Teori Tentang Tingkat Suku Bunga A.Teori Klasik

2.2.6. Tingkat Suku Bunga 2.2.6.1. Pengertian Tingkat Suku Bunga Suku bunga adalah harga yang dibebankan oleh unit ekonomi yang mengalami surplus pada unit ekonomi yang mengalami defisit atas pinjaman yang diberikan dari tabungannya. Diulio, 1993 : 42 Suku bunga adalah harga dari meminjam untuk menggunakan daya belinya. Puspopranoto, 2004 : 70 Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dana yang tersedia untuk dipinjamkan leonable fund. Boediono, 1998 : 76 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga adalah harga yang dibebankan oleh unit ekonomi yang mengalami surplus ke unit ekonomi yang mengalami defisit untuk penggunaan daya beli uang dalam jangka waktu tertentu.

2.2.6.2. Teori Tentang Tingkat Suku Bunga A.Teori Klasik

Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Alasannya, seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayar oleh investor untuk dana investasi tersebut yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana. Makin rendah tingkat bunga, maka investor akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga semakin kecil. Tingkat bunga dalam keadaan seimbang akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan investor untuk melakukan investasi. Secara grafik, keseimbangan tingkat suku bunga dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 3 Teori Klasik tentang Tingkat Suku Bunga Tabungan i 1 i o Investasi i Investasi o Jumlah Rp yang ditabung dan So S 1 diinvestasikan Sumber: Norpirin, 1992, Ekonomi Moneter, Edisi Keempat, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, hal72 . Keseimbangan tingkat bunga ada pada i o dimana jumlah tabungan sama dengan investasi. Apabila tingkat bunga diatas i o, jumlah tabungan melebihi keinginan investor untuk melakukan investasi. Para penabung akan saling bersaing untuk meminjamkan dananya dan ini akan menekan tingkat bunga kembali ke posisi i o . Sebaliknya apabila suku bunga dibawah i o , para investor akan saling bersaing untuk memperoleh dana yang jumlahnya lebih kecil dan ini akan mendorong tingkat bunga kembali naik pada posisi i o . Pada tingkat bunga yang sama dengan tingkat investasi, investor bersedia meminjam dana lebih besar untuk membiayai investasinya. Keadaan ini dalam gambar, ditunjukkan dengan bergesernya kurva permintaan investasi ke kanan atas, dan keseimbangan tingkat bunga yang baru pada titik i o . Norpin, 1992 : 70-72 B.Teori Keynes Tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter. Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang ditentukan dalam pasar uang. Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi. Permintaan akan uang, oleh keynes disebut ”Liquidity Preference” permintaan uang tergantung pada tingkat bunga. Dalam gambar, sumbu horizontal mengukur jumlah dan permintaan uang dan sumbu vertikal untuk tingkat bunga. Tingkat bunga dalam keseimbangan dalam gambar, apabila jumlah uang kas yang diminta sama dengan penawarannya jumlah uang beredar. Apabila tingkat bunga dibawah tingkat keseimbangan, masyarakat menginginkan uang kas lebih banyak dengan cara menjual surat berharga yang dipegang sehingga hal ini akan mendorong harganya turun tingkat bunga naik. Sebaliknya, apabila tingkat bunga diatas keseimbangan, masyarakat menginginkan uang kas lebih sedikit dengan cara membeli surat berharga, hal ini akan mengakibatkan naik harga surat berharga tingkat bunga turun 0 sampai keseimbangan terjadi. Nopirin, 1992 : 90-93 Gambar 4: Teori Keynes tentang Tingkat Bunga Tingkat Bunga Jumlah Uang r eq Liquidity Preference Jumlah Uang dan Permintaan Uang Sumber: Norpirin, 1992, Ekonomie Moneter, Edisi Keempat, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, hal72.

2.2.6.3. Fungsi Tingkat Bunga Dalam Perekonomian