cukup
banyak digunakan dalam pembuktian selanjutnya dan untuk mengetahui
sampai sejauh mana variabel bebas mampu menjelaskan variasi atau keeratan variabel terikat maka perlu untuk diketahui nilai R
2
Koefisien determinasi dengan menggunakan rumus :
Total JK
gresi JK
R Re
2
Dimana : R
2
= Koefisien
determinasi JK Regresi = Jumlah Kuadrat Regresi
JK Total
= Jumlah
Kuadrat Total
Karakteristik utama
R
2
adalah : a.
Nilai R
2
n negative, merupakan rasio dan jumlah kuadrat b. Nilai berkisar antara 0 dan 1 atau 0 R 1
1. Apabila R sama atau mendekati nol, maka tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y.
2. Apabila R sama atau mendekati 1, maka terjadi kecocokan sempurna antara garis regres dengan kelompok data hasil observasi.
Selanjutnya untuk mengetahui hubungan secara simultan antara variabel bebas dan variabel terikat maka digunakan hipotesis sebagai
berikut:
a. Uji
F Disebut
juga uji
beda varians yaitu pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui hubungan atau pengaruh dari variabel bebas secara simultan atau serempak terhadap variabel terikat, dengan kriteria sebagai berikut
H :
1
=
2
=
3
=
4
= 0 Tidak ada pengaruh secara simultan antara variabel independent {X1,
X2, X3, X4 terhadap variabel dependen {Y}. Hi :
1
=
2
=
3
=
4
0 terdapat pengaruh secara simultan antara variabel independent {X1, X2,
X3, X4}, terhadap variabel dependent {Y}.
Gambar 9.
Distribusi Daerah Penerimaan Penolakan Variabel Bebas X Secara Simultan terhadap Variabel Terikat
Y.
Daerah penolakan
H Daerah
penerimaan Ho
F
tab
Sumber : Sudrajat, MSW, 1998, Mengenal Ekonometrika Pemula, Cetakan Kedua CV Armiko Bandung, hal 94
H diterima jika F hitung F table.
H ditolak jika F hitung F table.
F
hitung
= Galat
KT gresi
KT Re Sudrajat,
1988:94
Dimana : KT = Kuadrat Tengah Means of Square = MS.
Galat =
Error =
Residual. Kaidah
pengujiannya :
1. Apabila F
hitung
F
tabel
maka Ho ditolak dan Hi diterma, artinya variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.
2. Apabila F
hitung
F
tabel,
maka Ho diterima dan Hi ditolak, yang berarti secara simultan variabel bebas tidak berpangaruh terhadap variabel
terikat. b.
Uji t
Yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengaruh dari masing-masing variabel bebas dan secara parsial atau
individu atau secara terpisah terhadap variabel terikat dan kriteria sebagai berikut :
Ho :
i = 0 tidak ada pengaruh Hi :
i 0 ada pengaruh
Gambar 10. Distribusi
Daerah Penerimaan Penolakan Variabel
Bebas X Secara Parsial terhadap Variabel Terikat Y.
Daerah Penerimaan
Ho Penolakan
Ho Daerah
Penolakan Ho
Daerah
t tab
‐t tab
Sumber : Sudrajat, MSW, 1998, Mengenal Ekonometrika Pemula, Cetakan Kedua, CV Armiko Bandung, hal 94
t
hitung
=
i i
Se
Sudrajat, 1988:122
Dengan derajat kebebasan sebesar n-k-1 dimana : = koefisien Regresi
Se =
Standart Error
n =
Jumlah Sampel
k =
Jumlah Parameter
i = Variabel
bebas Kaidah
pengujian :
a. Apabila
t
hitung
t
table
maka Ho ditolak dan Hi diterima, berarti ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
b. Apabila
t
hitung
t
tabel
maka Ho diterima dan Hi ditolak, berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis di Jawa Timur
Jawa Timur terletak antara 110.54 dan 115.57 BT , 5.37 dan 8.48 LS. Dengan luas daratan mencapai 46.712,80 km2 dan terbagi dalam 37 wilayah
KabupatenKota. Menurut kondisi geografisnya, Jawa Timur dibagi menjadi 3 bagian : dataran tinggi lebih 100 meter di atas permukaan laut, sedang 45-100
meter, dan rendah di bawah 45 meter Jumlah penduduk Jawa Timur berdasarkan sensus bulan Juni 2000 mencapai 34.525.588 jiwa terdiri dari
16.980.594 jiwa laki-laki dan 17.544.944 jiwa perempuan, dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 720 jiwakm2.
Berdasarkan letak geografis, kondisi sosio-kultur, potensi alam dan infrastruktur, maka Jawa Timur dibagi 4 bagian:
Bagian Utara dan Pulau Madura, merupakan daerah pantai dan dataran rendah
serta daerah pegunungan kapur yang relatif kurang subur.
Bagian Tengah merupakan daerah dataran rendah dengan perbukitan dan gunung-gunung berapi yang relatif subur.
Bagian Selatan-Barat Daerah Mataraman merupakan daerah pegunungan
dengan gunung-gunung berbatu dan kapur yang relatif kurang subur.
57