Perkembangan Investasi Penanaman Modal Asing Sektor Pertanian dan Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan

Jawa Barat dan Banten. Jumlah nilai investasi hingga Desember 2009 untuk Penanam Modal Asing PMA 1,415 miliar dollar AS, sedangkan untuk Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN mencapai Rp 9,5 triliun.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang data- data serta perkembangan Investasi Penanaman Modal Asing persektor Pertanian, dan Industri sehingga dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan, Produk Domestik Regional Bruto, Tingkat Suku Bunga, dan Inflasi.

4.2.1. Perkembangan Investasi Penanaman Modal Asing Sektor Pertanian dan

Industri Perkembangan Investasi Penanaman Modal Asing sektoral Pertanian, dan Industri, dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 yang menjelaskan bahwa pada tahun 1994 sampai 2008, Investasi Penanaman Modal Asing sektoral Pertanian terbesar pada tahun 2007 sebesar Rp. 45.267 juta dan Investasi Penanaman Modal Asing sektoral Pertanian yang terendah yaitu pada tahun 2000 sebesar Rp. 369 juta, Perkembangan sektor Pertanian terbesar terjadi pada tahun 1997 sebesar 1692 dan terendah sebesar -98,65 terjadi pada tahun 1999, Investasi Penanaman Modal Asing sektoral Industri terbesar pada tahun 1995 sebesar Rp.8.323.763 juta dan Investasi Penanaman Modal Asing sektoral Industri yang terendah yaitu pada tahun 1999 sebesar Rp.165.495 juta. Perkembangan sektor Industri terbesar terjadi pada tahun 2001 sebesar 505,61 dan terendah sebesar -94,14 terjadi pada tahun 2002. Tabel.1. Perkembangan Investasi Penanaman Modal Asing Sektoral Pertanian dan Industri 1994-2008 Tahun Pertanian juta Rp Perkembangan Industri juta Rp Perkembangan 1994 19.304 5.709.527 1995 17.440 - 9,65 8.323.763 45,78 1996 900 - 94,83 2.676.592 - 67,84 1997 16.128 1692 4.390.848 64,04 1998 33.017 104,71 555.981 - 87,33 1999 443 - 98,65 165.495 - 70,23 2000 369 - 16,60 260.878 57,63 2001 7.195 1846,17 1.579.918 505,61 2002 1.720 - 76,09 92.500 - 94,14 2003 1.618 - 5,93 303.490 228,09 2004 3.053 88,68 188.471 - 37,89 2005 7.064 131,37 371.208 96,95 2006 6.258 - 11,41 369.998 - 0,32 2007 45.267 623,34 730.412 97,40 2008 18.810 - 58,44 891.140 22,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah

4.2.2. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan

Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2 yang menjelaskan bahwa pada tahun 1994 sampai 2008, Pada tahun 2001 Indeks Harga Saham Gabungan merupakan tingkat yang paling rendah selama periode penelitian sebesar 329,040. Pada tahun 2007 Indeks Harga Saham Gabungan mengalami bull market sebesar 2745,826 dan perkembangan terendah Indeks Harga Saham Gabungan pada tahun 2008 sebesar -50,63 , perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan terbesar pada tahun 1999 sebesar 72,97 . tetapi pada tahun 2002 hingga 2007 perdagangan harga saham di BEI berlangsung cukup marak sebesar 424,945 hingga 2745,826 sehingga bisa di katagorikan sebagai bullish. Tabel.2. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan Tahun 1994-2008 Tahun Indeks Harga Saham Gabungan Perkembangan 1994 569,64 1995 513,85 - 9,79 1996 637,43 24,04 1997 401,71 - 36,97 1998 398,04 - 0,91 1999 688,521 72,97 2000 416,321 - 39,53 2001 329,040 - 20,96 2002 424,945 29,14 2003 691,895 62,81 2004 1000,233 44,56 2005 1162,635 16,23 2006 1825,523 57,01 2007 2745,826 50,41 2008 1355,41 - 50.63 Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Bank Indonesia diolah

4.2.3. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto